Anda di halaman 1dari 16

PILIHAN GANDA

1. Spektroskopi inframerah akan menghasilkan suatu getaran (vibrasi) yang menunjukkan


…. (Alia Nur Lamalani)
a. Ausokrom
b. Kromofor
c. Gugus fungsi
d. Ikatankovalen
Pembahasan :
Spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infra Red)
atauspektroskopiinframerahadalahsuatumetodeanalisisberdasarkan pada
prinsipinteraksisuatusenyawakimiadenganradiasielektromagnetik yang
akanmenghasilkansuatugetaran (vibrasi)
darisuatuikatankimiapoliatomikataugugusfungsionalsenyawakimia. Teknik ini disebut juga
dengan spektroskopi vibrasional (Moros, et al., 2010).

2. Daerah spektrum inframerah Fingerprint terletak pada radiasi … sampai … cm -1(Alia


Nur Lamalani)
a. 1200-200 cm-1
b. 2000-1200 cm-1
c. 1400-400 cm-1
d. 4000-1400 cm-1
Pembahasan :
Daerah spektrum inframerah dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Daerah frekuensi gugus fungsional terletak pada daerah radiasi 4000-1400 cm-1 . Bagian
dari spektrum ini menunjukkan absorbansi yang timbul karena ikatan dan gugus.
Kebanyakan puncak absorbsi dalam daerah spektrum ini mudah dikenal dan berasal dari
gugus fungsional yang khas.
2) Daerah sidikjari(Fingerprint) yaitudaerah yang terletak pada 1400-400 cm-1 .Pita-pita
absorpsi pada daerah ini berhubungan dengan vibrasi molekul secara keseluruhan. Setiap
atom dalam molekul akan saling mempengaruhi sehingga dihasilkan pita-pita absorpsi
yang khas untuk setiap model (Mudasir dan Candra, 2008).
3. Komponen spektroskopi inframerah yang berfungsi untuk membawa berkas sinar, lalu
memecahnya ke dalam dua berkas sinar, dan membuat salah satu berkas sinar berjalan
dengan jarak yang berbeda dengan yang lain adalah…(Alia Nur Lamalani)
a. Interferometer
b. Beam splitter
c. Detektor
d. Sumbersinar
Pembahasan :
MenurutPurnamasari (2016), spektroskopi FTIR terdiridarikomponen-komponenutama
yaitu:
1) SumberSinar
Sumbersinar yang digunakanspektrofotometer FTIR daerah IR
tengahterbuatdarifilamenGlobaratau Nernst yang
dipanaskandenganmenggunakanlistriksampaitemperatur 1000-1800°C.
2) Interferometer
Interferometer berfungsiuntukmembawaberkassinar, lalumemecahnyakedalam 2
berkassinar yang membuat salah satusinarakanberjalandenganjarak yang berbedadengan
yang sinar yang lain. Perbedaanjarak yang dilalui oleh 2
berkassinarinidisebutperbedaancelahoptik (pathlength difference)
ataupenghambatanoptik. Interferometer akan menghasilkan interferogram yang
merupakan plot dari intensitas versus waktu (spektra domain waktu), namun kurang
efektif. Plot ini diganti dengan plot intensitas versus frekuensi atau bilangan gelombang
(spektra domain versus frekuensi/bilangan gelombang).
3) PemecahSinar (Beam Splitter)
Berupa material transparan dengan indeks relative yang berfungsi untuk mentransmisikan
setengah radiasi yang mengenainya dan merefleksikan/memantulkan setengah yang lain.
4) Daerah Cuplikan
Berkasacuan dan cuplikanmasukkedalamdaerahcuplikan dan masing-masing
menembusselacuan dan cuplikan yang bersesuaian.
5) Detektor
Alat detektor berfungsi untuk mengukur energi pancaran yang lewat akibat adanya panas.
6) Komputer
Digunakan untuk mengendalikan instrumen, misal dalam hal kecepatan, batas, serta awal
dan akhir proses pemindaian (scanning). Kemudian spektrum akan didigitalisasikan oleh
komputer, yaitu komputer akan membaca spektra yang dihasilkan dari proses scanning.

