Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Atom-atom di dalam suatu molekul tidak diam melainkan bervibrasi
(bergetar). Energi dari kebanyakan vibrasi molekul berhubungan dengan
daerah infra merah. Vibrasi molekul dapat dideteksi dan diukur pada
spektrum infra merah. Bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu
cuplikan, maka molekul-molekulnya dapat menyerap (mengabsorbsi) energi
dan terjadilah transisi diantara tingkat vibrasi dasar (ground state) dan tingkat
vibrasi tereksitasi (excited state). Pengabsorbsian energi pada berbagai
frekuensi dapat dideteksi oleh spektrometer infra merah, yang memplot
jumlah radiasi infra merah yang diteruskan melalui cuplikan sebagai fungsi
frekuensi (atau panjang gelombang) radiasi. Plot itu disebut spektrum infra
merah yang akan memberikan informasi penting tentang gugus fungsional
suatu molekul.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.pengertian infra merah,

2.alat dan sistem kerja

3.juga daerah-daerah sidik jari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode


yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada
pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan
Gelombang 13.000 – 10 cm . Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama
kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis
merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan
vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan. Saat
ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang
panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan
spektrum dari berbagai panjang gelombang. Sinar infra merah dibagi atas tiga
daerah, yaitu:

a. Daerah Infra Merah dekat.

b. Daerah Infra Merah pertengahan.

c. Daerah infra merah jauh.

Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah


panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah
adalah pada daerah infra merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang
2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1. Satuan yang
sering digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah Bilangan
Gelombang ( ϋ) atau disebut juga sebagai Kaiser.

2
A. Pembentukan Spektrofotometri Infra Merah
Anda mungkin tahu bahwa cahaya yang bisa kita lihat itu terdiri dari
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang berbeda-beda, setiap
frekuensi tersebut bisa dilihat sebagai warna yang berbeda. Radiasi Infra-
merah juga merupakan gelombang dengan frekuensi yang berkesinambungan,
hanya saja mata kita tidak bisa melihat mereka. Jika anda menyinari sebuah
senyawa organik dengan sinar infra-merah yang mempunyai frekuensi
tertentu, anda akan mendapatkan bahwa beberapa frekuensi tersebut diserap
oleh senyawa tersebut. Sebuah alat pendetektor yang diletakkan di sisi lain
senyawa tersebut akan menunjukkan bahwa beberapa frekuensi melewati
senyawa tesebut tanpa diserap sama sekali, tapi frekuensi lainnya banyak
diserap. Berapa banyak frekuensi tertentu yang melewati senyawa tersebut
diukur sebagai 'persentasi transmitasi' (percentage transmittance). Persentasi
transmitasi dengan nilai 100 berarti semua frekuensi dapat melewati senyawa
tersebut tanpa diserap sama sekali. Pada kenyataannya, itu tidak pernah
terjadi, selalu akan ada penyerapan, walaupun kecil, mungkin transmitasi
sebesar 95% adalah yang terbaik yang bisa anda peroleh. Transmitasi sebesar
5% mempunyai arti bahwa hampir semua frekuensi tersebut diserap oleh
senyawa itu. Tingginya penyerapan seperti ini akan membuat kita mengerti
tentang ikatan-ikatan yang ada dalam senyawa tersebut. Grafik di bawah ini
menunjukkan bagaimana nilai persentasi transmitasi berubah jika frekuensi
dari radiasi Infra-merah yang diberikan itu dirubah.

C. macam Vibrasi

a. Vibrasi Regangan (streching)

1.Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu
bidang datar.

2. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah


tatapi masih dalam satu bidang datar.

3
Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih
besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi
yang mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara keseluruhan.Vibrasi
bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri


tetap masih dalam bidang datar.
2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri
dan masih dalam bidang datar.
3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari
bidang datar.
4. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan
yang menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang
datar.
B. Alat dan Sistem Kerja
Spektrometer infra merah biasanya merupakan spektrometer berkas ganda
dan terdiri dari 4 bagian utama yaitu sumber radiasi, daerah cuplikan, kisi
difraksi (monokromator), dan detektor.
1.Sumber Radiasi

Radiasi infra merah biasanya dihasilkan oleh pemijar Nernst dan Globar.
Pemijar Globar merupakan batangan silikon karbida yang dipanasi sekitar
1200°C, sehingga memancarkan radiasi kontinyu pada daerah 1-40 µm.
Globar merupakan sumber radiasi yang sangat stabil. Pijar Nernst
merupakan batang cekung dari sirkonium dan yttrium oksida yang dipanasi
sekitar 1500°C dengan arus listrik. Sumber ini memancarkan radiasi antara
0,4-20 µm dan kurang stabil jika dibandingkan dengan Globar.

2. Monokromator

Monokromator ini terdiri dari sistem celah masuk dan celah keluar, alat
pendespersi yang berupa kisi difraksi atau prisma, dan beberapa cermin
untuk memantulkan dan memfokuskan sinar. Bahan yang digunakan untuk

4
prisma adalah natrium klorida, kalium bromida, sesium bromida dan litium
fluorida. Prisma natrium klorida paling banyak digunakan untuk
monokromator infra merah, karena dispersinya tinggi untuk daerah antara
5,0-16 µm, tetapi dispersinya kurang baik untuk daerah antara 1,0-5,0 µm.

3. Detektor

Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor foto


listrik tidak dapat digunakan untuk menggunakan infra merah karena energi
foton infra merah tidak cukup besar untuk membebaskan elektron dari
permukaan katoda suatu tabung foton. Detektor panas untuk mendeteksi
infra merah yaitu termokopel, bolometer, dan sel Golay. Ketiga detektor ini
bekerja berdasarkan efek pemanasan yang ditimbulkan oleh sinar infra
merah.

4. Daerah Cuplikan
Daerah cuplikan infra merah dapat terdiri dari 3 jenis yaitu cuplikan yang
berbentuk gas, cairan dan padatan. Gaya intermolekul berubah nyata dari
bentuk padatan ke cairan ke gas dan spektrum infra merah biasanya
menunjukkan pengaruh dari perbedaan ini dalam bentuk pergeseran
frekuensi. Oleh karena itu, sangat penting untuk dicatat pada spektrum cara
pengolahan cuplikan yang dilakukan.
5. Sistem Kerja
Sinar dari sumber dibagi dalam 2 berkas yang sama, satu berkas melalui
cuplikan dan satu berkas lainnya sebagai baku. Fungsi model berkas ganda
adalah mengukur perbedaan intensitas antara 2 berkas pada setiap panjang
gelombang. Kedua berkas itu dipantulkan pada ”chopper” yang berupa
cermin berputar. Hal ini menyebabkan berkas cuplikan dan berkas baku
dipantulkan secara bergantian ke kisi difraksi. Kisi difraksi berputar lambat,
setiap frekuensi dikirim ke detektor yang mengubah energi panas menjadi
energi listrik.

5
Jika pada suatu frekuensi cuplikan menyerap sinar maka detektor akan
menerima intensitas berkas baku yang besar dan berkas cuplikan yang
lemah secara bergantian. Hal ini menimbulkan arus listrik bolak-balik dalam
detektor dan akan diperkuat oleh amplifier. Jika cuplikan tidak menyerap
sinar, berarti intensitas berkas cuplikan sama dengan intensitas berkas baku
dan hal ini tidak menimbulkan arus bolak-balik, tetapi arus searah.
Amplifier dibuat hanya untuk arus bolak=balik.

