Kelompok kerja Orang-orang yang bekerja dalam proses untuk menghasilkan output
Pemilik Pihak yang yang bertanggung jawab untuk operasi dari proses dan
untuk perbaikan proses.
I. Definisi Tentang Proses & Manajemen Proses
Enam komponen penting untuk manajemen proses menurut Gabriel –Pall (1987):
Menugaskan tanggung jawab untuk desain, operasi, dan perbaikan
Kepemilikan
proses
Menetapkan suatu pendekatan tersetruktur dan terdisiplin untuk mengerti ,
Perencanaan mendefinisikan, dan mendokumentasikan semua komponen utama dalam
proses dan hubungan antar komponen utama itu.
• Sponsor adalah orang-orang yang memiliki hak, tanggung jawab dan kewenangan
terbesar untuk menjamin bahwa usaha perbaikan proses akan berhasil
• Stakeholder adalah bawahan dari sponsor dalam organisasi yang sama atau organisasi
lain, yang memiliki suatu hak penting dalam proses fungsional silang, dan tanpa
dukungan mereka usaha-usaha perbaikan akan gagal.
• Pernimpin Proyek adalah Orang-orang yang mengelola usaha-usaha tim perbaikan dan
pada urnumnya ditunjukan oleh sponsor
II. Langkah-Langkah Perbaikan Proses
Hubungan antara sponsor, stakeholder,pemimpin proyek dan anggota tim dalam perbaikan proses
dari Ford ditunjukan dalam Gambar III.4.
191
II. Langkah-Langkah Perbaikan Proses
Proses untuk implementasi perbaikan proses di atas yang sekaligus mencakup integrasi dari rencana-
rencana pelatihan dapat diringkaskan sebagai berikut:
• Kelompok manajemen senior , seperti: komite operasional atau kepala divisi, mengidentifikasi isu-isu
strategis dari organisasi sebagai bagian dari pengembangan rencana bisnis.
• Studi-studi yang berkaitan dengan perbaikan proses spesifik diidentifikasi dan diberikan prioritas
berdasarkan pada dampak proses itu terhadap strategi dan isu-isu bisnis.
• Kelompok manajemn menjadwalkan dan mengikuti seminar eksekutif untuk membantu memperjelas
• Untuk setiap studi, sponsor memilih seorang pemimpin proyek perbaikan proses dan mungkin
seorang Fasilitator, untuk mengikuti suatu pelatihan yang mendalam tentang keterampilan
kepemimpinan.
II. Langkah-Langkah Perbaikan Proses
• Sponsor dan pemimpin proyek, bersama-sama dengan stakeholder yang lain membangun suatu tim
proyek fungsional silang.
• Dengan menggunakan metodologi perbaikan proses, pernimpin proyek memberi petunjuk dan
melatih anggota tim pada setiap tahap dari usaha perbaikan. Bantuan awal dari pelatihan tim dan
penerapan metodologi perbaikan proses tersedia untuk tim-tim Ford melalui pusat pelatihan dan
pendidikan kualitas Ford.
• Sepanjang waktu, manajemen menilai kemajuan proses sena mendifinisikan kernbali periorits-
prioritas perbaikan dan memberikan pengaruh yang tepat.
• Bagian operasi dan pemasok-pemasok Ford dapat menggunakan pengalamanpengalaman mereka
dalam perbaikan proses untuk mengembangkan pelatihan internal dan kapabilitas konsultasi.
II. Langkah-Langkah Perbaikan Proses
Dr. Dougles Montgomey pada tahun 1990 mengemukakan suatu model yang disebut sebagai Model Perbaikan
Kualitas Prosees Bisnis (Business Proccess Quality Improvement — BPQI) seperti ditunjukan pada Gambar III.5.
II. Langkah-Langkah Perbaikan Proses
Dari gambar III.6 tampak bahwa para peserta yang terlibat dalam manajemen proses terstruktur
adalah:
1. Sponsor adalah eksekutif yang mempunyai tanggungjawab atas proses secara menyeluruh, yang
biasanya berasal dari menejemen puncak.
2. Koordinator adalah orang yang paling bertanggungjawab untuk memuluskan aliran proses.
3. Pemilik proses adalah orang yang secara langsung bertanggung jawab untuk proses yang akan
dianalisis.
4. Kelompok penasehat manajemen adalah manajer yang terlibat dlam proses yang sedang di analisis.
5. Tim adalah orang-orang kunci dari area yang dipelajari dalam proses, serta mereka yang memberikan
kontribusi, seperti wakil dari departemen terkait.
