Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

TRANSISTOR

NIM : 021800020

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Komponen elektronika merupakan sebuah alat yang menjadi pendukung atau bagian dari
rangkaian elektronik yang bisa bekerja sesuai dengan fungsinya. Komponen elektronika
ini dapat berupa kapasitor, transistor, resistor, dioda, lampu, PCB, CCB dan lain-lain.
Semua komponen elektronika tadi di lekatkan pada sebuah papan rangkaian elektronik
dengan menggunakan soder atau mungkin tidak melekat pada papan rangkaian namun
dihubungkan dengan kabel.
Komponen elektronika terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika yang terdiri dari satu
atau lebih bahan-bahan elektronika yang disatukan. Masing-masing rangkaian
elektronik memiliki fungsi yang berbeda-beda bergantung pada komponen-komponen
elektronika yang terpasang pada rangkaian tersebut.
Masing-masing komponen elektronika bentuk, ukuran, dan memiliki fungsi yang
berbeda-beda seperti mengatur arus dan tegangan, menyekat arus,meratakan arus,
memperkuat sinyal dan lain-lain.
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika, dalam mempelajari ilmu
elektronika perlu sekali untuk memahami apa itu transistor. Karena sebagian besar
komponen rangkaian elektronik memiliki transistor maka dari itu seorang yang belajar
ilmu elektronika harus mempelajari terlebih dahulu komponen-komponen elektronika
salah satunya adalah transistor.
Transistor ditemukan pertama kali oleh William Shockley, John Barden, dan W. H
Brattain pada tahun 1948. Mulai dipakai secara nyata dalam praktek mereka pada tahun
1958. Sebelum transistor ditemukan, teknologi pada masa itu menggunakan sebuah alat
berbentuk tabung berukuran ibu jari tangan orang dewasa yang di dalamnya terdapat
ruang vakum yang disebut dengan vacum tubes. Teknologi tersebut sudah dipergunakan
pada komputer pertama di dunia.

1.2 TUJUAN
1.3 LATAR BELAKANG
1.4 MANFAAT
 Mengetahui kegunaan transistor adalah pengatur tegangan
 Jika terjadi konsleting listrik kita bisa mengetahui sebab kenapa bisa terjadi
 Kita bisa mngetaur jumlah tegangan listrikdi sekitar lingkungan kita
 Membuat kita lebih hati” dalam menggunakan listrik
BAB II

DASAR TEORI

2. 1 Pengertian Transistor

Menurut Wikipedia Indonesia (2013) “Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsi lainnya” . sedangkan apabila ditinjau dari segi bahasa transistor berasal dari
dua kata yang memiliki arti berbeda yaitu “transfer” yang berarti penyaluran atau pemindahan dan
“resistor” yang berarti penghambat. Sedangkan transistor menurut dasarelektronika.com (2013)
adalah “∙∙∙suatu pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu
atau keadaan tertentu”. Jadi bisa dikatakan transistor adalah alat semi konduktor yang berguna untuk
penguat, penyambung, stabilisasi modulasi sinyal dan lain-lain pada suhu atau keadaan tertentu.
Transistor terdiri dari dua macam dioda, dan banyak dibuat dari bahan-bahan seperti
germanium, silikon dan garnium arsenide. Menurut Fajar (2010) “kemasan dari transistor itu sendiri
biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas
dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted Circuit)”. Di kehidupan nyata transistor memiliki 3
terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang
melalui 2 terminal lainnya. Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Pada rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog dapat berupa pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Pada rangkaian
digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi dan beberapa transistor juga dapat
dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, dan memori.

Gambar 1.1 Transistor

2 2. 2Jenis-jenis Transistor

Sama halnya dengan komponen elektronika yang lain, transistor juga memiliki jenis yang
berbeda-beda. Menurut Fathi (2011) “Jenis-Jenis Transistor yang paling umum dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan”. Jenis transistor tersebut sangat
mempengaruhi rangkaian yang terdapat transistor tersebut, beberapa rangkaian yang sangat
dipengaruhi oleh jenis transistor yang digunakan atau dipasang adalah rangkaian amplifier, rangkaian
audio, rangkaian saklar , rangkaian tegangan tinggi dan lain-lain.

1. Transistor Bipolar (Transistor Dwikutub)


Transistor jenis ini banyak sekali digunakan pada peralatan-peralatan elektronik di sekitar.
Transistor ini memiliki 3 kaki yang berbeda-beda kaki pertama diberi nama Basis atau biasanya
dengan kode (B), kaki Emitor atau (E), dan kaki Kolektor (K).