Arus bolak-balik yang terjadi ini digunakan untuk menjalankan suatu


motor yang dihubungkan dengan suatu alat penghalang berkas sinar yang
disebut baji optik. Baji optik ini oleh motor dapat digerakkan turun naik ke
dalam berkas baku sehingga akan mengurangi intensitasnya yang akan
diteruskan ke detektor. Baji optik ini digerakkan sedemikian jauh ke dalam
berkas baku sehingga intensitasnya dikurangi dengan jumlah yang sama
banyaknya dengan jumlah pengurangan intensitas berkas cuplikan, jika
cuplikan melakukan penyerapan. Gerakan baji ini dihubungkan secara
mekanik dengan pena alat rekorder sehingga gerakan baji ini merupakan pita
serapan pada spektrum tersebut. Secara singkat sistem kerjanya seperti ini
sebuah cuplikan yang ditempatkan di dalam spektrofotometer infra merah dan
dikenai radiasi infra merah yang berubah panjang gelombangnya secara
berkesinabungan menyarap cahaya jika radiasi yang masuk bersesuaian
dengan energi getaran molekul tertentu. Spektrofotometer infra merah
memancar daerah rentangan dan lenturan molekul. Penyerapan radiasi dicatat
dan menghasilkan sebuah spektrum infra merah. Hadirnya sebuah puncak
serapan dalam daerah gugus fungsi sebuah spektrum infra merah hampir
selalu merupakan petunjuk pasti bahwa beberapa gugus fungsi tertentu
terdapat dalam senyawa cuplikan. Demikian pula, tidak adanya puncak dalam
bagian tertentu dari daerah gugus fungsi sebuah spektrum infra merah
biasanya berarti bahwa gugus tersebut yang menyerap pada daerah itu tidak
ada.

E. Daerah- Daerah Sidik Jari

6
Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan
dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan
pita-pita serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini
disebut sebagai daerah sidik jari.

1. Alkana
Pita yang nampak di dalam spekta infra merah alkana disebabkan oleh
steching C-H di daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2dan CH3 di
daerah 1450-1470 cm-1, rocking CH pada kurang lebih 1370-1380 cm-1
dan pita rocking CH pada 720-725 cm-1.
2. Alkena
Alkena biasanya mengabsorbsi di daerah 3050-3150 cm-1. bentuk C=C
alkena terjadi di daerah 1645-1670 cm-1. Vibrasi bonding C-H di luar
bidang terjadi di antara 650-1000 cm-1. Untuk alkena ujung vibrasi-
vibrasi ini jelas sekali dan nampak diantara 890-990 cm-1.
3. Alkuna
Alkuna ujung memperlihatkan pita stretching C-H yang tajam pada 3300-
3320 cm-1 dan bentuk bonding C-H yang jelas pada 600-700 cm-1.
Streching C≡C pada alkuna ujung nampak pada 2100-2140 cm-1 dengan
intensitas sedang. Untuk streching C≡C alkuna dalam berupa pita lemah
yang terjadi pada 2200-2260 cm1.
4. Alkil Halida
Ciri absorbsi alkil halida adalah pita yang disebabkan oleh C-X. Posisi
untuk pita-pita ini adalah 1000-1350 cm_1 untuk C-F,750-850 cm-1
untuk C-CI 500-680 cm-1 untuk C-Br, dan 200-500 cm-1 untuk C-I.
5. Alkohol dan Eter

Alkohol dan eter mempunyai ciri absorbsi infra merah karena streching
C-O di daerah 1050-1200 cm-1. Dan streching O-H alkohol terjadi di
daerah 3200-3600 cm-1. Sedangkan pada t-butil alkohol streching O-H
sangat kuat yang berpusat pada 3360 cm-1. 6 Asam etanoat Asam etanoat
mempunyai struktur sebagai berikut:

7
Dari struktur di atas dapat diketahui bahwa senyawa tersebut terdiri atas
Ikatan-ikatan sebagai berikut:

Ikatan rangkap karbon-oksigen, C=O

Ikatan tunggal karbon-oksigen, C-O

Ikatan oksigen-hidrogen, O-H

Ikatan karbon-hidrogen, C-H

Ikatan tunggal karbon-karbon C-C

Ikatan karbon-karbon mempunyai penyerapan cahaya yang terjadi pada


gelombang dalam jangkauan yang luas di dalam 'Area sidik jari' sehingga
sangat sulit untuk membedakan spektrum infra merahnya. Ikatan tunggal
karbon-oksigen juga mempunyai penyerapan dalam 'Area sidik jari', yang
berkisar antara 1000-1300 cm-1, tergantung pada molekul yang mempunyai
ikatan tersebut. Ikatan-ikatan lainnya dalam asam etanoat ini dapat diketahui
secara mudah dengan memperhatikan penyerapan di luar area sidik jari.
Ikatan C-H (di mana hidrogen tersebut menempel pada karbon yang
mempunyai ikatan tunggal dengan unsur-unsur lainnya) menyerap sinar
pada jangkauan sekitar 2853-2962 cm-1. Karena ikatan ini terdapat pada
sebagian besar senyawa organik, maka ini sangatlah tidak bisa diandalkan.
Ikatan rangkap antara karbon-oksigen, C= adalah salah satu penyerapan
yang sangat berguna, yang bisa anda temukan pada daerah sekitar 1680-
1750 cm-1. Posisinya sedikit terpengaruh oleh jenis senyawa yang

8
mempunyai ikatan tersebut. Ikatan lainnya yang sangat berguna adalah
ikatan O-H. Ikatan ini menyerap sinar yang berbeda-beda, tergantung pada
kondisi lingkungannya. Ikatan ini akan sangat mudah dikenali dalam sebuah
asam karena akan menghasilkan lembah yang sangat luas pada daerah
sekitar 2500-3300 cm-1.

6. Propanon
Anda akan berpikir bahwa grafik ini sangat mirip dengan spektrum infra-
merah etil etanoat dan ester. Karena tidak ada lembah yang disebabkan oleh
ikatan O-H, dan karena adanya penyerapan tegas yang disebabkan oleh
ikatan C=O pada daerah sekitar 1700cm-1. Golongan aldehida akan
mempunyai spektrum infra-merah yang sama dengan golongan keton.
7. Asam hidroksi propanoat (asam laktat)
Grafik ini sangat menarik, karena mempunyai dua macam ikatan O-H
dimana yang satu terikat pada asam dan yang satunya lagi merupakan
‘alkohol’ yang terikat pada rantai golongan -COOH. Ikatan O-H dalam
golongan asam timbul pada daerah sekitar 2500-3300, sedangkan yang
terikat pada rantai pada daerah sekitar 3230-3550cm-1. Bila digabungkan,
akan menjadi lembah dengan jangkauan yang sangat besar meliputi
daerah 2500-3550cm-1. Perhatikan juga bahwa keberadaan ikatan C=O
yang kuat pada daerah sekitar 1730 cm-1.
8. Aminobutan
Amine primer ini mempunyai group -NH2 yang juga termasuk ikatan N-
H. Penyerapan group ini timbul pada daerah sekitar 3100-3500cm-1.Dua
lembah tersebut (ciri khas amine primer) bisa dilihat secara jelas pada
spektrum sebelah kiri dari penyerapan oleh C-H.

9
BABIII

PENUTUP

1.Kesimpulan

1.Spektrum infra merah berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi dalam
senyawa organik.

2. Daerah di bawah frekuensi 650 cm-1 dinamakan infra merah jauh. Sedangkan
daerah di atas frekuensi 4000 cm-1 dinamakan infra merah dekat.

3. Monokromator terdiri dari celah masuk dan celah keluar yang berupa kisi
difraksi atau prisma.

4. Detektor panas digunakan untuk mendeteksi sinar infra merah..

5. Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan dengan


sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-pita
serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut
sebagai daerah sidik jari.

2.Penutup

Demikian makalah yang dapat kami sampaikan tentunya banyak sekali


kekurangan yang terdapat pada makalah kami, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar kami dapat belajar dari
kekurangan kami.

10
DAFTARPUSTAKA

http://persembahanku.wordpress.com/2007/06/26/spektrofotometri-infra-merah/
http://www.chem-is-try.org/index.php?sect=belajar&ext=analisis02_01
http://www.chem-is-try.org/index.php?sect=belajar&ext=analisis02_03
Stanley H. Pine, dkk. Kimia Organik 1. Edisi ke 4, ITB Bandung, Bandung 1988
Sudjadi, Penentuan Struktur Senyawa Organik. Ghalia Indonesia, Bandung 1983
Sumar Hendana, dkk. Kimia Analitik Instrumen. IKIP Semarang Press, Semarang
1994

11
12

Anda mungkin juga menyukai