Anda di halaman 1dari 51

Spektrofotometri Inframerah

Dispersif & FTIR

Dr. Fauzan Zein M., M.Si., Apt.


• Ditemukan pertama kali oleh Sir William
Herschel pada tahun 1800.
•  Mendispersikan radiasi matahari
dengan suatu prisma.
• Daerah inframerah dekat
0,75 – 2,5 um (13.000 – 4.000 cm-1)
• Daerah inframerah pertengahan
2,5 – 50 um (4.000 – 200 cm-1)
• Daerah inframerah jauh
50 – 1.000 um (200 – 10 cm-1)
Paling sering digunakan  IR Pertengahan
4.000 – 200 cm-1 ( =kaiser)
Energi radiasi IR tidak cukup kuat untuk
menyebabkan terjadinya transisi elektronik.

Medan listrik molekul (momen dipol) berinteraksi


dengan medan listrik radiasi IR

Molekul bervibrasi dengan frekuensi tertentu.

Pada frekuensi radiasi sesuai dengan frekuensi


vibrasi alami molekul  transfer energi 
perubahan amplitudo vibrasi molekul  absorbsi
radiasi.
Setiap molekul memiliki harga energi yang tertentu. Bila suatu
senyawa menyerap energi dari sinar infra merah, molekul
mengalami perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan
perubahan energi rotasi (sesuai dengan tingkatan energi yang
diserap)
Regang (rentang) vs rapat (tekan)

energi potensial naik

gerak
1. Vibrasi regang (stretching vibration)
 Menyebabkan perubahan panjang ikatan
antara dua benda (atom)
VIBRASI MOLEKUL

2. Vibrasi tekuk (bending vibration)


 Menyebabkan perubahan sudut ikatan
antara dua benda (atom)
• Hanya molekul yang mempunyai vibrasi yang
menyebabkan perubahan momen dipol yang dapat
mengabsorpsi radiasi IR.
• Momen dipol ditentukan oleh :
1. Perbedaan muatan
2. Jarak antar pusat muatan
• O2, H2, Cl2 TIDAK mengabsorpsi radiasi IR  IR inaktif
• SO2, CO2  mengabsorpsi radiasi IR  IR aktif
• Spektrum IR suatu molekul adalah hasil transisi
antara tingkat getaran yang berlainan

• Gerakan getaran molekul menyerupai gerakan


suatu bola yang dipasang pada pegas, yaitu osilator
harmoni

• Penetapan frekuensi regang dapat didekati dengan


penerapan hukum Hooke’s
• Dua atom dihubungkan oleh ikatan kovalen ditunjukkan
seperti 2 beban pada ujung-ujung pegas. Ketika beban
dipindah dari posisi diamnya dan dilepaskan,vibrasinya
hanya pada frekwensi tertentu yang tergantung pada
massa beban dan konstanta berhubungan dengan
kekakuan pegas.
Spektrum IR pada dasarnya merupakan plot dari
frekuensi yang ditransmisikan/diabsorpsi terhadap
intensitas transmisi/absorpsi.

Sumbu x : bilangan gelombang (cm-1)


Sumbu y : intensitas (%)

Mode spektrum IR :
1. Mode absorpsi
2. Mode transmisi
baseline

peak

• Transmitans menyatakan banyaknya intensitas cahaya yang


kembali ke detektor
M at h Com poser 1. 1. 5
ht t p: / / www. m at hcom poser . com

intensitas
%T = x 100
intensitas orisinil
Intensitas spektrum IR ditentukan oleh besarnya momen dipol
ikatan tersebut.

1. Ikatan dengan kepolaran yang kuat  intensitas pita kuat

2. Ikatan dengan kepolaran medium dan ikatan asimetris 


intensitas pita medium

3. Ikatan dengan kepolaran lemah dan ikatan simetris 


intensitas pita lemah/tidak dapat diobservasi
Informasi apa yang dapat
diperoleh dari spektrum
IR?
Daerah spektrum IR terbagi menjadi 2 :

1. Daerah gugus fungsi (3600 – 1400 cm-1)

2. Daerah sidik jari (1400 – 600 cm-1)

Spektrum IR tidak memberikan detail informasi rumus


atau struktur molekul  harus dikombinasikan dengan
teknik analisis lain
• Merupakan suatu peta korelasi (correlation chart) dari
ribuan spektra IR

• Berguna untuk identifikasi gugus fungsional

• Menunjukkan absorpsi yang disebabkan oleh modus


vibrasi ulur
• Merupakan area yang kompleks dengan banyak pita
yang saling tumpang tindih (overlap) akibat modus
vibrasi ulur dan tekuk

• Bersifat khas untuk tiap senyawa

• Hanya senyawa yang sama/enantiomernya yang akan


mempunyai spektrum IR yang sama
1. Sumber radiasi
2. Monokromator (utk spektro IR dispersif) / Interferometer (utk
spektro IR nondispersif FTIR)
3. Sel
4. Detektor (transducer)
Padatan inert  dipanaskan secara elektrik (1500 – 2200 K) 
BLACKBODY
1. Nerst Glower : oksida alam
2. Globar Source : balok silikon karbida
3. Kawat pijar : kawat NiCr
4. Pancaran merkuri (mercury arc)
5. Lampu filamen Tungsten
6. Laser – CO2
1. Instrumentasi Dispersi
Menggunakan monokromator (kisi
difraksi/grating)untuk memilih masing-masing
bilangan gelombang secara berurutan untuk
memantau intensitasnya setelah radiasi melewati
sampel
2. Instrumentasi Non Dispersi
(Fourier Transform-IR)
Menggunakan interferometer (cermin bergerak untuk
memindahkan bagian radiasi yang dihasilkan oleh satu
sumber), tidak perlu dispersi
Dilengkapi dengan interferometer yg tdd :
1. cermin yang bergerak tegak lurus (moving mirrors)
2. cermin yang diam (fixed mirror)
Radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan
jarak yang ditempuh menuju cermin bergerak ( M )
dan jarak cermin diam ( F )  retardasi ( δ )
Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima
detektor terhadap retardasi disebut sebagai
interferogram
• Sel untuk sampel padatan  KBr disk
• Sel untuk sampel cairan
a. Sampel Gas
Dapat dianalisis secara langsung, dimasukkan pada wadah
sampel dengan 2 buah katup
b. Sampel Cair
 Dapat dianalisis dalam bentuk murninya atau bentuk
larutan
 Membuat lapisan tipis yang diletakkan pada 2 lempengan
NaCl yang diletakkan berhimpitan (tebal lapisan max 0,01
mm)
c. Padat
Dapat dianalisis dalam bentuk pelet, pasta (mull), lapisan tipis

Pelet dibuat dengan menggerus sampel dengan KBr  ditekan


dengan tekanan 10-20Mpa pelet
Pasta dibuat dengan mencampur sampel dengan mulling oil
(parafin cair=nujol) dioleskan diantara 2 lempeng NaCl
hingga lapisannya tipis dan rata
 Sampel dilarutkan dengan pelarut organik yang bebas air (
karbon disulfida, karbon tetrakhlorida)
Lapisan tipis dibuat dengan meneteskan larutan dalam pelarut
yang mudah menguap pada permukaan kepingan NaCl dan
dibiarkan sampai menguap
1. Thermal transducer
berdasarkan efek pemanasan dari radiasi
2. Pyroelectric transducer
berdasarkan polarisasi yang tergantung pada suhu
3. Photoconducting transducer
terdiri dari lapisan tipis semikonduktor
Timbal sulfida, merkuri/cadmium tellurida, indium antimonida 
ditumpukkan pada permukaan gelas nonkonduktif dan disegel
 melindungi semikonduktor dari atmosfer
Semikonduktor mengabsorpsi radiasi ir (pd tkt energi tertentu) 
menurunkan resistensi elektrik
Ditempatkan secara serial dengan sumber tegangan dan load
resistor
Tegangan turun pd load resistor  daya yang terukur dari
radiasi cahaya
• Fotokonduktor timbal sulfida  daerah ir dekat (10.000 – 333
cm-1)  dpt digunakan pd suhu kamar
• Fotokonduktor merkuri/cadmium tellurida  daerah ir
menengah dan jauh
harus didinginkan dengan nitrogen cair  minimalkan
gangguan termal
PALING BANYAK DIGUNAKAN DLM FTIR
Radiasi Laser (light amplification by stimulated emission of
radiation)
• Pada spek. FT-IR digunakan sebagai
radiasi yang diinterferensikan dengan
radiasi IR agar sinyal radiasi IR diterima
detektor secara utuh dan lebih baik
• Pemandu radiasi IR menuju detektor,
umumnya digunakan LASER: He* Ne
Dispersi Non Dispersi (FT-IR)
1. Sistem optik : 1. Sistem optik :
SR-Sampel-M-D SR-IF-Sampel-D
2. Banyak pergerakan mekanik 2. Hanya ada 1 cermin yang
: datanya kurang sahih, bergerak : datanya sahih,
rusak
awet
3. Frekuensi puncak spektrum
kurang tepat, perlu kalibrasi 3. Frekuensi puncak spektrum
dengan standar (dg dikontrol dengan laser (tiap
spektrum polistiren) spektrum merupakan hasil
4. Lebih lambat (2-3 menit) kalibrasi)
5. Tidak bisa untuk analit 4. Lebih cepat (0,1 detik)
termolabil 5. Bagus untuk analit termolabil
• Dapat digunakan pada semua frekuensi dari
sumber cahaya secara simultan sehingga analisis
dapat dilakukan lebih cepat daripada
menggunakan cara sekuensial atau scanning.

• Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih


besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang
masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa
harus melalui celah (slitless).
Analisis Kualitatif
Analisis senyawa organik ditentukan secara kualitatif
berdasarkan pada daerah gugus fungsi dan daerah sidik
jari.

Daerah gugus fungsi (3600 cm-1 – 1200 cm-1) dan


daerah sidik jari (1200 cm-1 – 600 cm-1).

Daerah sidik jari dapat menentukan identitas senyawa


yg tidak diketahui dengan melihat kemiripan daerah
sidik jari senyawa pembanding.

Perbedaan pada struktur dan kedudukan molekul dapat


memberi perubahan pada hasil spektrum dan distribusi
puncak absorpsi pada daerah sidik jari.

Struktur molekul senyawa yg dianalisis dapat diketahui


berdasarkan distribusi puncak absorpsi pada spektrum.
Dr.Fauzan Zein M., M.Si., Apt.

Anda mungkin juga menyukai