Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KIMIA ANALITIK III


“Spektroskopi Raman”

Dosen pengampu :
Aji Humaedi, S.Si., M. Farm

Disusun oleh:
ASNAWI 620190157

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR (UNMA)


TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Makalah ini membahas mengenai “Spektrokopi Raman”.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Analitik III. Kami juga berharap semoga pembuatan makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Serta pihak-pihak lain yang turut membantu memberikan referensi buku.
Tiada gading yang tak retak, itu kata pepatah tiada satupun manusia yang
luput dari kesalahan, oleh karena itu kami berharap pemberian maaf yang
sebesarnya-besarnya. Atas kekurangan dan kesalahan, baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja. Saran dan kritik sangat kami harapkan agar kami dapat
memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................ C.

Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Spektroskopi Raman .........................................................
B. Prinsip Kerja, Instrumentasi dan Reaksi Spektrokopi Raman ............
C. Gangguan Pengukuran Spektrokopi Raman dan Cara Mengatasi ......
D. Analisis Spektroskopi Raman (Kualitatif dan Kuantitatif) .................
E. Penerapan Spektrokopi Raman Dalam Farmasi ..................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... B.
Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Spektroskopi Raman merupakan salah satu metode yang
menghasilkan spektra vibrasi suatu senyawa. Spektrum geseran Raman identik
dengan spektrum absorpsi inframerah suatu senyawa. Kedua spektrum ini
merupakan spektrum vibrasional dari gugus fungsi kimia penyusun suatu
molekul. Spektrum geseran Raman sangat khas dan karakteristik untuk gugus
fungsi tersebut. Oleh sebab itu spektrum geseran Raman ini dapat
dimanfaatkan untuk identifikasi suatu molekul. Atas dasar kemanfaatannya
spektrum Raman banyak dimanfaatkan dalam forensik sains khususnya dalam
identifikasi suatu molekul senyawa kimia berupa senyawa terlarang atau
berbahaya. Adapun penerapan identifikasi spektrum Raman dalam dunia
forensik kimia/toksikologi adalah untuk identifikasi penyalahgunaan
narkotika, bahan peledak, metabolit narkotika, senjata berbahan kimia, racun,
rambut serta merunut industri pembuat bahan peledak dan narkotika.
Analisis menggunakan spektroskopi Raman membutuhkan waktu
yang relatif singkat sehingga memungkinkan diperoleh hasil secepat mungkin
dalam melakukan quality control. Keunggulan lainnya pada spektroskopi
Raman yaitu spektrum yang dihasilkan spesifik, dapat mengukur sampel
secara in situ, tidak destruktif, tidak memerlukan preparasi sampel, dapat
menguji sampel langsung dalam wadah kaca, plastik atau medium air, dapat
menguji sampel berwarna serta instrumennya hanya menggunakan tenaga
listrik tanpa gas pembawa ataupun bahan bakar, dan tidak memerlukan
pelarutan serbuk ataupun membentuknya menjadi pellet. Sampel dalam
medium air dapat langsung diukur dengan spektroskopi Raman karena air
menghasilkan puncak yang rendah (Tsuchihashi, et al., 1997).
Selain itu dengan adanya keunggulan sampel dapat diukur langsung pada
wadah sampel dan dapat mengukur sampel yang dilarutkan dalam larutan
berwarna membuat pengukuran dengan instrumen ini tidak memerlukan
kontak langsung.
Spektroskopi Raman dalam pengukurannya sangat mudah dan praktis
namun terdapat beberapa kekurangan dari instrumen ini. Spektrum Raman dari
sebuah sampel serbuk atau tablet heterogen tidak dapat menginformasikan
komposisi sampel secara keseluruhan. Selain itu penggunaan spektroskopi
Raman seringkali menimbulkan interferensi berupa fluoresensi (Fedchak, S.,
2014). Hal ini disebabkan oleh sinyal biasan Raman yang cenderung lebih
lemah dibandingkan fluoresensi dan absorpsi UV (Thomson, 2002). Namun
hal ini dapat diatasi dengan penggunaan laser yang memiliki panjang
gelombang pada daerah infra merah dekat salah satunya dengan laser pada
panjang gelombang 1064 nm, namun intensitas yang dihasilkan lebih rendah.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Spektroskopi Raman ?
2. Bagaimana Prinsip Kerja, Instrumentasi dan Reaksi Spektroskopi Raman?
3. Apa saja gangguan pengukuran Spektroskopi Raman dan bagaimana cara
mengatasinya
4. Bagaimana cara menganalisa Spektroskopi Raman (Kualitatif dan
Kuantitatif)

5. Apa saja kegunaan penerapan Spektroskopi Raman dalam dunia


Farmasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Spektroskopi Raman ?
2. Untuk mengetahui Prinsip Kerja, Instrumentasi dan Reaksi Spektroskopi
Raman?
3. Untuk mengetahui gangguan pengukuran Spektroskopi Raman dan
bagaimana cara mengatasinya

4. Untuk mengetahui cara menganalisa Spektroskopi Raman


(Kualitatif dan Kuantitatif)

5. Untuk mengetahui kegunaan penerapan Spektroskopi Raman dalam dunia


Farmasi?
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Spektroskop Raman


Spektroskop Raman merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0.75 – 1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 –
10 cm. Umumnya daerah infra merah terbagi dalam infra merah dekat, infra
merah tengah dan infra merah jauh. Daerah spektrum infra merah dapat dilihat
pada Tabel
2.1.
Tabel. 2.1. Daerah Spektrum Infra Merah

Panjang Bilangan Frekuensi


Daera Gelombang Gelombang (Hz)
( m) (cm-1)
Dekat 0,78 – 2,5 12800 – 4000 3,8x10 – 1,2x10

Tengah 2,5 – 50 4000 – 200 1,2x10 – 6,0x10

Jauh 50 – 1000 200 – 10 6,0x10 – 3,0x10

Aplikasi spektroskopi infra merah sangat luas baik untuk analisis


kualitatif maupun kuantitatif. Penggunaan yang paling banyak adalah pada
daerah pertengahan dengan kisaran bilangan gelombang
4000 sampai 670 cm-1 atau dengan panjang gelombang 2,5 sampai 15 m.
Kegunaan yang paling penting adalah untuk identifikasi senyawa organik
karena spektrumnya yang sangat kompleks terdiri dari banyak puncak-puncak.
Dan juga spektrum infra merah dari senyawa organik mempunyai sifat fisik
yang karakteristik artinya kemungkinan dua senyawa mempunyai spektrum
sama adalah kecil sekali.

B. Prinsip Kerja, Instrumentasi dan Reaksi Spektroskopi Raman


1. Prinsip Kerja
Prinsip kerja Spektroskopi IR : Jika radiasi inframerah dikenakan
pada sampel senyawa organik, beberapa frekuensi bisa diserap oleh
senyawa tersebut. Jumlah frekuensi yang melewati senyawa diukur
sebagai transmitansi.
Prinsip kerja Spektroskopi Raman : dimana sampel disinari
dengan sinar laser yang memiliki range antara UV hingga NIR. Hemburan
cahaya kemudian dikumpulkan oleh lensa dan dikirim melalui filter
interferensi atau spectrophotometer untuk mendapatkan spectrum Raman
sample. Kemudian digunakan Photodiode Arrays (PDA) atau Charge-
Coupled Devices (CCD) untuk mendeteksi cahaya terhambur Raman.
Radiasi Spektroskopi IR dengan frekuensi kurang dari 100 cm-1
atau dengan panjang gelombang lebih dari 100 m diserap oleh molekul
organik dan dikonversi ke dalam energi rotasi molekul. Bila radiasi infra
merah dengan frekuensi dalam kisaran 10000 sampai 100 cm-1 atau
dengan panjang gelombang 1 sampai 100 m diserap oleh molekul organik
dan dikonversi ke dalam energi vibrasi molekul.

2. Instrumentasi Spektroskopi Raman


Spektrofotometer canggih selalu dilengkapi recorder untuk
menekan hasil percobaan. Alat perekam ini mempermudah dan
mempercepat pengolahan data. Data absorbsi mulai dari panjang
gelombang 2,5 mikron (υ 4000 cm-1) hingga 25 mikron (υ 400 cm-1)
direkam secara otomatis. Bahkan spektrofotometer bias dilengkapi sistem
komputer bias dibuat sesuai dengan yang diinginkan.

Spektrofotometer inframerah mempunyai sistem optik yang


serupa dengan ultraviolet atau sinar tampak. Perbedaan utama terletak
pada sumber energi dan sel. Sumber radiasi pada spektrofotometri bias
laser. Oleh karena sinar inframerah mempunyai energi yang lebih rendah
dari sinar ultraviolet atau sinar tampak, maka tebal sel yang dipakai pada
spektrofotometer lebih tipis daripada untuk spektrofotometer lainnya (
0,002 mm).
Oleh karena tidak ada pelarut yang sama sekali transparan
terhadap sinar inframerah, maka cuplikan dapat diukur sebagai padatan
atau cairan murninya. Cuplikan padat digerus dalam mortir kecil bersama
kristal KBr kering dalam jumlah sedikit sekali (0,5-2 mg cuplikan + 100
mg KBr kering). Campuran tersebut dipres diantara dua skrup memakai
kunci, kemudian kedua skrupnya dibuka dan band yang berisi tablet
cuplikan tipis diletakkan di tempat sel spektrofotometer inframerah
dengan lubang mengarah ke sumber radiasi.

Gambar 2.1. Spektrofotometer inframerah model 710 b perkin-


Elmer

Gambar 2.2. Spektrum IR


Pada dasarnya, sistem Raman terdiri atas empat komponen utama.
Yakni Sumber eksitasi (laser), sample sistem iluminasi dan
optik pengumpul cahaya, filter atau spectrophotometer, detector
(photodiode array, CCD, atau PMT) . Sampel disinari dengan sinar laser
yang memiliki range antara UV hingga NIR. Hemburan cahaya kemudian
dikumpulkan oleh lensa dan dikirim melalui filter interferensi atau
spectrophotometer untuk mendapatkan spectrum Raman sample.
Kemudian digunakan Photodiode Arrays (PDA) atau ChargeCoupled
Devices (CCD) untuk mendeteksi cahaya terhambur Raman.

3. Reaksi Spektroskopi Raman


Contoh reaksi pada spektroskopi IR yaitu pada vibrasi molekul
yang menyebabkan perubahan energi. Molekul-molekul poliatom
memperlihat kan dua jenis vibrasi molekul : stretching dan binding.
Vibrasi ikatan yang melibatkan hidrogen sangat berarti, karena atom atom
dengan massa rendah cenderung lebih mudah bergerak daripada atom
dengan massa lebih tinggi. Makin rumit struktur suatu molekul, semakin
banyak bentuk rumit struktur suatu molekul, semakin banyak bentuk
bentuk vibrasi yang mungkin terjadi. Akibatnya kita akan melihat banyak
pitapita absorpsi yang diperoleh pada spektrum infra merah bahkan bisa
lebih rumit lagi bergantung pada molekul dan kepekaan instrumen.
Dalam praktek satuan yang lebih umum dipakai adalah satuan
frekuensi (c-1) dan bukan saatuan panjang gelombang. Serapan setiap tipe
ikatan (N H, C H , O H, C X, C = O, C O, C C, C = C, C = N, dan
sebagainya) hanya diperoleh dalam bagianbagian kecil tertentu dari
daerah vibrasi infra merah.

C. Gangguan pengukuran Spektroskopi Raman dan cara mengatasi


Spektroskopi IR Teknik infra merah dalam analisis kuantitatif
mempunyai keterbatasan yang tidak dapat diabaikan. Pertama tidak adanya
hubungan antara hukum Beer dan kompleksitas spektrum sehingga tumpang-
tindihnya puncak-puncak. Kedua, sempitnya puncak, akibat dari sinar
hamburan menyebabkan pemakaian lebar slit menjadi lebih besar. Sel yang
sempit juga tidak banyak digunakan untuk mengerjakan pekerjaan praktis.
Hukum Beer tidak dapat digunakan pada nilai absorbansi yang tinggi.
Oleh karena itu digunakan metode empiris. Spektroskopi Raman
dalam pengukurannya sangat mudah dan praktis namun terdapat beberapa
kekurangan dari instrumen ini. Spektrum Raman dari sebuah sampel serbuk
atau tablet heterogen tidak dapat menginformasikan komposisi sampel secara
keseluruhan.

D. Analisis Spektroskopi Raman (kualitatif dan kuantitatif) 1. Analisis


kualitatif dengan Spektroskopi IR
Sebagai pelengkap untuk memperoleh informasi struktur dari
senyawa melalui interpretasi. Spektrum IR dapat dipakai tabel korelasi IR
(Tabel 8) yang memuat informasi dimana gugus fungsional menyerap. Ini
umumnya berguna untuk mengklasifikasi seluruh daerah kedalam tiga
sampai empat daerah yang lebar. Salah satu cara ialah dengan
mengkategorikan sebagian daerah IR dekat (0,7-2,5 μ); daerah
fundamental (2,5-5,0 μ); dan daerah IR jauh (50-500 μ). Cara yang lain
adalah dengan mengklasifikasikannya sebagai daerah sidik jari (6,7-14 μ).
Dari kedua klasifikasi ini tampak bahwa dalam kategori kedua
semua daerahnya adalah fundamental, dan ini paling banyak digunakan.
a) Daerah ulur hidrogen (3700-2700 cm-1). Puncak terjadi karena vibrasi
ulur dari atom hidrogen dengan atom lainnya. Frekuensinya jauh lebih
besar sehingga interaksi dapat diabaikan . Puncak absorpsi timbul pada
daerah 3700-3100 cm-1karena vibrasi ulur dari O-H atau N-H. ikatan
hidrogen menyebabkan puncak melebar dan terjadi pergeseran kearah
bilangan gelombang yang lebih pendek . Sedangkan vibrasi C-H alifatik
timbul pada 3000-2850 cm-1.
Perubahan struktur dari ikatan C-H akan menyebabkan puncak
bergeser kearah yang maksimum. Ikatan C=H timbul pada 3300 cm-1.
Hidrogen pada gugus karbonil aldehid memberikan puncak pada 2745-
2710 cm-1. Puncak vibrasi ulur CH dapat didefinisikan dengan
mengamati atom H oleh deuterium. b) Pada daerah ikatan rangkap tiga
(2700-1850 cm-1), gugus-gugus yang mengabsorpsi terbatas, seperti
untuk vibrasi ulur ikatan rangkap terjadi padadaerah 2250-2225 cm-1
(Misal : untuk – C=N pada 2120 cm-1, -C-=N- pada 2260cm-1).
Puncak untuk SH adalah pada 2600-2550 cm-1 untuk pH pada
2240- 2350 cm-1 dan SiH pada 2260-2090 cm-1.c) Pada daerah ikatan
rangkap dua (1950 – 1550 cm-1), vibrasi ulur dari gugus karbonil dapat
dikarakteristikkan di sini, seperti aldehid, asam, aminola, karbonat,
semuanya mempunyai puncak pada 1700 cm-1. Ester, halida-halida asam,
anhidrida anhidida asam, mengabsorpsi pada 1770-1725 cm-1. Konjugasi
menyebabkan puncak absorpsi menjadi lebih rendah sampai 1700 cm-1.
Puncak yang disebabkan oleh vibrasi ulur dari – C=C- dan C=N
terletak pada 1690-1600 cm-1, berguna untuk identifikasi olefin. Cincin
aromatik menunjukkan puncak dalam daerah 1650-1450 cm-1, yang
dengan derajad substitusi rendah (low degreeof substitution)
menunjukkan puncak pada 1600, 1580, 1500, dan 1450 cm-1. d) Daerah
sidik jari berada pada 1500-1700 cm-1, dimana sedikit saja perbedaan
dalam struktur dan susunan molekul, akan menyebabkan distribusi
puncak absorpsi berubah.
Dalam daerah ini, untuk memastikan suatu senyawa organik
adalah dengan cara membandingkan dengan
perbandingannya. Pita absorpsi disebabkan karena bermacammacam
interaksi, sehingga tidak mungkin dapat
menginterpretasikan dengan tepat.
2. Analisis Kuantitatif dengan Spektroskopi IR
Dalam penentuan analisis kuantitatif dengan IR digunakan hukum
Beer. Kita dapat menghitung absortivitas molar (ε) pada panjang
gelombang tertentu, dimana salah satu komponennya mengabsorpsi
dengan kuat sedang komponen lain lemah atau tidak mengabsorpsi.
Absorbansi zat yang tidak diketahui jumlahnya ditentukan pada panjang
gelombang ini secara simultan. Hukum Beer tidak dapat digunakan
pada nilai absorbansi yang tinggi. Oleh karena itu digunakan metode
empiris.
Metode Base line (gambar) adalah untuk menyeleksi pita absorpsi
yang dianalisa tidak jatuh kembali pada pita komponen yang dianalisis.
Jika Po menunjukkan intensitas sinar yang didapat denagan cara menarik
garis lurus tangensial pada kurva spektrum absorpsi pada pita absorpsi
yang dianalisis. Transmitan P , diukur dari titik absorpsi maksimum.
Kurva kalibrasi didapat dengan cara menyalurkan nilai log ( Po/Pt )
terhadap konsentrasi. Karena pita IR yang sempit, menyebabkan deviasi
dari hukum Beer (yang dapatmenyebabkan hubungan antara absorbansi
dan konsentrasi menjadi tidak linier) kemungkinan kecil.

