Disusun oleh:
FAUZIA IRFANI
1311821008
2022
DAFTAR ISI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Spektrofotometer IR/FTIR” ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui apa yang di maksud Spektrofotometri IR/FTIR
Berdasarkan gambar di atas, jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan
tersebut maka energi potensial dari sisem tersebut akan naik. Bila ikatan bergetar, maka
energi vibrasi terus menerus dan secara periodik berubah dari energi kinetik ke energi
potensial dan sebaliknya. Jumlah energi total adalah sebanding dengan frekuensi vibrasi
dan tetapan gaya (k) dari pegas dan massa (m1 dan m2) dari dua atom yang terikat. Energi
yang dimiliki oleh sinar infra merah hanya cukup kuat untuk mengadakan perubahan
vibrasi. Keadaan vibrasi dari ikatan terjadi pada keadaan tetap, atau terkuantisasi, tingkat-
tingkat energi. Panjang gelombang ekstrak absorpsi oleh suatu tipe ikatan tertentu,
bergantung pada macam getaran dari ikatan tersebut. Oleh karena itu, tipe ikatan yang
berlainan (C-H, C-C, O-H, dan sebagainya) menyerap radiasi infra merah pada panjang
gelombang karakteristik yang berbeda. Namun hanya vibrasi yang menghasilkan
perubahan momen dwikutub saja yang teramati di dalam infra merah. Terdapat dua jenis
vibrasi molekul yaitu vibrasi ulur (stretching) dan tekuk (bending).
1. Sumber radiasi
Prinsipnya sumber radiasi IR dipancarkan oleh padatan lembam yang dipanaskan
sampai pijar dengan aliran listrik. Ada 3 macam sumber radiasi yaitu :
• Globar Source : tabung silica carbide dengan ukuran diameter 5 mm dan panjang 5
mm.
• Nernst Glower : senyawa-senyawa oksida
• Tungsten Filament Lamp : untuk analisis dengan nir-IR.
• Incandescent Wire : merupakan lilitan kawat nikrom.
Pada system optik FTIR digunakan radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated
Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang di interferensikan dengan
radiasi inframerah agar sinyal radiasi inframerah yang diterima oleh detektor secara utuh
dan lebih baik.
2. Sampel kompartemen
Cuplikan atau sampel yang di analisis dapat berupa cairan, padatan ataupun gas.
Karena energy Vibrasi tidak terlalu besar, sampel dapat diletakkan langsung berhadapan
langsung dengan sumber radiasi IR. Karena gelas kuarsa atau mortar yang terbuat dari
porselin dapat memberikan kontaminasi yang menyerap radiasi IR, maka pemakaian
alat tersebut harus dihindari. Preparasi cuplikan harus menggunakan mortar yang
terbaru dari batu agate dan pengempaan dilakukan dengan menggunakan logam monel.
3. Monokromator
Monokromator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mendispersikan sinar
dari sinar polikromatik menjadi sinar monokromatik. Ada dua macam tipe
monokromator yaitu monokromator prisma dan monokromator gratting (kisi difraksi).
Gambar 5. Monokromator Prisma Gambar 6. Monokromator gratting
Monokromator IR terbuat dari garam NaCl, KBr, CsBr atau LiF. Oleh sebab itu
Spektrofotometer IR harus diletakkan di suatu tempat dengan kelembaban yang rendah
untuk mencegah kerusakan pada peralatan optiknya. Monokromator celah berfungsi
untuk lebih memurnikan radiasi IR yang dari cuplikan sehingga masuk ke dalam rentang
bilangan gelombang yang di kehendaki. Monokromator prisma yang terbuat dari bahan
garam anorganik berfungsi sebagai pengurai dan pengarah radiasi IR menuju detektor.
Monokromator prisma terbuat dari hablur Nacl yang paling banyak digunakan sebab
memberikan resolusi radiasi IR terbaik dibandingkan dengan yang lainnya. Prisma
leburan garam-garam bromide pada umumnya dipakai sebagai resolusi radiasi IR jauh
sedangkan garam fluorida untuk radiasi sinar IR dekat.
