Anda di halaman 1dari 19

SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH

Kelompok 3
Disusun Oleh:
1. M. Dandy Faiqdzaki Irawan (062040422382)
2. Raina Khoirunisa Zain (062040422386)
3. Tiara Reska (062040422389)
1KID

Dosen Pembimbing:
Dr. Rusdianasari, M. Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PRODI DIV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya


berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau
dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah,
spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan
dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam
masa modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang
dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga
bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik
seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara,
sinar x dan lain sebagainya.

Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis


untuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau
yang diserap. Alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi
juga digunakan secara intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh.
Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai spektrograf yang digunakan
untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek
astronomi atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan
pergeseran Doppler garis-garis spektral. Salah satu jenis spektroskopi adalah
spektroskopi infra merah (IR). spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu
molekul.

Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati


interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0.75 - 1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10
cm-1.
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.
Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi
inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang
antara 700  nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir
William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan
penelitian mencari bahan penyaring optik yang akan digunakan untuk mengurangi
kecerahan gambar matahari dalam tata surya teleskop

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode


yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada
pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang
13.000 – 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James
Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan
gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor
magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian


dari spektrofotometer infra merah, penggunaannya manfaat, prinsip kerja, serta
kelebihan dan kekurangan dari spektrofotometer infra merah.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Pengertian FTIR dan spektranya


2. Jenis – jenis spektroskopi inframerah
3. Alat yang digunakan
4. Cara penggunaannya
5. Manfaat dari spektroskopi inframerah
6. Kelebihan serta kekurangan dari spektroskopi inframerah tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Spektrofotometri Inframerah ( IR )

Spektrofotometri inframerah (IR) merupakan salah satu alat yang dapat


digunakan untuk menganalisa senyawa kimia. Spektrofotometri infra merah
merupakan suatu metode mengamati interaksi molekul dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75- 1000 μm.
Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell,
yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang
elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang
keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan. Berikut adalah gambaran
berkas radiasi elektromagnetik :

Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan


rentang panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan
kumpulan spektrum dari berbagai panjang gelombang.

Spektra inframerah suatu senyawa dapat memberikan gambaran dan


struktur molekul senyawa tersebut. Spektra IR dapat dihasilkan dengan mengukur
absorbsi radiasi, refleksi atau emisi di daerah IR.Daerah inframerah pada
spektrum gelombang elektromagnetik mencakup bilangan gelombang 14.000

cm-1 hingga 10 cm-1. Daerah inframerah sedang ( 4000-400 cm-1) berkaitan


dengan transisi energi vibrasi dari molekul yang memberikan informasi mengenai

gugus-gugus fungsi dalam molekul tersebut. Daerah inframerah jauh (400-10cm-


1) bermanfaat untuk menganalisis molekul yang mengandung atom-atom berat

seperti senyawa anorganik, namun membutuhkan teknik khusus yang lebih baik.

Daerah inframerah dekat (12.500-4000cm-1) yang peka terhadap vibrasi overtone


(Schechter,1997).

Pada alat spektrofotometri inframerah, satuan bilangan gelombang


merupakan satuan yang umum digunakan. Nilai bilangan gelombang berbanding
terbalik terhadap frekuensi atau energinya. Bilangan gelombang dan panjang
gelombang dapat dikonversi satu sama lain menggunakan persamaan dibawah :

Informasi absorpsi inframerah pada umumnya diberikan dalam bentuk


spektrum dengan panjang gelombang (µm) atau bilangan gelombang (cm-1)
sebagai absis x dan intensitas absorpsi atau persen transmitan sebagai ordinat y.
Intensitas pita dapat dinyatakan dengan transmitan (T) atau absorban (A).
Transmitan adalah perbandingan antara fraksi sinar yang diteruskan oleh sampel
(I) dan jumlah sinar yang diterima oleh sampel tersebut (Io). Absorban adalah –
log dari transmitan:

Spektrum yang dihasilkan biasanya relatif kompleks karena adanya


overtone kombinasi dan perbedaan serapan yang lemah. Overtone dihasilkan
akibat adanya eksitasi dari tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi, yang merupakan kelipatan dari frekuensi fundamental (v). bila dua
frekuensi vibrasi (v1 dan v2) dalam molekul bergabung menghasilkan
vibrasi frekuensi baru dalam molekul, dan bila frekuensi tersebut aktif
inframerah, maka hal tersebut disebut serapan kombinasi (Harjono,1992).
Apabila vibrasi fundamental bergabung dengan serapan overtone atau serapan
kombinasi lainnya, maka vibrasi gabungan ini disebut resonansi Fermi yang
sering teramati dalam senyawa karbonil.