Tim tergantung pada kompleksitas dari proses yang sedang dikaji, yang biasanya berkisarantara enam
sampai delapan orang. Diperlukan komitmen manajemen untuk mengizinkan anggota tim menggunakan
waktu mengikut pertemuan-pertemuan dan memberdayakan peserta dengan pengetahuan yang relevan
dalam perbaikan proses itu.
II. Langkah-Langkah Perbaikan Proses
Dalam Gambar III.6 tampak bahwa model manajemen proses terstruktur memiliki sembilan langkah sebagai
berikut:
1. Identifikasi Proses. Koordinator mengatur pertemuan dengan sponsor yang merupakan stakeholder utama, dan
pemilik proses untuk membahas topik-topik berikut:
Menjabarkan prosedur yang harus diikuti
Mendiskusikan ruang lingkup tujuan-tujuan
Menjabarkan tugas-tugas tim, termasuk menetukan ruang lingkup dan tujuan, mendokumentasikanaliran
proses, validasi kelemahan-kelemahan kunci dapat dapat ditanggulangi, dan terakhir mengembangkan
suatu rencana kualitas yang akan digunakan oleh pemilik proses sebagai petunjuk untuk perbaikan proses.
2. Pemilihan Tim. Jika sponsor telah menyetujui untuk melaksanakan perbaikan proses, peserta Iaindipilih dan
pertemuan-pertemuan dijadwalkan.
II. Langkah-Langkah Perbaikan Proses
3. Penetapan Ruang Lingkup dan Tujuan. Suatu pertemuan yang dihadiri oleh semua peserta dalam perbaikan proses
dilakukan untuk menetapkan ruang lingkup dan tujuan-tujuan perbaikan proses.
4. Identifikasi Kelemahan Proses. Tim, pernilik proses, dan koordinator bertemu untuk meninjau ulang aliran proses
agar menjadi benar dan menjamin bahwa telah tercipta pemahaman yang lengkap diantara semua peserta tentang
proses tersebut.
5. Pengembangan Rekomendasi untuk perbaikan proses. Tim, pernilik proses, dan koordinator mengembangkan rekomendasi-
rekomendasi dengan memperhatikan biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.
6. Memporoleh Persetujuan. Selanjutnya diselenggara penemuan yang dihadirkan oleh semua peserta perbaikan proses untuk
mendiskusikan rekomendasi-rekomendasi, dan memperoleh persetujuan dari sponsor untuk mengimplementasikan
rekomendasikan itu
II. Langkah-Langkah Perbaikan Proses
7. Pembangunan Rencana Kualitas. Pada langkah ini pernilik proses — dengan bantuan koordinator dan tim
mengembangkan rencana-rencana tindakan untuk melaksanakan rekomendasi-rekomendasi yang telah disetujui
bersama itu.
8. Presentasi rencana kualitas. Pemilik proses memresentasikan rencana kualitas kepada semua peserta agar
diketahui Bersama.
9. Implementasi dan pemantauan kemajuan perbaikan proses.
II. 7 Rekayasa Ulang Prosos Bisnis
Rekayasa ulang proses bisnis merupakansimplifikasi proses bisnis untuk memenuhi permintaan kontemporer dari
konsumen akan kualitas produk, pelayanan, fleksibilitas, dan ongkos yang rendah.
Hummer dan Champy mengemukakan beberapa karakteristik dari rekayasa ulang proses bisnis (BPR), antara
lain:
1. BPR mengintegrasikan dan memadatkan beberapa tugas atau perampingan pekrjaan tertentu menjadi satu
2. BPR memungkinkan adanya beragam versi produk dalam proses yang sama untuk memenuhi permintaan pelanggan
yang selalu berubah, mengantisipasi perubahan dan bermacam-macam pasar
3. BPR memberikan kewenangan kepada pekerja untuk membuat keputusan yang berkaitan langsung dengan
pekerjaan mereka
4. BPR membentuk langkah-langkah kerja dalam proses dengan mengikuti susunan natural sesuai kebutuhan
5. BPR memungkinan relokasi pekerjaan melewati batas organisasional untuk meningkatkan performansi prose secara
keseluruhan
6. BPR mengurangi pemeriksaan dan pengawasan karena pemeriksan dan pengawasan dianggap sebagai aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah
II. 7 Rekayasa Ulang Prosos Bisnis
7. BPR meminimumkan rekonsiliasi, karena rekonsiliasi dianggap sebagai aktivitas yang tidak memiliki nilai
tambah
8. BPR metapkan titik kontak tunggal untuk pelanggan, dengan menetapkan seseorang atau suatu tim kecil
yang bertnaggungjawab untuk menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah dari pelanggan
9. BPR memiliki kemampuan mengkombinasikan keuntungan dari sentralisasi dan desentralisasi dalam proses
yang sama
III.8 Rekayasa Ulang Proses Bisnis pada Perusahaan Jhonson & Jhonson
Sebelum membahas rekayasa ulang proses bisnis (BPR) pada perusahan jhonson & jhonson, perlu
dikemukakan filosofi manajemen proses yang dianutoleh perusahaan jhonson & jhonson sebagai berikut
Manajemen proses memungkinkan suatu penilaian berfokus pada pelanggan dari nilai tambah aktivitas
yang dilakukan.
