Anda di halaman 1dari 15

JAWABAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA


UNIVERSITAS KUNINGAN
2020

NAMA : RIDWAN IRA IRAWAN


NIM : 20191210015
MATA KULIAH : FIRSAFAT ILMU
DOSEN : Dr. H. ISKANDAR, MM

Soal:
1. Menurut Anda, apakah manfaat belajar filsafat dalam kehidupan yang sangat
praktis-teknologis seperti sekarang ini?
Jawaban
Menurut saya belajar berfilsafat adalah untuk berfikir radikal. Dalam kehidupan
sehari-hari terutama di kehidupan yang praktis teknologi sekarang sangat
bermanfaat. Filsafat mengajak berfikir artinya mengajak kita untuk mengikuti
perkembangan teknologi. Bukan hanya sebagai penikmat teknologi tetapi
diharapkan bisa mengembangkan dan menggunakan untuk hal yang lebih baik
terutama untuk kemajuan pendidikan. Menurut Anwar (2015 : 17) Kedudukan
filsafat dalam kehidupan manusia adalah :
1. Filsafat memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti
pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
2. Filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu
mengenai sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti
kedudukan dalam hubungan dengan yang lain. Kita juga mengetahui
bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal rasa dan kehendak.
Degan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna
memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak, maka filsafat
memberikan pedoman tetnang kesesuaian mengenai baik dan buruk.
Maka manfaat filsafat dalam kehidupan yang telah banyak dipengaruhi teknologi
yaitu filsafat menuntun kita untuk terus berpikir artinya terus membuat inovasi agar
tidak tergerus oleh teknologi dan filsafat menuntun kita untuk teap bisa memilah
mana yang baik dan mana yang buruk.

1
2. Apakah filsafat ilmu itu? Mengapa para mahasiswa magister pendidikan harus
mempelajarinya?
Jawaban
Menurut Suharsaputra (2004) dalam Widyawati Filsafat Ilmu merupakan upaya
penjelasan dan penelaahan secara mendalam hal-hal yang berkailtan dengan ilmu.
Kemudian yang kedua menurut Garhal Adian dalam Widyawati mendefinisikan
filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang mencoba mengkaji ilmu pengetahuan
(ilmu) dari segi ciri-ciri dan cara memperolehnya. Jadi filsafat Ilmu adalah kajian
filsafat tentang ilmu. Dimana dalam filsafat ini memiliki 3 ruang lingkup yaitu
Ontologi artinya apa yang menjadi objek ilmu itu sendiri, kemudian epistimologi
artinya bagaimana cara memperoleh ilmu itu dan Aksiologi artinya manfaat apa
yang dihasilkan dari Ilmu itu untuk manusia. Dari penjelasan itu maka filsafat ilmu
merupakan upaya bagimana memahami sumber ilmu itu sendiri dan cara
memperoleh ilmu itu dengan di landasi metode ilmiah dalam menggalinya dan
kemanfaatan ilmu itu sendiri. Selanjutnya ilmu pengetahuan tentunya akan terus
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman Kemudian kenapa mahasiswa
magister pendidikan perlu mempelajarinya? Karena mahasiswa magister adalah
calon ilmuan yang tentu filsafat ilmu ini penting untuk mengajak calon ilmuan ini
berfikir lebih mendalam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau bahkan
menciptakan teori baru dengan ilmunya.

3. Para filsuf berusaha mencari jawaban tentang apakah perbedaan antara manusia
dan binatang. Lalu bagaimana jawaban Anda sendiri?
Jawaban
Perbedaan antara manusia dan binatang. Banyak pendapat filsuf terkait hal ini, Ibnu
Kaldun misalnya beliau berpendapat bahwa manusia adalah hewan dengan
kesanggupan berpikir. Kemudia Aristoteles manusia itu adalah hewan yang berakal
sehat, yang mengeluarkan pendapatnya yang berbicara berdasarkan akal
pikirannya. Lantas apa perbedaanya semurut saya yang menjadi pembeda dari
hewan dan manusia adalah secara biologis perbedaan antara manusia dan hewan
tidak terlalu prinsip artinya manusia maupun heewan sama – sama makan, minum,
beristirahat, bahkan hewan pun bekerja untuk dapat makan. Namun yang lebih
prinsipil perbedaan antara manusia dan hewan adalah berpikir, bermasyarakat dan
berbudaya. Artinya manusia memiliki kelebihan akal untuk berpikir dan

2
berpengetahuan dan mengaplikasikannya dikehidupan sehingga manusia
bermasyarakat dan berbudaya. Bahkan lebih dari itu manusia dengan pikirannya
memliki keyakinan kepada Tuhan. Buya Hamka berkata “jika bekerja hanya
sekedar bekerja maka kera pun bekerja” dari sini kita dapat mengambil makna
bahwa manusia harus mempunyai nilai lebih yaitu berpikir, berilmu dan berbudaya
jika tidak memiliki ini maka apa bedanya dengan hewan yang makan, minum,
bekerja dan beristirahat sama seperti manusia.

