ANALISA FISIKOKIMIA
OBJEK 3
DISUSUN OLEH :
NO. BP : 1811012016
SHIFT/KELOMPOK : 2/2
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
DAFTAR ISI
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 11
BAB 6 ............................................................................................................................... 13
i
KESIMPULAN .................................................................................................................. 13
LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Spektrofotometri Infra Red dapat digunakan untuk menentukan gugus fungsi apa
saja yang terdapat pada paracetamol dengan radiasi infra red. Radiasi infra red yang
digunakan harus berada pada rentang frekuensi yang sesuai dengan geteran alamiah
dari molekul agar memperoleh informasi gugus-gugus molekul dari paracetamol.
Bentuk struktur molekul dari paracetamol juga menjadi penentu terjadinya interaksi
radiasi IR dengan molekul.
1
1.2 Tujuan Praktikum
Memperkenalkan dan memahirkan identifikasi senyawa dengan menggunakan
metode Spektrofotometri Inframerah.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
yaitu metode reflektansi dan metode transmisi. Metode transmisi memerlukan teknik
khusus dalam preparasi sampel yaitu harus dalam bentuk pellet disk. 3
Setiap molekul dari struktur kimia yang berbeda akan menghasilkan jejak
absorbsi infra-merah atau spektrum infra merah yang berbeda dengan yang lainnya,
oleh karena itu spektrum infra-merah dapat digunakan untuk mengidentifikasi
molekul-molekul yang terbentuk, sama uniknya seperti sidik jari manusia. Ikatan kimia
memiliki frekuensi alami vibrasi yang unik dan khas, kemudian jika dua jenis ikatan
yang sama dilarutkan dalam larutan atau campuran yang berlainan, maka tetap akan
memiliki lingkungan yang berbeda pula. Tingkat penyerapan dari setiap jenis ikatan
kimia seperti (N-H, C-H, O-H, C-X, C=O, C-O, C-C, C=C, C≡C, C≡N, dan lain-lain)
hanya dapat ditemukan pada porsi kecil dari daerah vibrasi infra-merah.4
Hasil pengujian FTIR ini digambarkan dalam grafik yang menunjukkan adanya
presentase transmitansi inframerah pada panjang gelombang tertentu. Pada grafik FTIR
sumbu vertikal yaitu menyatakan presentase transmitansi yaitu perbandingan sinar
inframerah yang tidak diserap sampel yang diuji terhadap sinar inframerah yang
diberikan pada sampel. Pada sumbu horizontal menyatakan bilangan gelombang
dengan satuan cm-1. Daerah inframerah yang digunakan berada dalam rentang 4000-
500 cm-1.4
5
2.1.5 Metode Persiapan Sampel
Keadaan sampel yang berbeda memerlukan metode persiapan sampel yang
berbeda. Misalnya, sampel cairan seperti larutan obat bius dapat ditempatkan di antara
pasangan pelat natrium klorida atau kalium bromida yang dipoles, yang disebut sebagai
pelat garam. Ada tiga metode umum untuk menyiapkan sampel padat untuk
spektroskopi FTIR. Dalam kasus sampel membran, bubuk padat dapat diperoleh
dengan menghancurkan sampel membran sampai diperoleh bubuk padat yang digiling
halus. Setelah itu, bubuk sampel perlu dicampur dengan kalium bromida bubuk (KBr)
dan pengepresan campuran di bawah tekanan tinggi. 5
Perbandingan antara sampel powder dan KBr sekitar 1: 100 untuk membentuk
pellet KBr yang sangat homogen. Pelet KBr yang dihasilkan dapat dimasukkan ke
dalam dudukan dalam spektrometer FTIR. Jika pelet yang baik disiapkan, spektrum
yang diperoleh tidak akan memiliki pita yang mengganggu karena KBr transparan
hingga 400 cm 1. Selain itu, beberapa pelet KBr menunjukkan kekeruhan karena
beberapa alasan; satu adalah bahwa campuran KBr tidak digiling dengan sempurna,
sampel tidak kering: rasio KBr tinggi, pelet terlalu tebal, baut tidak dikencangkan
secara memadai atau tekanan yang diterapkan tidak memadai. Namun, kelemahan
utama dari metode preparasi sampel adalah KBr menyerap air, yang dapat mengganggu
spektrum yang diperoleh.5
Metode kedua disebut metode mull Nujol. Metode ini melibatkan penggilingan
sampel dengan minyak mineral (Nujol) untuk membuat suspensi sampel yang digiling
halus dan terdispersi dalam minyak mineral. Kemudian, suspensi tebal dipindahkan di
antara lempengan garam . Kerugian utama dari metode ini adalah bahwa pita Nujol
dapat muncul dalam spektrum yang dianalisis di mana keberadaan puncaknya dapat
diamati pada 2924, 1462, dan 1377 cm-1. Selain itu, metode ketiga memiliki kelemahan
yang sama dimana pelarut digunakan untuk melarutkan sampel umumnya karbon
tetraklorida (CCl 4) juga mengganggu spektrum sampel yang dianalisis. 5
6
BAB 3
PROSEDUR KERJA
7
3.3 Skema Cara Kerja Percobaan
(B
Sebanyak 1 mg sampel
Sejumlah tertentu serbuk
ditambahkan kedalam 200
diletakkan pada wadah sesuai
mg serbuk KBr kering lalu
dialat Spektrofotometer
gerus
inframerah
Operasikan alat
8
BAB 4
Struktur Paracetamol
9
4.2 Data Percobaan
10
BAB 5
PEMBAHASAN
11
presentase transmitansi yaitu perbandingan sinar inframerah yang tidak diserap sampel
yang diuji terhadap sinar inframerah yang diberikan pada sampel. Pada sumbu
horizontal menyatakan bilangan gelombang dengan satuan cm-1. Daerah inframerah
yang digunakan berada dalam rentang 4000-500 cm-1.
Dari grafik yang didapat dapat dilihat ada berbagai puncak pada bilangan
gelombang tertentu. Pada proses pembacaan pertama kali yang dilihat adalah apakah
terdapat gugus karbonil atau tidak. Pada paracetamol terdapat gugus karbonil yang
dalam grafik dapat kita lihat memberikan puncak spektrum pada daerah 1654,89 cm-1.
Selanjutnya kita dapat melihat apakah terdapat gugus OH yang dalam paracetamol
dapat dinyatakan untuk gugus fungsi fenol, gugus ini terlihat pada puncak spektrum
sempit pada daerah 3326,35 cm-1 di grafik sehingga dapat disimpulkan hasil pembacaan
spektrum parasetamol memiliki gugus OH. Selain itu dapat dilihat pula bahwa grafik
memiliki spektrum yang melebar pada daerah 3162,30 cm-1, dari referensi dapat dilihat
bahwa gugus yang memberikan puncak yang melebar pada daerah sekitar 3500-3100
cm-1 adalah gugus NH. Lalu selanjutnya dapat dilihat juga pada grafik bahwa spektrum
memberikan puncak sempit pada daerah 1506,31 cm-1 dimana apabila dilihat dari
referensi ikatan yang memberikan puncak pada daerah sekitar 1600-1475 cm-1 adalah
C=C aromatic yang pada paracetamol merupakan bagian dari cincin benzene yang
dimilikinya. Lalu spektrum juga memberikan puncak sempit pada daerah 1441, 14 cm-
1
dimana daerah ini terletak pada rentang 1450-1375 cm-1 yang mengindentifikasikan
adanya gugus –CH3 pada sampel parasetamol. Dan yang terakhir terdapat beberapa
puncak tajam juga pada daerah 1107,89 cm-1; 1171,85 cm-1 ; 1226,63 cm-1; 1258,93
cm-1 dimana pada daerah bilangan gelombang ini apabila dilihat dari referensi masuk
kedalam rentang daerah dari dua jenis ikatan yaitu yang pertama adalah ikatan C-O
(pada alcohol) yaitu terletak pada rentang 1300-1000 cm-1 dan ikatan C-N yang terletak
pada rentang 1350-1000 cm-1 , dimana dua ikatan ini memang dimiliki oleh
parasetamol. Sehingga dapat dilihat bahwa parasetamol memiliki gugus C=O, O-H, N-
H, C=C aromatic , C-O, C-N, dan –CH3
12
BAB 6
KESIMPULAN
1. Parasetamol memiliki gugus fungsi berupa C=O, O-H, dan N-H, dan ikatan kimia
berupa C=C aromatic , C-O, C-N, dan –CH3
2. Pada grafik FTIR sumbu vertikal yaitu menyatakan presentase transmitansi yaitu
perbandingan sinar inframerah yang tidak diserap sampel yang diuji terhadap sinar
inframerah yang diberikan pada sampel
3. Pada sumbu horizontal menyatakan bilangan gelombang dengan satuan cm-1.
4. Daerah inframerah yang digunakan berada dalam rentang 4000-500 cm-1
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Jurnal Infotekmesin
Vol.11, No.01, Januari 2020
p-ISSN: 2087-1627, e-ISSN: 2685-9858
DOI:10.35970/infotekmesin.v11i1.63 ;pp.14-23
Naskah masuk:04 November 2019; direvisi:19 Januari 2020; diterima:22 Januari 2020
Abstrak
Kata Kunci: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan gugus fungsi pada minyak ester
Spektroskopi sebagai akibat dari proses penuaan minyak ester - isolasi komposit kertas Kraft. Untuk
Inframerah menduplikasi kondisi aktual pada transformator, sampel 800 ml minyak biodiesel dan 6
Transformasi Fourier; gram kertas isolasi Kraft dimasukkan bersama-sama dalam botol tahan panas. Sampel
Analisa Gas Terlarut ;
dikondisikan dengan inisial kondisi yang samamelalui pemanasan pada suhu 100 °C
selama 24 jam. Setelah pengkondisian awal, kemudian semua sampel mengalami kondisi
Gugus Fungsi ;
penuaan termal dipercepat mulai dari 336 jam hingga 672 jam pada temperatur 120 0C
Biodiesel dan 150 0C untuk kondisi aktual di transformator. Tes FTIR dan tes DGA dilakukan pada
setiap periode penuaan. Proses penuaan termal menunjukkan adanya perubahan gugus
fungsi dalam minyak ester dan menghasilkan beberapa komposisi gas mudah terbakar
yang dominan seperti karbon monoksida (CO) dan etana (C 2H6). Gas-gas mudah terbakar
tersebut muncul akibat dekomposisi isolasi sehingga membuat gugus fungsi C = C pada
spektrum tertentu untuk membentuk gas etana sehingga menurunkan ikatan ikatan isolasi
kertas
Abstract
Keywords: This study is conducted to figure out the change in the function of ester oil as a result of
Fourier Tansform the aging process - Kraft paper composite insulation. To duplicate actual conditions on a
Infrared Spectroscopy; transformer, a sample of 800 ml biodiesel oil and 6 grams of Kraft paper were put together
Gas Dissolved in a heat-resistant bottle. The sample was put under the same initial conditions through
Analysis;
heating at 100 ° C for 24 hours. After initial conditions, then all samples of thermal were
accelerated from 336 hours to 672 hours at 120 0C and 150 0C for actual conditions in the
Functional Group ;
transformer. FTIR and DGA test are carried out at each aging period. The aging process
Biodiesel shows several changes in functional groups in the ester oil and produced several dominant
combustible gas compositions, including carbon monoxide (CO) and ethane (C2H6). These
flammable gases arise due to the decomposition of the insulation which makes C = C
functional groups in a particular spectrum produce ethane gas, thereby increasing the
bonds of paper insulation.
Alamat korespondensi:
E-mail: saepulrahmat@pnc.ac.id
p-ISSN: 2087-1627, e-ISSN: 2685-9858
14
p-ISSN: 2087-1627, e-ISSN: 2685-9858
15
p-ISSN: 2087-1627, e-ISSN: 2685-9858
Tingkat penyerapan dari setiap jenis ikatan tertentu sesuai Gambar 4. Pada grafik FTIR sumbu
kimia seperti (N−H, C−H, O−H, C−X, C=O, C−O, vertikal yaitu % T menyatakan presentase
C−C, C=C, C≡C, C≡N, dan lain lain) hanya dapat transmitansi yaitu perbandingan sinar inframerah
ditemukan pada porsi kecil dari daerah vibrasi infra- yang tidak diserap sampel yang diuji terhadap sinar
merah [13]. Dengan jumlah tingkat penyerapan yang inframerah yang diberikan pada sampel.
sedikit tersebut dapat digunakan untuk Pada sumbu horizontal menyatakan bilangan
mengidentifikasikan jenis-jenis ikatan seperti yang gelombang dengan satuan 1/cm. Daerah inframerah
ditunjukkan gambar 2. yang digunakan berada dalam rentang 4000 – 500
Spektrofotometer merupakan suatu alat yang 1/cm. Senyawa H2 tidak dapat terdeteksi daerah
dapat mendeteksi dan membedakan tingkat transmitansinya karena sifatnya yang tidak
penyerapan untuk suatu larutan atau campuran suatu menyerap sinar inframerah.
bahan kimia. Saat ini, alat pendeteksi penyerapan
bahan kimia yang banyak digunakan adalah Fourier 2.3 Analisa Gas Terlarut
Transform Infrared Spectrometer, sesuai pada Sejumlah gas dapat muncul dalam minyak
Gambar 3. Alat ini mampu menghasilkan jejak transformator akibat terjadinya sejumlah proses
sesuai dengan desain optiknya yang selanjutkan kita dalam transformator. Material isolasi pada
sebut interferogram. Interferogram merupakan transformator dapat mengalami degradasi akibat
suatu sinyal kompleks, tetapi didalamnya memuat adanya tekanan (stress) baik itu dari tekanan
informasi frekuensi yang dapat dideteksi oleh temperatur maupun tekanan listrik. Tekanan ini
spektrum infra-merah. dapat menimbulkan terjadinya dekomposisi pada
isolasi dan menyebabkan terbentuknya gas gas pada
isolasi.
Beberapa gas mudah terbakar yang dihasilkan
adalah sebagai berikut [16] :
Gas hidrokarbon dan hidrogen : metana (CH4),
etana (C2H6), etilen (C2H4), asetilen (C2H2),
dan hidrogen (H2)
Gas karbon dan oksida: karbon monoksida
(CO) dan karbon dioksida (CO2)
Non-fault gas : nitrogen (N2) dan oksigen (O2)
%T
3449.75
722.35
1017.47
1115.84
75
60
1196.85
45
digunakan untuk menganalisis konsentrasi gas
30 terlarut dalam sampel minyak dilakukan dengan
menggunakan Gas Chromatograph HP 6890. Acuan
2853.73
1743.68
15
0
adalah standar internasional ANSI//IEEE C57.104
4500
seto
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250
(1991) [17].
1000 750 500
1/cm
16