Manajemen proses memperjelas kepemilikan dan tanggungjawab untuk proses bisnis.
Manajemen proses berlandaskan pada pengukuran siklus waktu
Manajemen proses berlandaskan pada keterlibatan pekerja dan fugsional silang atau antar-fungsi dalam
manajemen
Manajemen proses memberikan hasil-hasil berupa peningkatan dalam kualitas dan kepuasan pelanggan,
sementara biaya-biaya akan menurun
Manajemen proses memungkingkan dilakukan studi benchmarking secara efektif dari praktek-praktek
terbaik yang digunakan organisasi bisnis kelas dunia
III.8 Rekayasa Ulang Proses Bisnis pada Perusahaan Jhonson & Jhonson
Langkah-langkah BPR dari perusahaan Jhonson & Jhonson
1. Dokumentasi proses sekarang
• Mendokumentasikan proses yang ada, berkaitan dengan ruang lingup
dan batas proses, dan aktivitas kerja selama ini
• Alat yang digunakan dokumentasi proses bisnis : Flowchart
• 2 pendekatan :
• Mendefinisikan ruang lingkup proses
• Membuat diagram alir proses
2. Identifikasi kebutuhan pelanggan
• Identifikasi suara pelanggan
• Definisi dan identifikasi ukuran efektivitas
3. Analisis proses
• Kuantitasi kesenjangan
• Identifikasi ketidaksesuaian
• Implementasi pengukuran untuk memantau ketidaksesuaian
berprioritas tinggi
III.8 Rekayasa Ulang Proses Bisnis pada Perusahaan Jhonson & Jhonson
4. Pengembangan tindakan korektif
• Analisis sebab-akibat
• Membangkitkan atau mengembangkan solusi
• Mengembangkan peta seharusnya
5. Mengembangkan Rencana Tindakan
• Mengembangkan Rencana Implementasi
• Antisipasi hambatan-hambatan dalam Impedansi Rencana
Perubahan negeri
• Mengkonsumsikan rencana tindakan kepada Stakebolders
Kunci
6. Validasi proses baru
• Perubahan-perubahan pada proyek percobaan
• Evaluasi hasil-hasil
• Merencanakan langkah-langkah
III.8 Rekayasa Ulang Proses Bisnis pada Perusahaan Jhonson & Jhonson
Diagram sebab akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yng memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih
terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, kesesuaian, dan kesenjangan yang ada. Diagram ini
dapat digunakan pada situasi dimana: (l) terdapat perternuan diskusi dengan menggunakan brain storming untuk
diidentifikasi mengapa suatu masalah terjadi, (2) diperlukan analisis lebih terperinci terhadap suatu masalah, dan (3)
terdapat kesulitan untuk memisahkan penyebab dari akibat.
Diagram sebab akibta atau sering disebut diagram tulang ikan (fishbone) atau diagram Ishikawa (Ishikawa diagram)
Manusia
Manusia Pengukuran Metode
Pertanyaan
dan Masalah
Jawab:
1. Pelanggan : Pihak yang menggunakan output secara langsung atau mengguanakan output itu
sebagai input dalam proses kerja mereka.
2. Kelompok kerja : orang-orang yang bekerja dalam proses untuk menghasilkan output
3. Pemasok : Pihak yang memberi input dalam proses.
4. Pemilik : Pihak yang yang bertanggung jawab untuk operasi dari proses dan untuk
perbaikan proses.
Sebutkan dan jelaskan dua kategori informasi yang mengalir dari pelanggan ke kelompok kerja!
Jawab:
Berikut ini dua kategori informasi yang mengalir dari pelanggan ke kelompok kerja:
Jawab:
2 pendekatan yang dilakukan pada dokumentasi proses sekarang yang ada di langkah BPR !