Fourier
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cara kerja
Sistem optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red seperti pada gambar
disamping ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang
diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang
ditempuh menuju cermin yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ).
Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai
retardasi (). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap
retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistem optik dari Spektrofotometer
Infra Red yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistem optik
Fourier Transform Infra Red.
Pada sistem optik Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light
Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi
yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang
diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah
Tetra Glycerine Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat
MCT). Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekuensi
modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat
selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra merah.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Difraksi sinar-X pertama kali ditemukan oleh Max von Laue tahun 1913 dan
pengembangannya oleh Bragg, merupakan salah satu metode baku yang penting untuk
mengkarakterisasi material. Sejak saat itu sampai sekarang metode difraksi sinar-X
digunakan untuk mendapatkan informasi struktur kristal material logam maupun
paduan, mineral, senyawa inorganic,polimer, material organik, superkonduktor
(Suharyana, 2012), orientasi kristal, jenis kristal, ukuran butir, konstanta kisi dan lainlain. Pada perusahaan semen dan perusahaan-perusahaan besar lain, XRD digunakan
sebagai alat uji jaminan mutu suatu bahan.
1.2
Tujuan
Karakterisasi XRD bertujuan untuk menentukan sistem kristal. Metode difraksi sinarX dapat menerangkan parameter kisi, jenis struktur, susunan atom yang berbeda pada
kristal, adanya ketidaksempurnaan pada kristal, orientasi, butir-butir dan ukuran butir
(Smallman, 1991).
1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat memenuhi tugas mata kuliah fabrikasi
2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai prinsip kerja X-Ray
Diffraction
3. Sebagai referensi dan dapat membantu mahasiswa lain dalam memahami teori
X-Ray Diffraction.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1
Sinar- X
Ketika kulit L terdapat sebuah lubang elektron karena ditinggalkan oleh elektron yang
berpindah ke kulit K, maka sebuah elektron dari kulit M, N atau O akan bertransisi
mengisi lubang tersebut. Kelebihan tenaga elektron yang berpindah dipancarkan
dalam bentuk sebuah photon yaitu radiasi sinar-X cemiri. Bila elekron yang mengisi
berasal dari kulit M maka sinar-X yang terjadi dinamakan sinar-X L a, sedangkan jika
berasal dari kulit N dinamakan sinar-X Lb.
2.2
Filter
Untuk keperluan difraksi, sinar-X yang dipergunakan hanyalah yang memiliki panjang
gelombang tertentu saja, biasanya dipilih yang paling intens yaitu sinar-X
Ka. Sinar ini dapat dipilah dari sinar-X Bremsstrahlung serta sinar-X Kb menggunakan
monokromator. Material monokromator yang sering digunakan analah Kristal tunggal
Ge atau C. Sinar-X dengan panjang gelombang tunggal akan memberikan data
difraksi yang sangat bagus. Namun, harga monokromator elatif sangat mahal. Cara
lain yang lebih murah untuk mendapatkan sinar-X cemiri dengan panjang gelombang
tunggal adalah dengan memasang filter, yaitu logam tipis dengan ketebalan tertentu.
Jenis filter logam yang diperlukan bergantung pada sumber radiasi sinar-X yang
digunakan. Jenis filter yang sesuai dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Perlu
dituliskan di sini, penggunaan filter memang murah, dapat menghalangi sinar-X
namun kerugiannya adalah intensitas menjadi berkurang (Suharyana, 2012).
2.1
Komponen utama XRD yaitu terdiri dari tabung katoda (tempat terbentuknya sinar-X),
sampel holder dan detektor. Pada XRD yang berada di lab pusat MIPA ini
menggunakan sumber Co dengan komponen lain berupa cooler yang digunakan untuk
mendinginkan, karena ketika proses pembentukan sinar-X dikeluarkan energi yang
tinggi dan menghasilkan panas. Kemudian seperangkat komputer dan CPU.
XRD memberikan data-data difraksi dan kuantisasi intensitas difraksi pada sudutsudut dari suatu bahan. Data yang diperoleh dari XRD berupa intensitas difraksi sinar-
X yang terdifraksi dan sudut-sudut 2. Tiap pol ayang muncul pada pola XRD
mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu. (Widyawati, 2012).
Suatu kristal yang dikenai oleh sinar-X tersebut berupa material (sampel), sehingga
intensitas sinar yang ditransmisikan akan lebih rendah dari intensitas sinar datang.
Berkas sinar-X yang dihamburkan ada yang saling menghilangkan (interferensi
destruktif) dan ada juga yang saling menguatkan (interferensi konstrktif). Interferensi
konstruktif ini merupakan peristiwa difraksi seperti pada Gambar 2.5 (Grant &
Suryanayana, 1998).
(2.1)
= DE + EC
(2.2)
= 2EC
(2.3)
= 2EC sin ,
= 2 d sin
EC = d
(2.4)
(2.5)
(2.6)
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan XRD dapat digunakan untuk
menentukan sistem kristal. Metode difraksi sinar-X dapat menerangkan parameter
kisi, jenis struktur, susunan atom yang berbeda pada kristal, adanya
ketidaksempurnaan pada kristal, orientasi, butir-butir dan ukuran butir.
Difraksi 2
Prinsip prinsip dari difraksi adalah hasil dari pantulan elastis yang terjadi ketika
sebuah sinar berbenturan dengan sasaran serta pantulan sinar yang bersifat elastis.
Fenomena dapat dijelaskan dengan Hukum Bragg. Sinar X dalam pembangkitannya
dideskripsikan oleh gambar dibawah ini yang didalam sinar x terdapat dua jenis
radiasi yaitu sinar x kontinyu dan karakteristik. untuk alat XRD terdapat filter guna
menyaring sinar x kontinyu dan hanya meneruskan sinar x karakteristik.
Prinsip dari alat XRD (X-ray powder diffraction) adalah sinar X yang dihasilkan dari
suatu logam tertentu memiliki panjang gelombang tertentu, sehingga dengan
memfariasi besar sudut pantulan sehingga terjadi pantulan elastis yang dapat
dideteksi. Maka menurut Hukum Bragg jarak antar bidang atom dapat dihitung
dengan data difraksi yang dihasilkan pada besar sudut sudut tertentu. Prinsip ini di
gambarkan dengan diagram dibawah ini.
Jika seluruh jarak latis (d) diketahui maka akan dapat disusun struktur dari kristal
yang dianalisa.