Gambar 1.2 Transistor


Transistor bipolar ini terdiri dari dua jenis apabila di tinjau dari jenis susunan lapisan yang ada di
dalam transistor tersebut.

a. Transistor Jenis PNP

Transistor jenis ini terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis P dan satu lapis bahan
konduktor jenis N. Menurut Wikipedia Inonesia (2013) “ Arus kecil yang meninggalkan basis pada
moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor”. Dengan kata lain transistor jenis PNP akan
hidup atau bekerja saat Basis lebih rendah dari pada Emitor. Lambang transistor ini memiliki tanda
panah yang menunjuk ke dalam pada kaki Emitor (E).
Gambar 1.3 Transistor PNP
b. Transistor Jenis NPN
Transistor NPN terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis N, dan satu lapis bahan semi
konduktor jenis P. Transistor jenis ini banyak digunakan karena pergerakan elektron pada bahan semi
konduktor lebih tinggi sehingga memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi. Cara kerja
transistor ini berlawanan dengan transistor jenis PNP, atau dengan kata lain transistor jenis NPN akan
bekerja saat Basis lebih tinggi daripada Emitor. Lambang transistor ini memiliki tanda panah yang
menunjuk ke luar pada kaki Emitor.

Gambar 1.4 Transistor NPN dan Kakinya


2. Transistor Efek Medan (Transistor FET)
Transistor jenis ini bekerja dengan prinsip mengalirkan aliran elektron dari tegangan.
Menurut komponenelektronika.org (2012) “ FET beroperasi dengan efek medan listrik pada aliran
elektron melalui satu jenis bahan semikonduktor”. Sama dengan transistor bipolar, transistor efek
medan ini memiliki 3 kaki yang diberi nama Drain (D), Source (S) dan Gate (G). Sistem kerja dari
transistor ini adalah dengan cara mengendalikan arus aliran elektron dari terminal Source ke Drain
melalui saluran dengan menggunakan tegangan yang diberikan oleh terminal Gate. Saluran tersebut
terbuat dari bahan semikonduktor jenis N dan P.
Transistor FET ini memiliki 2 jenis yaitu Enhancement Mode dan Depletion Mode. Kedua
jenis transistor FET tersebut menandakan polaritas tegangan pada Gate dibandingkan dengan Source
saat transistor menghantarkan listrik. Contoh pada depletion mode Gate negatif dibandingkan dengan
Source, sedangkan pada enhancement mode Gate positif. Apabila tegangan pada Gate di rubah
menjadi positif maka aliran arus kedua mode di antara Source dan Drain akan meningkat.

Gambar 1.5 Transistor Efek Medan (FET)

2.3 Fungsi Transistor


Transistor memiliki beberapa fungsi di antaranya adalah :
ü Amplifier : Penguat
ü Mixer : Mencampur Frekuensi
ü Rectifier : Penyearah
ü Switcher : Penghubung (saklar)
ü Oscilater : Pembangkit getaran
Contoh Rangkaian Elektronik Menggunakan Transistor

Gambar 1.6 transistor Sebagai Gerbang NOT


Gambar 1.7 Transistor Sebagai Gerbang AND

Gambar 1.8 Transistor Sebagai Gerbang OR

Gambar 1.9 Transistor Sebagai Oscilator


2.3 Menentukan Kaki dan Jenis Transistor
Untuk menentukan jenis transistor dan ketiga kakinya maka dapat menggunakan dua cara,
yang pertama dengan melihat pada datasheetnya. Sedangkan yang kedua dengan melakukan
pengukuran/ tes kondisi menggunakan AVOmeter/ multitester. Pada kesempatan kali ini kami akan
menjelaskan cara kedua yaitu dengan melakukan tes kondisi menggunakan multitester, yaitu:
1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor.
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini, yaitu yang dimiliki pada
jenis PNP. Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut dengan nama lain,
sebagai contoh kaki 1, kaki 2, dan kaki 3. Kemudian atur multitester ke Ohm meter x10 atau x10 0
kemudian kita cari kaki basis dengan:
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe hitam dihubungkan
ke kedua kaki yang lain, apabila multitester memberikan nilai ukur resistansi yang rendah (jarum
bergerak lebar) pada keduanya maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PN P. Dan N PN
apabila probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti sebelumnya. Jika hanya
pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak kemungkinan basis-nya 2 atau 3. Ulangi lagi, carilah
konfigurasi sampai diketemukan jarum multitester bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan
jenis transistor NPN atau PNP:

Gambar 2.0 Menentukan Basis dan Jenis Transistor

· NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah maka jarum bergerak.
kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak
bergerak.
· PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam maka jarum bergerak.
kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah jarum tidak
bergerak.

2. Menentukan Kaki Kolektor dan Emitor.


Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor dan emitor dengan
konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki kolektor dan emitor setting multmeter di
pindah ke Ohm meter x10 KOhm , Kemudian lakukan teknik berikut.
· Misalnya transistor N PN . Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki selain basis dengan cara
menempelkan probe bersama jari tangan kita (probe dan kaki transistor dipegang jadi satu).
· Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan jangan
disentuh dengan jari tangan.
· Sentuh kaki basis dengan jari tangan (dengan tujuan memberikan bias pada kaki tersebut mengingat
tubuh kita juga memiliki energi listrik potensial). Jika jarum multitester tidak bergerak, balik
posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak
cukup lebar maka bisa dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki yang
lain (probe merah) adalah emitor.
· Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe hitam dibalik.

Gambar 2.1 Menentukan Kolektor dan Emitor

Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada kemasan transistor.
Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c, tanda titik bulat, titik kotak atau titik segitiga
yang berada di kemasan transistor.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
3.2 LANGKAH KERJA
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. PERCOBAAN PERTAMA
Vgs(volt) -6 -5 -4,5 -4 -3,5 -3 -2,5 -2
Idrain (mA) 0 0 0 0 0 0 0,1 0,15

Vgs(volt) -1,5 -1 0 1 2 3 4 5
Idrain (mA) 0,2 0,3 0,35 0,60 0,7 0,95 1,25 1,40

2.4 PERCOOBAAN KEDUA


V1 = Vds(volt) 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,8 1
tetap
V1 = -4v Idrain mA 0 2 4 6 8 10 14 3mA 25mA
R= 1k Ώ
V1 = -3v Idrain mA 0 2 4 6 8 10 14 1,5m 25mA
A
R= 470
Ώ
V1 = -2v Idrain mA 0 2 4 6 8 11 13 1mA 25A
R= 100
Ώ
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
 Transistor adalah alat semi konduktor yang berguna untuk penguat, penyambung, stabilisasi
modulasi sinyal dan lain-lain pada suhu atau keadaan tertentu. Transistor terdiri dari dua
dioda yang terbuat dari germanium, silikon, dan garnium arsenide yang dibungkus dengan
plastik, metal atau surface Mount. Transistor memiki 2 jenis yaitu transistor bipolar (transistor
dwikutub), dan transistor efek medan (FET). Transistor bipolar dibagi menjadi 2 berdasarkan
susunan bahan semikonduktor yaitu transistor PNP (2 lapis bahan semikonduktor P dan 1
lapis bahan semi konduktor N) dan transistor NPN (2 lapis bahan semikonduktor N dan 1
lapis bahan semikonduktor P). Sedangkan pada transistor efek medan (FET) juga dibagi
menjadi dua yaitu enhancemen mode dan depletion mode, hal tersebut berdasarkan polaritas
pada saluran-saluran yang ada pada transistor. Transistor memiliki beberapa fungsi di
antaranya adalah amplifier (penguat), mixer (mencampur frekuensi), rectifier (penyearah),
switcher (penghubung/saklar), oscilater (pembangkit getaran).

5.2 SARAN
 Dalam melakukan praktikum , praktikan di tuntut ketelitian, kesabaran , sehingga data
yang diperoleh valid.
 Sebelum melakukan praktikum, pratikan harus mempelajari dan memahami dahulu
materi yang akan dipraktikumkan, serta membaca dan memahami buku panduan
yang berkaitan dengan praktikum yang akan dilakukan pada waktu itu. Hal ini
bertujuan agar dalam pelaksanaan praktikum tidak kesulitan untuk melakukan
praktikum dan agar praktikum berjalan dengan lancar.
 Saat melakukan praktikum harus mengikuti prosedur yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Fajar, Transistor dan Penjelasannya (Dasar-Dasar Elektronika), (Online),
(http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2018083-transistor-danpenjelasannya-dasar-
dasar/#ixzz2ltVEf9ML), diakses pada 27 November 2013

Komponenelektronika.org, Mengenal Field Effect Transistor (FET) / Transistor Efek


Medan, (Online),
(http://komponenelektronika.org/mengenal-field-effecttransistor-fet-transistor-efek-
medan.htm), diakses pada 27 November 2013

Wikipedia Indonesia, Transistor, (Online),


(http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor), diakses pada 20 November 2013.

Anda mungkin juga menyukai