Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA KLINIK

PERHITUNGAN HARGA POKOK

Disusun Oleh :
GELOMBANG 2, KELOMPOK 2
NURANI HAFSYAH 191FF04052
PERMATASARI 191FF04053
PIETKA TRIA PRINGADI 191FF04054
KELAS FA2 MATRIKULASI

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2020
PRAKTIKUM IV
PERHITUNGAN HARGA POKOK

ORGANISASI KERJA
Manager : Nurani Hafsyah
Bagian Persiapan : Permatasari
Bagian Perbekalan : Pietka Tria Pringadi
Bagian Pelaksana Kerja : Pietka Tria Pringadi, Permatasari dan Nurani Hafsyah

I. TUJUAN
1. Mengetahui komponen harga pokok di laboratorium
2. Mengetahui cara untuk efisiensi bisnis melalui pemantauan harga pokok

II. PRINSIP
Perhitungan harga pokok pemeriksaan di laboratorium bertujuan untuk efisiensi bisnis
laboratorium klinik.

III. DASAR TEORI


Menurut Hansen dan Mowen (2006), harga pokok produksi mewakili
jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tersebut. Sedangkan menurut
Soemarso (2004), biaya yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut harga
pokok produksi barang selesai (cost of good manufactured) atau disingkat dengan
harga pokok produksi. Unit cost atau biaya satuan adalah hasil pembagian antara total
cost yang dibutuhkan dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan, dimana
produk di laboratorium berupa tes atau pemeriksaan laboratorium. Jadi unit cost di
laboratorium adalah harga pokok tes atau pemeriksaan laboratorium.
Dalam menentukan unit cost, diperlukan pemahaman terhadap macam biaya
yang berkaitan dengan kebutuhan laboratorium. Secara umum, biaya di laboratorium
dibagi dua, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost):
1. Biaya langsung (direct cost) laboratorium.
Biaya langsung adalah biaya yang mudah ditelusuri ke harga suatu obyek, contohnya
pada pembuatan produk kursi alumunium, maka alumunium merupakan direct cost
terhadap cost object kursi alumunium. Biaya langsung laboratorium bisa berupa biaya
reagen, biaya standar, biaya bahan habis pakai (vakutainer, spuit,dll), biaya SDM
laboratorium, biaya kalibrasi, biaya PME, biaya maintenance peralatan, biaya sewa
alat, biaya LIS , biaya penyusutan peralatan, biaya listrik, biaya air , biaya
pembuangan limbah laboratorium, dan lain sebagainya.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost) laboratorium
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu
yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal
dengan biaya overhead. Contoh: biaya asuransi gedung yang dibayar oleh perusahaan.
Biaya tidak langsung laboratorium dapat berupa biaya pemasaran, biaya umum dan
administrasi, biaya manajemen, biaya penyusutan gedung, dan lain sebagainya.
Dalam hubungannya dengan pemeriksaan laboratorium, biaya laboratorium dibagi
menjadi dua:
1. Biaya langsung pemeriksaan
Biaya langsung untuk pemeriksaan adalah reagen, standar, SDM (dokter SpPK
dan analis), bahan habis pakai .
2. Biaya tidak langsung pemeriksaan
Biaya tidak langsung untuk pemeriksaan/ tes adalah biaya SDM lainnya, biaya
kalibrasi, biaya maintenance peralatan, biaya sewa alat, biaya penyusutan peralatan ,
biaya listrik, biaya air, biaya pembuangan limbah laboratorium, biaya penyusutan
gedung, dan lainnya.
Perhitungan harga pokok dari suatu test terdiri
1. Harga pokok teoritis, adalah harga pokok yang dihasilkan dari perhitungan harga
reagen terhadap jumlah test teoritis yang tertera di dalam kemasan
2. Harga pokok teknis adalah harga pokok yang dihasilkan dari perhitungan
hargareagen terhadap jumlah test yang digunakan untuk proses operasional "test
pasien,QC, test kalibrasi, test pengulangan, reagen terbuang dll.
3. Harga pokok pemasaran adalah harga pokok yang dihasilkan dari perhitungan
harga reagen terhadap jumlah test yang menghasilkan omset.

IV. ALAT & BAHAN


Alat Bahan :
- Komputer/Laptop - Daftar Harga
- Kalkulator
V. PROSEDUR
STUDI KASUS :
Sebuah laboratorium akan melakukan pergantian alat laboratorium dari alat
manual ke alat otomatis sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dengan
laboratorium sekitarnya. Untuk melakukan perhitungan harga pokok laboratorium
tersebut menerima penawaran dengan harga terlampir dari pembekal alat berupa :
1. Harga reagen normal, alat dibeli dengan harga 500 juta. Masa penyusutan alat 4
tahun biaya pemeliharaan alat setiap tahun 5 juta.
2. Harga KSO, alat tidak perlu dibeli, masa sewa 4 tahun dan setelah 4 tahun alat
menjadi milik sendiri. Target pembelian reagen 18 juta per bulan.
Asumsi perolehan jumlah test sebagai berikut dan akan naik 20% setiap tahun:
1. Jumlah pemeriksaan lengkap 7 pasien per hari
2. Jumlah pemeriksaan lemak lengkap 5 pasien per hari
3. Jumlah pemeriksaan gula 10 pasien perhari
Tarif laboratorium naik 5 % per tahun
Jumlah hari kerja per bulan: 25 hari kerja
Sebagai seorang manager QC anda diminta pendapat mana yang lebih menguntungkan
apakah membeli alat atau dengan melakukan KSO (Kerja Sama Operasional).
Berapa jumlah test minimal yang perlu dicapai untuk dapat mempercepat proses KSO
menjadi 3,5 tahun.
Penggunaan:
- Calibrator: 3 kali seminggu
- Control Low: 1 kali per hari
- Control High: 1 kali per hari

Penggunaan:
- Multi Calibrator: 3 kali seminggu
- Control N: 1 kali per hari
- Control P: 1 kali per hari

Tarif Laboratorium :
- SGPT : 33.000
- Albumin : 43.000
- Alkali Fosfatase : 48.000
- Bilirubin direk : 41.000
- Bilirubin total : 41.000
- Kreatinin : 34.000
- GGT : 50.000
- Glukosa : 22.000
- Total Protein : 43.000
- Ureum : 34.000
- Asam Urat : 35.000
- HDL : 43.000
- LDL : 68.000
- Trigliserida : 36.000
- Kolesterol : 34.000
Bagan Kerja :

Penyelesaian
Diskusi Laporan
kasus
VI. DAFTAR PUSTAKA
Hansen, D. R. dan M. M. Mowen. 2004. Managerial Accounting. Thomson. South Western.
Terjemahan D. A. Kwary. 2006. Akuntansi Manajerial. Edisi Kedelapan. Salemba Empat.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai