Anda di halaman 1dari 3

BAB II-PERSAMAAN DASAR KONVEKSI

I. Komponen Variable Konveksi


Perpindahan kalor secara konveksi/aliran diartikan sebagai perpindahan panas yang
diikuti dengan perpindahan zat perantaranya. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena
adanya perbedaan massa jenis sebagai akibat perbedaan temperatur, dan atau karena adanya
gaya luar yang mengakibatkan terjadinya aliran pada suatu massa. Perpindahan kalor dengan
cara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Hal ini juga menjadi pembeda dengan konduksi dan
Radiasi. Konveksi dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Konveksi alamiah (natural convection)
b. Konveksi paksa (forced convection)
a. Konveksi alamiah (natural convection).
Konveksi alamiah yaitu perpindahan kalor oleh faktor alamiah yaitu terjadi karena
perbedaan massa jenis zat sebagai akibat perbedaan temperatur (tidak ada faktor luar yang
mempengaruhi perpindahan kalor). Aliran fluida disebabkan oleh efek gaya apungnya
(bouyancy forced effect). Pada fluida, temperatur berbanding terbalik dengan massa jenis
(density) dimana, semakin tinggi temperatur suatu fluida maka massa jenisnya akan semakin
rendah, begitu pula sebaliknya.
Proses merebus air lazim digunakan sebagai contoh perpindahan konveksi alamiah. Air
dituangkan pada sebuah wadah kemudian dipanaskan. Selang beberapa waktu, maka panas
atau kalor akan berpindah ke wadah secara konduksi sebab perpindahan tersebut tidak
disertai dengan zat perantaranya. Kemudian beralih ke perpindahan konveksi dimana suhu
tinggi pada wadah akan berpindah pada air yang memiliki suhu rendah, sehingga terjadi
penambahan kalor pada air. Hal ini menyebabkan suhu air dekat dinding wadah meningkat
meski tidak keseluruhan/belum merata. Meningkatnya suhu air disekitar wadah membuat
air semakin memuai sehingga massa jenis airnya berkurang. Perbedaan massa jenis air yang
ada dalam wadah mengakibatkan terjadinya aliran yaitu air dengan massa jenis besar (air
yang berada di permukaan) akan berpindah ke bawah, Sedang air dengan massa jenis kecil
(air dekat dinding wadah) akan berpindah ke atas. Proses ini akan terus berlangsung hingga
air dalam wadah tersebut memiliki suhu yang sama.

13
Perpindahan konveksi juga terjadi pada angin darat dan angin laut. Angin darat terjadi
pada malam hari dan berhembus dari darat ke laut. Hal ini terjadi karena pada malam hari
udara di atas laut lebih panas dari udara di atas darat, sehingga udara di atas laut naik
diganti udara di atas darat. Maka terjadilah aliran udara dari darat ke laut. Angin laut terjadi
pada siang hari dan berhembus dari laut ke darat. Hal ini terjadi karena pada siang hari udara
di atas darat lebih panas dari udara di atas laut, sehingga udara di atas darat naik diganti
udara di atas laut. maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat.
Proses angin darat dan angin laut terjadi bergantian saat siang dan malam.
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi sebagai akibat perbedaan massa jenis udara diatas
permukaan laut dan darat.
b. Konveksi paksa (forced convection).
Konveksi paksa adalah perpindahan kalor yang melibatkan faktor luar. Salah satu
faktor luar adalah tekanan, Kecepatan. Aliran kalor dapat dipaksa menuju ke tempat yang
diinginkan dengan adanya intervensi dari luar sistem.
Terjadi bila aliran fluida disebabkan oleh gaya luar. Seperti penggunaan blower,
pompa, kipas angin, kompressor dan lain-lain.

Laju perpindahan panas konveksi mengacu pada Hukum Newton tentang pendinginan
(Newton’s Law of Cooling) yang dirumuskan:
= ℎ. ( − )
Dimana:
= Laju perpindahan panas konveksi (W)
ℎ = Koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2K)
= Luas permukaan perpindahan panas (m2)
Ts = Temperatur permukaan benda (K)
T∞ = Temperatur fluida (K)

Secara sederhana rumus tersebut menginformasikan bahwa komponen variabel konveksi


adalah :

14
1. Koefisien konveksi (h) :
Koefisien perpindahan panas konveksi merupakan fungsi yang rumit dari aliran
fluidanya, sifat-sifat medium fluidanya, dan geometri sistemnya. Nilai koefisien konveksi
pada suatu permukaan pada umunya tidak seragam, dan juga bergantung pada lokasi
tempat mengukur suhu fluida T∞. Perpindahan panas antara batas benda padat dan fluida
terjadi dengan adanya suatu gabungan dari konduksi dan angkutan (transport) massa.
h = f (Karakter aliran, sifat fluida, Geomeri sistem)

Koefisien konveksi (h) ditentukan/dipengaruhi


faktor :
Properties fluida
Geometri permukaan
Karakter aliran

2. Luas Permukaan (A) ;


Yaitu luasan bidang perpindahan yang tegak lurus arah perpindahan.
3. Temperatur (T)
Nilai temperatur fluida dan permukaan padat merupakan variabel terhadap nilai
properties fluida kerja.

Temperatur (T∞ dan Ts) berpengaruh terhadap nilai :


Viskositas dinamik (µ)
Viskositas kinematik (v)
Massa jenis (ρ)
Konduktifitas termal (k)
Panas Jenis (Cp)
Difusifitas termal (α)

15

Anda mungkin juga menyukai