13
Perpindahan konveksi juga terjadi pada angin darat dan angin laut. Angin darat terjadi
pada malam hari dan berhembus dari darat ke laut. Hal ini terjadi karena pada malam hari
udara di atas laut lebih panas dari udara di atas darat, sehingga udara di atas laut naik
diganti udara di atas darat. Maka terjadilah aliran udara dari darat ke laut. Angin laut terjadi
pada siang hari dan berhembus dari laut ke darat. Hal ini terjadi karena pada siang hari udara
di atas darat lebih panas dari udara di atas laut, sehingga udara di atas darat naik diganti
udara di atas laut. maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat.
Proses angin darat dan angin laut terjadi bergantian saat siang dan malam.
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi sebagai akibat perbedaan massa jenis udara diatas
permukaan laut dan darat.
b. Konveksi paksa (forced convection).
Konveksi paksa adalah perpindahan kalor yang melibatkan faktor luar. Salah satu
faktor luar adalah tekanan, Kecepatan. Aliran kalor dapat dipaksa menuju ke tempat yang
diinginkan dengan adanya intervensi dari luar sistem.
Terjadi bila aliran fluida disebabkan oleh gaya luar. Seperti penggunaan blower,
pompa, kipas angin, kompressor dan lain-lain.
Laju perpindahan panas konveksi mengacu pada Hukum Newton tentang pendinginan
(Newton’s Law of Cooling) yang dirumuskan:
= ℎ. ( − )
Dimana:
= Laju perpindahan panas konveksi (W)
ℎ = Koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2K)
= Luas permukaan perpindahan panas (m2)
Ts = Temperatur permukaan benda (K)
T∞ = Temperatur fluida (K)
14
1. Koefisien konveksi (h) :
Koefisien perpindahan panas konveksi merupakan fungsi yang rumit dari aliran
fluidanya, sifat-sifat medium fluidanya, dan geometri sistemnya. Nilai koefisien konveksi
pada suatu permukaan pada umunya tidak seragam, dan juga bergantung pada lokasi
tempat mengukur suhu fluida T∞. Perpindahan panas antara batas benda padat dan fluida
terjadi dengan adanya suatu gabungan dari konduksi dan angkutan (transport) massa.
h = f (Karakter aliran, sifat fluida, Geomeri sistem)
15