Terdapat dua macam vibrasi, yaitu vibrasi ulur dan tekuk. Vibrasi ulur
merupakan suatu gerakan berirama di sepanjang sumbu ikatan sehingga jarak
antar atom akan bertambah atau berkurang. Vibrasi tekuk dapat terjadi karena
perubahan sudut-sudut ikatan antara ikatan-ikatan pada sebuah atom (silverstein
et al, 1986).

Berdasarkan pembagian daerah panjang geloma=bang, sinar inframerah


dibagi atas tiga daerah, yaitu:

1. Inframerah jarak dekat dengan panjang gelombang 0.75 – 1.5 µm


2. Inframerah jarak menengah dengan panjang gelombang 1.50 – 10 µm
3. Inframerah jarak jauh dengan panjang gelombang 10 – 100 µm

2.2 Spektrofotometer FTIR

Spektrofotometer FTIR 8300/8700 merupakan salah satu alat yang dapat


digunakan untuk identifikasi senyawa, khususnya senyawa organik, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Analisis dilakukan dengan melihat bentuk
spektrumnya yaitu dengan melihat puncak-puncak spesifik yang menunjukan jenis
gugus fungsional yang dimiliki oleh senyawa tersebut. Sedangkan analisis
kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa standar yang dibuat
spektrumnya pada berbagai variasi konsentrasi.

Jumlah energi yang diperlukan untuk meregangkan suatu ikatan


tergantung pada tegangan ikatan dan massa atom yang terikat. Bilangan
gelombang suatu serapan dapat dihitung menggunakan persamaan yang
diturunkan dari Hukum Hooke.

Ikatan yang lebih kuat dan atom yang lebih ringan menghasilkan
frekuensi yang lebih tinggi. Semakin kuat suatu ikatan, makin besar energi
yang dibutuhkan untuk meregangkan ikatan tersebut. Frekuensi vibrasi
berbanding terbalik dengan massa atom sehingga vibrasi atom yang lebih berat
terjadi pada frekuensi yang lebih rendah (Bruice, 2001).

Pancaran infra merah pada umumnya mengacu pada bagian spektrum


elektromagnetik yang terletak di antara daerah tampak dan daerah gelombang

mikro. Sebagian besar kegunaannya terbatas di daerah antara 4000 cm-1 dan 666

cm-1 (2,5-15,0 µm). Akhir-akhir ini muncul perhatian pada daerah infra merah

dekat, 14.290-4000 cm-1 (0,7-2,5 µm) dan daerah infra merah jauh, 700-200

cm-1 (14,3-50 µm) (Silverstain, 1967).

Gambar 1. Skema IR

Salah satu hasil kemajuan instrumentasi IR adalah pemrosesan data


seperti Fourier Transform Infra Red (FTIR). Teknik ini memberikan
informasi dalam hal kimia, seperti struktur dan konformasional pada polimer
dan polipaduan, perubahan induksi tekanan dan reaksi kimia. Dalam teknik
ini padatan diuji dengan cara merefleksikan sinar infra merah yang melalui
tempat kristal sehingga terjadi kontak dengan permukaan cuplikan. Degradasi
atau induksi oleh oksidasi, panas, maupun cahaya, dapat diikuti dengan cepat
melalui infra merah. Sensitivitas FTIR adalah 80-200 kali lebih tinggi dari
instrumentasi dispersi standar karena resolusinya lebih tinggi (Kroschwitz,
1990).

Teknik pengoperasian FTIR berbeda dengan spektrofotometer infra


merah. Pada FTIR digunakan suatu interferometer Michelson sebagai pengganti
monokromator yang terletak di depan monokromator. Interferometer ini akan
memberikan sinyal ke detektor sesuai dengan intensitas frekuensi vibrasi
molekul yang berupa interferogram (Bassler, 1986).

Interferogram juga memberikan informasi yang berdasarkan pada


intensitas spektrum dari setiap frekuensi. Informasi yang keluar dari detektor
diubah secara digital dalam komputer dan ditransformasikan sebagai domain,
tiap-tiap satuan frekuensi dipilih dari interferogram yang lengkap (fourier
transform). Kemudian sinyal itu diubah menjadi spektrum IR sederhana.
Spektroskopi FTIR digunakan untuk:

1. Mendeteksi sinyal lemah


2. Menganalisis sampel dengan konsentrasi rendah
3. Analisis getaran (Silverstain, 1967).

2.3 Spektrum IR

Hampir setiap senyawa yang memiliki ikatan kovalen, apakah senyawa


organik atau anorganik, akan menyerap berbagai frekensi radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ) 0,5 – 1000 μm). Dalam kimia
organik, fungsi utama dari spektrometri inframerah adalah mengenal (elusidasi)
struktur moelkul, khususnya gugus fungsional seperti OH, C = O, C = C.
daerah yang paling berguna untuk mengenal struktur suatusenyawa adalah
-1
pada daerah 1-25 μm atau 10.000 – 400 cm . Dalam praktek satuan yang lebih
-1
umum dipakai adalah satuan frekuensi (cm ) dan bukan saatuan panjang
gelombang. Serapan setiap tipe ikatan (N - H, C - H , O - H, C - X, C = O, C -
O, C – C, C = C, C = N, dan sebagainya) hanya diperoleh dalam bagian-bagian
kecil tertentu dari daerah vibrasi infra merah. Kisaran serapan yang kecil dapat
digunakan untuk menentukan setiap tipe ikatan.
Dalam rangka memperoleh informasi struktur senyawa organik yang
dianalisis, kita harus terbiasa dengan frekuensi atau panjang gelombang
dimana berbagai gugus fungsional yang menyerap. Dalam tabel berikut
tersusun secara sistematik daerah serapan yang sesuai dengan ikatan yang
terdapat dalam suatu senyawa.
BAB III
PEMBAHASAN

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode


yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada
pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang
13.000 – 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James
Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan
gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor
magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.

Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan


rentang panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan
kumpulan spektrum dari berbagai panjang gelombang. Berdasarkan pembagian
daerah panjang gelombang pada Tabel 1 dan Gambar 2, sinar infra merah dibagi
atas tiga daerah, yaitu:

1. Daerah Infra merah dekat.


2. Daerah Infra merah pertengahan.
3. Daerah infra merah jauh.

Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah


panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah
adalah pada daerah infra merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 –
50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm -1. Satuan yang sering
digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah Bilangan Gelombang ( ϋ)
atau disebut juga sebagai Kaiser. 

Cahaya yang bisa kita lihat itu terdiri dari gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi yang berbeda-beda, setiap frekuensi tersebut bisa dilihat sebagai
warna yang berbeda. Radiasi Infra-merah juga merupakan gelombang dengan
frekuensi yang berkesinambungan, hanya saja mata kita tidak bisa melihat
mereka. Jika anda menyinari sebuah senyawa organik dengan sinar infra-merah
yang mempunyai frekuensi tertentu, anda akan mendapatkan bahwa beberapa
frekuensi tersebut diserap oleh senyawa tersebut.

Sebuah alat pendetektor yang diletakkan di sisi lain senyawa tersebut akan
menunjukkan bahwa beberapa frekuensi melewati senyawa tesebut tanpa diserap
sama sekali, tapi frekwensi lainnya banyak diserap. Berapa banyak frekuensi
tertentu yang melewati senyawa tersebut diukur sebagai 'persentasi transmitasi'
(percentage transmittance).

Persentasi transmitasi dengan nilai 100 berarti semua frekuensi dapat


melewati senyawa tersebut tanpa diserap sama sekali. Pada kenyataannya, itu
tidak pernah terjadi, selalu akan ada penyerapan, walaupun kecil, mungkin
transmitasi sebesar 95% adalah yang terbaik yang bisa anda peroleh. Transmitasi
sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua frekuensi tersebut diserap oleh
senyawa itu. Tingginya penyerapan seperti ini akan membuat kita mengerti
tentang ikatan-ikatan yang ada dalam senyawa tersebut.

Spektrometer infra merah biasanya merupakan spektrometer berkas ganda


dan terdiri dari 4 bagian utama yaitu daerah cuplikan, kisi difraksi
(monokromator), dan detektor.

1. Sumber Radiasi

Radiasi infra merah biasanya dihasilkan oleh pemijar Nernst dan


Globar. Pemijar Globar merupakan batangan silikon karbida yang dipanasi
sekitar 1200°C, sehingga memancarkan radiasi kontinyu pada daerah 1-40 µm.
Globar merupakan sumber radiasi yang sangat stabil. Pijar Nernst merupakan
batang cekung dari sirkonium dan yttrium oksida yang dipanasi sekitar
1500°C dengan arus listrik. Sumber ini memancarkan radiasi antara 0,4-20 µm
dan kurang stabil jika dibandingkan dengan Globar. 

2. Monokromator

Monokromator ini terdiri dari sistem celah masuk dan celah keluar,
alat pendespersi yang berupa kisi difraksi atau prisma, dan beberapa cermin
untuk memantulkan dan memfokuskan sinar. Bahan yang digunakan untuk
prisma adalah natrium klorida, kalium bromida, sesium bromida dan litium
fluorida. Prisma natrium klorida paling banyak digunakan untuk
monokromator infra merah, karena dispersinya tinggi untuk daerah antara 5,0-
16 µm, tetapi dispersinya kurang baik untuk daerah antara 1,0-5,0 µm.

3. Detektor

Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor


fotolistrik tidak dapat digunakan untuk menggunakan infra merah karena
energi foton infra merah tidak cukup besar untuk membebaskan elektron dari
permukaan katoda suatu tabung foton.

Detektor panas untuk mendeteksi infra merah yaitu termokopel,


bolometer, dan sel Golay. Ketiga detektor ini bekerja berdasarkan efek
pemanasan yang ditimbulkanoleh sinar infra merah.

4. Daerah Cuplikan

Daerah cuplikan infra merah dapat terdiri dari 3 jenis yaitu cuplikan
yang berbentuk gas, cairan dan padatan. Gaya intermolekul berubah nyata dari
bentuk padatan ke cairan ke gas dan spektrum infra merah biasanya
menunjukkan pengaruh dari perbedaan ini dalam bentuk pergeseran frekuensi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk dicatat pada spektrum cara pengolahan
cuplikan ynag dilakukan. 

5. Sistem Kerja
Sinar dari sumber dibagi dalam 2 berkas yang sama, satu berkas
melalui cuplikan dan satu berkas lainnya sebagai baku. Fungsi model berkas
ganda adalah mengukur perbedaan intensitas antara 2 berkas pada setiap
panjang gelombang. Kedua berkas itu dipantulkan pada ”chopper” yang
berupa cermin berputar. Hal ini menyebabkan berkas cuplikan dan berkas
baku dipantulkan secara bergantian ke kisi difraksi. Kisi difraksi berputar
lambat, setiap frekuensi dikirim ke detektor yang mengubah energi panas
menjadi energi listrik.

Jika pada suatu frekuensi cuplikan menyerap sinar maka detektor akan
menerima intensitas berkas baku yang besar dan berkas cuplikan yang lemah
secara bergantian. Hal ini menimbulkan arus listrik bolak-balik dalam detektor
dan akan diperkuat oleh amplifier. Jika cuplikan tidak menyerap sinar, berarti
intensitas berkas cuplikan sama dengan intensitas berkas baku dan hal ini tidak
menimbulkan arus bolak-balik, tetapi arus searah. Amplifier dibuat hanya
untuk arus bolak=balik.

Arus bolak-balik yang terjadi ini digunakan untuk menjalankan suatu


motor yang dihubungkan dengan suatu alat penghalang berkas sinar yang
disebut baji optik. Baji optik ini oleh motor dapat digerakkan turun naik ke
dalam berkas baku sehingga akan mengurangi intensitasnya yang akan
diteruskan ke detektor. Baji optik ini digerakkan sedemikian jauh ke dalam
berkas baku sehingga intensitasnya dikurangi dengan jumlah yang sama
banyaknya dengan jumlah pengurangan intensitas berkas cuplikan, jika
cuplikan melakukan penyerapan. Gerakan baji ini dihubungkan secara
mekanik dengan pena alat rekorder sehingga gerakan baji ini merupakan pita
serapan pada spektrum tersebut. 

Secara singkat sistem kerjanya seperti ini sebuah cuplikan ynag


ditempatkan di dalam spektrofotometer infra merah dan dikenai radiasi infra
merah yang berubah panjang gelombangnya secara berkesinambungan
menyerap cahaya jika radiasi yang masuk bersesuaian dengan energi getaran
molekul tertentu. Spektrofotometer infra merah memayar daerah rentangan
dan lenturan molekul. Penyerapan radiasi dicatat dan menghasilkan sebuah
spektrum infra merah. Hadirnya sebuah puncak serapan dalam daerah gugus
fungsi sebuah spektrum infra merah hampir selalu merupakan petunjuk pasti
bahwa beberapa gugus fungsi tertentu terdapat dalam senyawa cuplikan.
Demikian pula, tidak adanya puncak dalam bagian tertentu dari daerah gugus
fungsi sebuah spektrum infra merah biasanya berarti bahwa gugus tersebut
yang menyerap pada daerah itu tidak ada. 

Gambar 3. Sistem Spektrofotometer IR

Spektrofotometer canggih selalu dilengkapi recorder untuk merekam


hasil percobaan. Alat perekam ini mempermudah dan mempercepat
pengolahan data. Data absorbsi mulai dari panjang gelombang 2,5 mikron (υ
4000 cm-1) hingga 25 mikron (υ 400 cm-1) direkam secara otomatis. Bahkan
spektrofotometer bisa dilengkapi sistem komputer dibuat sesuai dengan yang
diinginkan.

Spektrofotometer inframerah mempunyai sistem optik yang serupa


dengan ultraviolet atau sinar tampak. Perbedaan utama terletak pada sumber
energi dan sel. Sumber radiasi pada spektrofotometri laser. Oleh karena itu
sinar inframerah mempunyai energi yang lebih rendah dari sinar ultraviolet
atau sinar tampak, maka tebal sel yang dipakai pada spektrofotometer lebih
tipis daripada untuk spektrofotometer lainnya ( 0,002 mm). Sehingga tidak
ada pelarut yang sama sekali transparan terhadap sinar inframerah, maka
cuplikan dapat diukur sebagai padatan atau cairan murninya. Cuplikan padat
digerus dalam mortir kecil bersama kristal KBr kering dalam jumlah sedikit
sekali (0,5-2 mg cuplikan + 100 mg KBr kering). Campuran tersebut dipres
diantara dua skrup memakai kunci, kemudian kedua skrupnya dibuka dan
band yang berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel spektrofotometer
inframerah dengan lubang mengarah ke sumber radiasi.

Gambar 4. Pemadat Cuplikan

Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan


dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-
pita serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut
sebagai daerah sidik jari.

1. Alkana

Pita utama yang nampak dalam spektra IR alkana disebabkan oleh


stretching C-H di daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2 dan CH3 di
daerah 1450-1470 cm-1, rocking CH3 pada kurang lebih 1370-1380 cm-1.
Dan pita rocking, pada 720-7725 cm-1. Pita- pita ini tidak dapat dijadikan
patokan karena kebanyakan alkana mengandung gugus-gugus ini.

2. Alkena

Vibrasi stretching C-H alkena terjadi pada panjang gelombang


yang lebih pendek daripada C-H alkana. Ingat bahwa ikatan karbon-hidrogen
alkena mempunyai sifat lebih kuat daripada ikatan karbon-hidrogen alkana.
Makin kuat ikatan, makin sukar bervibrasi dan memerlukan energi yang lebih
tinggi. Jadi alkena yang mempunyai paling sedikit satu hidrogen menempel

pada ikatan rangkap dua biasanya mengabsorpsi di daerah 3050-3150 cm-


1

-1
Bentuk stretching C=C alkena terjadi sidaerah 1645-1670 cm .
pita ini sangat jelas bila hanya satu gugus alkil menempel pada ikatan
rangkap dua. Semakin banyak gugus alkil yang menempel, intensitas
absorpsi berkurang karena vibrasi terjadi dengan perubahan momen dipol
yang lebih kecil. Untuk alkena-alkena trisubtitusi, tetrasubsitusi C=C sering
mempunyai intensitas yang rendah atau tidak teramati.

3. Alkuna dan Nitrit

Alkuna ujung memperlihatkan pita stretching C-H yang tajam pada


3300-3320 cm-1dan bentuk bending C-H yang jelas pada 600-700 cm-1.
Stretching C=N pada alkuna ujung nampak pada 2100-2140 cm-1 dengan
intensitas sedang (Gambar 28) untuk stretching C=C alkuna dalam berupa
pita lemah yang terjadi pada 2200-2260 cm-1.

4. Alkil halida

Ciri absorpsi alkil halida adalah pita yang disebabkan oleh stretching
C-X. posisi untuk pita-pita ini adalah 1000-1350 cm-1 untuk C-F, 750-850
cm-1 untuk C-Cl, 500-680 cm-1 untuk C-Br, dan 200-500 cm-1 untuk C-I.
Absorpsi-absorpsi ini tidak berguna untuk diagnosisi.

5. Alkohol dan Eter

Alkohol dan eter mempunyai ciri absorpsi infra merah karena


stretching C-O didaerah 1050-1200 cm-1. oleh karena pita-pita ini terjadi di
daerah spektrum dimana biasanya terdapat banyak pita lain, maka pita-pita
tersebut tidak bermanfaat untuk diagnosis. Akan tetapi stretching O-H alkohol,
yang terjadi di daerah 3200-3600 cm-1, lebih berguna. Gambar 29
memperlihatkan spektrum infra merah t-butilalkohol stretching O-H sangat
kuat yang berpusat pada 3360 cm-1.

T-butil alkohol dilarutkan dalam karbon tetraklorida (karbon


tetraklorida banyak digunakan sebagai pelarut di dalam studi infra merah
karenanya relatif stabil dan “transparan” terhadap cahaya infra merah pada
kebanyakan daerah spektra yang berguna).

6. Aldehid dan Keton

Ciri absorpsi infra merah aldehid dan keton adalah vibrasi stretching
C=O. oleh karena gugus karbonil polar sekali, strerching ikatan ini
menghasilkan perubahan momen dipol yang cukup besar. Akibatnya
stretching karbonil merupakan spektra yang intensitasnya tinggi. Oleh karena
terjadi di daerah spektrum yang umumnya tidak ada absorpsi lain, maka
stretching karbonil merupakan metode yang dapat diandalkan untuk
mendiagnosis adanya gugus fungsional di dalam suatu senyawa.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Spektrum infra merah berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi


dalam senyawa organik. Daerah di bawah frekuensi 650 cm-1 dinamakan infra
merah jauh. Sedangkan daerah di atas frekuensi 4000 cm-1 dinamakan infra
merah dekat. Monokromator terdiri dari celah masuk dan celah keluar yang
berupa kisi difraksi atau prisma.4. Detektor panas digunakan untuk mendeteksi
sinar infra merah. Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang
berhubungan dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul
memberikan pita-pita serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak
pita ini disebut sebagai daerah sidik jari.

4.2 Saran

Instrumen dengan Spektrofotometer IR merupakan instrumen yang paling


banyak digunakan dalam metode analisis kuantitatif karena metodenya yang
cukup sederhana Untuk pengembangan lebih lanjut pada makalah ini, terdapat
beberapa saran yang sesuai dengan informasi mengenai Spektrofotometer IR,
yaitu seperti pembuatan standar untuk kalibrasi dan penentuan panjang frekuensi
haruslah tepat, kalibrasi alat harus diupayakan rutin agar mengurangi kesalahan
yang terjadi ketika analisa.
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan
dan memakluminya.

Anda mungkin juga menyukai