fluidatersebut. Sedangkan gerakan fluida pada konveksi alami diakibatkan olehkenaikan gaya
apung akibat variasi temperatur dan densitas dari partikel fluida.Seperti pada konveksi paksa
perpindahan fluida secara umum oleh gaya apungdapat berupa pola aliran laminer atau
turbulen. Hampir semua penelitian yang telah ada, dilakukan pada aliran berkecepatantinggi
dengan perpindahan panas konveksi paksa dan pengaplikasiaannya untukteknologi tinggi
yang sering dirancang bangun di negara maju. Tetapi padanegara berkembang seperti
Indonesia, yang masih banyak menggunakanteknologi menengah, untuk proses pengering
dan pemanas dengan menggunakanenergi matahari (surya) atau energi yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakarkayu. Saat ini alat atau mesin telah dirancang sebagai penukar panas
pada prosespengering atau pemanas untuk hasil pertanian dan perikanan. Berdasarkan uraian
diatas maka perlu dilakukan praktikum pindah panassecara konveksi agar mahasiswa dapat
mengetahui perbedaan konveksi paksa danalami serta dapat memahami faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi koveksi paksa dan alami.
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan “Konveksi” ini adalah sebagai berikut:
Tujuan dilakukan praktikum pindah panas secara konveksi adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui perbedaan konveksi alami serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju
pindah panas secara konveksi. Kegunaan dilakukan praktikum pindah panas secara konveksi
adalah agar mahasiswa mampu mengetahui besarnya konveksi dan gejala-gejala konveksi
yang ada di alam, serta mampu mengaplikasikannya dalam bidang keteknikan.
C. TEORI DASAR
Pengertian Konveksi Konveksi merupakan perpindahan kalor lewat zat penghantar yang
disertaidengan perpindahan bagian-bagian zat tersebut. Pada umumnya zat penghantar yang
digunakan berbentuk zat cair serta gas. Kalor berpindah dikarenakan adanya aliran zat yang
dipanaskan akibat adanya perbedaan massa jenis (berat jenis).
Terdapat tiga cara perpindahan panas yang terjadi di alam, yaitu konveksi, konduksi dan
radiasi. Konveksi itu merupakan perpindahan panas yang terjadi karena suatu fluida mengalir
dengan medium perambatan berupa fluida cair atau gas. Konveksi juga terbagi menjadi 2,
yaitu Konveksi Bebas dan Konveksi Paksaan. Konveksi bebas adalah konveksi yang terjadi
secara alami karena perubahan suhu dan massa jenis, sedangkan konveksi paksaan
merupakan konveksi yang terjadi karena disebabkan tenaga dari luar.
Perpindahan Panas Konveksi Bebas (free convection) Disebut juga konveksi alamiah
(natural convection), terjadi karena fluida mengalir secara alamiah/tidak dipompa/tidak
dihembus. Fluida dapat mengalir secara alamiah karena adanya perubahan sifat fisis
(terutama rapat massanya) dan pengaruh dari gaya apung (bouyancy force).
Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi dari permukaan
media padat atau fluida yang diam menuju fluida yang mengalir (begerak) atau sebaliknya,
perpindahan panas konveksi (h) yang tergantung dari dimensi dan kondisi aliran. Kondisi
terjadikarena fluida yang, karena proses pemanasan, berubah densitasnya (kerapatannya), dan
bergeraknaik. Radiator panas yang digunakan untuk memanaskan ruang merupakan sutu
contoh pirantipraktis yuang memindahkan kalor dengan konveksi bebas. Gerakan fluida
dalam konveksi bebas,baik fluida itu gas maupun zat cair, terjadi karena gaya apung
kalor berkurang sebagai akibat prosespemanasan. Gaya apung itu tidak akan terjadi apabila
fluida itu tidak mengalami sesuatu gaya dariluar seperti gravitasi (gaya berat), walaupun
sentrifugal, dan karena itu mengalami arus konveksi bebas bila salahsatu atau beberapa
Konveksi Bebas Perpindahan panas dengan konveksi bebas (free convection) terjadi
karena fluida bergerak secara alamiah dimana pergerakan fluida tersebut lebih disebabkan
oleh perbedaan massa jenis fluida (densitas) akibat adanya variasi suhu pada fluida tersebut.
Logikanya, kalau suhu fluida tinggi tentunya dia akan menjadi lebih ringan dan mulai
bergerak keatas. Perpindahan panas seperti ini tergantung pada koofisien muai volume (β),
koofisien muai volume dapat ditentukan dari tabel-tabel sifat fluida, untuk gas ideal koofisien
1
β= ..........................................................................................................................(2)
T
T = Temperatur absolute ( K )
Bilangan Nusselt adalah rasio pindah panas konveksi dan konduksi normal terhadap batas
dalam kasus pindah panas pada permukaan fluida. Bilangan Nusselt adalah satuan tak
berdimensi yang dinamai menggunakan nama Wilhelm Nusselt. Komponen konduktif diukur
dibawah kondisi yang sama dengan konveksi dengan kondisi fluida tidak bergerak.
hL
Nu= =C(Gr L Pr)n=C RanL..............................................................................(3)
k
Untuk konstanta C dan n ditentukan berdasarkan geometri permukaan dan aliran fluida. Nilai
n untuk aliran laminar adalah ¼ dan untuk turbulen adalah 1/3. Nilai untuk konstanta C,
Contoh dari panjang karakteristik misalnya diameter terluar dari silinder pada aliran yang
mengalir diluar silinder,tegak lurus terhadap aksis silinder. Selain itu, panjang papan vertical
terhadap konveksi alami yang bergerak keatas dan diameter bola yang berada didalam aliran
konveksi juga merupakan panjang karakteristik. Untuk bangun yang lebih rumit, panjang
karakteristik bisa dihitung dengan membagi volume terhadap luas permukaannya. Untuk
konveksi bebas, rataan bilangan Nusselt dinyatakan sebagai fungsi dari bilangan Rayleigh
dan bilangan Prandtl dan untuk konveksi paksa rataan bilangan Nusselt adalah fungsi dari
bilangan Reynold dan bilangan Prandtl. Hubungan emperis untuk berbagai geometri terkait
konveksi menggunakan bilangan Nusselt didapat melalui eksperimen. Angka Prandtl adalah
bilangan tanpa dimensi yang merupakan fungsi dari sifat-sifat fluida. Bilangan Prandl
didefinisikan sebagai perbandingan viskositas kinematik terhadap difusitas termal fluida yaitu
Pr= ( Ck μ ).......................................................................................................................
p
......(4)
Dimana :
penting dalam penyelesaian semua persoalan konveksi alami, yaitu angka Grashof Gr yang
peranannya sama dengan peranan angka Reynolds dalam sistem konveksi paksa,
didefenisikan sebagai perbandingan antara gaya apung dengan gaya viskositas di dalam
gβ( T s−T ) D 3
Ra =Gr . P r= P r.........................................................................
ν2
(5)
Dimana koefisien muai volume β untuk gas ideal, β = 1/T. Koefisien perpindahan panas
konveksi bebas rata-rata untuk berbagai situasi dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi :
Nu =hLc/k .......................................................................................................(6)
sehingga h =Nuk/Lc
T W −T ∼
Tf=
2
Produk perkalian antara angka grashof dan angka Prandtl disebut angka Rayleigh : Ra = Gr .
Pr
Nu = 0,13 (Gr.Pr)1/3
dan persamaan koefisien perpindahan panas dari silinder horizontal pada aliran
laminar dengan jangkauan 10-6 < (Gr .Pr) < 109 adalah :
1/ 4
0,518 (Gr . Pr )
Nu=0,36+
{1+(0,559/ Pr) 9/ 16 }4 /9
Sedangkan untuk jangkauan angka Gr .Pr yang lebih luas,yaitu pada 10-5 < Gr .Pr <
1012 adalah :
perpindahan panas konveksi bebas. Perangkat eksperimen ini terdiri atas perangkat uji dan
Perangkat uji berupa silinder logam tembaga, aluminium dan besi dengan
diameter 1”. Electric heater diletakkan di dalam silinder yang akan memanaskan silinder
konveksi alami dapat dilihat dari distribusi temperatur yang terjadi. Berikut ini skema
4 6
5
7
Keterangan:
5. Dimmer
6. Voltmeter
7. Amperemeter
a. Slide regulator
d. Jangka sorong
- Tembaga
- aluminium, dan
- besi.
a) b)
c)
1. Tahap Persiapan
a. Sistem peralatan uji konveksi alami dipastikan sudah tersusun dengan baik.
ON.
d. Ditunggu hingga temperatur referensi mencapai set point yang sudah ditentukan.
e. Apabila set point temperatur referensi sudah tercapai, maka ditunggu minimal 15 menit
f. Catat waktu ketika keadaan steady tercapai. Lalu data siap diambil selama selaman
keperluan (ditentukan).
T srt +T ud
Tf=
2
Dan dari tabel sifat udara untuk nilai yang diperoleh dapat diperoleh sifat-sifat lain, seperti
Viskositas Massa
No Material Tf Kinematik Jenis k α
(K) (ν) Pr (ρ) (W/mK) (m2/s)
106 m2/S 106
1 Aluminium
2 Kuningan
3 Besi
Pertanyaan :