Titrasi Biamperometri
Titrasi Amperometri
Titrasi Potensiometri
Kelompok G4
Kelas : Matrikulasi FA-2
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Nama kelompok :
1. Rauzatul Azwa (191FF04061)
2. Ridwan Yusuf A (191FF04062)
3. Risma Niswatin Ulya (191FF04064)
4. Vinca Aristania Gama (191FF04065)
5. Vovi Yuvika F (191FF04063)
6. Sukma Aulia Z (191FF04071)
7. Siti Laelatul K (191FF04069)
8. Utari Citra V (191FF04070)
9. Puput Novriana (191FF04080)
10. Sintia Veronika.P (191FF04067)
11. Siti Fatimah (191FF04068)
12. Syifa Rohmatika. N (191FF04072)
13. Tyas Septiana (191FF04073)
14. Yova Endah Adawiyah (191FF04074)
15. Ida Ayu Komang A.P (191FF04075)
16. Hajrawati (191FF04076)
17. Widya Shopihatul G (191FF04077)
18. Azmiah Safitri (191FF04078)
19. Siti Nuryah A (191FF04079)
Pengertian
TITRASI
Prinsip BIAMPEROMETRI
Titrasi
biamperometri
merupakan
Instrumen
suatu metode Prinsip kerja utama dari
voltametri yang biamperometri adalah Salah satu elektroda
menggunakan “mikroelektrolisis” Set instrument akan bertindak
mikroelektroda biamperometer hampir sebagai katoda dan
komponen sampel
kembar zat serupa dengan set instrument elektroda lainnya
dengan memanfaatkan amperometer, pada set bertindak sebagai
padat reaksi redoks dari salah amperometer elektroda SCE anoda. Bentuk plot
satu komponen hasil digantikan dengan elektroda kurva titrasi yang
reaksi. elektroda kembar platina. dihasilkan
Beda potensial tetap bergantung pada
diberikan pada rentang 0-200 kesetimbangan
mV melalui dua elektroda reaksi redoks pada
melalui pengaturan hambatan elektroda
variable (R=1000 ohm).
Buret
Sebagai alat penitrasi yang berisi larutan peniter
Modern
Portfolio
Presentation
• Hal pertama yang dilakukan saat pengkondisian pengukuran adalah
penentuan potensial kerja dengan voltametri siklik
Gambar 1 menunjukkan
Gambar 1 menunjukkan voltamogram siklis dari larutan
voltamogram siklis dari larutan larutan NaOH 0,1 M mannitol 2,5
NaOH 0,1 M pada grafik A. M pada grafik B
Pemindaian terjadi dari potensial Pada titik b (sekitar 0,14 V) terjadi
negatif menuju potensial positif. reduksi AuO menjadi logam Au
Grafik A di titik a (sekitar 0,6 V) yang ditandai dengan arus difusi
terbentuk lapisan oksida AuO yang yang dihasilkan bernilai sangat
ditandai dengan arus difusi yang negatif. Grafik B di titik c (sekitar
dihasilkan bernilai sangat positif. 0,33V) larutan mannitol dioksidasi
Potensial ini dapat menghalangi menjadi asam karboksilat. Setelah
proses oksidasi mannitol. melalui titik c, grafik menurun
dengan cepat karena
pembentukan lapisan oksida yang
ditunjukkan pada kurva A yang
dapat menghalangi proses oksidasi
Dari grafik di atas diketahui
bahwa mannitol dapat
dioksidasi pada kisaran
potensial 0,2 V sampai 0,40 V.
Bila dibuat kurva hubungan
antara kisaran potensial kerja
terhadap arus maka akan
diperoleh potensial kerja
mannitol (0,2 V) dengan arus
yang paling tinggi, seperti pada
gambar 2. Pemilihan potensial
dapat mempengaruhi arus
difusi yang dihasilkan.
Ketergantungan arus terhadap
potensial dapat ditunjukkan
pada persamaan 1 dan 2
Penentuan waktu
penerapan potensial
Pengukuran larutan mannitol dengan teknik PAD dalam sistem alir (FIA) memiliki kisaran
konsentrasi linier 1 x 10-4 M sampai 1 x 10-2M dengan batas deteksi 10 μM dan kepekaan
5040 M/μA. Penggunaan metode elektrokimia dalam pengukuran mannitol tidak
membutuhkan proses pemisahan pada pengerjaannya sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengukuran mannitol dengan teknik PAD lebih sederhana dan lebih cepat.
Pengertian
TITRASI
Titrasi potensiometri POTENSIOMETRI
Merupakan bagian dari Prinsip
volumetri, di mana ttik akhir
titrasi ( TAT ) ditentukan dari
harga potensial sistem. Pada Pengukuran potensial listrik antara elektroda indikator
metode ini tidak memerlukan dan elektroda yang dicelupkan pada larutan. Untuk
indikator, karena fungsi mengukur potensial pada elektroda indikator harus
digunakan elektroda standar yaitu berfungsi sebagai
indikator digantikan dengan
pembanding yang mempunyai harga potensial tetap
alat yang secara otomatis selama pengukuran. Elektroda indikator ini sebagai
mencatat nilai elektroda pengukur dan elektroda yang dicelupkan
potensialnya,sehingga TAT = TE merupakan elektroda pembanding. Elektroda indikator
merupakan elektroda yang potensialnya bergantung
pada konsentrasi ion yang akan ditetapkan dan proses
pemilihannya berdasarkan jenis senyawa yang hendak
ditentukan
Instrument Titrasi Potensiometri
Pada analisis potensiometri, arus listrik harus
Padatetap
dijaga analisis
nol.potensiometri, arus listrik
Untuk mendapatkan harus
kondisi Elektroda terdiri dari dua jenis, yaitu elektroda kerja
Elektroda
dan elektroda terdiri dari dua jenis,
pembanding. Untuk yaitu elektroda
hasil kerja
yang baik
inidijaga
maka tetap
pada nol.
alat Untuk mendapatkan
volmeter kondisi
harus dipasang
ini maka pada alatsehingga
volmeterpotensial
harus dipasang dan elektroda
biasanya pembanding.
2 jenis elektroda Untuk hasil
pembanding yangyang baik
sering
tahanan yang tinggi, yang
tahanan yangstabil.
tinggi,Alat
sehingga potensial yang biasanya
dipakai yaitu2 elektroda
jenis elektroda
kalomelpembanding
jenuh, (Hg,yang sering
Hg2Cl2)
terukur relatif pengukur potensial
terukur relatif stabil. Alatkhusus
pengukur dipakai
dan yaitu elektroda
elektroda kalomel
perak, perak jenuh,(Ag,
klorida (Hg, AgCl).
Hg2Cl2)
jenis ini biasanya dirancang olehpotensial
pabrik
jenis ini biasanya dirancang khusus oleh pabrik dan elektroda
Elektroda kerja yang perak,
dipakaiperak
sangatklorida (Ag, dari
tergantung AgCl).
maupun ahli elektro. Alat ini lebih sering
maupun ahli potensiometer.
elektro. Alat ini lebih sering Elektroda
analit kerja yang
yang dianalisis dandipakai
cara apasangat
yangtergantung
dipilih untukdari
disebut sebagai
disebut sebagai potensiometer. analit yang
analisis. Padadianalisis
prinsipnyadankita
carapakai
apa yang dipilihyang
elektroda untuk
analisis.
selektif Pada prinsipnya
terhadap kita pakai elektroda yang
analit yang diukur.
selektif terhadap analit yang diukur.
Terbagi 3
1
1 3
Titrasi netralisasi 3
Titrasi netralisasi Titrasi Redoks
Titrasi Redoks
2
2
Titrasi Kompleksometri
Titrasi Kompleksometri
Prosedur Titrasi asam-basa secara potensiometri
Elektroda gelas dibilas dengan aquadest dan dikeringkan dengan tisu, kemudian pH meter dinyalakan.
Ditekan tombol “Cal” dan ditunggu hingga angka pH konstan di angka 4 dilakukan hal yang sama pada
buffer pH 7 dan 10
Buret dipasang pada statif dengan baik dan benar(Gelembung udara pada buret dihilangkan)
Asam oksalat ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass dan dilarutkan aquadest.
Diawali dengan penambahan 5ml pentiter, lalu setelahnya dilakukan pengukuran dan pencatatan pH setiap
penambahan 0.5 ml pentiter (dengan cara dicelupkan elektroda lalu ditekan tombol “Read”).
Dilakukan berulang kali sampai terjadi lonjakan pH 3-4 titik di atas pH netral.
Sampel ditimbang, dimasukkan ke dalam beaker glass, kemudian ditambahkan etanol 96% 25 ml, kocok/aduk
hingga larut.
pH nya diukur dengan menggunakan pH meter, dengan cara dicelupkan elektroda gelas sambil ditekan tombol
“Read” kemudian dicatat pH nya. (keadaan ini belum ditambahkan NaOH 0,1 N alias 0 ml NaOH).
pH nya diukur dengan pH meter kemudian dicatat pH nya (caranya sama seperti nomor 2).
Ditambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 N dari buret (pentiter) sambil dititrasi dan diukur pH nya kemudian dicatat.
Dilakukan berulang (diukur pH nya dan dicatat setiap penambahan 0,5 ml pentiter) hingga terjadi lonjakan pH
3-4 titik diatas pH netral.