PENDAHULUAN
Bila fluida mengalir pada suatu benda padat atau mengalir di dalam suatu
saluran sedangkan temperatur fluida dan permukaan benda padat berbeda , maka
akan terjadi perpindahan panas antara fluida dan permukaan benda padat, sebagai
akibat dari gesekan fluida relatif terhadap permukaan. Mekanisme perpindahan
panas seperti ini disebut perpindahan panas secara konveksi. Apabila pergerakan
fluida dilakukan dengan bantuan alat lain seperti kipas angin (fan) maka
dinamakan perpindahan panas secara konveksi paksa. Jika pergerakan fluida
terjadi akibat efek mengambang (buoyancy effect) akibat perbedaan temperatur
dalam fluida, perpindahan panas seperti ini dinamakan dengan perpindahan
panas secara konveksi bebas (Jotho, 2010).
Perpindahan panas secara konveksi antara batas benda padat dan fluida
terjadi dengan adanya suatu gabungan dari konduksi dan angkutan massa. Jika
batas tersebut bertemperatur lebih tinggi dari fluida, maka panas terlebih
dahulu mengalir secara konduksi dari benda padat ke partikel-partikel fluida di
dekat dinding. Energi yang di pindahkan secara konvesi ini meningkatkan
energi di dalam fluida dan terangkut oleh gerakan fluida. Bila partikel fluida
yang terpanaskan itu mencapai daerah yang temperaturnya lebih rendah, maka
panas berpindah lagi secara konveksi dari fluida yang lebih panas ke fluida
yang lebih dingin (Buchori, 2011).
Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari
konduksi panas, penyimpanan dan gerakan mencampur. Konveksi sangat
penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda
padat dan cairan atau gas. Perpindahan energi dengan cara konveksi dari
suatu permukaan yang suhunya di atas suhu fluida sekitarnya berlangsung
dalam beberapa tahap. Pertama, panas akan mengalir dengan cara konduksi
dari permukaan ke partikel-partikel fluida yang berbatasan. Energi yang
berpindah dengan cara demikian akan menaikkan suhu dan energi dalam
partikel-partikel fluida ini. Kemudian partikel-partikel fluida tersebut akan
bergerak ke daerah yang bersuhu rendah didalam fluida dimana mereka
akan bercampur dengan, dan memindahkan sebagian energinya pada
partikel-partikel fluida lainnya. Dalam hal ini alirannya adalah aliran
fluida maupun energi (Supu dkk., 2016).
Perpindahan kalor konveksi yaitu perpindahan kalor pada suatu zat yang
disertai perpndahan partikel-partikel zat tersebut. Perpindahan kalor konveksi
dapat terjadi pada fluida mengalir (zat cair dan gas). Perpindahan kalor konveksi
terbagi atas dua macam yaitu perpindahan kalor konveksi paksa dan
perpindahan kalor konveksi (Dee, 2016).
Menurut Burlian dan Indaka (2014), mekanisme konveksi melalui beberapa
tahap sbagai berikut:
a. Pertama kalor mengalir secara konduksi dari permukaan padat ke partikel-
partikel fluida yang di dekatnya.
b. Kalor menaikkan temperatur fluida dan energi dalamnya. Kemudian partikel-
partikel yang bertemperatur lebih rendah.
c. Dengan demikian timbul aliran fluida dan energi secara simultan. Energi
sebenarnya disimpan pula dalam partikel-partikel fluida dan diangkut sebagai
akibat gerakan massa partikel-partikel tersebut.
keterangan:
h = koefisen pindah panas konveksi (W/m2.oC),
Nu= blangan Nusselt,
L = panjang dinding (m) dan
kf = koefisien perpindahan panas fluida.
d. Menghitung laju perpindahan kalor konveksi paksa menggunakan persamaan:
q=hA(Ts -T∞ )…………………………….(13)
keterangan:
q = laju perpindahan konveksi paksa (W/m.oC),
h = koefisen pindah panas konveksi (W/m2.oC),
A = luas permukaan yang bersentuhan dengan fluida (m2),
Ts = suhu benda (oC) dan
T∞ = suhu fluida (oC).
keterangan:
g = percepatan grafitasi (9,81 m/s2),
δ = panjang karakteristik (m),
Ts = suhu dingin (oC),
T∞ = suhu fluida (oC),
v = viskositas (m2/s) dan
Pr = bilangan Prandtl.
b. Menghitung bilangan Nusselt.