4. Jelaskan hubungan antara filsafat dengan ilmu!


Jawaban
Filsafat dengan Ilmu memiliki hubungan yang sangat erat bahkan jika tidak ada
filsafat maka tidak aka ada ilmu karna hubungannya bagaikan ibu dan anak dimana
filsafat sebagai ibu yang melahirkan ilmu sebagai anak dari filsafat. Pemikiran
filsafat melahirkan pemikiran-pemikiran yang kemudian dianggap benar. Dan
pemikiran itu kemudian menjadi asumsi dan di jadikan landasan oleh ilmu dalam
menyusun teori-teorinya. Filsafat menjadi titik awal yang kemudian di kembangkan
dan di luaskan oleh ilmu. Seperti halnya ketika mariner memberikan tempat
berpijak dan infantry sebagai ilmu. Infantry menaklukan musuh dalam perluasan
wilayah. Jadi filsafat menjadi landasan dalam pengembangan ilmu.

5. Jelaskan karakteristik ilmu menurut Paul Reynold!


Jawaban
Dalam Buku Reynolds Paul Davidson (1971) A Primer in Theory Construction.
Macmillan Publishing Company New York. Paul menjelaskan mengenai macam-
macam konsep dan pernyataan yang menyusun tubuh ilmu pengetahuan dan untuk
mengindikasi bentuknya, seseorang harus memfasilitasi adopsi mereka dengan
komunitas ilmiah. Filosofi dari ilmu adalah bahwa pengetahuan ilmiah tidak
menjelaskan mengapa sesuatu itu ada.
Ilmu pengetahuan menurutnya adalah serangkaian gagasan yang komunitas ilmu
yang diadopsi sebagai sesuatu yang berguna dalam ilmu. Gagasan-gagasan tersebut
memberikan (1) tipologi atau sistem klasifikasi (2) Penjelasan logis dan prediksi
(3) Sikap memahami (4) Potensi kontrol terhadap fenomena. Bentuk akhir dari
ilmu pengetahuan adalah seperangkat proses kausal yang saling kait mengkait.

3
Dalam tulisan Reynolds dijelaskan beberapa pengertian penting seperti teori. Teori
didefinisikan sebagai konsepsi pengetahuan ilmiah yang terdiri dari generalisasi
yang didukung oleh seperangkat pengalaman empiris yang baik. Kemudian
konsepsi lain menyatakan, teori adalah kumpulan dari berbagai definisi, aksioma
dan proposisi. Selanjutnya Reynolds menyatakan bahwa kata teori sering
digunakan untuk menunjuk sejumlah formula yang selalu abstrak yang meliputi (1)
konsepsi atau deskripsi baik terhadap kejadian maupun objek (2) preskripsi tentang
perilaku atau struktur sosial yang diinginkan (3) hipotesis atau ide yang belum
teruji.

6. Ilmu berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol. Jelaskan dan


berikan contohnya!
Jawaban
Ilmu berfungsi untuk menjelaskan artinya ilmu yang merupalkan kumpulan dari
pengetahuan berusaha menjelaskan dari fenomena-fenomena yang ada dialam ini
dan memungkinkan manusia dapat menguasai dan mengetahui dengan serangkayan
tindakan. Contohnya dengan adanya ilmu yang tadinya orang berprasangka bahwa
bumi itu datar maka dengan ilmu di jelaskan dan di buktikan bahwa bumi itu bulat.
Fungsi ilmu untuk meramalkan artinya dengan berdasarkan pada penjelasan ilmiah
maka manusia bisa meramalkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Misalkan ilmu
ekonomi dengan seragkaian perhitungan ilmiahnya maka bisa meramalkan
perekonomian yang akan datang.

7. Jelaskan langkah-langkah pendekatan deduktif, induktif, dan metode ilmiah dalam


rangka mendapatkan pengetahuan yang benar!
Jawaban
Pendekatan deduktif adalah pendekatan berpikir dimana dari pernyataan yang
bersifat umum di Tarik kesimpulan yang bersifat khusus. Adapun langkah –
langkah pendekatan deduktif dalam rangka mendapatkan pengetahuan yang benar
yaitu biasanya menggunakan polapikir yang dinamakan silogisme deduktif
biasanya membicarakan cara-cara untuk mencapai kesimpulan bila lebih dulu telah
diajukan pertanyaan – pertanyaan mengenai semua atau sejumlah ini diantara suatu
kelompok barang sesuatu.

4
Pendekatan induktif adalah cara berpikir dimana di Tarik sebuah kesimpulan umum
dari berbagai kasus yang bersifat individual/khusus. Adapun langkah – langkah
pendekatan deduktif dalam rangka mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu
dimulai dengan pernyataan – pernyataan yang mempunyai ruang khusus dan
terbatas dalam menyusun argumentasi dan di akhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum.
Pendekatan metode ilmiah adalah gabungan dari pendekatan deduktif dan induktif.
Adapun langkah – langkah pendekatan deduktif dalam rangka mendapatkan
pengetahuan yang benar yaitu :
a. Menemukan dan merumuskan masalah
b. Telaah teori dan hasil penelitian yag relevan
c. Menyusun keranga berfikir atau paradigm penelitian
d. Merumuskan hipotesis
e. Telaah fakta
f. Uji hipotesis
g. Kesimpulan
h. Rekomendasi

8. Perkembangan ilmu dapat terjadi secara linier-akumulatif namun juga bisa secara
revolusi. Jelaskan dan berikan contohnya!
Jawaban
Perkembangan ilmu secara linier-kumulatif adalah perkembangan ilmu bersifat
terus bertambaha dan tertumpuk artinya perkembangan ilmu ini tidak ada
pergantian melainkan ditambah atau Sifat komulatif artinya teori sosiologi
dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki,
memperluas, atau memperhalus teori-teori lama.
Sedangkan perkembangan ilmu secara revolusi menurut Kühn (1970: 85)
mengkritik pandangan yang mengatakan bahwa perkembangan ilmu bersifat
akumulatif (bertumpuk-tumpuk). ia mengatakan: “The transition from a paradigm
in crisis to a new one from which a new
tradition of normal science can emerge is far from a cumulative process, one
achieved by an
articulation or extension of the old paradigm”. Menurutnya, ilmu berkembang
secara

5
revolusioner, dalam artian bahwa paradigma yang lama digantikan secara total (in
whole) dengan paradigma baru yang berbeda (incompatible).
Contohnya ilmu yang bersifat kumulatif : menurut teori Darwin, manusia di bumi
ini berasal dari kera. Kenyataannya teori tersebut sudah tidak berlaku lagi dan
mengalami perubahan
Contoh sebuah revolusi ilmiah misalnya pada perubahan teori geosentris ke
heliosentris yang dikenal sebagai revolusi Copernican yang menyatakan bahwa
bumi dan planet – planet mengelilingi matahari.
9. Ilmu merupakan pedang bermata dua. Jelaskan dan beri contoh!
Jawaban
Ilmu merupakan pedang bermata dua artinya ilmu bisa membawa kepada
kemulyaan meskipun ilmu itu datang dari kesucian jika orang yang berilmu namun
di gunakan untuk keburukan maka yang akan terjadi adalah kehinaan dan bahkan
kebinasaan yang berdampak pada banyak orang. Seperti halnya pedang jika di
gunakan oleh orang baik yang bertujuan untuk melindungi atau berjuang di jalan
Allah maka pedang ini dalam kemulyaan. Namun apabila pedang di gunakan oleh
orang jahat digunakan untuk mengancam, membunuh yang tidak bersalah,
merampok dan bahkan yang lebih buruk lainnya maka pedang itu adalah alat yang
berbahaya. Contohnya orang yang berilmu penemu atom Albert Ensten bekerja
untuk amaerika dengan ilmunya sehingga terciptalah bom atom yang
menghancurkan bahakn membunuh banyak orang yang tidak bersalah. Ketika ilmu
di gunakan di jalan yang baik tentu akan berdampak pada kebaikan untuk banyak
orang pula seperti ilmu pertanian yang dulu panen satu tahun sekali sekarang bisa
tiga bahkan empat kali setahun ini adalah contoh ilmu yang digunakan di jalan
yang baik yang berdampak pada tatanan masyarakat yang lebih sejahtera.

10. Jelaskan perbedaan antara: rasionalime, empirisme, kritisisme, dan intuisionisme?


Jawaban
 Paham Rasionalisme merupakan Paham yang beranggapan bahwa di dunia ini
ada prinsip-prinsip dasar (substansi) yang merupakan ide bawaan yang sudah
ada dalam akal budi manusia sebagai kebenaran yang tidak diragukan lagi.
Oleh karena itu maka sumber kebenaran adalah akal budi manusia.

6
 Paham Empirisme merupakan Paham yang beranggapan bahwa sumber
kebenaran adalah pengalaman manusia, baik pengalaman lahiriah maupun
pengalaman batiniah.
 Paham Kritisisme merupakan Paham yang berusaha mendamaikan paham
Rasionalisme dan Empirisme dengan menunjukkan unsur-unsur mana dalam
pikiran manusia yang terdapat dalam akal dan unsur-unsur mana yang beasal
dari pengalaman.
 Paham intuisionisme merupakan Intuisi artinya naluri (instinct) yang menjadi
kesadaran diri dan dapat menuntun kepada kehidupan yang dalam (batin).
Paham ini menyatakan bahwa pengetahuan yang sempurna hanyalah bisa
diperoleh melalui intuisi dan pemahaman batin (insight) manusia.

Jadi perbedaan dari pemahaman rasionalime, empirisme, kritisisme, dan


intuisionisme adalah sudut pandang menilai sebuah kebenaran dimana
rasionalisme lebih ke akal sebagai sumber dari kebenaran. Kemudian empirisme
melihat yang benar adalah yang telah dialami artinya pengalamn lah yang menjadi
sumber kebenaran, kritisisme menyatakan bahaw kebenaran bisa bersumber dari
akal dan juga dari pengalaman. Dan intuisionisme menganggap bahwa kebenaran
bersumber dari intuisi dan pemahaman batin.

11. Jelaskan perbedaan antara positivisme, konstruksionisme, dan critical theory!


Jawaban
 Menurut paradigma positivism ini, ilmu itu merupakan perwujudan dari
kebenaran realitas. Karena itu maka objek ilmu harus dapat diamati
(observable), diulang (repeatable), diukur (measurable), dan proposisi ilmiah
(teori) harus dapat diuji (testable), diramalkan (predicta)
 Menurut paradigma konstruksionisme pengembangan ilmu harus memenuhi
indikator: 1) metode kualitatif dalam pengumpulan dan analisis data; 2)
mengembangakan teori secara grounded (membumi); 3) bersifat natural; 4)
penelitian bersifat partisipatif. Paradigma ini menyatakan bahwa realitas
bersifat sosial, karena itu paham ini menganut prinsip relativitas sehingga
pengembangan ilmunya cenderung membentuk pola-pola teori tidak
melahirkan generalisasi seperti halnya positivisme.

7
 Paradigma critical theory menekankan pada subjektivitas dalam
mengembangkan ilmu, karena nilai-nilai yang dianut oleh ilmuwan ikut
campur dalam menentukan suatu kebenaran. Enam tema pokok yang menjadi
kritikan paradigma ini yaitu: 1) metodologi penelitian tidak rigid, 2) logika
ilmu tidak selalu kumulatif dan progresif, 3) dikotomi objek dan subjek tidak
mungkin, 4) keberpihakan ilmu dalam interaksi sosial/tidak netral, 5) produksi
nilai, bukan sekedar mencari kebenaran, 6) ilmu sosial merupakan studi
tentang masa lalu
Jadi yang menjadi perbedaan antara positivisme, konstruksionisme, dan critical
theory adalah metode dalam mendapatkan ilmu dan dalam mengembangkan ilmu.
Postivisme ilmu merupakan perwujudan dari realitas atau untuk mengungkap
realitas, konstruksionisme lebih kepada pembentukan pola-pola teori dan menolak
pemahaman positivisme. Dan critical theory lebih menekankan subyektifitas
dimana nilai-nilai yang dianut oleh ilmuan sangan menentukan kebenaran.

12. Jelaskan perbedaan antara fenomenologi dan hermeneutika dalam penelitian sosial.
Jawaban
Fenomenologi sosial dilandaskan atas ajaran bahwa interaksi sosial adalah rancang
bangun sepanjang di dalamnya memuat makna yang dapat diungkap. Sedang
makna diperoleh dari kajian fenomenologi didapat tidak dengan menunggu secara
pasif melainkan dengan melakukan konstruksi secara aktif terhadap tumpukan
multi struktur yang diupayakan ditemukan maknanya melalui bahasa, peneliti
fenomenlogis harus berusaha menemukan makna tersebut. Dalam keseharian,
penggunaan bahasa dan tipifikasi selalu menciptakan makna (create a sense)
bahwa dunia kehidupan (life-world) adalah substansial, sehingga mengungkap
makna tidak bisa dilepaskan dari bahasa.
Fenomenologi dan hermeneutik juga menganggap bahwa pemaknaan linguistik
merupakan watak turunan dari pengalaman yang dihayati. Dalam upaya
memahami fenomena, kesadaran yang selalu tertuju kepada objek menggunakan
perangkat-perangkat perseptualnya (noesis) untuk memperoleh gambaran
perseptual yang lengkap tentang fenomena (noema). Pembentukan gambaran
perseptual yang lengkap itu mensyaratkan perlengkapan linguistik yang memadai
untuk melakukan pengertian, predikasi, hubungan sintaktik dan sebagainya agar
gambaran itu dapat diartikulasikan.

8
Dari sisi hermeneutik, penempatan linguistik sebagai kendaraan yang digunakan
untuk memahami analisis terhadap gambaran perseptual pra-lingusitik merupakan
prinsip yang mendasari proses penafsiran. Dimana linguistik merupakan turunan
dari pengalaman yang dihayati subjek, baik sebagai pameran maupun penonton.
Selain bahasa, fenomenologi dan hermeneutika diasumsikan sebagai teori
pengalaman atau teori tentang bagaimana kata-kata berhubungan dengan
pengalaman. Fenomenologi memberikan atensi lebih besar pada sifat pengalaman
yang dihidupkan, sedangkan hermeneutik berkonsentrasi pada masalah-masalah
yang muncul dari interpretasi tekstual tersebut. Keduanya membicarakan objek
sebagai realita yang eksistensinya dimungkinkan dan ditentukan oleh
kondisikondisi fisik dan budaya yang melingkupi.
Fenomenologi harus dibiarkan termanifestasi apa adanya tanpa memasukkan
kategori pikiran kita padanya. Seperti kata Husserl dengan menyebutnya dengan
”kembalilah pada realitas itu sendiri”. Dengan kata lain fenomenologi tidak
membiarkan kita untuk mencampur fenomena yang ada dengan pikiran kita, dan
membiarkan fenomena tersebut berbicara apa adanya. Hal ini disebabkan karena
pikiran hanya bersifat teoritis yang terikat oleh pengalaman indrawi yang bersifat
relatif subyektif sedangkan fenomena adalah realitas yang bersifat obyektif.
Berbeda dengan hermeneutika, dalam dalam menjalankan tugasnya hermeneutika
harus memperhatikan sejarah, konteks, prinsip, religius, moral, estetis, konseptual,
serta indrawi. Dengan memperhatikan beberapa kaidah tersebut hasil kajian
hermeneutika akan jauh lebih sempurna.
Jika dilihat dari akar ilmu, fenomenologi dan hermeneutika jelas sangat berbeda.
Fenomenologi merupakan akar dari Philosophy, dengan pertanyaan utama ”apa
struktur dan esensi pengalaman atas gejala-gejala ini bagi masyarakat tersebut?”
Sedangkan hermeneutika berakar dari teologi, filsafat, dan kritik sastra, dengan
pertanyaan utama, ”apa kondisikondisi yang melahirkan prilaku atau produk yang
dihasilkan yang memungkinkan penafsiran makna?

13. Bagaimana peran seorang intelektual menurut Edward Said? Untuk kasus di
Indonesia, bagaimana menurut Anda sendiri?
Jawaban
Tujuan intelektual menurut Said adalah, meningkatkan kebebasan dan pengetahuan
manusia. Tujuan emansipatoris ini juga ditekankan oleh beberapa pemikir lainnya

9
di abad 20 seperti Sartre. Edward W. Said menyatakan, seorang intelektual tidaklah
berada di menara gading. Sebaliknya, mereka terlibat langsung dalam soal-soal
kemasyarakatan. Pekerjaan seorang intelektual adalah mempertahankan negara
dengan kewaspadaan, selalu sadar akan tugasnya untuk tidak membiarkan
kebenaran diselewengkan atau menerima satu ide yang dapat menguasai seluruh
kehidupan.
Dalam hal ini seorang intelektual berperan sebagai benteng akal sehat yang kritis
terhadap kekuasaan. Said mencela kaum cendekia yang suka bersolek dan memilih
diam demi kehati-hatian. Cendekiawan itu, menurut Said, tidak bebas nilai atau
netral. Sebaiknya seorang intelektual harus berpihak yakni terhadap kelompok
lemah yang tertindas. Edward W. Said mengingatkan apabila kaum intelektual
mengambil posisi kritis terhadap suatu otoritas maka intelektual itu akan menjadi
kaum pinggiran kalau dilihat dari pemilikan, kuasa dan kehormatan. Seorang
intelektual selalu berada di antara kesendirian dan pengasingan. Suara seorang
intelektual adalah suara kesepian tapi suara ini akan bergema karena
menghubungkan dirinya secara bebas dengan realitas sebuah gerakan, aspirasi dan
pengejaran cita-cita bersama. Karena itu, menurut Said, karakterisasi intelektual
adalah sosok pengasingan dan marjinal, sebagai amatir dan sebagai pengarang
sebuah bahasa yang mencoba membicarakan kebenaran kepada kekuasaan.
Saya sangat sepakat dengan Edward Said dimana kaum intelektual seharusnya
terjun kem masyarakat melakukan implementasi dari pengetahuannya dan bisa
dirasakan langsung oleh masyarakat. Untuk di Indonesia sendiri saya kira kaum
intelektual sangat sedikit yang terjun ke masyarakat langsung melakukan sebuah
gerakan untuk kemajuan bangsa. Kaum intelektual lebih suka berada di tempat
yang teduh nyaman di kanto-kantornya. Kita bisa rasakan Indonesia masih negara
berkembang belum menjadi negara maju. Tentu ini sangat di pengaruhi oleh aksi
nyata kaum intelektual yang masih rendah.

14. Menurut Fritjof Capra penggunaan paradigma Cartesian-Newtonian menyebabkan


terjadinya krisis multidimensi dalam kehidupan manusia dewasa ini. Lalu apa
saran Capra? Menurut Anda sendiri bagaimana dengan pendekatan Cartesian-
Newtonian dan saran Capra tersebut?
Jawaban
Saran Capra

10
Paradigma yang diajukan oleh Capra adalah paradigma holistik yang memandang
keseluruhan lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya. Karakteristik paradigma ini
adalah bercorak sistemik, terintegrasi, kompleks, dinamis, non-mekanistik, dan
non-linear.
Landasan epistemologis paradigma holistik Capra didasarkan pada integrasi
sistematis atas fisika kontemporer dan mistisisme Timur. Dalam rangka
memperkokoh gagasannya tentang integrasi tersebut, Capra mengemukakan
argumentasi antara lain:
Terdapat kesejajaran epistemologis antara fisika kontemporer dan mistisisme
Timur. Menurut Capra, fisika dan agama-agama Asia mengakui adanya
keterbatasan bahasa dan pikiran manusia. Nuansa paradoks dalam fisika, seperti
dualitas partikel/gelombang, sejajar dengan polaritas yin/yang dalam Taoisme Cina
yang menampakkan kesatuan dari hal-hal yang tampaknya berlawanan.
Fisika kontemporer dan mistisisme Timur melakukan klaim metafisis tentang
keutuhan realitas (unbroken wholeness). Fisika kuantum, misalnya, menunjukkan
adanya kesatuan dan kesalingberkaitan antara semua peristiwa. Partikel-partikel
merupakan gangguan-gangguan lokal (local disturbances) dalam medan-medan
yang saling mempengaruhi. Sementara dalam teori relativitas, ruang dan waktu
membentuk keseluruhan yang terpadu dimana materi dan energi diidentifikasi
sebagai kelengkungan ruang. Mistisisme Timur juga menerima kesatuan segala
sesuatu dan berbicara tentang kesatuan tak terpisahkan yang ditemukan dalam
meditasi. Ada satu realitas tertinggi merujuk ke Brahmana di India dan Tao di
Cina, yang dengannya individu dapat meleburkan diri. Fisika kontemporer
mengatakan bahwa pengamat dan yang diamati merupakan dua hal yang tak
terpisahkan, sementara pada saat yang sama tradisi mistik Timur menyatakan
adanya kesatuan antara subjek dan objek.
Baik fisika kontemporer maupun mistisisme Timur sama-sama memandang dunia
sebagai sebuah sistem dinamis dan selalu berubah. Partikel-partikel merupakan
pola-pola getaran yang secara terus-menerus diciptakan dan dihancurkan, materi
tampak sebagai energi, dan juga sebaliknya. Sementara Hinduisme dan Buddhisme
memandang bahwa hidup adalah sementara; semua eksistensi fana dan bergerak
tanpa henti.
Semua realitas pada dasarnya tunggal sehingga tidak mungkin ada satupun yang
bisa dan mungkin dipertentangkan. Fenomena dualisme, seperti pagi dan petang,

11
hidup dan mati, dan lain sebagainya harus dilihat sebagai dua sisi dari satu realitas
tunggal. Paradigma Sains tentang kekosongan dan kepenuhan bukan dua hal yang
dianggap bertentangan, tetapi lebih merupakan satu realitas tunggal. Konsepsi
seperti ini ditemukan juga di dalam panteisme mistisisme Asia.
Menurut Capra, kesejajaran dan keparalelan antara fisika kontemporer dan
mistisisme Timur merupakan basis fundamental dalam membentuk paradigma
holistiknya. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa upaya untuk menjembatani
pemikiran rasional-analitis dengan pengalaman meditatif-mistis memang sulit
untuk dilakukan. Namun interaksi saintis modern dengan mistisisme Timur
merupakan suatu solusi alternatif yang dapat ditawarkan dalam menyelesaikan
berbagai krisis global yang menimpa umat manusia belakangan ini.
Paradigma holistik yang diperkenalkan Capra ini mendapat apresiasi yang cukup
positif dari berbagai kalangan. Ia mampu mengisi kekosongan dan kehampaan
spritual saintis modern. Mereka yang selama ini “menuhankan” metode ilmiah
positivistik-materialis, secara perlahan mulai melirik dan mendalami pemikiran
Capra. Begitu juga dengan mereka yang tidak percaya pada agama, tetap saja dapat
mengarungi kedalaman nuansa spritualitas tanpa harus menceburkan diri ke dalam
suatu agama tertentu.
Paradigma sains baru ini segera mendapat tempat di hati para peminatnya.
Rusaknya ekosistem, meluasnya polusi, dan munculnya berbagai dampak negatif
perkembangan teknologi modern, menjadikan manusia dengan senang hati
berpindah ke paradigma Capra. Pikiran Mistisisme Timur dianggap dapat membuat
manusia lebih mencintai alam dan memperhatikan lingkungan. Berbagai slogan,
seperti “back to nature” mengajak masyarakat modern memandang alam sebagai
kesatuan dengan dirinya sendiri, sehingga manusia bisa lebih memelihara
kelestarian lingkungannya.
Menurut Capra, tatanan peradaban dunia saat ini mengalami krisis dikarenakan
adanya benturan-benturan dalam berbagai dimensi kehidupan seperti sosial,
ekonomi, politik, sains dan teknologi, militer, dan lain-lain. Ancaman perang nuklir
merupakan bahasa terbesar yang dihadapi oleh umat manusia saat ini. Semua orang
menyadari bahwa kekuatan nuklir itu tidak aman, tidak bersih, dan tidak murah,
tetapi mereka tetap saja berlomba-lomba untuk membangun reaktor nulir di mana-
mana. Fenomena itu tentu saja menjadi ancaman utama bagi eksistensi manusia di
planet ini.

12
Dalam konteks memahami krisis budaya multidimensional tersebut, Fritjof Capra
menawarkan paradigma holistiknya dalam melihat evolusi budaya manusia.
Menurutnya, paradigma holistik mengharuskan kita untuk mengubah perspektif
akhir abad ke-20 ke suatu rentang waktu yang mencakup ribuan tahun, dari
pengertian struktur sosial statis menuju persepsi pola-pola perubahan dinamis. Di
titik ini, pandangan dunia orang-orang Cina bisa dipergunakan untuk
membangkitkan kesadaran kita terhadap hubungan antara krisis dan perubahan.
Istilah yang mereka gunakan adalah wei-ji yang berarti “bahaya” dan
“kesempatan”.
Berdasarkan pandangan dunia orang-orang Cina tadi, peradaban diyakini akan terus
berkembang dengan cara memberikan tanggapan terhadap tantangan awal.
Keberhasilan itu akan membangkitkan momentum budaya yang membawa
masyarakat keluar dari kondisi equilibrium memasuki suatu keseimbangan yang
berlebihan (overbalance) yang tampil sebagai tantangan baru. Dengan cara ini, pola
tantangan dan tanggapan terus terulang dalam fase-fase pertumbuhan berikutnya, di
mana masing-masing tanggapannya berhasil menimbulkan suatu disequilibrium
yang menuntut penyelesaian-penyelesaian kreatif baru.
Usaha lain yang perlu dilakukan selama fase kelahiran kembali kebudayaan ini
adalah memperkecil kekerasan, kekacauan, dan gangguan yang mau tak mau pasti
terlibat di dalam masa-masa perubahan sosial yang besar, dan sedapat mungkin
fase transisi itu berlalu tanpa menimbulkan rasa sakit. Keberhasilan melewati masa
awal transisi itu akan menghantarkan kita pada transisi budaya yang berlangsung
secara harmonis dan damai sebagaimana yang digambarkan di dalam salah satu
buku kearifan tertua, I Ching, “gerak adalah sesuatu yang alami, yang muncul
secara spontan. Karena alasan inilah transformasi generasi tua menjadi mudah.
Yang lama ditinggalkan dan yang baru diperkenalkan. Keduanya sesuai dengan
perjalanan waktu; oleh karena itu tidak ada gangguan yang timbul.
Menurut saya pendekatan Cartesian-Newtonian memang sangat bermanfaat untuk
memudahkan dan efisien pekerjaan di jaman sekarang dimana pendekatan
Cartesian – Newtonian ini berorientasi pada pengembangan fisika ilmiah yang
menghasilkan banyak penemuan dan merubah tatanan hingga munculnya berbagai
macam teknologi yang membantu manusia. Namun dari teknologi itu ternya
memerlukan energy yang merusak alam dengan mengeksploitasi alam dalam

13
mengambil energy minyak bumi. Yang dampaknya adalah kerusakan alam dan
menimbulkan bencana-bencana baru apalagi dengan penemuannya nuklir yang di
khawatirkan bisa merusak kehidupan dengan ancaman peperangan. Selanjutnya
saran Capra yang mengusulkan pendekatan holistic dimana menyatukan
pengetahuan dan metafisis yang lebih mengarah kepada ilmu yang dilandasi
religious. Dan pendekatan holistic dalam membuat budaya baru di masyarakat
yaitu budaya yang cinta damai dan cinta alam. Saya kira yang disarankan Capra ini
relevan dengan ajaran agama islam. Ini perlu di sikapi serius oleh kita untuk tetap
meningkatkan keilmuan dan keimana serta mengamalkan dalam tatanan
kemasyarakatan dengan mencitai dan menjaga lingkungan.

15. Globalisasi menawarkan kehidupan yang efektif, efisien, murah, dan


menyenangkan. Tapi globslisasi juga menimbulkan kehampaan dan dampak negatif
lainnya. Jelaskan fenomena tersebut! Sebagai pendidik, bagaimana Anda
mengantisipasi hal tsb dalam praktik dunia pendidikan dan penyiapan generasi
yang akan datang?
Jawaban
Fenomena globalisasi menimbulkan kehampaan dan dampak negatif artinya dengan
pesatnya perkembangan teknologi maka munculah permasalahan kehampaan
dimana tugas manusia banyak yang tergantikan oleh mesin. Misalnya dengan
teknologi di era globalisasi ini petugas tiket TOL sekarang tergantikan oleh kartu
tol yang penggunaanya lebih hemat dan lebih efektif dan efisen. Dengan demikian
globalisasi berdampak pada pengurangan sumber daya manusia dalam kehidupan
yang akhirnya menimbulkan permaslahan pengangguran yang meningkat. Dulu
belanja ke Mall merupakan sesuatu hal yang menyenangkan bahkan bertumbuhan
Mall di kota-kota metropolitan dan banyak membutuhkan tenaga kerja namun
seiring perkembangan zaman sekarang ke Mall bisa dimana saja dan ada dalam
gengaman tangan di hanphon android. Lebih efektif efisen dan murah tetapi banyak
Mall konvensional yang tutup dan menimbulkan pengangguran.
Sebagai seorang pendidik ini menjadi persoalan yang sangat penting karena
berkaitan dengan sumber daya manusia yang semakin hari semakin tergantikan
oleh mesin-mesin canggih. Maka dengan adanya fenomena seperti ini selaku
pendidik tentu harus mampu menciptakan output peserta didik yang kreatif dan

14
inovatif. Dengan SDM yang kreatif dan inofatif diharapkan mampu bersaing di
dunia sekarang yang serba canggih dan cepat ini.

15

Anda mungkin juga menyukai