E. Penerapan Spektroskopi Raman dalam farmasi


Spektroskopi infra merah dapat digunakan untuk menganalisis
campuran hidrokarbon aromatik, seperti C8C10 (mengandung xylena dalam
bentuk orto, meta, para dan etil benzena), dengan sikloheksana sebagai
pelarut. Kebanyakan penggunaan spektroskopi infra merah dalam analisis
kuantitatif adalah untuk menganalisis kandungan udara, misalnya jika udara
mengandung polutan seperti CO, metil etil keton, methanol, etilen oksida dan
uap CHCl3. sampel udara yangmengandung polutan atmosfer dianalisa
dengan alat IR. Polutan lain seperti CS2, HCN,SO2, nitrobenzene, vinil
klorida, diboran, kloropena, metil merkaptan, piridin, juga dapat dianalisa
secara kuantitatif dengan spektrofotometer infra merah.
Kontrol terhadap senyawa – senyawa berbahaya seperti narkotika,
kesesuaian zat aktif dengan etiket pada sediaan farmasi juga penting untuk
dikontrol. Penerapan metode spektroskopi Raman yang cepat dan spesifik
tentunya sangat menguntungkan untuk quality control sediaan farmasi.Lebih
superior untuk sistem-sistem anorganik karena memungkinkan pemeriksaan
terhadap spesies dengan pelarut air.Seperti IR ada daerah sidik jari masing-
masing molekul.Hanya memerlukan sampel sedikit dan tidak sensitiv terhadap
air.
Berikut contoh spektrum dari berbagai golongan senyawa organik serta
interpretasinya.

1. Spektrum infra merah golongan asam karboksilat Asam etanoat Asam


etanoat mempunyai struktur sebagai berikut:

Dari struktur di atas dapat diketahui bahwa senyawa tersebut terdiri


dari ikatan-ikatan sebagai berikut:

a. Ikatan rangkap karbon-oksigen, C=O


b. Ikatan tunggal karbon-oksigen, C-O
c. Ikatan oksigen-hidrogen, O-H
d. Ikatan karbon-hidrogen, C-H
e. Ikatan tunggal karbon-karbon, C-C
Ikatan karbon-karbon mempunyai pita absorpsi yang terjadi pada
frekuensi dalam jangkauan yang luas didalam 'Area sidik jari' sehingga sangat
sulit untuk membedakan spektrum infra-merahnya.
Ikatan tunggal karbon-oksigen juga mempunyai pita absorpsi dalam 'Area
sidik jari', yang berkisar antara 1000 - 1300cm-1, tergantung pada molekul
yang mempunyai ikatan tersebut. Interpretasi ini harus sangat hati-hati dalam
membedakan mana yang merupakan spektrum ikatan C-O.
Ikatan-ikatan lainnya dalam asam etanoat ini dapat diketahui secara
mudah dengan memperhatikan pita absorpsi di luar area sidik jari. Ikatan C-H
(dimana hidrogen tersebut menempel pada karbon yang mempunyai ikatan
tunggal dengan unsur-unsur lainnya) memiliki pita absorpsi pada daerah
sekitar 2853-2962 cm-1. Karena ikatan ini terdapat pada sebagian besar
senyawa ornganik, maka ini sangatlah tidak bisa diandalkan.
Ikatan rangkap antara karbon-oksigen, C=O, adalah salah satu pita
absorpsi yang sangat berguna, yang bisa ditemukan pada daerah sekitar 1680-
1750 cm-1. Posisinya sedikit terpengaruh oleh jenis senyawa yang mempunyai
ikatan tersebut.
Ikatan lainnya yang sangat berguna adalah ikatan O-H. Pita absorpsi
ini muncul pada frekuensi yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi
lingkungannya. Ikatan ini akan sangat mudah dikenali dalam sebuah asam
karena akan menghasilkan pita absorpsi yang sangat luas pada daerah sekitar
2500-3300 cm-1. Spektrum inframerah untuk asam etanoat dapat diilihat pada
Gambar 3.5 di bawah.

Gambar 2.3. Spektrum IR Asam etanoat

2. Spektrum infra-merah golongan alkohol Etanol


Pita absorpsi untuk ikatan O-H yang terdapat pada alkohol
berada pada bilangan gelombang (frekuensi) yang lebih besar daripada
pita absorpsi untuk ikatan O-H yang terdapat dalam asam, yaitu sekitar
3230- 3550 cm-1. Puncak serapan ini akan terjadi pada bilangan
gelombang yang lebih besar lagi jika alkohol ini tidak terikat dengan
ikatan hidrogen, seperti alkohol dalam bentuk gas.
Perhatikan bahwa penyerapan karena ikatan C-H hanya sedikit
dibawah 3000cm-1, dan juga pada puncak-puncak serapan sekitar 1000-
1100cm-1, dimana salah satunya disebabkan oleh ikatan C-O. Spektrum
etanol tampak pada Gambar berikut :
Gambar 2.4. Spektrum IR Etanol

3. Spektrum infra-merah golongan ester Etil etanoat

Gambar 2.5. Spektrum IR Etiletanoat


Gambar 2.5 menunjukkan spektrum IR etiletanoat. Pada
spektrum ini puncak serapan oleh O-H hilang sama sekali. Puncak
serapan pada frekuensi 1740 cm-1 menunjukkan keberadaan ikatan
rangkap C=O. Puncak serapan pada daerah 1000-1300cm-1
menunjukkan adanya ikatan tunggal C-O. Beberapa tabel data ada yang
memutuskan bahwa penyerapan dari 1230-1250 adalah karena ikatan C-
O pada sebuah etanoat.
Sektrun infra-merah amina primer 1 – aminobutana.
Gambar 3.10 . Spektrum IR 1-amino butan.

Pada spektrum infra merah senyawa 1-aminobutana (Gambar


3.10) tampak pita serapan kembar pada daerah sekitar 3100-3500 cm-1
yang menunjukkan adanya ikatan N-H. Pita kembar ini merupakan
karakteristik dari amina primer.
Selain itu ikatan N-H ini diperkuat dengan adanya pita serapan
pada daerah sekitar 1620 cm-1 yang merupakan pita vibrasi tekuk dari
ikatan N-H. Selain itu pita serapan menengah sampai lemah pada daerah
sekitar 1250-1020 cm-1 merupakan pita vibrasi uluran dari ikatan C-N.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat dapat diambil kesimpulan bahwa
Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi
molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0.75 – 1.000 µm. Spektroskopi inframerah sebuah metode
analisis instrumentasi pada senyawa kimia yang menggunakan radiasi sinar
infra merah. Spektroskopi inframerah berguna untuk mengetahui gugus
fungsi yang terdapat pada senyawa organik. Bila suatu senyawa diradiasi
menggunakan sinar infra merah, maka sebagian sinar akan diserap oleh
senyawa, sedangkan yang lainnya akan diteruskan. Serapan ini diakibatkan
karena molekul senyawa organik mempunyai ikatan yang dapat bervibrasi.
Vibrasi molekul dapat dialami oleh semua senyawa organik, namun
ada beberapa yang tidak terdeteksi oleh spektrometri IR.Sinar Inframerah
adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari
cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Radiasi
inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang
gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Sinar inframerah dihasilkan oleh
elektron dalam molekul- molekul yang bergetar karena benda dipanaskan.
Jadi, setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah.
Sesungguhnya setiap benda yang bersuhu di atas nol Kelvin pasti
memancarkan radiasai inframerah. Jumlah sinar inframerah yang
dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda.
Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan
menyelidiki pancaran inframerah dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut
termogram yang digunakan untuk mendeteksi masalah sirkulasi darah,
radang sendi, dan kanker. Sinar inframerah dihasilkan oleh getaran atom-
atom dalam suatu molekul. Getaran atom dalam suatu molekul akan
memancarkan gelombang elektomagnetik pada frekuensi-frekuensi yang
khas dalam daerah inframerah. Oleh karena itu, spektroskopi inframerah
dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mempelajari strukturmolekul.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
yang diharapkan baik dari segi isi maupun dari segi susunan kata-katanya
dan perlu direvisi kembali, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dari kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan
datang
DAFTAR RUJUKAN

Sitorus, Marham.2009. Spektroskopi Elusida Struktur Molekul Organik .


Yogyakarta: Graha Ilmu
Tim Penyusun. (1982). Ensiklopedia Indonesia . Chapter31. Jakarta:
Ichtiar Baru - Van Hoeve
Anonim. 2014. Analisis Organik . Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan
http://www.ilmukimia.org/2013/07/jenis-jenis-vibrasi-

elektromagnetik.htm

Anda mungkin juga menyukai