Monokromator yang umum digunakan adalah monokromator kisi difraksi atau
gratting. Kisi difraksi tersebut terbuat dari bahan gelas atau plastik yang tertoreh dengan
halus permukaannya dan terlapisi oleh kondensasi uap aluminium. Jenis monokromator
kisi difraksi sudah banyak digunakan pada spektrofotometer IR yang modern.
Keunggulannya memberikan resolusi yang lebih bagus dengan dispersi yang surambung
lurus, disamping itu tetap menjaga keutuhan radiasi IR menuju detektor. Kelemahannya
adalah timbulnya percikan radiasi IR pada monokromator kisi difraksi. Hal ini
diusahakan dengan memakai monokromator ganda yang merupakan kombinasi dari
monokromator prisma dan monokromator kisi difraksi.
4. Detektor
Berfungsi mengubah sinyal radiasi IR menjadi sinyal listrik. Selain itu detektor dapat
mendeteksi adanya perubahan panas yang terjadi karena adanya pergerakan molekul.
Detektor spektrofotometer yang bersifat menggandakan elektron tidak dapat dipakai
pada spektrofotometer IR sebab radiasi IR sangat lemah dan tidak dapat melepaskan
elektron dari katoda yang ada pada sistem detektor. Ada tiga tipe detektor yang dapat
digunakan pada spektrofotometer IR, yaitu:
• Thermal transducer : terdiri dari dua logam bercabang dimana suhu tergantung pada
potensialnya. Instrument yang menggunakan detektor ini harus disimpan pada tempat
yang ber-AC atu bersuhu konstan karena dapat dipengaruhi oleh suhu sehingga dapat
terjadi kesalahan dalam mendeteksi suatu senyawa. Responnya lambat sehingga
jarang digunakan.
• Pyroelectric transducer : berupa Kristal cairan dari triglisin sulfat (TGS) dimana
temperatur dipengaruhi oleh polaritas senyawa.
• Photoconducting trasducer : terbuat dari bahan semikunduktor seperti timbal sulfide,
eaksa telurida dan cadmium telurida dan indium antimonida. Harus menggunakan
pendingin gas nitrogen sehingga responnya cepat.
Detektor yang digunakan dalam spektrofotometer FTIR adalah TGS (Tetra Glycerine
Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor MCT lebih banyak
digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu
memberikan respon yang lebih baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitive, lebih
cepat. Tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang
diterima dari radiasi inframerah.
Di wilayah sidik jari, semua sampel memiliki profil puncak dan bahu yang
berbeda seperti yang ditunjukkan dalam lingkaran. Seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.(A), ada sedikit perbedaan untuk kedua spektrum di mana posisi pita
serapan dan intensitas serapan dari bilangan gelombang yang sama sangat mirip.
Selama spektrum diamati dengan cermat, perbedaan halus tentang posisi pita
serapan dan intensitas puncak pita yang sama ada. Ketika pita serapan diperbesar,
perbedaan muncul seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.(B). Perbedaan-
perbedaan ini selanjutnya dioptimalkan untuk dipilih sebagai bilangan gelombang
yang digunakan untuk analisis kuantitatif daging tikus dalam bakso serta untuk
pemodelan analisis komponen prinsip (PCA). Penugasan masing-masing puncak
dan gugus fungsi yang bertanggung jawab untuk penyerapan IR dikompilasi pada
Tabel 1.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh data kata sempurna oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Bassler. 1986, Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik, edisi keempat, Erlangga, Jakarta
Gunawan, Budi dan Citra Dewi A,. 2005. Karakterisasi Spektrofotometri I R Dan Scanning
Electron Microscopy (S E M) Sensor Gas Dari Bahan Polimer Poly Ethelyn Glycol (P
E G). ISSN 1979-6870
Khopkar SM. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Kristianingrum, Susila..200. Handout Spektroskopi Infra Merah. Jogjakarta
Rahmania, H., & Rohman, A. (2015). The employment of FTIR spectroscopy in combination with
chemometrics for analysis of rat meat in meatball formulation. Meat science, 100, 301-305.