Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR TUGAS MANDIRI

PEMICU 2 : KONVEKSI ALAMIAH

Nama : Novy Cendian Tanggal Kegiatan : 5 April 2017

NPM : 1506673196 Paraf Asisten :

Kelompok :5

I. OUTLINE
1. Perpindahan Kalor Konveksi
1.1. Konsep Konveksi Alamiah
2. Lapisan Batas Termal
2.1. Bilangan Prandlt

II. PEMBAHASAN
1. Perpindahan Kalor Konveksi
Perpindahan kalor konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat
yang lain dan disertai dengan perpindahan partikel dari fluida itu sendiri. Pada
umumnya wujud benda yang dapat mengalami konveksi adalah fluida cair maupun gas.
Zat padat tidak dapat mengalami konveksi karena tidak ada difusi yang terjadi pada
benda padat.

Besarnya konveksi tergantung pada :


a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A)
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (T)
c. Koefisien konveksi (h), yang tergantung pada : viskositas fluida, kecepatan fluida,
perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida, kapasitas panas fluida, rapat
massa fluida, dan bentuk permukaan kontak

Pada dasarnya, konveksi terbagi menjadi dua, yaitu :


a. Konveksi alami, adalah konveksi dimana fluida yang dipanaskan mengalir akibat
adanya peristiwa alami seperti perbedaan densitas atau pun gaya apung.
b. Konveksi paksa, adalah konveksi dimana
fluida yan dipanaskan mengalirpada
permukaan karena dipaksa bergerak dengan
kerja luar dari alat, seperti
pompa dan kipas.

Persamaan untuk laju perpindahan kalor


konveksi diekspreskan melalui Hukum
Pendinginan Newton yaitu Gambar 1. Ilustrasi Konveksi
= . . ( ) (1) Sumber : (Cengel, Heat Transfer
A Practical Approach, halaman
334)

Dari persamaan diatas, tampak bahwa koefisien perpindahan kalor konveksi (h),
luas permukaan (A), dan selisih suhu antara suhu pelat dengan suhu fluida ( )
adalah variabel yang mempengaruhi perpindahan kalor konveksi.
Pada Gambar 1 dapat dilihat ilustrasi perbedaankoveksi alamiah dan konveksi
paksa dan masing-masing memiliki persamaan untuk mengetahui jensi aliran yang
tertulis dalam Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Konveksi Alamiah dan Konveksi Paksa

1.1 Konsep Konveksi Alamiah


Konveksi alami biasa dikenal dengan konveksi bebas. Hal ini dapat terjadi jika
fluida pembawa kalor mengalir secara alami disebabkan perbedaan suhu, tanpa dibantu
alat pendorong, seperti: pompa. Bagian fluida yang mengalami pemanasan memuai dan
densitasnya menjadi lebih kecil sehingga bergerak keatas. Sedangkan, tempat
semulanya digantikan oleh bagian fluida yang dingin dengan densitas lebih tinggi.
Proses tersebut menghasilkan gaya apung alami, yang mana gaya apung ini tidak akan
terjadi apabila fluida itu tidak mengalami sesuatu gaya yang mempengaruhi sistem
seperti gaya gravitasi, walaupun gravitasi bukan satu-satunya gaya yang dapat
menghasilkan arus konveksi bebas. Gaya yang mempengaruhi aliran fluida disebut
dengan body force. Selain gravitasi, gaya yang juga mendorong terjadinya arus
konveksi bebas adalah gaya sentrifugal.
Batasan agar terjadi proses perpindahan kalor konveksi alami, antara lain :
a. Perubahan densitas akibat pemanasan.
b. Naiknya fluida akibat gaya apung jika densitas fluida didekat permukaan
perpindahan kalor berkurang akibat pemanasan.
c. Adanya pengaruh gaya yang berdampak pada fluida, seperti: gravitasi dan
sentrifugal.

2. Lapisan Batas Termal

Gerakan fluida pada suatu permukaan menimbulkan adanya lapisan batas karena
munculnya gaya friksi antara fluida dengan permukaan seiring kecepatan yang terjadi
sehingga saat = 0.99 maka terbentuk lapisan batas dengn ketebalan sebesar .
Apabila fluida dengan temperature tertentu yang mengalir pada permukaan medium
memiliki temperatur yang berbeda seperti pada Gambar 2, maka yang terbentuk adalah
lapisan batas termal.

Misalkan ada sebuah pelat datar dengan suhu isothermal Ts dialiri fluida dengan
suhu seragam T (T > Ts). Partikel fluida dalam lapisan yang berdekatan dengan
permukaan akan mencapai kesetimbangan termal dengan pelat dan bertukar energi
dengan partikel yang berdampingan dengan sisi lapisan. Hasilnya, akan terbentuk profil
temperatur dari Ts hingga T . Wilayah aliran diatas permukaan dengan variasi
temperatur itulah yang disebut lapisan batas termal. Tebal lapisan termal pada berbagai
titik di sepanjang permukaan merupakan jarak dari operumkaan yang mana ( ) =
0.99 ( ). Ketebalan lapisan batas termal meningkar seiring arah aliran karena
efek perpindahan panas yang lebih besar pada jarak yang lebih jauh dari aliran bagian
bawah di permukaan
Gambar 2. Lapisan batas termal pada pelat datar
Sumber : (Cengel, Heat Transfer A Practical Approach, halaman 334)

2.1. Bilangan Prandlt

Ketebalan relative dari kecepatan dan lapisan batas termal dapat diekspresikan
melalui parameter tak berdimensi yaitu Bilangan Prandlt

.
Pr = = =

Bilangan Prandlt fluida berkisar antara 0.01 untuk cairan hinga 100000 untuk
heavy oil, sedangkan untuk gas adalah sekitar 1. Dari bilangan Prandlt ini, kita bisa
menentukan variabel lainnya yang berhubungan dengan sifat termal dan aliran fluida
misalnya koefiesien perpindahan panasnya.

3. REFERENSI

Cengel. A. Yunus. (1998). Heat Transfer: A Practical Approach 2nd Edition. New York:
McGeaw Hill Education.
Thermal Boundary Layer. (n.d). Thermal Boundary Layer, [Online], Available at :
http://www.rpi.edu/dept/chemeng/WWW/faculty/plawsky/Comsol%20Modules/BLT
hermal/ThermalBoundaryLayer.html [accessed on 3rd of April 2017]
Holman, J.P. (2010). Heat Transfer Tenth Edition. New York: McGeaw Hill Education.
Incropera, F. P. and DeWitt, D. P. (1990). Introduction to Heat Transfer, 2nd ed., John
Wiley & Sons, New York.

Anda mungkin juga menyukai