= e
-HVT
=
= e
-HVT
ln
= -.HVT
HVT =
HVT =
Nilai HVT dapat ditentukan secara matematis,
dapat ditentukan secara eksperimen dengan melakukan beberapa pengukuran dan
menggambarkan kurva peluruhan intensitas paparan radiasi. Nilai HVT sangat bermanfaat
untuk keperluan praktis di lapangan, yaitu untuk menentukan tebal suatu bahan yang
diperlukan sebagai penahan radiasi.
1. Penahanan radiasi alpha
Karena radiasi alpha memiliki jangkauan pancaran yang pendek, maka radiasi alpha dapat
ditahan menggunakan materi yang sangat tipis. Misalnya Polonium-212 yang merupakan
pemancar radiasi alpha berenergi tertinggi (10,55 MeV). Di dalam suatu materi, jarak tembus
radiasi alpha tidak lebih dari 11,6 cm, dan karena jarak tembus di dalam air menjadi 1/500 dari
jarak tembus di udara, maka pada penahanan pemancar alpha yang berenergi kurang lebih 10
MeV, semuanya dapat diserap oleh air setebal 0,2 mm atau cukup menggunakan selembar
kertas tebal.
2. Penahanan radiasi beta.
Meskipun tidak sependek alpha, jangkauan radiasi beta juga pendek dan dapat ditahan dengan
bahan yang relatif tipis. Misalnya, radiasi beta berenergi 1 MeV dapat ditahan dengan
aluminium setebal 3,5 mm. Apabila radiasi beta yang berenergi tinggi mengalami penurunan,
akan dipancarkan sinar-X dengan atenuasi radiasi sepanjang jangkauan pancarannya. Terhadap
sinar X tersebut juga harus dilakukan penahanan. Semakin besar nomor atom suatu materi,
semakin mudah terjadi atenuasi, sehingga untuk penahanan radiasi beta dapat digunakan
lembar plastik dengan tebal 1,0-1,5 mm. Penahanan radiasi positron sama seperti pada radiasi
beta, namun yang terpenting dalam penahanan radiasi ini tidak terbentuk radiasi gamma yang
merupakan penggabungan antara radiasi positron dengan elektron.
3. Penahanan radiasi gamma (Sinar-X).
A. Hukum kuadrat terbalik.
Apabila radiasi gamma dari sumber radiasi terpancar ke segala arah, intensitas
radiasi gamma di suatu titik akan menjadi lemah karena berbanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya dari sumber radiasi. Hal ini disebut hukum kuadrat terbalik. Oleh
karena intensitas radiasi gamma menjadi lemah berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya dari sumber radiasi, maka jarak dari sumber radiasi merupakan faktor utama
dalam melakukan penahanan. Untuk radiasi gamma yang mempunyai aktivitas 1 Currie,
persentase paparan radiasinya pada titik yang berjarak 1 m disingkat rhm (Rontgen per
jam pada jarak 1 m), yang disebut juga konstanta gamma. Konstanta gamma dari
beberapa sumber radiasi ditunjukkan pada Tabel 1.
B. Penyerapan radiasi gamma oleh bahan penahan.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, jika radiasi gamma dengan intensitas
tertentu menembus bahan penahan, maka intensitas radiasinya akan berkurang secara
eksponensial sebanding dengan tebal bahan penahan. Koefisien pengurangan intensitas
radiasi gamma yang berenergi antara 1-3 MeV tidak berubah karena tebal bahan,
sehingga dapat dianggap bahwa kemampuan penahanan hanya berkaitan dengan rapat
jenis materi.
C. Koreksi hamburan.
Hukum eksponensial yang menunjukkan pengurangan intensitas radiasi apabila
melalui suatu materi, berlaku ketika berkas radiasi sejajar melewati celah bahan
penahan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Sampai saat ini dianggap bahwa radiasi gamma dalam materi akan lepas dari
berkas radiasi sejajar setelah bertumbukan dan selanjutnya akan terhambur. Walaupun
radiasi tidak dalam bentuk berkas radiasi sejajar, dalam bahan penahan yang tipis
jumlah hamburan radiasi gamma sangat sedikit, maka hukum eksponensial masih bisa
digunakan. Sebaliknya, radiasi yang terhambur dalam materi akan menjadi banyak bila
bahan penahan semakin tebal. Maka, intensitas yang dihasilkan akan lebih rendah
daripada intensitas radiasi yang dihitung dengan hukum eksponensial. Pengaruh radiasi
yang telah terhambur dikoreksi menggunakan koefisien build up. Koefisien build
up bergantung pada energi radiasi, tebal materi yang dilewati dan geometri sumber
radiasi. Tentu saja koefisien build up tersebut merupakan nilai yang lebih besar dari 1,
dan cenderung bertambah bila bahan penahannya semakin tebal.
Karena materi bernomor atom besar memiliki koefisien penyerapan massa yang
besar terhadap radiasi gamma dan rapat jenisnya pada umumnya tinggi, maka materi
seperti ini dapat menahan radiasi gamma secara efisien. Dengan mempertimbangkan
sifat dan penggunaannya yang mudah, materi yang digunakan sebagai bahan penahan
gamma misalnya timbal, besi, beton kongkrit. Selanjutnya, penahanan sinar-X hampir
sama seperti gamma, tetapi karena berenergi rendah, maka bahan penahan yang
digunakan cukup tipis saja.
4. Penahanan sinar-X
Apabila partikel beta berkecepatan tinggi melaju menembus materi, maka intensitas sinar-X
yang diperoleh dari pemancaran akan menjadi besar dan sebanding dengan nomor atom target.
Semakin tinggi energi sinar-X, maka semakin besar penyebarannya ke arah depan. Energi sinar-
X sebanding dengan arah penyebarannya. Pada zat radioaktif tertentu sinar-X dapat terbentuk
di dalam zat itu sendiri. Sehingga pada zat radioaktif tersebut diperlukan penahan untuk sinar-X
terutama pada jenis zat radioaktif pemancar radiasi beta berenergi tinggi yang juga disertai
dengan pemancaran radiasi gamma. Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa untuk bahan
penahan zat radioaktif yang dapat memancarkan radiasi beta berenergi tinggi, sebaiknya
digunakan timbal yang memiliki lapisan materi bernomor atom kecil di bagian dalamnya
misalnya plastik atau aluminium
5. Penahanan radiasi neutron
Sama seperti radiasi gamma, neutron berkurang energinya secara eksponensial sebanding
dengan tebal bahan penahan, oleh karena itu dapat dipakai koefisien build up. Tampang lintang
reaksi neutron bergantung pada jenis bahan penahannya. Pada reaksi penangkapan neutron
berenergi rendah, biasanya diperlukan tampang lintang yang luas. Kadmium dan boron
memiliki tampang lintang yang luas, sehingga dengan bahan yang tipis dari unsur tersebut
neutron berenergi rendah dapat ditahan. Dalam penahanan neutron berkecepatan tinggi,
digunakan cara penangkapan setelah kecepatan neutron berkurang karena hamburan elastis.
Untuk mengurangi kecepatan neutron secara efisien, digunakan unsur ringan misalnya hidrogen
dalam parafin atau air sebagai bahan pengurang kecepatan (moderator). Perlu
dipertimbangkan juga penahanan radiasi sekunder seperti radiasi gamma yang dipancarkan
saat terjadi reaksi penangkapan neutron berenergi rendah karena telah berkurang
kecepatannya.
6. Labirin
Radiasi gamma yang terhambur bergantung pada jarak terhadap permukaan dinding
penghambur, bahan dinding dan lain-lain, sehingga intensitas pancaran radiasinya menjadi jauh
lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa labirin sangat berpengaruh terhadap penahanan
gamma. Contoh labirin ditunjukkan pada Gambar 2. Efek penahanan labirin pada radiasi
neutron tidak sebesar radiasi gamma.
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/02/06/08-01-02-06.html
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Surveimeter
2. Sistem Pencacah GM (Geiger-Muller)
3. Pinset
Bahan :
1. Sumber radiasi gamma dengan kolimatornya
D. LANGKAH KERJA
1. Detektor dan system pencacah GM dihidupkan dan dicari daerah kerja GM.
2. Cacah background dilakukan sebanyak 5 kali .
3. Sumber radiasi diletakkan pada jarak 3 cm dari surveimeter / Sistem Pencacah GM dan
diukur paparan radiasinya .
4. Lempengan penahan radiasi A disisipkan antara sumber radiasi dengan surveimeter/
Sistem Pencacah GM dan diukur paparan radiasinya sebanyak 3 kali.
5. Langkah 3 diulangi untuk lempengan penahan radiasi B sampai K .
E. DATA PENGAMATAN
Sumber radiasi : Eu -152
Aktivitas : 9,494 Ci = 351,3 kBq
Tanggal Pembuatan : 1 Juli 2006
Penentuan daerah kerja GM
No. Tegangan Cacahan
1. 680 0
2. 700 4097
3. 720 15666
4. 740 16819
5. 760 18095
6. 780 18710
7. 800 19605
8. 820 19928
9. 840 20761
10. 860 20907
Tegangan kerja =
+ V1 =
=
= e
-HVT
=
= e
-HVT
ln
= -.HVT
HVT =
HVT =
1. Detektor Geiger Muller
a. Bahan aluminium foil :
= e
-HVT
ln
= -0.09x
-0.693 = -0.09x
x =
x = 7,7 mm
jadi HVL untuk aluminium foil adalah 7,7 mm.
b. Bahan : Poly
= e
-HVT
ln
= -0.02x
-0.693 = -0.02x
x =
x = 34.65 mm
jadi HVL untuk Poly adalah 34,65 mm.
y = 551.64e
-0.095x
500
502
504
506
508
510
512
514
516
518
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
C
a
c
a
h
a
n
(
c
p
s
)
Tebal Aluminium Foil (mm)
Kurva Cacahan vs Tebal Al Foil
y = 554.48e
-0.024x
450
460
470
480
490
500
510
0 2 4 6 8 10
C
a
c
a
h
a
n
(
c
p
s
)
Tebal Poly (mm)
Kurva Cacahan vs Tebal Poly
c. Bahan : Plastic
= e
-HVT
ln
= -19,2x
-0.693 = -19,2x
x =
x = 0,036 mm
jadi HVL untuk Plastic adalah 0,036 mm.
d. Bahan : Alumunium
= e
-HVT
ln
= - 0,10x
-0.693 = -0,10x
x =
x = 6,93 mm
jadi HVL untuk aluminium adalah 6,93 mm.
y = 530.99e
-19.2x
0
50
100
150
200
250
300
350
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
C
a
c
a
h
a
n
(
c
p
s
)
Tebal Plastic (mm))
Kurva Cacahan Vs Tebal Plastic
y = 202.04e
-0.106x
0
50
100
150
200
250
0 2 4 6 8 10 12
C
a
c
a
h
a
n
(
c
p
s
)
Tebal Aluminium (mm)
Kurva Cacahan Vs Tebal Aluminium
e. Lead
= e
-HVT
ln
= - 2,17x
-0.693 = -2,17x
x =
x = 0,319 mm
jadi HVL untuk lead adalah 0,319 mm.
2. Surveymeter
a. Bahan : Aluminium
= e
-HVT
ln
= - 2,17x
ln
= - 0,01x
-0.693 = -0,01x
x =
x = 69,3 mm
jadi HVL untuk aluminium foil adalah 69,3 mm.
y = 72.037e
-2.177x
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 0.1 0.2 0.3
C
a
c
a
h
a
n
(
c
p
s
)
Tebal Lead (mm)
Kurva Cacahan Vs Tebal Lead
y = 92.905e
-0.016x
91.4
91.45
91.5
91.55
91.6
91.65
91.7
91.75
91.8
91.85
91.9
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
C
a
c
a
h
a
n
(
c
p
s
)
Tebal Aluminium Foil (mm)
Kurva Cacahan vs Tebal Al Foil
b. Bahan : Poly
= e
-HVT
ln
= -0.00919x
-0.693 = -0.00919x
x =
x = 75.4 mm
jadi HVL untuk poly adalah 75,4 mm.
c. Plastic
= e
-HVT
ln
= -3,07x
-0.693 = -3.07x
x =
x = 0,225 mm
jadi HVL untuk plastic adalah 0,225 mm.
y = 94.17839e
-0.00919x
87
87.5
88
88.5
89
89.5
90
90.5
91
0 2 4 6 8 10
C
a
c
a
h
a
n
(
c
p
s
)
Tebal Poly (mm)
Kurva Cacahan vs Tebal Poly
y = 90.479e
-3.077x
79.5
80
80.5
81
81.5
82
82.5
83
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
C
a
c
a
h
a
n
(
c
p
s
)
Tebal Plastic (mm)
Kurva Cacahan Vs Tebal Plastic
d. Aluminium
= e
-HVT
ln
= -0,04x
-0.693 = -0.04x
x =
x =17,235 mm
jadi HVL untuk aluminium adalah 17,235 mm.
e. Lead
= e
-HVT
ln
= -1,65x
-0.693 = - 1,65x
x =
x =0,42 mm
jadi HVL untuk lead adalah 0,42 mm.
y = 86.244e
-0.046x
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 2 4 6 8 10 12
C
a
c
a
h
a
n
(
c
p
s
)
Tebal Aluminium (mm)
Kurva Cacahan Vs Tebal Aluminium
y = 45.731e
-1.659x
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0 0.1 0.2 0.3
C
a
c
a
h
a
n
(
c
p
s
)
Tebal Lead (mm)
Kurva Cacahan Vs Tebal Lead
G. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tebal paruh (HVL) . Kemampuan suatu
materi untuk menahan atau mengabsorpsi paparan radiasi dipengaruhi oleh berat atom
dari materi tersebut. Semakin besar berat atom, maka intensitas radiasi yang dapat
diserap akan semakin besar karena kerapatan atom akan semakin besar sehingga
semakin banyak bagian dari atom yang akan berinteraksi dengan radiasi yang datang .
Detektor yang digunakan adalah detector Geiger Muller , oleh sebab itu dicari
terlebih dahulu tegangan kerjanya dan diperoleh sebesar 740 volt. Pada percobaan ini
materi bahan yang digunakan adalah aluminium foil, poly,plastic , aluminium dan lead.
Pada pengukuran menggunakan GM diperoleh hasil berturut-turut yaitu 7,7 mm, 34,65
mm , 0,036 mm , 6,93 mm , 0,319 mm . Pengukuran dengan surveymeter memperoleh
nilai 69,3 mm , 75,4 mm , 0,225 mm , 17,235 mm , 0,42 mm.
Penahanan radiasi bertujuan mengurangi intensitas radiasi dengan
memanfaatkan interaksi radiasi dengan materi. Radiasi alpha dan beta dapat ditahan
dengan baik oleh benda yang relatif tipis. Sedang untuk radiasi beta yang berenergi
tinggi, diperlukan bahan penahan seperti halnya yang digunakan untuk menahan sinar-
X. Pada radiasi positron penahanan radiasi dilakukan hingga bebas radiasi.
Untuk penahanan radiasi gamma berlaku hukum kuadrat terbalik. Sedang radiasi
gamma yang merupakan radiasi langsung berkurang secara eksponensial terhadap tebal
bahan penahan. Pengaruh radiasi gamma karena penyebaran pada bahan penahan
perlu dikoreksi dengan menggunakan koefisien build up (build up factor).
Radiasi neutron juga berkurang secara eksponensial terhadap tebal bahan
penahan dan faktor koefisienbuild up juga dapat digunakan. Pada penahanan radiasi
neutron termal, tebal materi dapat dikurangi apabila menggunakan materi yang
memiliki tampang lintang tangkapan neutron yang besar. Untuk menahan radiasi
neutron cepat dapat digunakan cara penangkapan neutron setelah kecepatannya
berkurang akibat hamburan elastis, tetapi radiasi gamma yang terpancar juga harus
ditahan.
Prinsip penahanan radiasi adalah mengurangi intensitas radiasi yang didasarkan
pada interaksi radiasi dengan materi, yaitu dengan mengubah energi radiasi menjadi
energi panas sehingga paparan radiasinya menjadi berkurang. Karena interaksi radiasi
dengan materi berbeda menurut jenis materi dan energi radiasi, maka cara penahanan
yang digunakan juga berbeda. Umumnya intensitas radiasi dapat dikurangi dengan
menambah tebal materi yang digunakan sebagai penahan.Faktor yang mempengaruhi
tebal paruh adalah adalah koefisien serap linier , tebal bahan , dan jenis bahan.
Dari hasil perhitungan didapati bahwa bahan plastic lebih baik dalam menahan
radiasi dibandingkan dengan yang lainnya. Seharusnya bahan yang paling baik
digunakan dalam menahan radiasi adalah timbal (lead) karena memiliki berat atom
paling besar dibanding yang lainnya . Ada beberapa factor yang menyebabkan adanya
kesalahan pada hasil praktikum ini :
1. Radiasi bersifat random (acak) sehingga tidak dapat dipastikan intensitas
radiasi yang diterima masing-masing bahan sama.
2. Data yang diambil terlalu sedikit (hanya dua titik) sehingga memungkinkan
terjadinya kesalahan dalam perhitungan.
H. KESIMPULAN
1. HVL (Half Value Layer) adalah ketebalan materi yang dibutuhkan untuk mengurangi
intensitas paparan radiasi menjadi setengah dari intensitas awalnya.
2. Semakin tebal baahn penahan radiasi makas intensitas radiasi yang diserap akan lebih
banyak.
3. Tebal paro bahan aluminium foil adalah 7,7 mm.
Tebal paro bahan poly adalah 34,65 mm.
Tebal paro bahan plastic adalah 0,036 mm.
Tebal paro bahan aluminium adalah 6,93 mm.
Tebal paro bahan lead adalah 0,319 mm.
4. Bahan yang paling baik untuk penahan radiasi adalah
a. Plastik
b. Lead
c. Aluminium
d. Aluminium Foil
e. Poly
I. DAFTAR PUSTAKA
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/02/06/08-01-02-06.html diakses pada 25
Maret pukul 12.43 .
Christina , Maria dkk. 2014. Petunjuk Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
Yogyakarta : STTN-BATAN
Yogyakarta, 28 Maret 2014
Asisten, Praktikan,
Ir. Giyatmi Janice Nathania