2
0,387 Ra1/6
Nu= (0,825+ 8/27 ) ……….…….(16)
0,492 9/16
(1+( ) )
Pr
keterangan:
Nu= bilangan Nusselt,
Ra = bilangan Rayleight dan
Pr = bilangan Prandtl.
c. Menghitung koefisien perpindahan kalor sesuai dengan persamaan:
Nu k
h= ………………………………..(17)
δ
keterangan:
h = koefisien perpindahan kalor konveksi (W/m2.oC) dan
k = koefisien perpindahan kalor konduksi fluida (W/m.oC).
Praktikum Konveksi dilakukan pada hari Selasa, 7 Mei 2019, pada pukul
13.00 WITA sampai selesai di Laboratorium Teknik Perbengkelan, Program Studi
Teknik Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
keterangan:
Qtotal = laju pertukaran panas (J),
A = luas permukaan plat besi (m2),
λ = konduktivitas thermal bahan (W/m°C),
L = ketebalan (m) dan
T = suhu (°C).
3. Perhitungan besar energi
q = h A (Ts -T∞ ) ……………………………….(21)
keterangan:
q = besar energi yang ditransfer(J),
h = koefisien pindah panas konveksi (W/m2/oC),
A = luas permukaan kontak antara fluida dengan benda padat (m2),
Ts = suhu benda pada (oC) dan
T∞ = suhu fluida (oC).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
70
60
50
40
30
46 48 56 69 99
T∞ (°C)
Dee, AM. 2016. Pengaruh Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi dan Bahan
terhadap Laju Kalor, Evektivitas dan Efisiensi Sirip Dua Dimensi
Keadaan Tak Tunak. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
Supu, I., Baso, U., Selviani, B. dan Sudarmi. 2016. Pengaruh Suhu terhadap
Perpindahan Panas pada Material yang Berbeda. Universitas
Cokroaminoto Palopo: Palopo.
LAMPIRAN
= 99 – 0
= 99 °C
2. T∞ = 11,0306 × 0,05
99 -
73 × 0,001125
= 0,55153
99 −
= 0,082125
99 - 6,7157
= 92,2843 °C
3. T∞ = 11,0306 × 0,1
99 -
73 × 0,001125
= 1,10306
99 −
= 0,082125
99 - 13,4315
= 85,5685 °C
4. T∞ = 11,0306 J × 0,15 m
99 °C -
73 W/m°C × 0,001125 m2
= 1,654559
0,082125
= 99 − 20,1472
= 78,8528 °C
5. T∞ = 11,0306 J × 0,2 m
99 °C -
73 W/m°C × 0,001125 m2
= 2,20612
99 −
0,082125
= 99 − 26,8630
= 72,137 °C
c. Perhitungan besar energi
q = h × A ( T∞ - Tukur )
1. Energi pada titik ke-1
q = 43 × 0,001125 (99 – 99)
= 0W
2. Energi pada titik ke-2
q = 43 × 0,001125 (92,2843 – 69)
= 0,0484 x (-23,2843)
= -1,1270 W
3. Energi pada titik ke-3
q = 43 × 0,001125 (56 – 85,5685)
= 0,0484 x (-29,5685)
= -1,4311 W
4. Energi pada titik ke-4
q = 43 × 0,001125 (48 – 78,8528)
= 0,0484 x (-30,8528)
= -1,4932 W
5. Energi pada titik ke-5
q = 43 × 0,001125 (46– 72,137)
= 0,0484 x (-26,137)
= (-1,250 W)
Lampiran 9. Dokumentasi