Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA

Disusun Oleh:

Muhammad Yoga Abdillah


Muhammad Zidan Al-Rizky
Nabila Alya Khairuni’mah
Nadifa Balqis Haura
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah Ta’alaa atas


segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga makalah Kimia tentang
“Spektrofotometer Inframerah” ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah
pengetahuan para siswa dan siswi pada khususnya dan para pembaca umumnya
tentang Spektrofotometer Inframerah yang merupakan salah satu bagian dari mata
pelajaran Kimia. Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapa memperbaiki makalah
Spektrofotometer Inframerah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Tenggarong Seberang, 14 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................


Daftar Isi ........................................................................................................
BabI Pendahuluan...........................................................................................
1.Latar belakang ...................................................................................
2.Tujuan ...............................................................................................
BabII Pembahasan .........................................................................................
A.Pengertian .........................................................................................
B.Pembentukan Spektrofotometri Infra Merah ....................................
C.Macam-Macam Viberasi ..................................................................
D.Alat dan Sistem Kerja ......................................................................
E.Daerah-daerah Sidik Jari ..................................................................
BabIII Penutup...............................................................................................
Kesimpulan ........................................................................................
Saran ..................................................................................................
Daftar Pustaka ...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Atom-atom di dalam suatu molekul tidak diam melainkan bervibrasi
(bergetar). Energi dari kebanyakan vibrasi molekul berhubungan dengan daerah
infra merah. Vibrasi molekul dapat dideteksi dan diukur pada spektrum infra
merah. Bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka
molekul-molekulnya dapat menyerap (mengabsorbsi) energi dan terjadilah
transisi diantara tingkat vibrasi dasar (ground state) dan tingkat vibrasi
tereksitasi (excited state). Pengabsorbsian energi pada berbagai frekuensi dapat
dideteksi oleh spektrometer infra merah, yang memplot jumlah radiasi infra
merah yang diteruskan melalui cuplikan sebagai fungsi frekuensi (atau panjang
gelombang) radiasi. Plot itu disebut spektrum infra merah yang akan
memberikan informasi pentig tentang gugus fungsional suatu molekul.

B.Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1.pengertian infra merah,

2.alat dan sistem kerja

3.juga daerah-daerah sidik jari.


BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode


yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang
berada pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada
Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm . Radiasi elektromagnetik
dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan
bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik,
artinya mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya
saling tegak lurus dengan arah rambatan. Saat ini telah dikenal berbagai
macam gelombang elektromagnetik dengan rentang panjang gelombang
tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan spektrum dari
berbagai panjang gelombang. Sinar infra merah dibagi atas tiga daerah,
yaitu:

a. Daerah Infra Merah dekat.

b. Daerah Infra Merah pertengahan.

c. Daerah infra merah jauh.

Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas,


daerah panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer
infra merah adalah pada daerah infra merah pertengahan, yaitu pada
panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 –
200 cm-1. Satuan yang sering digunakan dalam spektrofotometri infra
merah adalah Bilangan Gelombang ( ϋ) atau disebut juga sebagai Kaiser.
B.Pembentukan Spektrofotometri Infra Merah
Anda mungkin tahu bahwa cahaya yang bisa kita lihat itu terdiri dari
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang berbeda-beda, setiap
frekuensi tersebut bisa dilihat sebagai warna yang berbeda. Radiasi Infra-
merah juga merupakan gelombang dengan frekuensi yang
berkesinambungan, hanya saja mata kita tidak bisa melihat mereka. Jika
anda menyinari sebuah senyawa organik dengan sinar infra-merah yang
mempunyai frekuensi tertentu, anda akan mendapatkan bahwa beberapa
frekuensi tersebut diserap oleh senyawa tersebut. Sebuah alat
pendetektor yang diletakkan di sisi lain senyawa tersebut akan
menunjukkan bahwa beberapa frekuensi melewati senyawa tesebut tanpa
diserap sama sekali, tapi frekuensi lainnya banyak diserap. Berapa
banyak frekuensi tertentu yang melewati senyawa tersebut diukur sebagai
'persentasi transmitasi' (percentage transmittance). Persentasi transmitasi
dengan nilai 100 berarti semua frekuensi dapat melewati senyawa
tersebut tanpa diserap sama sekali. Pada kenyataannya, itu tidak pernah
terjadi, selalu akan ada penyerapan, walaupun kecil, mungkin transmitasi
sebesar 95% adalah yang terbaik yang bisa anda peroleh. Transmitasi
sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua frekuensi tersebut
diserap oleh senyawa itu. Tingginya penyerapan seperti ini akan membuat
kita mengerti tentang ikatan-ikatan yang ada dalam senyawa tersebut.
Grafik di bawah ini menunjukkan bagaimana nilai persentasi transmitasi
berubah jika frekuensi dari radiasi Infra-merah yang diberikan itu dirubah.

C.Macam-macam Viberasi

a.Vibrasi Regangan (Streching)


1. Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah
dalam satu bidang datar.
2. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak
searah tetapi masih dalam satu bidang datar.
b.Vibrasi Bengkokan (Bending)
Jika sistim tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih
besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi
deformasi yang mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara
keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri
tetapi masih dalam bidang datar.
2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun
simetri dan masih dalam bidang datar.
3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar
dari bidang datar.
4. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan
yang menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam
bidang datar.

D.Alat dan Sistem Kerja


Spektrometer infra merah biasanya merupakan spektrometer berkas
ganda dan terdiri dari 4 bagian utama yaitu sumber radiasi, daerah
cuplikan, kisi difraksi (monokromator), dan detektor.

1.Sumber Radiasi
Radiasi infra merah biasanya dihasilkan oleh pemijar Nernst dan
Globar. Pemijar Globar merupakan batangan silikon karbida yang
dipanasi sekitar 1200°C, sehingga memancarkan radiasi kontinyu pada
daerah 1-40 µm. Globar merupakan sumber radiasi yang sangat stabil.
Pijar Nernst merupakan batang cekung dari sirkonium dan yttrium
oksida yang dipanasi sekitar 1500°C dengan arus listrik. Sumber ini
memancarkan radiasi antara 0,4-20 µm dan kurang stabil jika
dibandingkan dengan Globar.

2.Monokromator
Monokromator ini terdiri dari sistem celah masuk dan celah keluar, alat
pendespersi yang berupa kisi difraksi atau prisma, dan beberapa
cermin untuk memantulkan dan memfokuskan sinar. Bahan yang
digunakan untuk prisma adalah natrium klorida, kalium bromida, sesium
bromida dan litium fluorida. Prisma natrium klorida paling banyak
digunakan untuk monokromator infra merah, karena dispersinya tinggi
untuk daerah antara 5,0-16 µm, tetapi dispersinya kurang baik untuk
daerah antara 1,0-5,0 µm.

3.Detektor
Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor
fotolistrik tidak dapat digunakan untuk menggunakan infra merah karena
energi foton infra merah tidak cukup besar untuk membebaskan elektron
dari permukaan katoda suatu tabung foton. Detektor panas untuk
mendeteksi infra merah yaitu termokopel, bolometer, dan sel Golay.
Ketiga detektor ini bekerja berdasarkan efek pemanasan yang
ditimbulkan oleh sinar infra merah.

4.Daerah Cuplikan

Daerah cuplikan infra merah dapat terdiri dari 3 jenis yaitu cuplikan
yang berbentuk gas, cairan dan padatan. Gaya intermolekul berubah
nyata dari bentuk padatan ke cairan ke gas dan spektrum infra merah
biasanya menunjukkan pengaruh dari perbedaan ini dalam bentuk
pergeseran frekuensi. Oleh karena itu, sangat penting untuk dicatat pada
spektrum cara pengolahan cuplikan yang dilakukan.

5.Sistem Kerja

Sinar dari sumber dibagi dalam 2 berkas yang sama, satu berkas
melalui cuplikan dan satu berkas lainnya sebagai baku. Fungsi model
berkas ganda adalah mengukur perbedaan intensitas antara 2 berkas
pada setiap panjang gelombang. Kedua berkas itu dipantulkan pada
”chopper” yang berupa cermin berputar. Hal ini menyebabkan berkas
cuplikan dan berkas baku dipantulkan secara bergantian ke kisi difraksi.
Kisi difraksi berputar lambat, setiap frekuensi dikirim ke detektor yang
mengubah energi panas menjadi energi listrik.
Jika pada suatu frekuensi cuplikan menyerap sinar maka detektor akan
menerima intensitas berkas baku yang besar dan berkas cuplikan yang
lemah secara bergantian. Hal ini menimbulkan arus listrik bolak-balik
dalam detektor dan akan diperkuat oleh amplifier. Jika cuplikan tidak
menyerap sinar, berarti intensitas berkas cuplikan sama dengan
intensitas berkas baku dan hal ini tidak menimbulkan arus bolak-balik,
tetapi arus searah. Amplifier dibuat hanya untuk arus bolak=balik.

Arus bolak-balik yang terjadi ini digunakan untuk menjalankan suatu


motor yang dihubungkan dengan suatu alat penghalang berkas sinar
yang disebut baji optik. Baji optik ini oleh motor dapat digerakkan turun
naik ke dalam berkas baku sehingga akan mengurangi intensitasnya
yang akan diteruskan ke detektor. Baji optik ini digerakkan sedemikian
jauh ke dalam berkas baku sehingga intensitasnya dikurangi dengan
jumlah yang sama banyaknya dengan jumlah pengurangan intensitas
berkas cuplikan, jika cuplikan melakukan penyerapan. Gerakan baji ini
dihubungkan secara mekanik dengan pena alat rekorder sehingga
gerakan baji ini merupakan pita serapan pada spektrum tersebut.
Secara singkat sistem kerjanya seperti ini sebuah cuplikan yang
ditempatkan di dalam spektrofotometer infra merah dan dikenai radiasi
infra merah yang berubah panjang gelombangnya secara
berkesinambungan menyerap cahaya jika radiasi yang masuk
bersesuaian dengan energi getaran molekul tertentu. Spektrofotometer
infra merah memayar daerah rentangan dan lenturan molekul.
Penyerapan radiasi dicatat dan menghasilkan sebuah spektrum infra
merah. Hadirnya sebuah puncak serapan dalam daerah gugus fungsi
sebuah spektrum infra merah hampir selalu merupakan petunjuk pasti
bahwa beberapa gugus fungsi tertentu terdapat dalam senyawa cuplikan.
Demikian pula, tidak adanya puncak dalam bagian tertentu dari daerah
gugus fungsi sebuah spektrum infra merah biasanya berarti bahwa
gugus tersebut yang menyerap pada daerah itu tidak ada.
E.Daerah-Daerah Sidik Jari

Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang


berhubungan dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu
molekul memberikan pita-pita serapan yang berkarakteristik dalam
spektrumnya. Corak pita ini disebut sebagai daerah sidik jari.
1. Alkana

Pita yang nampak di dalam spektra infra merah alkana disebabkan oleh
stecthing C-H di daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2 dan CH3 di
daerah 1450-1470 cm-1, rocking CH pada kurang lebih 1370-1380 cm-
1, dan pita rocking pada 720-725 cm-1.
2.Alkena
Alkena biasanya mengabsorbsi di daerah 3050-3150 cm-1. bentuk C=C
alkena terjadi di daerah 1645-1670 cm-1. Vibrasi bonding C-H di luar
bidang terjadi di antara 650-1000 cm-1. Untuk alkena ujung vibrasi-
vibrasi ini jelas sekali dan nampak diantara 890-990 cm-1.
3.Alkuna
Alkuna ujung memperlihatkan pita stretching C-H yang tajam pada
3300-3320 cm-1 dan bentuk bonding C-H yang jelas pada 600-700 cm-
1. Streching C≡C pada alkuna ujung nampak pada 2100-2140 cm-1
dengan intensitas sedang. Untuk streching C≡C alkuna dalam berupa
pita lemah yang terjadi pada 2200-2260 cm 1.
4.Alkil halida
Ciri absorbsi alkil halida adalah pita yang disebabkan oleh C-X. Posisi
untuk pita-pita ini adalah 1000-1350 cm_1 untuk C-F,750-850 cm-1
untuk C-Cl, 500-680 cm-1 untuk C-Br, dan 200-500 cm-1 untuk C-I.
5.Alkohol dan Eter
Alkohol dan eter mempunyai ciri absorbsi infra merah karena streching
C-O di daerah 1050-1200 cm-1. Dan streching O-H alkohol terjadi di
daerah 3200-3600 cm-1. Sedangkan pada t-butil alkohol streching O-H
sangat kuat yang berpusat pada 3360 cm-1. 6 Asam etanoat
Asam etanoat mempunyai struktur sebagai berikut:

Dari struktur diatas dapat diketahui bahwa senyawa tersebut terdiri dari
ikatan-ikatan sebagai berikut:
Ikatan rangkap karbon-oksigen, C=O
Ikatan tunggal karbon-oksigen, C-O
Ikatan oksigen-hidrogen, O-H
Ikatan karbon-hidrogen, C-H
Ikatan tunggal carbon-carbon, C-C

Ikatan karbon-karbon mempunyai penyerapan cahaya yang terjadi


pada gelombang dalam jangkauan yang luas didalam 'Area sidik jari'
sehingga sangat sulit untuk membedakan spektrum infra-merahnya.
Ikatan tunggal karbon-oksigen juga mempunyai penyerapan dalam
'Area sidik jari', yang berkisar antara 1000 - 1300cm-1,tergantung pada
molekul yang mempunyai ikatan tersebut. Ikatan-ikatan lainnya dalam
asam etanoat ini dapat diketahui secara mudah dengan memperhatikan
penyerapan di luar area sidik jari.
Ikatan C-H (dimana hidrogen tersebut menempel pada karbon yang
mempunyai ikatan tunggal dengan unsur-unsur lainnya) menyerap sinar
pada jangkauan sekitar 2853-2962 cm-1. Karena ikatan ini terdapat
pada sebagian besar senyawa ornganik, maka ini sangatlah tidak bisa
diandalkan. Ikatan rangkap antara karbon-oksigen, C=O, adalah salah
satu penyerapan yang sangat berguna, yang bisa anda temukan pada
daerah sekitar 1680-1750 cm-1. Posisinya sedikit terpengaruh oleh
jenis senyawa yang mempunyai ikatan tersebut.
Ikatan lainnya yang sangat berguna adalah ikatan O-H. Ikatan ini
menyerap sinar yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi
lingkungannya. Ikatan ini akan sangat mudah dikenali dalam sebuah
asam karena akan menghasilkan lembah yang sangat luas pada
daerah sekitar 2500-3300 cm-1.
Spektrum infra-merah untuk asam etanoat adalah sebagai berikut:

7.Propanon
Anda akan berpikir bahwa grafik ini sangat mirip dengan spektrum infra-
merah etil etanolat dan ester. Karena tidak ada lembah yang
disebabkan oleh ikatan O-H, dan karena adanya penyerapan tegas
yang disebabkan oleh ikatan C=O pada daerah sekitar 1700cm-1.
Golongan aldehid akan mempunyai spektrum infra-merah yang sama
dengan golongan keton.
8.Asam hidroksipropanoat (asam laktat)
Grafik ini sangat menarik, karena mempunyai dua macam ikatan O-H
dimana yang satu terikat pada asam dan yang satunya lagi merupakan
'alkohol' yang terikat pada rantai golongan -COOH.
Ikatan O-H dalam golongan asam timbul pada daerah sekitar 2500-
3300, sedangkan yang terikat pada rantai pada daerah sekitar 3230-
3550cm-1. Bila digabungkan, akan menjadi lembah dengan jangkauan
yang sangat besar meliputi daerah 2500-3550cm-1. Perhatikan juga
bahwa keberadaan ikatan C=O yang kuat pada daerah sekitar 1730cm-
1.
9.aminobutan
Amine primer ini mempunyai group -NH2 yang juga termasuk ikatan N-
H. Penyerapan group ini timbul pada daerah sekitar 3100-3500cm-
1.Dua lembah tersebut (ciri khas amine primer) bisa dilihat secara jelas
pada spektrum sebelah kiri dari penyerapan oleh C-H.
BABIII

PENUTUP

1.Kesimpulan

1.Spektrum infra merah berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi


dalam senyawa organik.

2. Daerah di bawah frekuensi 650 cm-1 dinamakan infra merah jauh.


Sedangkan daerah di atas frekuensi 4000 cm-1 dinamakan infra
merah dekat.

3. Monokromator terdiri dari celah masuk dan celah keluar yang berupa kisi
difraksi atau prisma.

4. Detektor panas digunakan untuk mendeteksi sinar infra merah..

5. Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan


dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan
pita-pita serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini
disebut sebagai daerah sidik jari.

2.Penutup

Demikian makalah yang dapat kami sampaikan tentunya banyak sekali


kekurangan yang terdapat pada makalah kami, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar kami dapat
belajar dari kekurangan kami.
DAFTARPUSTAKA

http://persembahanku.wordpress.com/2007/06/26/spektrofotometri-infra-merah/
http://www.chem-is-try.org/index.php?sect=belajar&ext=analisis02_01
http://www.chem-is-try.org/index.php?sect=belajar&ext=analisis02_03
Stanley H. Pine, dkk. Kimia Organik 1. Edisi ke 4, ITB Bandung, Bandung 1988
Sudjadi, Penentuan Struktur Senyawa Organik. Ghalia Indonesia, Bandung 1983
Sumar Hendana, dkk. Kimia Analitik Instrumen. IKIP Semarang Press, Semarang
1994

Anda mungkin juga menyukai