4. Dalam menginterpretasikan spektrum IR terdapat daftar bilangan gelombang dari


berbagai jenis ikatan. Bilangan gelombang dari jenis ikatan regang -C≡C-, C≡N adalah…
(Maqfira Susilowati Monoarfa)
a. 3750-3000
b. 3000-2700
c. 1900-1650
d. 2400-2100
Pembahasan :
Menurut Dachriyanus, 2004
Tabel 2.1 Daftar bilangan gelombang dari berbagai jenis ikatan
Bilangangelombang (ν, Jenis ikatan
cm-1
3750-3000 regang O-H, N-H
3000-2700 regang -CH3, -CH2-, C-H, C-H aldehid
2400-2100 regang -C≡C-, C≡N
1900-1650 regang C=O (asam, aldehid, keton, amida,
ester, anhidrida
1675-1500 regang C=C (aromatik dan alifatik), C=N
1475-1300 C-H bending
1000-650 C=C-H, Ar-H bending

5. Jenis spektroskopi vibrasional dalam bidang farmasi yang merupakan daerah yang
penting untuk analisis kualitatif sistem organik adalah… (Maqfira Susilowati Monoarfa)
a. IR tengah
b. IR dekat
c. IR jauh
d. Spektra Raman
Pembahasan:
Terdapat 3 jenis spektroskopi vibrasional yang diaplikasikan luas dalam bidang farmasi
yaitu spektroskopi inframerah dekat (near infrared), spektroskopi inframerah tengah (mid
infrared), dan spektroskopi Raman. Daerah yang penting untuk analisis kualitatif sistem
organik adalah IR tengah, karena banyak ditemukan vibrasi dasar. Daerah spektra
Ramanadalah sama dengan IR tengah. Pada daerah IR dekat umumnya digunakan konfirmasi
struktur kimia, dan pada IR jauh penggunaannya sangat terbatas (Rohman, 2014)

6. Radiasi yang dipancarkan sumber energi dipisahkan menjadi frekuensi-frekuensi individu


melalui prisma atau grating adalah tipe instrumen spektroskopi inframerah...(Violenta
Tilita Panjaitan)
a. TipeDispersif
b. Tipe scanning
c. Tipe transformasifourier
d. Tipe non-destructive
Pembahasan :
Awal mula instrumen spektroskopi inframerah adalah tipe dispersif, yaitu radiasi
yang dipancarkan sumber energi dipisahkan menjadi frekuensi-frekuensi individu melalui
prisma atau grating. Instrumen juga dilengkapi dengan detektor yang digunakan untuk
mengukur frekuensi radiasi yang telah melewati sampel. Detektor ini menghasilkan spektrum
inframerah yang merupakan plot intensitas serapan (absorbansi) dengan frekuensi/bilangan
gelombang.
7. Salah satu keuntungan spektroskopi FTIR dalam penjelasan struktur molekul...(Violenta
Tilita Panjaitan)
a. Monokromator dan detektor
b. Informasi dalam spektrum tidak melimpah
c. Proses akuisisi relatif mudah dan cepat
d. Teknik sensitif dengan jumlah sampel maksimal yang tidak diperlukan
Pembahasan:
Ada banyak keuntungan spektroskopi FTIR dalam penjelasan struktur molekul : 1)
hampir universal untuk berbagai jenis sampel; 2) merupakan teknik sensitif dengan jumlah
sampel minimum yang diperlukan; 3) proses akuisisi relatif mudah dan cepat; 4) informasi
dalam spektrum melimpah; 5) biayanya relatif rendah. Namun, teknik ini belumlah
sempurna. Ada juga beberapa kelemahan spektroskopi FTIR. Misalnya, ia memiliki
persyaratan lingkungan pengujian yang lebih tinggi. Kelembapan atmosfer dan karbon
dioksida dapat mempengaruhi kualitas spektrum secara drastis dan menghambat interpretasi
spektrum. Spektroskopi FTIR juga mempunyai keterbatasan dalam menganalisis campuran,
yang merupakan tantangan praktis terbesar yang dihadapi spektroskopi FTIR ( Smith,
2011 ). Kesulitan interpretasi spektrum dan penetapan pita meningkat seiring dengan
kompleksitas komposisi analit .
8. Pada spektroskopi inframerah, ikatan kimia yang paling umum diidentifikasi adalah?
(Moh. Syafrie Putra Syaus)
a) Ikatan hidrogen
b) Ikatan kovalen
c) Ikatan ionik
d) Ikatan logam
Pembahasan
Ikatan kovalen terjadi antara dua atom yang saling berbagi pasangan elektron. Ini termasuk
ikatan yang ditemukan dalam sebagian besar senyawa organik dan banyak senyawa
anorganik. Oleh karena itu, spektroskopi inframerah sangat efektif dalam mengidentifikasi
ikatan kovalen dalam berbagai molekul organik dan anorganik (Suryani, 2007)
9. Manakah pernyataan berikut yang benar tentang spektroskopi inframerah? (Moh. Syafrie
Putra Syaus)
a) Spektroskopi inframerah hanya berguna untuk mengidentifikasi senyawa organik
b) Spektroskopi inframerah tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
anorganik
c) Spektroskopi inframerah tidak dapat membedakan antara isomer geometri
d) Spektroskopi inframerah dapat memberikan informasi tentang ikatan kimia
dan struktur molekul
Pembahasan
Spektroskopi inframerah adalah teknik analisis kimia yang digunakan untuk mengidentifikasi
ikatan kimia dalam suatu molekul dan mengungkapkan informasi tentang struktur molekul
(Hardjono, 1991)

