Anda di halaman 1dari 32

LABORATORIUM KRISTALOGRAFI

MENYELIDIKI REDAMAN SINAR-X SEBAGAI FUNGSI DARI BAHAN


ABSORBER DAN KETEBALAN ABSORBER

NAMA : SUCI MAWARDANI


NIM : 190801098
KELOMPOK : III

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sinar-X merupakan jenis radiasi elektromagnetik yang dikenal karena kemampuannya
untuk melihat menembus kulit manusia dan menampakan gambar tulang didalamnya.
Kemajuan teknologi telah menghasilkan sinar X-ray yang lebih kuat dan terfokus serta
aplikasi yang lebih besar dari gelombang cahaya ini, mulai dari pencitraan sel biologis
yang sangat kecil hingga membunuh sel kanker.
Ketika mendengarkan radio, menonton TV, atau memasak makan malam dengan oven
microwave, saat itu kita juga sedang memanfaatkan gelombang elektromagnetik.
Gelombang radio, gelombang televisi, dan gelombang mikro, semua itu termasuk
gelombang elektromagnetik, perbedaan antara satu sama lain terletak dalam panjang
gelombang. Gelombang dalam spektrum elektromagnetik bervariasi ukurannya dari
gelombang radio yang sangat panjang seukuran gedung, hingga sinar gamma yang sangat
pendek yang lebih kecil dari ukuran inti atom. Dalam radiasi elektromagnetik ketika
panjang gelombang cahaya berkurang, maka energi yang dimiliki lebih besar.
Sinar-X ditemukan pada tahun 1895 oleh Wilhelm Conrad Röentgen,
seorang profesor di Universitas Würzburg di Jerman. Kemajuan ilmiah yang signifikan
yang pada akhirnya menguntungkan berbagai bidang, terutama kedokteran, dengan
membuat yang tidak terlihat menjadi terlihat. Sinar-X adalah gelombang energi
elektromagnetik yang mirip dengan cahaya tampak, tetapi pada panjang gelombang
sekitar 1.000 kali lebih pendek daripada cahaya biasa. Penemuan Röntgen diberi label
keajaiban medis dan sinar-X segera menjadi alat diagnostik penting dalam kedokteran,
memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam tubuh manusia untuk pertama kalinya
tanpa operasi. Para ilmuwan dengan cepat menyadari manfaat sinar-X, tetapi lebih lambat
untuk memahami efek berbahaya dari radiasi.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk menyelidiki pelemahan sinar-X sebagai fungsi dari ketebalan absorber.
2. Untuk menyelidiki kebenaran hukum Lambert.
3. Untuk menyelidiki pelemahan sinar-X dari fungsi bahan absorber.
4. Untuk mengetahui pengaruh pelemahan Panjang gelombang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan bahan magnet sebagai bahan absorber gelombang elektromagnetik menjadi


sangat popular saat ini terutama untuk aplikasi elekronik dimana sering terjadi medan bias
akibat munculnya interferensi gelombang elektromagnetik yang dapat mengurangi kinerja
dari peralatan elektronik tersebut. Dan untuk menghilangkan medan bias tersebut diperlukan
bahan yang dapat beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga diharapkan dapat menyerap
radiasi gelombang elektromagnetik yang tidak diinginkan.
Prasyarat yang diperlukan sebagai bahan absorber gelombang elektromagnetik adalah
bahan ini memiliki permeabilitas dan permitivitas yang tinggi. Pada awalnya bahan magnetic
berbasis ferit yang menjadi primadona dalam rekayasa struktur untuk dikembangkan menjadi
bahan absorber karena memiliki permeabilitas yang tinggi. Namun disamping itu, pada
dekade terakhir ini juga sedang marak dikembangkan bahan absorber gelombang
elektromagnetik dari bahan berbasis magnetoresistance dengan komposisi ABO3, karena
memiliki permitivitas yang tinggi. Bahan ABO3 memiliki struktur perovskite dimana A adalah
atom La, Ba, Nd atau Pr, sedangkan B adalah atom Mn, Fe atau Ti.
Pada penelitian ini akan dilakukan sintesis bahan lanthanum manganite sistem perovskite
LaMnO3. LaMnO3 merupakan salah satu induk dari keluarga bahan magnetik manganit yang
beberapa dekade terakhir ini menarik banyak perhatian karena menunjukkan sifat listrik dan
magnetik yang beragam. Korelasi yang sangat kuat antara struktur, pembawa muatan, sifat
magnetiknya, dan fenomena magnetoresistansi (MR) yang muncul membuat bahan ini sangat
menarik untuk dipahami. Bahan ini pada awalnya diaplikasikan untuk menyimpan data
magnetik (magnetic storage devices) dan sebagai katoda pada sel bahan bakar oksida padat.
Sifat magnetiknya muncul pada atom Mn dan dapat terjadi perubahan valensi pada atom
Mn tersebut. Perubahan ini disebut sebagai charge ordered, yang dapat mempengaruhi
struktur magnetik atom Mn pada sistem LaMnO3. Ini akan menyebabkan struktur magnetic
atom Mn pada system LaMnO3 dapat berubah.
Sehingga pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada hasil sintesis dan karakterisasi
struktural dan sifat magnetik bahan lanthanum sebagai studi awal pengembahan bahan baru
untuk absorber gelombang elektromagnetik. Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mensintesis dan karakterisasi bahan magnetik sistem lanthanum manganite dan memahami
karakteristik struktur kristal, magnetik, listrik dan sifat absorber gelombang elektromagnetik
dari bahan ini. (Sableku, 2013)
Metode internal standar merupakan metode yang paling luas diaplikasikan untuk difraksi sinar
X. Dalam metode ini, suatu senyawa standar ditambahkan ke dalam campuran yang
komposisinya tidak diketahui (komposit sampel) dan yang komposisinya diketahui (komposit
standar). Intensitas puncak difraksi dari fasa yang akan ditentukan dibandingkan dengan
puncak difraksi dari senyawa standar yang dicampur dengan sampel tersebut. Karena itu,
metode standar internal hanya dapat diaplikasikan untuk sampel powder dengan ukuran
partikel kecil sehingga sampel dan standar dapat dicampur secara merata.
Pada tahun 1954 Klug dan Alexander telah mendemonstrasikan bahwa dalam campuran
multi komponen, suatu standar internal yang ditambahkan ke sampel dalam jumlah yang
diketahui dapat digunakan untuk mengoreksi efek absorpsi. Sifat-sifat yang yang harus
dipenuhi senyawa standar internal antara lain :
1. Senyawa harus memiliki simetri kristal yang tinggi sehingga puncaknya kuat tetapi
jumlahnya sedikit
2. Puncak tertinggi dari ketinggian analitis dan standar internal tidak berdekatan satu sama
lain tetapi berdekatan
3. Densitas standar internal nilainya berdekatan dengan densitas sampel sehingga campuran
yang homogen dapat dipreparasi untuk analisis
4. Standar internal harus stabil secara kimia
K ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu dengan pendekatan semi empiris dan
menambahkan senyawa standar dengan komposisi tertentu ke dalam anali murni tersebut atau
disebut komposit standar. (Setianingsih, 2018)
Setelah dosis ditentukan, tipologi dari dosis yang diendapkan di sepanjang jalur partikel yang
datang kemudian menentukan karena sangat mempengaruhi respon medium yang dilintasi
dalam hal ini jaringan manusia. Memang, salah satu batasan utama dari pendekatan yang
mengarah ke dosis adalah kegagalan untuk memperhitungkan geometri deposisi energi dalam
volume target. Secara khusus, jelas bahwa pemahaman tentang aksi radiasi pada bahan
biologis memerlukan informasi tentang skala DNA, yaitu untuk dimensi target yang lebih
rendah kurang dari mikron.
Memang telah ditemukan bahwa untuk jumlah energi yang sama yang diserap, efeknya
tergantung pada sifat partikel yang datang. Untuk jenis radiasi tertentu seperti foton, elektron,
dan proton hingga energi tinggi, lokasi ionisasi dan eksitasi dipisahkan dalam ruang. Namun,
untuk proton, neutron, dan ion berenergi rendah, ionisasi relatif mengelompok di dekat bagian
partikel ke dalam jaringan.
Menunjukkan tampilan skema dari perbedaan kerapatan ionisasi dan eksitasi pada
volume sensitif yang sama dan untuk foton dan ion. (Antoni, 2013)
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Fungsi


1. X-Ray Apparatus
Fungsi: Untuk mendeteksi struktur dan komposisi suatu material yang terdiri dari:
a. Multi Channel Analyzer (MCA) Box
Fungsi: Untuk menganalisa sinyal yang dihasilkan rontgen apparatus.
b. Cassy Sensor
Fungsi: Untuk mengolah data yang masuk dari sinar-X.
c. Lensa
Fungsi: Untuk menfokuskan cahaya dari Chamber Tube.
d. Kolimator
Fungsi: untuk memfokuskan sinar-X menuju sampel
e. Chamber Tube
Fungsi: Untuk menghasilkan sinar-X (Vakum Udara).
f. GM Tube
Fungsi: Untuk mendeteksi sinar-X.
g. Preparat
Fungsi: Sebagai tempat sampel.
h. Kabel BNC
Fungsi: Untuk menghubungkan sinyal output dari detektor sinyal BNC.
2. Kabel USB
Fungsi: Untuk menghubungkan X-Ray Apparatus dengan computer.
3. Cok Sambung
Fungsi: Untuk menghubungkan peralatan dengan arus listrik.
4. Laptop
Fungsi: Untuk menampilkan hasil output yang berupa data dan grafik dari X-
ray apparatus.

3.2 Bahan
1. Absorber
Berfungsi sebagai bahan yang akan diuji ketebalannya.
2. Material Filter
Berfungsi sebagai bahan yang akan diuji ketebalannya.

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Atenuasi sebagai fungsi dari ketebalan absorber
3.3.1.1 Tanpa Filter
1. Diatur tegangan tinggi untuk tabung U = 30 kV.
2. Diatur emisi arus I = 0,05 mA.
3. Diatur lebar sudut ∆ β = 3,90.
4. Diatur waktu ∆ t=¿ 15 s.
5. Ditekan TARGET.
6. Digunakan tombol ADJUST, untuk mengatur posisi sudut penyerap
(sudut 200, 400 dan 600) satu demi satu.
7. Dimulai pengukuran dengan menekan tombol SCAN.
8. Ditampilkan tingkat R untuk menghitung rata-rata setelah dilakukan
pengamatan, yang selang beberapa waktu dengan menekan REPLAY.
9. Dicatat hasil percobaan.

3.3.1.2 Dengan Filter


1. Dipasang filter pada kolimator.
2. Diatur tegangan tinggi untuk tabung U = 30 kV.
3. Diatur emisi arus I = 0,05 mA.
4. Diatur lebar sudut ∆ β = 3,90.
5. Diatur waktu ∆ t=¿ 15 s.
6. Ditekan TARGET.
7. Digunakan tombol ADJUST, untuk mengatur posisi sudut penyerap
(sudut 200, 400 dan 600) satu demi satu.
8. Dimulai pengukuran dengan menekan tombol SCAN.
9. Ditampilkan tingkat R untuk menghitung rata-rata setelah dilakukan
pengamatan selang beberapa waktu dengan menekan REPLAY.
10. Dicatat hasil percobaan.
3.3.2 Atenuasi sebagai fungsi dari bahan absorber
3.3.2.1 Tanpa Filter
1. Diganti Absorber I (absorber dengan ketebalan yang berbeda
dengan absorber II (absorber dengan bahan yang berbeda, d=0,05
cm)
2. Dilepas filter.
3. Diatur tegangan tinggi untuk tabung U = 30 kV.
4. Diatur emisi arus I = 0,02 mA.
5. Diatur lebar sudut ∆ β = 3,90.
6. Diatur waktu ∆ t=¿ 15 s.
7. Ditekan TARGET.
8. Digunakan tombol ADJUST, untuk mengatur posisi sudut penyerap
(sudut 00 , 100, 200, 300 400, 500 dan 600) satu demi satu.
9. Dimulai pengukuran dengan menekan tombol SCAN.
10. Ditampilkan tingkat R untuk menghitung rata-rata setelah
dilakukan pengamatan, yang selang beberapa waktu dengan
menekan REPLAY.
11. Dicatat hasil percobaan.

3.3.2.2. Dengan Filter


1. Diganti Absorber I (absorber dengan ketebalan yang berbeda
dengan absorber II (absorber dengan bahan yang berbeda, d = 0,05
cm)
2. Dipasang filter pada kolimator.
3. Diatur tegangan tinggi untuk tabung U = 30 kV.
4. Diatur emisi arus I = 0,02 mA.
5. Diatur lebar sudut ∆ β = 3,90.
6. Diatur waktu ∆ t=¿ 15 s.
7. Ditekan TARGET.
8. Digunakan tombol ADJUST, untuk mengatur posisi sudut penyerap
(sudut 00 , 100, 200, 300 400, 500 dan 600) satu demi satu.
9. Dimulai pengukuran dengan menekan tombol SCAN.
10. Ditampilkan tingkat R untuk menghitung rata-rata setelah
dilakukan pengamatan, yang selang beberapa waktu dengan
menekan REPLAY.
11. Dicatat hasil percobaan.

3.4 Gambar Percobaan


BAB IV
HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan


U = 5 Kv
I = 1 mA
∆ β = 0,10
∆t = 1 s

a. Tanpa Filter
b. Dengan Filter Fe
Medan, 23 Mei 2022
Asisten Praktikan

(Nabila Ailsyah) (Suci Mawardani)


4.2 Analisa Data
a. Tanpa Filter

b. Dengan Filter Fe



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa katebalan absorber mempengaruhi intensitas
dari sinar-X. Dimana semakin besar ketebalan absorber, semakin mengecil intensitas
sinar-X yang melewatinya.
2. Berdasarkan hukum Lambert yang emnyatakan bahwa kehilangan intensitas cahay
yang merambat dalam suatu medium akan berbanding lurus dengan intensitas dan
panjang lintasan cahaya. Hal ini karena pada percobaan terjadi pelemahan sinar-X.
3. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa intensitas sinar-X yang melewati absorber
melemah secara exponensial. Dimana koefisien atenuasi dan ketebalan bahan
absorber sangat mempengaruhi pelemahan intensitas sinar-X.
4. Pengaruh pelemahan panjang gelombang dari sinar-X yang berinteraksi dengan
absorber mempengaruhi nilai energi dan frekuensi sinar-X yang melewati bahan
absorber. Dimana energi dan frekuensinya semakin mengecil.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan belajar sebelum praktikum
2. Sebaiknya asisten laboratorium lebih semangat saat mengajar praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Antoni, Rodolphe. 2013. Applied Physics of External Radiation Exposure. Paris :


Springer International Publishing.
Page : 2
Sableku, Pius. 2013. Analisis Struktur dan Sifat Magnetic Perovskite LaMnO3 sebagai
Kandidat Bahan Absorber Gelombang Elektromagnetik. Tanggerang Selatan : LIPI.
Halaman : 98
Setianingsih, Tutik. 2018. Prinsip Dasar dan Aplikasi Metode Difraksi Sinar-X. Malang :
Universitas Brawijaya Press.
Halaman : 83-83

Medan, 23 Mei 2022


Asisten Praktikan

(Nabila Ailsyah) (Suci Mawardani)


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai