Anda di halaman 1dari 7

Hukum Fick dan Diffusivitas pada Material

POSTED BY HAFIDH FRIAN MARCH 7, 2015 LEAVE A COMMENT


FILED UNDER ALIRAN GAS PADA PIPA, ALIRAN MASSA PADA SPESIMEN, APLIKASI
DIFUSI, CONTOH DIFUSI, DIFUSI DALAM DUNIA INDUSTRI, DIFUSI MACAM
MACAM, DIFUSIVITAS LOGAM, FENOM, FENOMENA TRANSPORT, FENOMENA
TRANSPORT II, ILMU LOGAM, LOGAM, MATERI KULIAH SEMESTER
6, METALURGI,PENERAPAN DIFUSI, PENGANTAR DIFUSI, PENGANTAR TRANSPOR
MASSA, PROSES DIFUSI, PROSES KARBURISASI LOGAM, TRANSPORT MASSA
Pada bagian I, kita telah dikenalkan dengan hukum viskositas newton yang
menggambarkan transport momentum akibat gradien kecepatan. Pada bagian 6,
kita juga telah membahas hukum fourier tentang konduksi panas yang
menggambarkan transfer energi akibat gradien temperatur. Pada bagian ini, kita
akan belajar hukum fick tentang difusi yang menggambarkan transfer zat/spesies
melalui sebuah fasa akibat adanya gradien dari spesies tersebut.
Laju pada proses metalurgi ditunjukkan melalui difusi. Fenomena tersebut sangat
penting untuk menentukan perlakuan panas pada logam. Proses karburisasi baja,
oksidasi logam, dan reaksi slag dan logam adalah beberapa contoh kecil dari
beberapa kontrol proses difusi dalam dunia metalurgi.
Pada proses metalurgi lain, banyak yang mendefinisikan laju sebagai laju reaksi
pada permukaan antara dua fase. Jarang orang metalurgi menyebut tranport
diffusional. Kinetika digambarkan sebagai laju reaksi yang mematuhi hukum Fick
tentang diffusi. Seperti yang kita ketahuim banyak proses merupakan kontrol
campuran, bukan hanya satu kontrol saja.
Gambar berikut akan mengilustrasikan contoh dimana lembaran besi yang
dikarburisasi dalam furnace pada temperatur tertentu menggunakan reaksi sebagai
berikut:
CH4 = C + H2

Proses Karburisasi Besi


Laju karburisasi beso berhubungan dengan variabel sistem seperti laju alir gas,
komposisi gas, tekanan, temperatur, tebal lembaran besi dll. Tahapan prosesnya
secara berurutan sebagai berikut:
Transport metana pada arah aliran gas
Tranport metana normal pada permukaan beso.
Boundary reaction
Difusi karbon dari permukaan hingga bagian dalam lembaran besi
Difusi balik hidrogen menuju aliran gas di luar lembaran beso
Pada umumnya, proses metalurgi terjadi dengan beberapa langkah yang
melibatkan fasa (gas, padat, dan cair) pada batas fasa yang berbeda. Ketika salah
satu langkah lebih lambat daripada yang lain, maka kondisi batas akan terbentuk
dan laju yang menentukan keseluruhan laju reaksinya. Jika tidak ada langkah yang
lebih lambat maka, kondisi campuran akan terbentuk. Hal ini merupakan
permasalahan aliran panas paralel dalam proses difusi dari panas dari atau ke
material tersebut. Proses tersebut dapat dikontrol dengan difusivitas termal atau
koefisien transfer pada permukaan.
Pada bagian ini, kita akan mempelajari Hukum Fick tentang diffusi dan beberapa
koefisien difusi beberapa material. Kemmudian kita akan mendiskusikan tentang
prediksinya terhadap beberapa fasa dan penerapannya. Pada bagian berikutnya
akan lebih berisi tentang beberapa penyelsaian hukum Fick pertama dan kedua di
dalam kondisi difusi yang terkontrol yang sering ditemui dalam kondisi padat di
dunia metalurgi. Pada dua bagian terakhir akan diberikan pengantar tentang
transfer massa pada fluida yang akan dikombinasikan dengan kinetika reaksinya.
Hukum Fick dan Diffusivitas Material
Transfer massa degan difusi merupakan proses yang kompleks. Ketika kita berbicara
tentang proses difusi pada situasi multi-component, kita harus menyadari bahwa
laju pergerakan pada beberapa komponen tersebut bisa saja berbeda satu dengan
yang lain. Dan laju tersebut sangat bergantung pada konsentrasinya. Untuk
memulainya, kita awali dengan pembahasan tentang persamaan laju difusi dan
divusivitas pada berbagai material.
Definisi Flux Hukum Fick I
Difusi adalah pergerakan spesies dari daerah dengan konsentrasi tinggi menuju
daerah dengan konsentrasi rendah. Secara umum, laju diffusi berbanding lurus
dengan gradien konsentrasi. Lihat gambar 13.1 yang merupakan plat tipis besi
murni.

Tekanan hidrogen pada kedua sisi plat besi tersebut sama yang berarti setimbang,
dimana konsentrasi hidrogen yang terlarut dalam besi sudah merata disemua
dimensi plat. Pada saat t = 0, permukaan bagian atas dikenai tekanan gas yang
lebih besar sehingga membuat konsentrasi hidrogen yang baru pada permukaan.
Material di bawah permukaan secara berkala diperkaya oleh hidrogen yang terdifusi
dari konsentrasi tinggi pada permukaan atas menuju daerah dengan konsentrasi
lebih rendah. Profil konsentrasi steady state akan tercapai ketika laju hidrogen
konstan.

Jika konsentrasi komponen A diberikan pada unit massa, maka persamaan laju
difusiny dapat ditulis sebagai berikut:

Dalam penerapan di bidang metalurgi biasanya persamaan ditulis dalam


konsentrasi molar:

Namun, ketika terdapat densitas dari spesies berbeda maka dapat pula dituliskan
menurut Hukum Fick I berikut:

Jika ditulis dalam bentuk konsentrasi molar maka akan berbunyi sebagai berikut:

erpindahan Panas Konduksi


Perpindahan kalor Konduksi atau Hantaran

Perpindahan energi yang terjadi pada medium yang diam ( padat atau zat yang
mengalir) apabila ada gradien temperature dalam media tersebut.

Laju perpindahan panas konduksi melalui suatu lapisan material dengan ketebalan
tetap adalah berbanding lurus dengan beda suhu di pangkal dan ujung lapisan
tersebut, berbandung lurus dengan luas permukaan tegak lurus arah perpindahan
panas dan berbanding terbalik dengan ketebalan lapisan.

Hukum Fourier menyatakan bahwa laju perpindahan kalor dengan sistem konduksi
dinyatakan dengan :

Gradien temperatur dalam arah-x dinyatakan dengan, dT/ dx.


Luas perpindahan kalor arah normal pada arah aliran kalor, A.

Rumus hukum Fourier:

Dimana:

Qx = laju perpindahan kalor ( Watt ),


k

= konduktivitas thermal, merupakan sifat material (W/m.C),

= luas penampang yang tegak lurus denga arah laju perpindahan kalor (m2)

dT/dx = Gradien temperatur dalam arah x (C/m),

Alasan pemberian tanda minus (-) pada rumus konduksi hukum Fourier, seperti
diilustrasikan sebagai berikut :

Jika temperatur menurun pada arah-x positif, dT/dx adalah negatif ;


kemudian Qx menjadi nilai positif dikarenakan kehadiran dari tanda negatif,
sehingga laju kalor berada pada arah-x positif.

Jika
temperatur
meningkat
pada
arah-x positif,
dT/dx
adalah
positif, Qx berubah menjadi negatif, dan aliran kalor berada pada arah-x adalah
negatif, sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut. Qx merupakan nilai positif,
aliran kalor berada pada arah-x positif, dan sebaliknya.

Panas dikonduksikan dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang


suhunya rendah. Sebagai akibatnya gradien suhu (dT/dx) kearah x positif menjadi
negatif. Dengan adanya tanda negatif pada persamaan diatas akan menyebabkan
nilai laju perpindahan panas dari suhu tinggi ke suhu rendah ini akan menjadi
positif.

Berikut merupakan tabel konduktifitas panas dari beberapa material

Anda mungkin juga menyukai