10. Semakin besar polarisasi suatu ikatan, maka .... absorpsi infra merahnya (Nabila Natasya
Sumaga)
a. semakin lemah
b. semakin kuat
c. semakin bermuatan
d. semakin kecil bilangan gelombang
Pembahasan:
Polarisasi ikatan molekul merujuk pada orientasi relatif antara inti atom dan elektron dalam
molekul. Ketika polarisasi ikatan semakin besar, berarti terdapat perbedaan muatan yang
lebih besar antara bagian positif dan negatif dalam molekul tersebut.
Absorpsi inframerah terjadi ketika molekul menyerap energi dari radiasi inframerah. Ketika
polarisasi ikatan semakin besar, kesenjangan energi antara keadaan energi molekul yang
berbeda juga semakin besar. Akibatnya, molekul tersebut mampu menyerap radiasi
inframerah dengan intensitas yang lebih besar karena energi yang dibutuhkan untuk
merangsang perubahan keadaan energi juga lebih besar (Atkins and Paula, 2018).

11. Apa fungsi dari interferometer dalam spektrofotometri inframerah? (Nana Nurindah
Upara)
a. Memisahkan panjang gelombang inframerah
b. Memperkuat intensitas radiasi
c. Mengukur absorbansi sampel
d. Menghasilkan sinyal interferensi cahaya
Pembahasan:
Interferometer dalam spektrofotometri inframerah berfungsi untuk menghasilkan sinyal
interferensi cahaya, yang kemudian diolah untuk membentuk spektrum inframerah. Proses ini
memungkinkan identifikasi ikatan kimia dan analisis struktur molekuler dalam sampel.
(Silversteinet.al, 2005).

12. Mengapa kalibrasi yang baik sangat penting dalam spektrofotometri inframerah
kuantitatif? (Nana Nurindah Upara)
a. Untuk menentukan panjang gelombang optimum
b. Memastikan sensitivitas detektor termoelektrik
c. Menyusun hubungan antara intensitas serapan dan konsentrasi sampel
d. Mengkoreksi pengaruh serapan atmosfer
Pembahasan:
Kalibrasi yang baik dalam spektrofotometri inframerah kuantitatif penting untuk menyusun
hubungan yang tepat antara intensitas serapan dan konsentrasi sampel. Hal ini
memungkinkan pengukuran kuantitatif dengan akurasi yang tinggi (Skooget.al, 2007)
13. Spektroskopi infra merah dapat digunakan untuk menganalisis campuran hidrokarbon
aromatik, seperti C8C10 dengan …. sebagai pelarut. (Salsabillah Usman)
a. Metanol
b. n-Heksana
c. Sikloheksana
d. Siklopentana
Pembahasan :
Spektroskopi infra merah dapat digunakan untuk menganalisis campuran hidrokarbon
aromatik, seperti C8C10 (mengandung xylena dalam bentuk orto, meta, para dan etil
benzena), dengan sikloheksana sebagai pelarut (Kristianingrum, 2016).
14. Perhatikan gambar dibawah ini!

Gambar tersebut menunjukkan instrumen/bagan alat dari.... (Salsabillah Usman)


a. Spektrofotometer FTIR 8300 / 8700
b. Spektrofotometer UV-Vis
c. Spektrofotometer Inframerah Model 710b Perkin – Elmer.
d. Spektrofotometer Double beam
Pembahasan :
Spektrofotometer FTIR 8300/8700 merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
identifikasi senyawa, khususnya senyawa organik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Analisis dilakukan dengan melihat bentuk spektrumnya yaitu dengan melihat puncak-puncak
spesifik yang menunjukan jenis gugus fungsional yang dimiliki oleh senyawa tersebut.
Sedangkan analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa standar yang
dibuat spektrumnya pada berbagai variasi konsentrasi (Kristianingrum, 2016).
Spektrofotometer FTIR 8300 / 8700 terdiri dari interferometer unit, personal komputer dan
printer seperti terlihat pada bagan berikut :
(Kristianingrum, 2016)
ESSAY
1. Interpretasikan spektrum inframerah dibawah ini!(Alia Nur Lamalani)

Pembahasan :

Spektrum inframerah tersebut merupakan spektrum inframerah dari etanol. Ikatan O-H
pada alkohol menyerap pada bilangan gelombang yang lebih besar dari suatu asam yaitu
antara 3230 - 3550 cm-1. Absorbsi ini berada pada bilangan gelombang yang lebih besar
lagi jika alkohol ini tidak mengandung ikatan hidrogen seperti dalam keadaan gas.
Absorbsi ikatan C-H sedikit berada dibawah 3000 cm-1, dan serapan pada daerah pada
1000 dan 1100 cm-1 – salah satunya berasal dari ikatan C-O (Dachriyanus, 2004).

2. FT-IR Spectrometer merupakan alat yang biasa digunakan untuk kebutuhan analisis
spectroskopi infra merah. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja dari FTIR Spectrometer!
(Maqfira Susilowati Monoarfa)
Pembahasan :
Mekanisme kerja spektroskopi FTIR adalah ketika sinar datang dari sumber sinar lalu
akan diteruskan. Kemudian dipecah oleh beam splitter menjadi 2 bagian sinar yang saling
tegak lurus. Sinar ini kemudian dipantulkan oleh 2 cermin, yaitu cermin statis/diam dan
cermin bergerak. Lalu sinar hasil pantulan dari kedua cermin tersebut akan dipantulkan
kembali menuju beam splitter untuk saling berinteraksi. Dari beam splitter, sebagian sinar
akan diarahkan menuju cuplikan dan sebagian akan menuju sumber. Gerakan cermin yang
maju mundur akan menyebabkan sinar pada detektor berfluktuasi. Sinar akan saling
menguatkan ketika kedua cermin memiliki jarak yang berbeda. Fluktuasi sinar yang
sampai pada detektor akan menghasilkan sinyal pada detektor yang terdapat di
interferometer (Tahid, 1994).
3. Bagaimana prinsip dasar spektroskopi IR, sebut dan jelaskan syarat suatu ikatan dapat
terukur oleh infrared? (Violenta Tilita Panjaitan)
Pembahasan:
Prinsipdasardarispektroskopi IR adalahapabilasuatu energy mengenaisuatusenyawamaka
energy tersebuthanyaakanmenggetarkanikatan-ikatan pada
senyawatersebutdenganfrekuensitertentusehinggagetaranatauvibrasitersebutdapatterbaca
oleh spektroskopi IR.
Syarat dapat terbaca oleh IR adalah:
a. Frekuensi IR sama dengan frekuensi vibrasi dari ikatan molekul tersebut.
Jika mempunyai frekuensi yang sama maka akan terjadi absorbsi energy oleh
molekul tersebut ang menyebabkan ikatan-ikatan pada molekul tersebut mengalami
vibrasi sehingga dapat terdeteksi oleh spektroskopi IR.
b. Molekul harus merupakan suatu dwikutub.
Contoh: pada molekul CO atau NO tak simetris, ada perbedaan
keelektronegatifan, molekul tersebut merupakan suatu dwikutub. Bila jarak δ+ dan
δ- berfluktuasi, seperti yang akan terjadi bila molekulnya bergetar, maka dalam
molekul tersebut terjadi medan listrik yang berosilasi , yang akan dapat berinteraksi
dengan medan listrik dari sinar IR.
Dan bila sinar IR sama dengan vibrasi alamiah ikatan molekul tersebut maka
energy IR akan diserap molekul yang menyebabkan perubahan amplitude vibrasi
molekul.
4. Spektroskopi inframerah sering digunakan dalam identifikasi senyawa organik. Jelaskan
mengapa senyawa organik lebih responsif terhadap analisis IR dibandingkan dengan senyawa
anorganik. Berikan contoh ikatan kovalen yang biasanya diamati dalam spektrum IR dan
jelaskan interpretasinya (Moh. Syafrie Putra Syaus)
Pembahasan
Spektroskopi inframerah (IR) merupakan teknik analisis kimia yang sangat berguna
dalam identifikasi senyawa organik. Hal ini dikarenakan senyawa organik cenderung lebih
responsif terhadap analisis IR dibandingkan dengan senyawa anorganik.
Salah satu alasan utama adalah karena senyawa organik biasanya mengandung ikatan
kovalen, yang merupakan ikatan kimia antara atom non-logam. Ikatan kovalen ini
memungkinkan atom-atom di dalam molekul untuk berbagi elektron secara bersama-sama.
Ketika molekul senyawa organik tersebut terkena radiasi inframerah, ikatan kovalen ini dapat
mengalami perubahan rotasi dan vibrasi.
Dalam spektroskopi IR, energi yang diserap atau dipancarkan oleh molekul pada
frekuensi inframerah digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis senyawa tersebut.
Spektrum IR yang dihasilkan terdiri dari pita-pita absorpsi yang khas, yang berkorelasi
dengan ikatan-ikatan dan grup-fungsional yang ada dalam molekul.
Sebagai contoh, ikatan C-H dalam senyawa hidrokarbon alifatik (misalnya, ikatan C-
H dalam metana atau etana) memiliki karakteristik spektrum IR di sekitar 3000-2800 cm ⁻¹.
Pita absorpsi ini muncul karena vibrasi simetris dan asimetris dari ikatan C-H. Sementara itu,
ikatan C=O dalam senyawa seperti aldehida atau keton akan menghasilkan pita absorpsi yang
berbeda, tergantung pada posisi dan lingkungan kimia dari grup karbonil tersebut (Hardjono,
2007)

5. Mengapa sebelum melakukan pengukuran kualitatif dengan spektrometer


Infra Red, spektrometer harus dikalibrasi menggunakan film polistyrene ?
(Nabila Natasya Sumaga)
Pembahasan:
Kalibrasi spektrofotometer infra merah diperlukan untuk menyesuaikan antara skala
panjang gelombang dan tranmittans dengan komponen-komponen lain di dalam alat
spektrofotometer. Untuk mengkalibrasi skala panjang gelombang atau bilangan gelombang
dapat digunakan kisi defraksi, tetapi cara ini sulit dilakukan kecuali oleh teknisi yang telah
berpengalaman.
Cara lain untuk mengkalibrasi ialah dengan menggunakan standar sekunder yaitu film
polistirene. Spektrum dari polistirene digunakan sebagai pembanding terhadap spektrum
sampel yang diukur oleh alat yang sama. Jika ada pergeseran-pergeseran pita serapan dari
spektrum sampel maka dapat dilakukan koreksi (Khopkar 2014).

6. Apakah semua jenis sample (padat, cair dan gas) dapat dilakukan pengukuran
secara langsung dengan Spektrometer Infra Red ? Jelaskan! (Nabila Natasya
Sumaga)
Pembahasan:
Semua bentuk sampel (padat, cair dan gas) dapat dilakukan pengukuran dengan
spektrometer infra merah, tetapi masing-masing perlu dilakukan penanganan khusus agar
didapatkan spektrum infra merah yang baik.
a. Sampel gas
Sampel berupa gas dapat dianalisis secara langsung, hanya perlu diperhatikan adanya
uap air dalam sampel tersebut. Adanya uap air dapat memberikan pita-pita serapan yang
tajam. Pengukuran sampel gas memerlukan tempat sampel khusus, biasanya berupa silinder
dari bahan silika. Silinder ini mempunyai dua buah lubang untuk tempat keluar masuknya
gas. Sebagai penutup lubang tersebut dapat digunakan lempengan kristal NaCl
b. Sampel cair
Sampel cair dapat dianalisis dalam bentuk murninya atau dalam bentuk larutan. Sampel
cairan murni dianalisis secara langsung dengan cara membuat lapisan tipis yang diletakkan
diantara celah yang dibuat dari dua lempengan NaCl yang diletakkan berhimpitan. Tebal
lapisan tipis ini adalah 0.01 mm atau kurang. Sampel cairan murni yang terlalu tebal
menyerap sangat kuat, sehingga menghasilkan spektrum yang tidak memuaskan. Cairan yang
mudah menguap dianalisis dalam sel tertutup dengan lapisan tipis. Lempeng perak klorida
atau KRS-5. Dapat digunakan untuk sampel yang melarutkan NaCl.
c. Sampel padat
Sampel berbentuk padat dapat dianalisis dalam bentuk pelet, pasta atau lapisan
tipis. Bentuk pelet dibuat dengan menggerus campuran sampel dengan kristal KBr (0,1-
2,0% berdasarkan berat)) hingga halus dan homogen. Campuran ini kemudian ditekan
dengan alat pembuat pelet sampai tekanan 10-20 Mpa (Mega Pascal ton/inc) sehingga
terbentu suatu pelet. Pelet yang baik harus jernih/transparan dan tidak retak. Selain kristal
KBr dapat juga digunakan kristal KI. Csi atau CsBr (Creswell et all, 2005).

7. Apa saja kekurangan dari spektroskopi infra merah? (Nabila Natasya


Sumaga)
Pembahasan:
• Sulit untuk menganalisa secara kuantitatif
• Atom atau ion monoatomic tidak memiliki spektrum infrared
• Kompleksitas spectra
• Air tidak dapat digunakan sebagai pelarut untuk sampel
Pada umumnya Spectroscopy Infrared digunakan untuk analisis secara kualitatif karena
dianggap kurang akurat disbanding dengan teknik analisis yang lain. Di samping itu, metode
yang digunakan akan lebih rumit dan pembacaan grafik akan lebih sulit karena grafik yang
dihasilkan metode IR sangat kompleks (titik puncak, intensitas, lebar, dan daerah sidik jari).
Karena Spectroscopy Infrared sensitive terhadap gugus fungsi dalam sampel, maka sampel
harus mengandung ikatan kimia untuk memiliki spectrum infrared. Atom atau ion
monoatomic tidak mengandung ikatan kimia, dan oleh karena itu tidak menyerap radiasi
inframerah. Dengan demikian, atom-atom atau ion-ion monoatomic tidak memiliki spectra
infrared karena mereka ada sebagai atom individu. Selanjutnya, air tidak dapat digunakan
sebagai pelarut untuk sampel karena memiliki pita absorbansi yang kuat dan luas akibat dari
polaritas dan ikatan H. Akibatnya, ikatan senyawa lain tidak akan terlihat dalam spectrum
infrared. (Smith, B. 1998).

8. Bagaimanaperubahanbentuk pita
serapandalamspektruminframerahdapatmemberikaninformasimengenaistrukturmolekule
rsuatusenyawa? Berikancontohkasuspenggunaannya! (Nana NurindahUpara)
Pembahasan:
Perubahanbentuk pita
serapandalamspektruminframerahmemberikaninformasitentangstrukturmolekulerdengancara
mencerminkanjenisikatan dan gugusfungsional yang hadirdalamsenyawa.
Contohkasuspenggunaannyamelibatkananalisisspektruminframerahuntukinterpretasistrukturs
enyawaorganik.Sebagaicontoh, pada spektruminframerahsenyawaorganik, pergeseran (shift)
dalamposisi pita serapandapatmengindikasikanjenisikatanataugugustertentu. Misalnya,
perubahandalam pita serapan C=O dapatmenunjukkankeberadaanguguskarbonil, sementara
pita serapan C-H
dapatmemberikaninformasitentangkeberadaanrantaihidrokarbonatausubstituennya(Skooget.al
, 2014).

9. Jelaskanperandetektordalamspektrofotometriinframerah dan faktor-faktor yang


dapatmemengaruhisensitivitasdetektortersebut! (Nana NurindahUpara)
Pembahasan:
Detektordalamspektrofotometriinframerahberfungsiuntukmengukurintensitasradiasi
yang melewatisampel. Faktor-faktor yang dapatmemengaruhisensitivitasdetektormeliputi:
a) Material Detektor: Material detektor yang dipilihdapatmempengaruhirespons dan
sensitivitasdetektorterhadapberbagaipanjanggelombanginframerah.
b) ResolusiDetektor: Kemampuandetektoruntukmembedakanperubahanintensitas pada
panjanggelombang yang berdekatan. Resolusi yang
tinggimeningkatkankemampuanuntukmendeteksiperbedaankecildalamspektruminframe
rah.
c) KepekaanDetektor: Kepekaandetektorterhadapradiasiinframerah. Faktor
inidapatdipengaruhi oleh suhuoperasionaldetektor dan desainnya.
d) Waktu ResponDetektor: Waktu yang
diperlukandetektoruntukmemberikanresponsterhadapperubahanintensitasradiasi. Waktu
respon yang cepatdiperlukanuntukmerekamspektrumdengan detail tinggi.
e) Noise Detektor: Tingkat noise atausinyalacak yang dihasilkan oleh detektor.
Semakinrendahtingkat noise, semakinbaiksensitivitasdetektor.
(Skooget.al, 2014).
10. Metode analisis sampel padat menggunakan spektrofotometer FTIR terbagi atas 2
metode yang berbeda, yaitu metode DRS – 8000 dan metode Pelet KBr. Jelaskan apa
perbedaan dari kedua metode tersebut! (Salsabillah Usman)
Pembahasan :
1. Metode DRS – 8000
Sampel padat yang akan dianalisa dicampur dengan serbuk KBr (5 – 10 % sampel
dalam serbuk KBr), kemudian tempatkan pada sampel pan dan siap untuk dianalisis
(Kristianingrum, 2016).
.
2. Metode Pelet KBr
Campuran sampel padat dengan serbuk KBr (5 – 10 % sampel serbuk KBr). Campuran
yang sudah homogen kemudian dibuat pellet KBr(pil KBr) dengan alat MINI HAND
PRESS. Setelah terbentuk pil KBr siap untuk dianalisis (Kristianingrum, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J, Runquist, A, Campbell, M (2005). Analisis Spektrum Senyawa Organik.


Bandung: ITB

Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Lembaga


Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas

Hardjono Sastrohamidjojo. (1991). Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty

Hardjono Sastrohamidjojo. (2007). Spektroskopi. Edisi Ketiga. Yogyakarta:Liberty.

Khopkar. S. M (2014). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Kristianingrum, Susila. 2016. Handout Spektroskopi Infra Merah. Yogyakarta: Universitas


Negeri Yogyakarta.

Moros, J., Garrigues, S., and Guardia, M. 2010. Vibrational Spectroscopy Provides a Green
Tool for Multicomponent Analysis. Trends in Analytical Chemistry vol. 29(7): 578-
591.

Mudasir dan Candra, M. 2008. Spektrometri. Yogyakarta : Penerbit FMIPA UGM.

Mohammad Alauhdin, Willy Tirza Eden, Dante Alighiri, 2011, Aplikasi Spektroskopi
Spektroskopi Inframerah untuk Analisis Tanaman dan Obat Herbal,
UniversitasPalangka Raya, KampusUPR Tanjung Nyaho, Palangkaraya 73111,
Indonesia.

P. Atkins dan J. de Paula, "Atkins' Physical Chemistry," edisi ke-11, Oxford University Press,
2018

Purnamasari, R.J. 2016. AnalisisKandungan Lemak


TikusdalamCampuranBaksoSapidenganSpektroskopiInframerah dan Kalibrasi
Multivariant.Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto.

Tahid. 1994. SpektroskopiInframerahTransformasi Fourier No. II tahun VIII. Bandung: Warta


Kimia Analisis.

Rohman, A. 2014. Spektroskopi Vibrasional: Teori dan Aplikasinya untuk Analisis Farmasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Silverstein, R. M., Webster, F. X., & Kiemle, D. J. (2005). Spectrometric Identification of


Organic Compounds (7th ed.). John Wiley & Sons.

Skoog, D. A., West, D. M., Holler, F. J., & Crouch, S. R. (2007). Fundamentals of Analytical
Chemistry (8th ed.). Thomson Brooks/Cole.

Skoog, D. A., West, D. M., Holler, F. J., & Crouch, S. R. (2014). Fundamentals of Analytical
Chemistry (9th ed.). Belmont, CA: Brooks/Cole.
Smith, H. (1998). Applied Regression Analysis. New York: John Wiley and sons.

Suryani (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai