Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH SPEKTRA INFRAMERAH,

ANALISIS KUALITATIF DAN


KUANTITATIF DENGAN INFRA
MERAH SERTA KOMPONEN DALAM
SPEKTROFOTOMETER INFRA
MERAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Instrumen Analisis
Dosen: apt. Reksi Sundu, S. Farm,. M. Sc.

Disusun Oleh:
Nurul Aulia Rahman
20482011150

STIKES SAMARINDA
PRODI SARJANA FARMASI
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas perkenaanNYA Tugas Instrumen
Analitik Farmasi dapat terselesaikan .Tujuan dari pembuatan tugas ini untuk mengetahui,
memahami dan menyadari konsep spektrofotometri khususnya mengenai inframerah
serta memahami tujuan dan kegunaan alat tersebut dalam dunia industri.

Dalam penyusunan tugas, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, dan dosen serta teman teman.

Tugas ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya tugas ini dapat terselesaikan.

Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa dan teknisi. Kami sadar bahwa tugas
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami Dr.Ir Rusdianansari,Msi. serta pembaca untuk meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan tugas kami di masa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii

Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................................3
Bab II. Tinjauan Pustaka
2.1 Spektrum Infra Merah.........................................................................................................4-19
Bab III Pembahasan
3.1 Instrumentasi Spektrofotometri Infra Merah dan komponennya........................................20
3.2Analisis kualitatif dan kuantitatif serta Aplikasi dan Kegunaan Spektrofotometri IR........32
Bab IV. Penutup
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................37
4.2 Saran..................................................................................................................................38
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara
atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektrofotometri
juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam
catatan sejarah, spektrofotometri mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak"
digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa
modern, definisi spektrofotometri berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan
untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi
elektromagnetik dan non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron,
fonon, gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.

Spektrofotometri umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk
mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk
merekam spektrum disebut spektrometer. Spektrofotometri juga digunakan secara intensif dalam
astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai
spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu
objek astronomi atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan
pergeseran Doppler garis-garis spektral. Salah satu jenis spektrofotometri adalah spektrofotometri
inframerah (IR), spektrofotometri ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul.

Spektrofotometri inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan
radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 - 1.000 µm atau pada
bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1.

Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya
tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari
bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang
terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang
antara 700 nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir William Herschell,
astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optik
yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan gambar matahari dalam tata surya teleskop

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi
molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 –
1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik
dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis
merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik
yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.

Aplikasi spektroskopi infra merah sangat luas baik untuk analisis kualitatif maupunkuantitatif.
Penggunaan yang paling banyak adalah pada daerah pertengahan dengan kisaranbilangan
gelombang 4000 sampai 670 cm-1 atau dengan panjang gelombang 2,5 sampai 15m. Kegunaan
yang paling penting adalah untuk identifikasi senyawa organik karenaspektrumnya yang sangat
kompleks terdiri dari banyak puncak-puncak. Dan juga spektruminfra merah dari senyawa
organik mempunyai sifat fisik yang karakteristik artinyakemungkinan dua senyawa mempunyai
spektrum sama adalah kecil sekali.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari spektrofotometer
infra merah, fungsi dan kegunaan, prinsip kerja, analisis kualitatif dan kuantitatif pada infra merah,
komponen dalam sperktrofotometer infra merah, serta kelebihan dan kekurangan dari
spektrofotometer infra merah.
1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Pengertian FTIR dan spektranya


2. Jenis – jenis spektroskopi inframerah
3. Alat komponen yang digunakan
4. Cara penggunaannya
5. Analisis kualitatif dan kuantitatif
6. Manfaat dari spektroskopi inframerah
7. Kelebihan serta kekurangan dari spektroskopi inframerah tersebut
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Spektrum infra merah (IR) terletak pada daerah dengan bilangan gelombang 12800 sampai 10
cm-1atau panjang gelombang 0,78 – 1000 m. Umumnya daerah infra merah
terbagi dalam infra merah dekat, infra merah tengah dan infra merah jauh. Daerah spektruminfra
merah dapat dilihat pada Tabel 3.1

Daerah Panjang Angka Gelombang Frekuensi


Gelombang (m) (cm1) (Hz)

Dekat 0,78 – 2,5 12800 – 4000 3,8x1014– 1,2x1014

Tengah 2,5 – 50 4000 – 200 1,2x1014– 6,0 x1014

Jauh 50 – 1000 200 – 10 6,0x1014– 3,0x1014

Banyak senyawa organik menyerap radiasi pada daerah tampak dan ultra violet darispektrum
elektromagnetik. Bila senyawa menyerap radiasi pada daerah tampak dan ultra
violet maka elektron akan tereksitasi dari keadaan dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Senyawa organik juga menyerap radiasi elektromagnetik pada daerah infra merah.Radiasi infra
merah tidak mempunyai energi yang cukup untuk mengeksitasi elektron tetapi dapat menyebabkan
senyawa organik mengalami rotasi dan vibrasi. Bila molekul mengabsorpsi radiasi infra merah,
energi yang diserap menyebabkan kenaikan dalamamplitudo getaran atom-atom yang terikat itu.
Jadi molekul ini berada dalam keadaanvibrasi tereksitasi. Radiasi infra merah dengan frekuensi
kurang dari 100 cm-1atau dengan panjanggelombang lebih dari 100 m diserap oleh molekul
organik dan dikonversi ke dalam energi rotasi molekul. Bila radiasi infra merah dengan frekuensi
dalam kisaran 10000 sampai 100cm-1 atau dengan panjang gelombang 1 sampai 100 m diserap
oleh molekul organik dan dikonversi ke dalam energi vibrasi molekul.Keadaan vibrasi dari ikatan
terjadi pada keadaan tetap, atau terkuantisasi, tingkat-tingkat energi. Panjang gelombang eksak
absorpsi oleh suatu tipe ikatan tertentu, bergantungpada macam getaran dari ikatan tersebut. Oleh
karena itu, tipe ikatan yang berlainan (C-H, C-C, O-H, dan sebagainya) menyerap radiasi infra
merah pada panjang gelombang karakteristikyang berbeda. Namun hanya vibrasi yang
menghasilkan perubahan momen dwikutub saja yang teramati di dalam infra merah.
Jenis Vibrasi

Terdapat dua jenis vibrasi molekul yaitu vibrasi ulur (stretching) dan tekuk (bending).Vibrasi ulur
adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang sumbu ikatan antara dua atomsehingga jarak antara
atom dapat bertambah atau berkurang. Contoh vibrasi ulur , yaitu uluransimetri dan asimetri.
Vibrasi tekuk adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut ikatan antaradua ikatan
atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap atom lainnya. Contoh dari vibrasitekuk adalah
scissoring, wagging, twisting, dan rocking. Dari keempat vibrasi tekuk, vibrasi scissoring dan
rocking terletak pada satu bidang sedangkan vibrasi wagging dan twisting terletak di luar bidang.
Tanda + dan - pada vibrasi twisting menunjukkan arah tegak lurusdengan bidang, + arahnya ke
muka, dan - arahnya ke belakang.Suatu ikatan dalam sebuah dapat menjalani pelbagai macam
vibrasi. Oleh karena itu
suatu ikatan tertentu dapat menyerap energi pada lebih daripada satupanjang gelombang.
Misal, suatu ikatan O-H menyerap energi pada kira-kira 3330 cm-1(vibrasi ulur). Selain itu
ikatan O-H juga menyerap pada kira-kira 1250 cm-1 (vibrasi tekuk).Frekuensi vibrasi ulur dapat
didekati atau dihitung dengan menggunakan rumus Hooke.Dalam hal ini dua buah atom beserta
ikatan kimia dianggap sebagai suatu isolator harmoniksederhana yang terdiri dari dua massa yang
dihubungkan dengan suatu per (spring).
Hukukm Hooke menyatakan bahwa hubungan antar frekuensi isolasi, masa atom dan
konstanta gaya ikatan adalah sebagai berikut:

di mana :  = frekuensi vibrasi (cm-1)


c = kecepatan radiasi (3x1014 cm//detik)
k = konstanta gaya ikatan
 = m1m2/m1+m2(m, massa atom)
Nilai k untuk ikatan tunggal kira-kira 5x105 dyne/cm dan bagi ikatan rangkap dua dan tiga
adalah berturut-turut 1x106dyne/cm dan 15x105dyne/cm. Sebagai contoh, berdasarkan
perhitungan ini, maka frekuensi vibrasi untuk ikatan C-H adalah 3040 cm-1
Tabel daerah spectrum inframerah
Tabel gugus fungsional beserta puncak absorpsi karakteristiknya

Senyawa karbonil

Salah satu puncak absopsi dalam spektrum infra merah yang paling terbedakan ialah
puncak yang disebabkan oleh vibrasi uluran karbonil. Puncak absorpsi ini merupakan puncak
yang kuat yang dijumpai dalam daerah 1640-1840 cm-1.Gugus karbonil merupakan bagiandari
sejumlah gugus fungsional. Posisi eksak dariabsorpsi karbonil, posisi pita-pita absorpsi lain dalam
spektrum infra merah, dan teknik teknik spektral lain (terutama NMR) mungkin diperlukan untuk
mengidentifikasi gugus fungsionalitu. Posisi absorpsi C=O untuk aldehida, keton, asam
karboksilat dan ester dicantumkan dalam Tabel.
Asam karboksilat mempunyai gugus karboksil yang paling mudah dideteksi karena
adanya C=O uluran serta menunjukkan absorpsi lebar dari O-H uluran yang sangat
terbedakan(distinctive), yang mulai pada sekitar 3300 cm-1dan miring ke dalam pita absorpsi CH
alifatik. Mengapa OH karboksil mempunyai spektrum melebar yang berbeda dari spektrum OH
alkohol ialah karena asam karboksilat membentuk dimer berdasarkan ikatan hidrogen.Selain itu
spektrum asam karboksilat mempunyai dua pita absorpsi dari C-O uluran dan O-Htekuk yang
muncul berturut-turut dekat 1320-1210 cm-1dan 1440-1395 cm-1. Salah satukarakteristik dari
vibrasi O-H tekuk dalam asam karboksilat dengan struktur dimer terjadipada frekuensi dekat 920
cm-1.Ester mempunyai pita absorpsi kuat dar vibrasi C=O uluran dan C-O uluran. Pita absorpsi
C=O terjadi pada frekuensi dekat 1740 cm-1,sedangkan pita absorpsi C-O dijumpai dalam daerah
sidikjari 1300-1110 cm-1 Pita ini kadang-kadang sukar untuk ditandai. Namun pita C-O ini kuat
dan dalam beberapa hal, dapat digunakan untuk membedakan antara ester dan keton.Aldehida
biasanya dapat dibedakan dari keton oleh pita absorpsi C-H uluran. Aldehida menunjukkan dua
pita uluran karakteristik untuk C-H aldehida (tepat di sebelah kanan pitaCH alifatik) pada 2900-
2800 cm-1serta 2800-2700 cm-1Kedua pita ini runcing, tetapi lemah, dan pita pada 2900 cm -1dapat
tersembunyi oleh absorpsi yang tumpang-tindih dari ikatanCH alifatik. Sedangkan vibrasi C=O
uluran terjadi dekat 1740-1720 cm-1 Anhidrida asam karboksilat menunjukkan dua pita absorpsi
yang berasal dari vibrasi asimetrik dan simetri C=O uluran pada frekuensi 1810 dan 1760 cm -
1
Pemecahan pita terjadikarena ikatan rangkap pada ikatan karbonil-oksigen mengalami resonansi.
Dalam hal ini pitafrekuensi yang tinggi adalah C=O simetri. Keton mempunyai spektra senyawa
karbonil yang tersederhana. Keton alifatk jenuh mempunyai frekuensi pada 1715 cm -1Metil keton
memberikan absorpsi karakteristik yang sangat kuat pada frekuensi dekat 1400 cm -1Amida
menunjukkan pita absorpsi karbonil yang dikenal dengan pita amida I. Letak frekuensi absorpsi
dipengaruhi oleh keadaan senyawa berupa padat atau cair (ikatan hidrogen). Amida primer
mempunyai dua pita N-H uluran yang berasal dari simetri dan asimetri N-H uluran. Amida
sekunder hanya mempunyai satu pita N-H uluran.

Senyawa Alkohol dan Eter


Spektrum infra merah alkohol pada konsentrasi rendah menunjukkan sebuah pita bsorpsi tajam
pada 3650 cm-1disamping adanya pita tambahan yang lebar pada 3350 cm -1 Pita tajam ini
merupakan absorpsi O-H uluran dari molekul alkohol bebas, sedangkan pita lebar berasal dari O-
H uluran pada molekul-molekul alkohol yang berikatan hidrogen. Alkohol dalam keadaan pekat
mempunyai ikatan hidrogen yang kuat biasanya dalam bentuk dimer, trimer, dan tetramer yang
semuanya memberikan pita absorpsi yang melebar. Eter mempunyai satu pita karakteristik C-O
uluran. Pita ini mudah diidentifikasi yaitu pada frekuensi 1300-1000 cm-1.Dalam hal ini bila gugus
O-H tidak ada, sebab gugus O-H juga akan memberikan pita absorpsi yang kuat pada daerah
frekuensi tersebut.

Senyawa Nitro
Ikatan hidrogen dalam amina mengakibatkan perubahan pita N-H uluran simetri dan
AsimetriDalam larutan yang encer vibrasi N-H uluran terlihat pada frekuensi dekat 3500 cmPada
spektrum infra merah toluidin menunjukkan pita absorpsi karakteristik yaitu N-H tekuk pada 1620
cm-1 dan C-N uluran pada 1280 cm-1Nitril mempunyai pita absorpsikarakteristik yang kuat dari
vibrasi C=N uluran pada2250 cm-1. Spektrum infra merah benzonitril menunjukkan C=N uluran
yang jelas pada frekuensi tersebut.

Senyawa hidrokarbon
Kebanyakan senyawa aromatik menunjukkan tiga dari empat kemungkinan pita C=C uluran yaitu
pada frekuensi 1450 cm-1dan dua pita pada frekuensi dekat 1600 cm -1. Vibrasi C-H
uluran aromatik dan alkena pada frekuensi di atas 3000 cm -1 sedangkan C-H uluran alkanapada
frekuensi di bawah 3000 cm-1.Alkuna mudah dideteksi karena ada pita absorpsi C=C uluran yang
lemah pada frekuensi dekat 2200 cm-1 terdapat bersama C-H uluran yang kuat pada frekuensi
dekat 3300 cm-1.Alkana sederhana menunjukkan empat pita absorpsi C-H uluran yaitu asimetri
CH3 dan CH2 di mana masing-masing mempunyai sepasang pita pada frekuensi yang lebih
rendah.Trans alkena sering dapat dibedakan dari isomer cis. Trans alkena menunjukkan
pitaabsorpi pada frekuensi 970 cm-1sedangkan isomer cis pada frekuensi sekitar 700 cm-1.Berikut
ini akan diberikan contoh spektrum dari berbagai golongan senyawa organik serta interpretasinya.

Spektrum infra merah golongan asam karboksilat Asam etanoat


Asam etanoat mempunyai struktur sebagai berikut:
O
CH3-C—O-H
Dari struktur di atas dapat diketahui bahwa senyawa tersebut terdiri dari ikatan-ikatan sebagai
berikut:
a. Ikatan rangkap karbon-oksigen, C=O
b. Ikatan tunggal karbon-oksigen, C-O
c. Ikatan oksigen-hidrogen, O-H
d. Ikatan karbon-hidrogen, C-H
e. Ikatan tunggal karbon-karbon, C-C
Ikatan karbon-karbon mempunyai pita absorpsi yang terjadi pada frekuensi dalam jangkauan yang
luas didalam 'Area sidik jari' sehingga sangat sulit untuk membedakan spektrum infra-merahnya.
Ikatan tunggal karbon-oksigen juga mempunyai pita absorpsi dalam 'Area sidik jari', yang berkisar
antara 1000 - 1300cm-1, tergantung pada molekul yang mempunyai ikatan tersebut Ikatan lainnya
yang sangat berguna adalah ikatan O-H. Pita absorpsi ini muncul pada frekuensi yang berbeda-
beda, tergantung pada kondisi lingkungannya. Ikatan ini akan sangat mudah dikenali dalam
sebuah asam karena akan menghasilkan pita absorpsi yang sangat luas pada daerah sekitar 2500-
3300 cm-1.. Spektrum infra-merah untuk asam etanoat dapat diilihat

Gambar Spectrum IR Asam Etanoat

Spektrum infra-merah golongan alkohol Etanol


Pita absorpsi untuk ikatan O-H yang terdapat pada alkohol berada pada bilangangelombang
(frekuensi) yang lebih besar daripada pita absorpsi untuk ikatan O-H yangterdapat dalam asam,
yaitu sekitar 3230-3550 cm-1. Puncak serapan ini akan terjadi padabilangan gelombang yang lebih
besar lagi jika alkohol ini tidak terikat dengan ikatan hidrogen, seperti alkohol dalam bentuk gas.
Perhatikan bahwa penyerapan karena ikatan C-H hanya sedikit dibawah 3000cm -1dan jugapada
puncak-puncak serapan sekitar 1000-1100cm-1 dimana salah satunya disebabkan olehikatan C-O.
Spektrum infra-merah golongan alkohol Etanol Pita absorpsi untuk ikatan O-H yang terdapat
pada alkohol berada pada bilangan gelombang (frekuensi) yang lebih besar daripada pita absorpsi
untuk ikatan O-H yangterdapat dalam asam, yaitu sekitar 3230-3550 cm-1.

Spektrum infra-merah golongan alkohol Etil etanoat

Gambar spektrum IR etiletanoat.

Pada spektrum ini puncak serapanoleh O-H hilang sama sekali. Puncak serapan pada frekuensi
1740 cm-1.menunjukkankeberadaan ikatan rangkap C=O. Puncak serapan pada daerah 1000-
1300cm-1.Menunjukkan adanya ikatan tunggal C-O. Beberapa tabel data ada yang memutuskan
bahwa penyerapandari 1230-1250 adalah karena ikatan C-O pada sebuah etanoat.

Spektrum infra-merah golongan keton Propana

Spektrum ini sangat mirip dengan spektrum infra-merah etiletanoat atau ester. Karena tidak
ada puncak serapan yang disebabkan oleh ikatan O-H, dan karena adanya puncak serapan kuat
yang disebabkan oleh ikatan C=O pada daerah sekitar 1700cm-1
Spektrum infra-merah golongan asam hidroksil Asam 2-hidroksipropanoat (asam laktat)

Gambar Spectrum Asam 2-hidroksipropanoat (asam laktat)

Spektrum ini sangat menarik, karena mempunyai dua macam ikatan O-H dimana yang satu
terikat pada asam dan yang satunya lagi merupakan 'alkohol' yang terikat pada rantai olongan -
COOH. Puncak serapan untuk ikatan O-H dalam golongan asam timbul pada daerah sekitar 2500-
3300 cm-1sedangkan yang terikat pada rantai (alkohol) pada daerah sekitar 3230-3550 cm- 1.Bila
digabungkan, akan menjadi lembah dengan jangkauan yang sangat besar meliputi daerah 2500-
3550 cm1Puncak serapan ini juga tumpang-tindih dengan pita serapan yang disebabkan oleh ikatan
C-H. Perhatikan juga bahwa keberadaan ikatan C=O yang kuat pada daerah sekitar 1730 cm-1

Spektrum infra-merah amina primer Aminobutana

Gambar Spectrum Aminobutana

Pada spektrum infra merah senyawa 1-aminobutana tampak pita serapan kembar pada
daerah sekitar 3100-3500 cm-1yang menunjukkan adanya ikatan N-H. Pita kembar ini merupakan
karakteristik dari amina primer. Selain itu ikatan N-H ini diperkuat dengan adanya pita serapan
pada daerah sekitar 1620 cm-1yang merupakan pita vibrasi tekuk dari ikatan N-H. Selain itu pita
serapan menengah sampai lemah pada daerah sekitar 1250-1020 cm -1merupakan pita vibrasi
uluran dari ikatan C-N.

Spektrofotometri inframerah (IR) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
menganalisa senyawa kimia.Spektra inframerah suatu senyawa dapat memberikan gambaran dan
struktur molekul senyawa tersebut.Spektra IR dapat dihasilkan dengan mengukur absorbsi
radiasi,refleksi atau emisi di daerah IR.Daerah inframerah pada spektrum gelombang
-1
elektromagnetik mencakup bilangan gelombang 14.000 cm hingga 10cm .n 1Daerah inframerah
-1
sedang (4000-400 cm ) berkaitan dengan transisi energi vibrasi dari molekul yang memberikan
informasi mengenai gugus-gugus fungsi dalam molekul tersebut.Daerah inframerah jauh (400-
-1
10cm ) bermanfaat untuk menganalisis molekul yang mengandungatom-atom berat seperti
senyawa anorganik,namu nmembutuhkan teknik khusus yang lebih baik. Daerah inframerah dekat
-1
(12.500-4000cm ) yang peka terhadap vibrasi overtone (Schechter,1997).

Pada alat spektrofotometri inframerah, satuan bilangan gelombang merupakan satuan yang
umum digunakan.Nilai bilangan gelombang berbanding terbalik terhadap frekuensi atau
energinya.Bilangan gelombang dan panjan ggelombang dapat dikonversi satu sama lain
menggunakan persamaan dibawah:

Informas iabsorpsi inframerah pada umumnya diberikan dalam bentu kspektrum dengan
panjang gelombang (µm) atau bilangan gelombang (cm-1) sebagai absis x dan intensitas absorpsi
atau persen transmitan sebagai ordinat y. Intensitas pita dapat dinyatakan dengan transmitan (T)
atau absorban (A).Transmitan adalah perbandingan antara fraksisinar yang diteruskan oleh sampel
(I) dan jumlah sinar yang diterima oleh sampel tersebut (Io). Absorban adalah –logdari
transmitan:
Spektrum yangdihasilkan biasanya relatif kompleks karena adanya overtone kombinasi
dan perbedaan serapan yang lemah.Overton edihasilkan akibat adanya eksitasi dari tingkat energi
rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi,yang merupakan kelipatandari frekuensi fundamental
(v).bila dua frekuensi vibrasi (v1 dan v2)dalam molekul bergabung menghasilkan vibrasi
frekuensi baru dalam molekul,dan bila frekuensi tersebut aktif inframerah,maka hal tersebut
disebut serapan kombinasi (Harjono,1992).Apabila vibrasi fundamental bergabung dengan
serapan overtone atau serapan kombinasi lainnya,maka vibrasi gabungan ini disebut resonansi
Fermi yang sering teramati dalam senyawa karbonil.

Terdapat dua macam vibrasi,yaitu vibrasi ulur dan tekuk.Vibrasi ulur merupakan
suatugerakan berirama di sepanjang sumbu ikatan sehingga jarak antar atom akan bertambah atau
berkurang. Vibrasi tekuk dapat terjadi karena perubahan sudut-sudut ikatan antara ikatan-ikatan
pada sebuahatom(silversteinetal,1986).

Berdasarkan pembagian daerah panjang geloma=bang, sinar inframerah dibagi atas tiga
daerah, yaitu:

1. Inframerah jarak dekat dengan panjang gelombang 0.75 – 1.5 µm


2. Inframerah jarak menengah dengan panjang gelombang 1.50 – 10 µm
3. Inframerah jarak jauh dengan panjang gelombang 10 – 100 µm

Spektrum IR

Hampir setiapsenyawa yang memiliki ikatan kovalen,apakah senyawa organik atau


anorganik,akan menyerap berbagai frekuensi radiasi elektro magnetik dengan panjang
gelombang(λ) 0,5–1000 m).Dalam kimia organik,fungsi utama dari spektrometri inframerah
adalah mengenal(elusidasi)struktur moelkul,khususnya gugus fungsional
sepertiOH,C=O,C=C.daerah yang paling berguna untuk mengenal struktur suatu senyawa adalah
pada daerah 1-25 m atau 10.000–400 cm-1 .Dalamp raktek satuan yang lebih umum dipakai
adalah satuan frekuensi (cm-1)dan bukan saatuan panjang gelombang.Serapan setiap tipe ikatan(N-
H,C- H,O- H,C- X,C=O,C- O,C–C, C=C, C=N,dan sebagainya) hanya diperoleh dalam bagian-
bagian kecil tertentu dari daerah vibrasi inframerah.Kisaran serapan yang kecil dapat digunakan
untuk menentukan setiap tipe ikatan.Dalam rangka memperoleh informasi struktur senyawa
organik yang dianaliss.frekuensi atau panjang gelombang dimana berbagai gugus fungsional yang
menyerap. Dalam tabel berikut tersusun secara sistematik daerah serapan yang sesuai dengan
ikatan yang terdapat dalam suatu senyawa.

Klasifikasi Instrumen Spektrofotometri Serapan Infra Merah


Terdapat 3 Jenis Instrumen spektrofotometri serapan Infra Merah yaitu:

 Spektrometer dispersif (spetrofotometer)


 SpektrofotometerFT-IR
 Fotometer Filter

Spektrometer dispersif

Instrumen ini memisahkan frekuensi tunggal energi yang dipancarkan oleh sumber IR.Hal
ini dicapai dengan penggunaan prisma atau gratting.Prisma IR bekerja seperti prisma sinar tampak
yang memisahkan sinar tampak menjadi warna warna (frekuensi) Sebuah gratting merupalam
elemen dispersif yang lebih moderen yang memisahkan frekensi energi IR dengan lebih baik
.Detektor mengukur jumlah energi setiap frekuensi yang dilewatkan ke sample yang kemudian
menghasilkan spektrum sebagai grafik antara intensitas terhadap frekuensi .

Komponen spektrometer dispersif sama dengan spektrometer serapan sinar tampak/ultra unga
.Perbedaan terletak pada lokasi pemegang sampel.Pada SS sinar tampak /ultra ungu,kuvet terletak
antara monokromator dan detektor untuk menghindari dekomposisi fotokimia yang dapat terjadi
apabila terapapar pada sumber cahaya.Sedangkan pada SS infra merah .pemegang sampel terletak
antara sumber cahaya dan monokromator karena pada rasiasi inframerah tak terdapat cukup energi
untuk mengakibatkan terjadinya dekomposisi fotokimia.Hal ini tentu merupakan keuntungan
karena gangguan radiasi dapat diminimalkan oleh monokromator.

2.2 Spektrofotometer FTIR

Spektrofotometer FTIR 8300/8700 merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
identifikasi senyawa, khususnya senyawa organik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Analisis dilakukan dengan melihat bentuk spektrumnya yaitu dengan melihat puncak-puncak
spesifik yang menunjukan jenis gugus fungsional yang dimiliki oleh senyawa tersebut. Sedangkan
analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa standar yang dibuat
spektrumnya pada berbagai variasi konsentrasi.

Ikatan yang lebihkuat dan atom yang lebih ringan menghasilkan frekuensi yang lebih
tinggi. Semakin kuatsuatu ikatan, makin besa renergi yang dibutuhkan untuk meregangkan ikatan
tersebut.Frekuensi vibrasi berbanding terbalik dengan massa atom sehingga vibrasi atom yang
lebih berat terjadi pada frekuensi yang lebih rendah
( Bruice,2001).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 INSTRUMENTASI SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang
0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik
dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis
merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik
yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.

Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang panjang
gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan spektrum dari berbagai
panjang gelombang. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang pada Tabel 1 dan Gambar
2, sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu:

1. Daerah Infra merah dekat.


2. Daerah Infra merah pertengahan.
3. Daerah infra merah jauh.

Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah panjang


gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah adalah pada daerah infra
merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang
4.000 – 200 cm-1. Satuan yang sering digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah
Bilangan Gelombang ( ϋ) atau disebut juga sebagai Kaiser.

Cahaya yang bisa kita lihat itu terdiri dari gelombang elektromagnetik dengan frekuensi
yang berbeda-beda, setiap frekuensi tersebut bisa dilihat sebagai warna yang berbeda. Radiasi
Infra-merah juga merupakan gelombang dengan frekuensi yang berkesinambungan, hanya saja
mata kita tidak bisa melihat mereka. Jika anda menyinari sebuah senyawa organik dengan sinar
infra-merah yang mempunyai frekuensi tertentu, anda akan mendapatkan bahwa beberapa
frekuensi tersebut diserap oleh senyawa tersebut.

Sebuah alat pendetektor yang diletakkan di sisi lain senyawa tersebut akan menunjukkan
bahwa beberapa frekuensi melewati senyawa tesebut tanpa diserap sama sekali, tapi frekwensi
lainnya banyak diserap. Berapa banyak frekuensi tertentu yang melewati senyawa tersebut diukur
sebagai 'persentasi transmitasi' (percentage transmittance).

Persentasi transmitasi dengan nilai 100 berarti semua frekuensi dapat melewati senyawa
tersebut tanpa diserap sama sekali. Pada kenyataannya, itu tidak pernah terjadi, selalu akan ada
penyerapan, walaupun kecil, mungkin transmitasi sebesar 95% adalah yang terbaik yang bisa anda
peroleh. Transmitasi sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua frekuensi tersebut diserap
oleh senyawa itu. Tingginya penyerapan seperti ini akan membuat kita mengerti tentang ikatan-
ikatan yang ada dalam senyawa tersebut.

Spektrometer infra merah biasanya merupakan spektrometer berkas ganda dan terdiri dari :

Sumber Radiasi

Radiasi infra merah biasanya dihasilkan oleh pemijar Nernst dan Globar. Pemijar Globar
merupakan batangan silikon karbida yang dipanasi sekitar 1200°C, sehingga memancarkan radiasi
kontinyu pada daerah 1-40 µm. Globar merupakan sumber radiasi yang sangat stabil. Pijar Nernst
merupakan batang cekung dari sirkonium dan yttrium oksida yang dipanasi sekitar 1500°C dengan
arus listrik. Sumber ini memancarkan radiasi antara 0,4-20 µm dan kurang stabil jika
dibandingkan dengan Globar.
Monokromator

indonesian.alibaba.com/product-gs-img/gd-s410-kisi-monokromator-inframerah-
spektrofotometer-60071863927.html

Monokromator ini terdiri dari sistem celah masuk dan celah keluar, alat pendespersi yang
berupa kisi difraksi atau prisma, dan beberapa cermin untuk memantulkan dan memfokuskan
sinar. Bahan yang digunakan untuk prisma adalah natrium klorida, kalium bromida, sesium
bromida dan litium fluorida. Prisma natrium klorida paling banyak digunakan untuk
monokromator infra merah, karena dispersinya tinggi untuk daerah antara 5,0-16 µm, tetapi
dispersinya kurang baik untuk daerah antara 1,0-5,0 µm.

1. Detektor

http://www.icstation.com/sr505-mini-infrared-motion-sensor-infrared-detector-module-p-
5296.html
Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor fotolistrik tidak dapat
digunakan untuk menggunakan infra merah karena energi foton infra merah tidak cukup besar
untuk membebaskan elektron dari permukaan katoda suatu tabung foton.

Detektor panas untuk mendeteksi infra merah yaitu termokopel, bolometer, dan sel Golay.
Ketiga detektor ini bekerja berdasarkan efek pemanasan yang ditimbulkanoleh sinar infra merah.

2. Daerah Cuplikan

Daerah cuplikan inframerah dapat terdiri dari 3 jenis yaitu cuplikan yang berbentuk
gas, cairan dan padatan. Gaya intermolekul berubah nyata dari bentuk padatan ke cairan ke gas
dan spektrum infra merah biasanya menunjukkan pengaruh dari perbedaan ini dalam bentuk
pergeseran frekuensi. Oleh karena itu, sangat penting untuk dicatat pada spektrum cara
pengolahan cuplikan ynag dilakukan.

3. Sistem Kerja

Sinar dari sumber dibagi dalam 2 berkas yang sama, satu berkas melalui cuplikan dan
satu berkas lainnya sebagai baku. Fungsi model berkas ganda adalah mengukur perbedaan
intensitas antara 2 berkas pada setiap panjang gelombang. Kedua berkas itu dipantulkan pada
‖chopper‖ yang berupa cermin berputar. Hal ini menyebabkan berkas cuplikan dan berkas baku
dipantulkan secara bergantian ke kisi difraksi. Kisi difraksi berputar lambat, setiap frekuensi
dikirim ke detektor yang mengubah energi panas menjadi energi listrik.

Jika pada suatu frekuensi cuplikan menyerap sinar maka detektor akan menerima
intensitas berkas baku yang besar dan berkas cuplikan yang lemah secara bergantian. Hal ini
menimbulkan arus listrik bolak-balik dalam detektor dan akan diperkuat oleh amplifier. Jika
cuplikan tidak menyerap sinar, berarti intensitas berkas cuplikan sama dengan intensitas
berkas baku dan hal ini tidak menimbulkan arus bolak-balik, tetapi arus searah. Amplifier
dibuat hanya untuk arus bolak=balik.
Arus bolak-balik yang terjadi ini digunakan untuk menjalankan suatu motor yang
dihubungkan dengan suatu alat penghalang berkas sinar yang disebut baji optik. Baji optik ini
oleh motor dapat digerakkan turun naik ke dalam berkas baku sehingga akan mengurangi
intensitasnya yang akan diteruskan ke detektor. Baji optik ini digerakkan sedemikian jauh ke
dalam berkas baku sehingga intensitasnya dikurangi dengan jumlah yang sama banyaknya
dengan jumlah pengurangan intensitas berkas cuplikan, jika cuplikan melakukan penyerapan.
Gerakan baji ini dihubungkan secara mekanik dengan pena alat rekorder sehingga gerakan baji
ini merupakan pita serapan pada spektrum tersebut.

Secara singkat sistem kerjanya seperti ini sebuah cuplikan ynag ditempatkan di dalam
spektrofotometer infra merah dan dikenai radiasi infra merah yang berubah panjang
gelombangnya secara berkesinambungan menyerap cahaya jika radiasi yang masuk
bersesuaian dengan energi getaran molekul tertentu. Spektrofotometer infra merah memayar
daerah rentangan dan lenturan molekul. Penyerapan radiasi dicatat dan menghasilkan sebuah
spektrum infra merah. Hadirnya sebuah puncak serapan dalam daerah gugus fungsi sebuah
spektrum infra merah hampir selalu merupakan petunjuk pasti bahwa beberapa gugus fungsi
tertentu terdapat dalam senyawa cuplikan. Demikian pula, tidak adanya puncak dalam bagian
tertentu dari daerah gugus fungsi sebuah spektrum infra merah biasanya berarti bahwa gugus
tersebut yang menyerap pada daerah itu tidak ada.

Gambar 1. Sistem Spektrofotometer IR

Spektrofotometer inframerah mempunyai sistem optik yang serupa dengan ultraviolet atau
sinartampak. Perbedaan utama terletak pada sumber energi dan sel. Sumber radiasi pada
spektrofotometri laser. Oleh karena itu sinar inframerah mempunyai energi yang lebih rendah dari
sinar ultraviolet atau sinar tampak, maka tebal sel yang dipakai pada spektrofotometer lebih
tipis daripada untuk spektrofotometer lainnya ( 0,002 mm). Sehingga tidak ada pelarut yang
sama sekali transparan terhadap sinar inframerah, maka cuplikan dapat diukur sebagai padatan
atau cairan murninya. Cuplikan padat digerus dalam mortir kecil bersama kristal KBr kering
dalam jumlah sedikit sekali (0,5-2 mg cuplikan + 100 mg KBr kering). Campuran tersebut dipres
diantara dua skrup memakai kunci, kemudian kedua skrupnya dibuka dan band yang berisi tablet
cuplikan tipis diletakkan di tempat sel spektrofotometer inframerah dengan lubang mengarah ke
sumber radiasi.

Gambar 3. Pemadat Cuplikan

Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan dengan sistem
vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-pita serapan yang berkarakteristik
dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut sebagai daerah sidik jari.

1. Alkana

Pita utama yang nampak dalam spektra IR alkana disebabkan oleh stretching C-H di
daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2 dan CH3 di daerah 1450-1470 cm-1, rocking CH3
pada kurang lebih 1370-1380 cm-1. Dan pita rocking, pada 720-7725 cm-1. Pita- pita ini tidak
dapat dijadikan patokan karena kebanyakan alkana mengandung gugus-gugus ini.

2. Alkena
Vibrasi stretching C-H alkena terjadi pada panjang gelombang yang lebih pendek
daripada C-H alkana. Ingat bahwa ikatan karbon-hidrogen alkena mempunyai sifat lebih kuat
daripada ikatan karbon-hidrogen alkana. Makin kuat ikatan, makin sukar bervibrasi dan
memerlukan energi yang lebih tinggi. Jadi alkena yang mempunyai paling sedikit satu hidrogen
-1
menempel pada ikatan rangkap dua biasanya mengabsorpsi didaerah 3050-3150cm

-1
Bentuk stretching C=C alkena terjadi didaerah 1645-1670cm pita ini sangat jelas
bilahanya satu gugus alkil menempel pada ikatan rangkap dua.Semakin banyak gugu salkil yang
menempel,intensitas absorpsi berkurang karena vibrasi terjadi dengan perubahan momen dipol
yang lebih kecil.Untuk alkena-alkena trisubtitusi,tetrasubsitusi C=C sering mempunyai intensitas
yang rendah atau tidak teramati.

3. Alkuna dan Nitrit

Alkuna ujung memperlihatkan pitastretching C-H yang tajam pada 3300-3320 cm-1dan
bentuk bending C-H yang jelas pada 600-700 cm-1. Stretching C=N pada alkuna ujung nampak
pada 2100-2140 cm-1 dengan intensitas sedang (Gambar 28) untuk stretching C=C alkuna
dalam berupa pita lemah yang terjadi pada 2200-2260 cm-1.

4. Alkil halida

Ciri absorpsi alkil halida adalah pita yang disebabkan oleh stretching C-X. posisi untuk
pita-pita ini adalah 1000-1350 cm-1 untuk C-F, 750-850 cm-1 untuk C-Cl, 500-680 cm-1 untuk C-
Br, dan 200-500 cm-1 untuk C-I. Absorpsi-absorpsi ini tidak berguna untuk diagnosisi.

5. Alkohol dan Eter

Alkohol dan eter mempunyai ciri absorpsi infra merah karena stretching C-Odidaerah
1050-1200 cm-1. oleh karena pita-pita ini terjadi di daerah spektrum dimanabiasanya terdapat
banyak pita lain, maka pita-pita tersebut tidak bermanfaat untuk diagnosis. Akan tetapi stretching
O-H alkohol, yang terjadi di daerah 3200-3600 cm-1, lebih berguna. Gambar 29 memperlihatkan
spektrum infra merah t-butilalkohol stretching O-H sangat kuat yang berpusat pada 3360 cm-1.
T-butilalkohol dilarutkan dalam karbon tetraklorida (karbon tetraklorida banyak digunakan
sebagai pelarut di dalamstudi inframerah karenanya relatif stabil dan ―transparan‖ terhadap cahaya
infra merah pada kebanyakan daerahspektra yang berguna).

6. Aldehid dan Keton

Ciri absorpsi inframerah aldehid dan keton adalah vibrasi stretching C=O. oleh karena
gugus karbonil polar sekali, strerching ikatan ini menghasilkan perubahan momen dipol yang
cukup besar. Akibatnyastretching karbonil merupakanspektra yang intensitasnya tinggi.Oleh
karena terjadi di daerah spektrum yang umumnya tidak ada absorpsi lain, makastretching karbonil
merupakanmetode yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis adanya gugus fungsional di dalam
suatu senyawa.

1.1.1 Analisis Kualitatif


Spektrum serapan inframerah suatu senyawa mempunyai pola yang
khas, sehingga berguna untuk identifikasi senyawa (identifikasi gugus
fungsi yang ada). Daerah ideintifikasi gugus fungsi dapat
dikelompokan ke dalam beberapa daerah diantaranya:
a. Daerah ulur hidrogen (3700-2700 cm-1).
Puncak terjadi karena vibrasi ulur dari atom hidrogen dengan atom
lainnya. Frekuensinya jauh lebih besar sehingga interaksi dapat
diabaikan . Puncak absorpsi timbul pada daerah 3700-3100 cm-1
karena vibrasi ulur dari O-H atau N-H. ikatan hidrogen
menyebabkan puncak melebar dan terjadi pergeseran kearah
bilangan gelombang yang lebih pendek . Sedangkan vibrasi C-H
alifatik timbul pada 3000-2850 cm-1. Perubahan struktur dari
ikatan C-H akan menyebabkan puncak bergeser kearah yang
maksimum. Ikatan C=H timbul pada 3300 cm-1. Hidrogen pada
gugus karbonil aldehid memberikan puncak pada 2745-2710 cm-1..
b. Pada daerah ikatan rangkap tiga (2700-1850 cm-1),
Gugus-gugus yang mengabsorpsi pada daeraj ini terbatas, seperti
untuk vibrasi ulur ikatan rangkap terjadi pada daerah 2250-2225
cm-1 (Misal : untuk –C=N pada 2120 cm-1, -C-=N- pada 2260 cm-
1
). Puncak untuk SH adalah pada 2600-2550 cm-1 untuk pH pada
2240-2350 cm-1 dan SiH pada 2260-2090 cm-1.
c. Pada daerah ikatan rangkap dua (1950 – 1550 cm-1).
Vibrasi ulur dari gugus karbonil dapat dikarakteristikkan di sini, seperti aldehid, asam,
aminola, karbonat, semuanya mempunyai puncak pada 1700 cm -1. Ester, halida-halida
asam, anhidrida- anhidida asam, mengabsorpsi pada 1770-1725 cm -1. Konjugasi
menyebabkan puncak absorpsi menjadi lebih rendah sampai 1700 cm -1. Puncak yang
disebabkan oleh vibrasi ulur dari –C=C- dan C=N terletak pada 1690-1600 cm -1, berguna
untuk identifikasi olefin. Cincin aromatik menunjukkan puncak dalam daerah 1650-
1450 cm-1, yang dengan derajad substitusi rendah (low degree of substitution)
menunjukkan puncak pada 1600, 1580, 1500, dan
1450 cm-1

d. Daerah sidik jari berada pada 1500-1700 cm-1


Pada daerah ini dimana sedikit saja perbedaan dalam struktur dan
susunan molekul, akan menyebabkan distribusi puncak absorpsi
berubah.
(Susilawati Kristianingrum, 2000:11-12)

1.1.2 Analisis Kuantitatif


Analisis kuantitatif dengan spektroskopi FTIR secara umum digunakan
untuk menentukan konsentrasi analit dalam sampel. Dalam penentuan
analisis kuantitatif dengan Inframerah digunakan hukum Lambert Beer’s.
Hukum Lambert Beer’s dinyatakan sebagai berikut:

A= ε b c

Yang mana A merupakan absorbansi, ε untuk absorptivitas, b untuk


tebal tempat sampel dan c untuk konsentrasi sampel. Jika c dinyatakan
dalam mol/liter atau Molar (M) maka ε dinyatakan sebagai absortivitas
molar. Bila absorbansi A dihubungkan terhadap konsentrasi c untuk sampel
yang tebalnya b dalam cm, maka akan dihasilkan suatu garis lurus (linier)
dengan lereng AB dalam daerah yang mana hukum Lambert Beer’s
berlaku. Oleh karena itu, hanya spektra berbentuk absorbansi yang dapat
digunakan untuk analisis kuantitatif. Adapun contoh kurva kalibrasi yang
dihasilkan adalah

Gambar 1.4.2.1 Kurva hubungan absorbansi terhadap konsentrasi

Spektroskopi inframerah dalam analisis kuantitatif mempunyai


keterbatasan yang tidak dapat diabaikan yaitu tidak adanya hubungan antara
hokum Lambert Beer’s dengan kompleksitas spektrum sehingga tumpang-
tindihnya puncak-puncak tidak dapat diukur.

(Pescok dkk., 1976; Skoog & West, 1971).

Metode Baseline (gambar) adalah untuk menyeleksi pita absorpsi yang


dianalisa tidak jatuh kembali pada pita komponen yang dianalisis. Jika Io
menunjukkan intensitas sinar yang didapat denagan cara menarik garis lurus
tangensial pada kurva spektrum absorpsi pada pita absorpsi yang dianalisis.
Transmitan diukur dari titik absorpsi maksimum. Kurva kalibrasi didapat dengan
cara menyalurkan nilai log (Io/It) terhadap konsentrasi.

Karena pita IR yang sempit, menyebabkan deviasi dari hukum Beer (yang
dapat menyebabkan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi menjadi tidak
linier) kemungkinan kecil.

Spektroskopi infra merah dapat digunakan untuk menganalisis campuran


hidrokarbon aromatik, seperti C8C10 (mengandung xylena dalam bentuk orto,
meta, para dan etil benzena), dengan sikloheksana sebagai pelarut. Kita ambil
puncak disekitar panjang gelombang 12-15 , kita hitung absorptivitas molar
semua senyawa pada 13,47; 13,01; 12,58; 14,36 yang merupakan daerah puncak
dan menulis empat persamaan simultan untuk menghitung konsentrasi
masing-masing senyawa. Sebagian besar penggunaan spektroskopi infra merah
dalam analisis kuantitatif adalah untuk menganalisis kandungan udara, misalnya
jika udara mengandung polutan seperti CO, metil etil keton, methanol, etilen
oksida dan uap CHCl3. sampel udara yang mengandung polutan atmosfer
dianalisa dengan alat IR. Polutan lain seperti CS 2, HCN, SO2, nitrobenzene, vinil
klorida, diboran, kloropena, metil merkaptan, piridin, juga dapat dianalisa secara
kuantitatif dengan spektrofotometer infra merah.
3.2 APLIKASI DAN KEGUNAAN SPEKTROFOTOMETRI IR

Kesehatan

Mengaktifkan molekul air dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena inframerah
mempunyai getaran yang sama dengan molekul air. Sehingga, ketika molekul tersebut pecah maka
akan terbentuk molekul tunggalyang dapat meningkatkan cairan tubuh. Meningkatkan
sirkulasi mikro. Bergetarnya molekul air dan pengaruh inframerah akan menghasilkan panas yang
menyebabkan pembuluh kapiler membesar,dan meningkatkan temperatur kulit,memperbaiki
sirkulasi darah dan mengurani tekanan jantung .
Meningkatkan metabolisme tubuh. Jika sirkulasi mikro dalam tubuh meningkat, racun dapat
dibuang dari tubuh kita melalui metabolisme. Hal ini dapat mengurangi
beban liver dan ginjal.Mengembangkan Ph dalam tubuh. Sinar inframerah dapat
membersihkan darah, memperbaiki tekstur kulit dan mencegah rematik karena asam urat yang
tinggi. Inframerah jarak jauh banyak digunakan pada alat-alat kesehatan. Pancaran panas yang
berupa pancaran sinar inframerah dari organ-organ tubuh dapat dijadikan
sebagai informasi kondisi kesehatan organ tersebut. Hal ini sangat bermanfaat
bagi dokter dalam diagnosiskondisi pasien sehingga ia dapat membuat keputusan tindakan yang
sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Selain itu, pancaran panas dalam intensitas tertentu
dipercaya dapat digunakan untuk proses penyembuhan penyakit seperti cacar. Contoh penggunaan
inframerah yang menjadi trend saat ini adalah adanya gelang kesehatan Bio Fir. Dengan
memanfaatkan inframerah jarak jauh, gelang tersebut dapat berperang dalam pembersihan dalam
tubuh dan pembasmian kuman atau bakteri.

Bidang Komunikasi

Adanya sistem sensor infra merah. Sistem sensor ini pada dasarnya menggunakan inframerah
sebagai media komunikasi yang menghubungkan antara dua perangkat. Penerapan sistem sensor
infra ini sangat bermanfaat sebagai pengendali jarak jauh, alarmkeamanan, dan otomatisasi pada
sistem. Adapun pemancar pada sistem ini terdiri atas sebuah LED (Lightemitting Diode)infra
merah yang telah dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk
dikirimkan melalui sinar inframerah, sedangkan pada bagian penerima biasanya
terdapat foto transistor, fotodioda, atau modulasi]] infra merah yang berfungsi untuk menerima
sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
Adanya kamera tembus pandang yang memanfaatkan sinar inframerah. Sinar inframerah memang
tidak dapat ditangkap oleh mata telanjang manusia, namun sinar inframerah tersebut dapat
ditangkap oleh kamera digital atau video handycam. Dengan adanya suatuteknologi yang berupa
filter iR PF yang berfungi sebagai penerus cahaya infra merah, maka kemampuan kamera atau
video tersebut menjadi meningkat. Teknologi ini juga telah diaplikasikan ke kamera handphone
Untuk pencitraan pandangan seperti nightscoop
Inframerah digunakan untuk komunikasi jarak dekat, seperti
pada remote TV. Gelombang inframerah itu mudah untuk dibuat, harganya relatif murah, tidak
dapat menembus tembok atau benda gelap, serta memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat
diinterfensi oleh cahaya matahari.
Sebagai alat komunikasi pengontrol jarak jauh. Inframerah dapat bekerja dengan jarak
yang tidak terlalu jauh (kurang lebih 10 meter dan tidak ada penghalang)
Sebagai salah satu standardisasi komunikasi tanpa kabel. Jadi, inframerah dapat dikatakan sebagai
salah satu konektivitas yang berupa perangkat nirkabel yang digunakan untuk mengubungkan atau
transfer data dari suatu perangkat ke parangkat lain. Penggunaan inframerah yang seperti ini dapat
kita lihat pada handphone dan laptop yang memiliki aplikasi inframerah. Ketika kita ingin
mengirim file ke handphone, maka bagian infra harus dihadapkan dengan modul infra merah pada
PC. Selama proses pengiriman berlangsung, tidak boleh ada benda lain yang menghalangi. Fungsi
inframerah pada handphone dan laptop dijalankan melalui teknologi IrDA (Infra red Data
Acquition). IrDA dibentuk dengan tujuan untuk mengembangkan sistem komunikasi via
inframerah.

Bidang keruangan

Inframerah yang dipancarakan dalam bentuk sinar infra merah terhadap suatu objek, dapat
menghasilkan foto infra merah. Foto inframerahyang bekerja berdasarkan pancaran panas suatu
objek dapat digunakan untuk membuat lukisan panas dari suatu daerah atau objek. Hasil lukisan
panas dapat menggambarkan daerah mana yang panas dan tidak. Suatu lukisan panas dari suatu
gedung dapat digunakan untuk mengetahui dari zona bagian mana dari gedung itu yang
menghasilkan panas berlebihann sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Bidang Industri

Lampu inframerah. Merupakan lampu pijar yang kawat pijarnya bersuhu di atas ±2500°K. hal
ini menyebabkan sinar infra merah yang dipancarkannya menjadi lebih banyak daripada lampu
pijar bisa. Lampu infra merah ini biasanya digunakan untuk melakukan proses pemanasan di
bidang industri.
Pemanasan inframerah. Merupakan suatu kondisi ketika energi inframerah menyerang sebuah
objek dengan kekuatan energi elektromagnetik yang dipancarkan di atas -273 °C (0°K dalam suhu
mutlak). Pemanasan inframerah banyak digunakan pada alat-alat seperti, pemanggang
danbola lampu (90% panas – 10% cahaya)

Kedokteran
NIRS umum dipakai dalam diagnostik medis, terutama dalam pengukuran kadar oksigen
darah, atau juga kadar gula darah. Meskipun bukan tekhnik yang sangat sensitif, NIRS
―tidak menakutkan‖ pasien/subjek karena tidak memerlukan pengambilan sampel (non-invansif)
dan dilakukan langsung dengan menempelkan sensor di permukaan kulit.
Tekhnik ini juga dipakai dalam pengukuran dinamika perubahan senyawa tertentu dalam suatu
organ, misalnya perubahan kadar hemoglobin disuatu bagian otak akibat aktivitas saraf tertentu.
Dalam penggunaan fisiologis semacam ini, NIRS dapat dikombinasi dengan tekhnik lain, seperti
T-scan.

Penginderaan jauh
Pencitraan (imaging) NIRS yang diletakkan pada pesawat terbang/balon udara atau satelit
digunakan untuk menganalisis kandungan kimia tanah atau hamparan vegetasi penutup permukaan
tanah. Ini adalah aplikasi di bidang tata ruang, kehutanan, serta geografi.

Ilmu Pangan dan Kimia Pertanian


Spektroskopi menggunakan NIRS dalam bidang ini disukai karena tidak memerlukan persiapan
sampel yang rumit. Selain itu, seringkali sampel bisa digunakan lagi untuk keperluan lain:
misalnya, benih bisa langsung ditanam setelah diukur kandungan asam lemaknya. Instrumentasi
NIRS yang berkembang pesat dengan penggunaan komputer membuat alat ini populer. Walaupun
demikian, kalibrasi NIRS sangat kritis dalam bidang ini mengingat bahan sampel mengandung
campuran berbagai macam zat. Proses adjusment dalam analisis untuk menghasilkan informasi
dapat memberikan nilai-nilai yang kuarng akurat.
BAB V
PENUTUP

4.1 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan inframerah dalam pengiriman data

 Pengiriman data dengan infra merah dapat dilakukan kapan saja, karena pengiriman dengan
inframerah tidak membutuhkan sinyal.
 Pengiriman data dengan infra merah dapat dikatakan mudah karena termasuk alat yang
sederhana.
 Pengiriman data dari ponsel tidak memakan biaya (gratis)

Kelemahan inframerah dalam pengiriman data

 Pada pengiriman data dengan inframerah, kedua lubang infra merah harus berhadapan satu
sama lain. Hal ini agak menyulitkan kita dalam mentransfer data karena caranya yang
merepotkan.
 Inframerah sangat berbahaya bagi mata, sehingga jangan sekalipun sorotan infra merah
mengenai mata
 Pengiriman data dengan inframerah dapat dikatakan lebih lambat dibandingkan dengan
rekannya Bluetooth.

4.2 Kesimpulan

Spektrum infra merah berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi dalam senyawa
organik.Daerah di bawah frekuensi 650 cm-1 dinamakan infra merah jauh. Sedangkan daerah di
atas frekuensi 4000 cm-1 dinamakan infra merah dekat.Monokromator terdiri dari celah masuk
dan celah keluar yang berupa kisi difraksi atau prisma.4. Detektor panas digunakan untuk
mendeteksi sinar infra merah. Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang
berhubungan dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-pita
serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut sebagai daerah sidik jari.
4.3 Saran

Instrumen dengan Spektrofotometer Infamerah merupakan instrumen yang paling banyak


digunakan dalam metode analisis kuantitatif karena metodenya yang cukup sederhana Untuk
pengembangan lebih lanjut pada makalah ini, terdapat beberapa saranyang sesuai denganinformasi
mengenai Spektrofotometer Infarmerah, yaitu seperti pembuatan standar untuk kalibrasi dan
penentuan panjang frekuensi haruslah tepat, kalibrasi alat harus diupayakan rutin agar mengurangi
kesalahan yang terjadi ketika analisa.

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.Apabila ada terdapat
kesalahan mohon dapat memaafkan dan memaklumi
DAFTAR PUSTAKA

Bordeepong, sunaree dkk. (2011). Characterization of Halloysite From Thung Yai


District, Nakhon Si Thammarat Province, ib Southern Thailand.
Songklanakarin Journal of Science and Technology.

Basset, J. Dkk. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Organik Analisis Kuantitatif
Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Budiasih, Endang dkk. (1999). Analisis Instrumentasi. Malang : Jurusan


Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Negeri Malang.

Charles, Julie, dkk. (2008). FTIR and Thermal Studies on Nylon-66 and
30% Glass Fibre Reinforced Nylon-66. E-Journal of Chemistry. ISSN: 0973-
4945; CODEN ECJHAO

Giwangkara S, EG. (2006). Aplikasi Logika Syaraf Fuzzy Pada Analisis Sidik Jari
Minyak Bumi Menggunakan Spetrofotometer Infra Merah – Transformasi
Fourier (FT-IR). Cepu: Sekolah Tinggi Energi dan Mineral.

Hendayana, S., dkk.(1994). Kimia Analitik Instrumen Edisi Kesatu. Semarang : IKIP
Semarang Press.

Krisnawati, Susila. (2000). Handout Spektroskopi Infra Merah. Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta.

Kusumastuti, Ari. (2011). Pengenalan Pola Gelombang Khas dengan Interpolasi.


Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim.

Liau, Cha Ping dkk. (2014). Preparation and Characterization of


Polyhidroxibutyrate/Polycaprolactone Nanocomposites. Hindawi Publishing
Corporation The Scientific World Journal.

Madison. (2001). Introduction to Fourier Transform Infrared Spectrometry. USA:


Thermo Nicolet Cooperation

Mahesa, dkk. (2014). SB-ATR FTIR Spectroscopic Monitoring of Free Fatty Acids in
Nigella Sativa Commercially Available (Kalonji) Oil. Journal of Spectroscopy ,
Hindawi Publishing Corporation
Parikh, Sanjai, dkk. (2005). FTIR Spectroscopic Study of Biogenic Mn-Oxide
Formation by Pseudomonas putida GB1. Geomicrobiology Journal

Peng, dkk. (2010). Synthesis and Characterization of Bovine Serum


Albumin- Conjugated Copper Sulfide Nanocomposites. Journal of
Nanomaterials, Hindawi Publishing Coopera
Piskin, M.B, dkk. (2012). Application of FTIR Spectroscopy Coupled with
Attenuated Total Reflectance for the Determination of Trimethyl Borate.
International Journal of Biological, Ecological and Environmental Sciences
(IJBEES) Vol. 1, No. 6, 2012 ISSN 2277 – 4394

Phuang, tran dkk. (2005). Ozone-Mediated Polyol Synthesis from Soybean Oil.
Journal of The American Oil Chemist's Society

Shameli, Kamyar. (2010). Green Synthesis of Silver/Montmorillonite/chitosan


Bionanocomposite Using the UV Irradiation Method and Evaluation of
Antibacterial Activity. International Journal of Nanomedicine.

Shameli, dkk. (2012). Synthesis and Characteristic of Polyethylene Glycol


Mediated Silver Nanoparticle by the Green Method. Internation Journal Of
Molecular Science.

Skoog, D.A. (1971). Principle of Instrumental Analysis. New York: Holt, Rinehart
and Winston, Inc

Stuart, Barbara. (2004). Infrared Spectroscopy : Fundamental and Applications.


England : John Wiley & Sons Ltd

Sunaryo, S dan Retnaningsih S M. (2008). Penerapan Model Kalibrasi dengan


Transformasi Wavelet Diskrit – Partial Least Square (TWD-PLS) Pada Data
Gingerol. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya

Supratman, Unang. (2010). Eludasi Struktur Senyawa Organik. Bandung : Widya


Pajajaran.

Tim Kimia Analitik Instrumen.(2012).Penuntun Praktikum Kimia Analitik


Instrumen. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia.

Tim penyusun.(2007). Spektroskopi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas


Sanata Dharma.

Wiji,M.Si, dkk.(2012). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen. Bandung :


Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai