Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet








Oleh :
Adi Santoso
201010220311026


Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
2011



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................................... 2
2.1 Spektrofotometri..................................................... 2
2.2 Spektrofotometer UV-Vis.................................................................................. 3
2.3 Absorbsi 4
2.4 Cara kerja spektrofotometer............................................................................................ 5
2.5 Keuntungan Spektrofotometer........................................................................................ 6
2.6 Komponen-komponen Pada spektrofotometer............................................................... 6
2.7 Tipe Instrumen Spektrofotometer............................................... 8
BAB III. KESIMPULAN....................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 10






KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis mampu
menyelesaikan makalah dengan judul Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet.
Makalah Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet ini merupakan tugas mata kuliah
Kimia Dasar II.
Melalui makalah yang berjudul Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet ini yang
diharapkan dapat menunjang nilai penulis di dalam mata kuliah Kimia Dasar II. Selain itu, dengan
hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi
pembacanya.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Mujianto, MP.
selaku dosen pembimbing serta kepada seluruh pihak yang terlibat di dalam penulisan
makalahSpektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet ini.
Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Malang,8 Juni 2011

Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan mempergunakan
metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi dan aditif
digunakan untuk plastik dan elastomer. Spektroskopi infra merah, metoda pengukuran fotometer UV, gas dan
liquid kromatografi dan spektroskopi masa bersama sama dengan dari metoda pengukuran termoanalisis
(DSC-TGA) merupakan alat yang teliti sebagai pilihan untuk analisis kwalitatif dan kwantitatif bahan.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada
interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofometri
disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah,
sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron yang
adapada atom ataupun molekul yang bersangkutan.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam mengenali
zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang
dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia
memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih
besar (Day dan Underwood, 1993).

1.2 Tujuan
a. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar II.
b. Mengetahui Komponen Spektrofotometer UV/VIS.
c. Mengetahui Fungsi dari Bagian-Bagian Spektrofotometer UV/VIS.
d. Mengetahui Cara Kerja Spektrofotometer UV/VIS.
e. Mengetahui Keuntungan Analisis Secara Spektrofotometer UV/VIS.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan spektrofotometer.
Spektriofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektofotometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu, dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan
fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu
dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih lebih dapat
terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada
fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter
dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu.
Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar
monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan
alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum
tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan
suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding
(Khopkar SM,1990).
2.2 Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber
REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm)
dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih
banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektroskopi UV/VIS merupakan metode penting yang mapan, andal dan akurat. Dengan
menggunakan spektroskopi UV/VIS, substansi tak dikenal dapat diidentifikasi dan konsentrasi
substansi yang dikenal dapat ditentukan. Pelarut untuk spektroskopi UV harus memiliki sifat pelarut
yang baik dan memancarkan sinar UV dalam rentang UV yang luas.
Spektrofotometer Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,
reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer
sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi cahaya secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak yang sinambung dan monokromatis.
Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi antara cuplikan dengan blanko ataupun
pembanding.
Spektrofotometer Uv-Vis merupakan spektrofotometer yang digunakan untuk pengukuran
didaerah ultra violet dan didaerah tampak. Semua metode spektrofotometri berdasarkan pada
serapan sinar oleh senyawa yang ditentukan, sinar yang digunakan adalah sinar yang
semonokromatis mungkin.
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak
instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum
digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta
kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa.
Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang
dianalisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih banyak dpakai ntuk analisis kuantitatif dibanding
kualitatif.
Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200350
nm) dan sinar tampak (350 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak
mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang
berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.
2.3 Absorbsi
Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi electron-electron
dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih
tinggi. Energi yang terserap kemudian terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia.
Absorbsi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektronik sebuah molekul,
artinya energi yang disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan electron-electron itu mengatasi
kekangan inti dan pindah ke luar ke orbital baru yag lebih tinggi energinya. Semua molekul dapat
menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak karena mereka mengandung electron, baik sekutu
maupun menyendiri, yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Absorbsi untuk transisi electron seharusnya tampak pada panjang gelombang diskrit sebagai
suatu spectrum garis atau peak tajam namun ternyata berbeda. Spektrum UV maupun tampak
terdiri dari pita absorbsi, lebar pada daerah panjang gelombang yang lebar. Ini disebabkan
terbaginya keadaan dasar dan keadaan eksitasi sebuah molekul dalam subtingkat-subtingkat rotasi
dan vibrasi. Transisi elektronik dapat terjadi dari subtingkat apa saja dari keadaan dasar ke
subtingkat apa saja dari keadaan eksitasi. Karena berbagi transisi ini berbeda energi sedikit sekali,
maka panjang gelombang absorpsinya juga berbeda sedikit dan menimbulkan pita lebar yang
tampak dalam spectrum itu.
Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal
kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu,
pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi. Satuan a ditentukan oleh satuan-
satuan b dan c. Jika satuan c dalam molar (M) maka absorptivitas disebut dengan absorptivitas molar
dan disimbolkan dengan dengan satuan M
-1
cm
-1
atau liter.mol
-1
cm
-1
. Jika c dinyatakan dalam
persen berat/volume (g/100mL) maka absorptivitas dapat ditulis dengan E
1%
1cm
A
1%
1cm
(Gandjar dan
Rohman, 2007).
2.4 Cara kerja spektrofotometer
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel
kedua. Kemudian pilih foto sel yang cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar daerah yang
diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang foto sel dalam keadaan tertutup nol galvanometer
didapat dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan
lewatkan berkas cahaya pada blangko dan nol galvanometer didapat dengan memutar tombol
sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%.
Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan
absorbansi larutan sampel.
2.5 Keuntungan Spektrofotometer
Keuntungan dari spektrofotometer adalah yang pertama penggunaannya luas, dapat
digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan biokimia yang diabsorpsi di daerah ultra
lembayung atau daerah tampak. Kedua sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi
pada jarak 10-4 sampai 10-5 M. Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10-6 sampai 10-7 M dengan
prosedur modifikasi yang pasti. Ketiga selektivitasnya sedang sampai tinggi, jika panjang gelombang
dapat ditemukan dimana analit mengabsorpsi sendiri, persiapan pemisahan menjadi tidak perlu.
Keempat, ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada konsentrasi yang ditemui dengan tipe
spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak dari 1% sampai 5%. Kesalahan tersebut dapat diperkecil
hingga beberapa puluh persen dengan perlakuan yang khusus. Dan yang terakhir mudah,
spektrofotometer mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat dengan instrumen modern,
daerah pembacaannya otomatis (Skoog, DA, 1996).
2.6 Komponen-komponen Pada spektrofotometer
Yang pertama adalah sumber cahaya, Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah
memiliki pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi.Sumber energi cahaya yang biasa
untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan
kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa,
daerah panjanggelombang ( ) adalah 350 2200 nanometer (nm). sumber cahaya ini digunakan
untuk radiasi kontinyu:
Untuk daerah UV dan daerah tampak
Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan
Tabel 4.
Spektrum
Tampak dan
Warna-
warna
Komplemen
ter




Tabel 5.
Spektrum
cahaya
tampak
(visible)
Hal
kedua yang
diperlukan
adalah
pembaur
cahaya yang
kerennya
disebut
monokroma
tor yang di
video
memberikan
sinar
pelangi,
karena dari
sana lah kemudian kita bisa memilih panjang gelombang yang diinginka/diperlukan. Pada video yang
diperlihatkan sinar tampak atau untuk spektro visible, tapi untuk UV pun kerjanya sama, hanya saja
tidak akan terlihat oleh mata kita.
Panjang gelombang
(nm)
Warna Warna
Komplementer
400 435 Lembayung (violet) Kuning-hijau
435 480 Biru Kuning
480 490 Hijau-biru Jingga
490 500 Biru-hijau Merah
500 560 Hijau Ungu (purple)
560 580 Kuning-hijau Lembayung (violet)
580 595 Kuning Biru
595 610 Jingga Hijau-biru
610 750 Merah Biru-hijau
Warna Interval Interval
Red 625 to 740 nm 480 to 405 THz
Orange 590 to 625 nm 510 to 480 THz
Yellow 565 to 590 nm 530 to 510 THz
Green 520 to 565 nm 580 to 530 THz
Cyan 500 to 520 nm 600 to 580 THz
Blue 430 to 500 nm 700 to 600 THz
Violet 380 to 430 nm 790 to 700 THz
Hal ketiga adalah tempat sampel atau kuvet, pada praktikum tempat meletakan kuvet ada
dua karena alat yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan yang satu lagi
untuk blanko. Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV
digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.
Keempat adalah detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini terjadi
pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader (komputer). Komponen
lain yang nampak penting adalah cermin-cermin dan tentunya slit (celah kecil) untuk membuat sinar
terfokus dan tidak membaur tentunya, jadi satu hal penting dalam pekerjaan dengan
spektrofotometer Uv-Vis adalah harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya
pada saat menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang diukur
menjadi bertambah.

2.6 Tipe Instrumen Spektrofotometer
Pada umumnya terdapat dua tipe instrumen spektrofotometer, yaitu single-
beam dan double-beam. gambar Single-beam instrument dan Double-beam instrument
1. Single-beam instrument
Single-beam instrument dapat digunakan untuk kuantitatif dengan mengukur absorbansi
pada panjang gelombang tunggal. Single-beam instrument mempunyai beberapa keuntungan yaitu
sederhana, harganya murah, dan mengurangi biaya yang ada merupakan keuntungan yang nyata.
Beberapa instrumen menghasilkan single-beam instrument untuk pengukuran sinar ultra violet dan
sinar tampak. Panjang gelombang paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah
800 sampai 1000 nm (Skoog, DA, 1996).
2. Double-beam instrument
Double-beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190 sampai 750 nm. Double-
beam instrument dimana mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan cermin yang
berbentuk V yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati larutan blangko dan sinar kedua
secara serentak melewati sampel, mencocokkan foto detektor yang keluar menjelaskan
perbandingan yang ditetapkan secara elektronik dan ditunjukkan oleh alat pembaca (Skoog, DA,
1996).



BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet, dapat diambil
kesimpulan bahwa:
Spektofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
dapat dipakai untuk tujuan analisis kualitatif (data sekunder) dan kuatitatif.
Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel
pengadsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat pengukur perbedaan adsorbsi antara
sampel dan blanko ataupun pembanding.

MAKALAH INSTRUMENTASI FISIKA
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS








OLEH
MELINDA WARDANI
NURRY PUTRI TISSOS
ROBBY ZEFFRY


DOSEN PEMBIMBING :
Drs. H. ASRIZAL, M.Si






JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Spektrofotometer Uv-Vis. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi
tugas pada mata kuliah instrumentasi fisika.
Dimulai dari perencanan, pencarian bahan sampai penulisan makalah ini penulis
banyak mendapat bantuan, saran, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. H. Asrizal, M.Si selaku dosen pembimbing pada mata kuliah instrumentasi fisika.
2. Teman-teman yang telah memberi dukungan moril dan materil pada penulis.
3. Pihak-pihak lain yang telah berpartisipasi namun tidak tersebutkan dalam makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak kepada
para pembaca terutama kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh
keterbatasan ilmu, pengalaman serta informasi yang dimiliki oleh penulis. Oleh sebab itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan makalah ini dimasa
yang akan datang.

Padang, Februari 2013



Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Instrumentasi merupakan alat-alat dan piranti (device) yang digunakan untuk
mengukur dan pengendalian dalam suatu system yang lebih besar dan lebih kompleks. Secara
umum instrumentasi mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai alat pengukuran, sebagai
alat analisa, dan sebagai alat kendali. Beberapa alat yang berfungsi sebagai alat analisa
seperti, Spektrotometer UV-VIS, Spektrotometer serapan atom, SpektrotometerInfra Merah,
kromatografi dan X-ray Difraction.
Pada makalah ini, penulis akan membahas salah satu alat tersebut yaitu
Spektrotometer UV-VIS. Dimana Spektrofotometer Uv-Vis merupakan alat dengan teknik
spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna
mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan.
Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang
terdapat dalam larutan tersebut. Spektrofotometer UV-VIS banyak dimanfaatkan seperti
dalam analisis logam berbahaya dalam sampel pangan atau bahan yang sering digunakan
dalam kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Spektrofotometer UV-VIS?
2. Apa fungsi dari Spektrofotometer UV-VIS?
3. Apa komponen-komponen yang terdapat dalam Spektrotometer UV-VIS?
4. Bagaimana karakteristik dari Spektrotometer UV-VIS?
5. Bagaimana keterkaitan teori-teori Fisika dengan alat Spektrotometer UV-VIS?
6. Bagaimana prinsip kerja dari Spektrotometer UV-VIS?
7. Bagaimana cara penggunaan alat Spektrotometer UV-VIS?
8. Bagaimana parameter dan interprestasi data yang diperoleh dari Spektrofotometer UV-VIS



1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Mengetahui apa itu Spektrofotometer UV-VIS.
2. Mengetahui fungsi dari Spektrofotometer UV-VIS
3. Mengetahui bentuk dan komponen utama dari Spektrofotometer UV-VIS
4. Mengetahui bagaimana karakteristik alat Spektrofotometer UV-VIS.
5. Mengetahui teori-teori fisika apa saja yang mendasari alat SpektrofotometerUV-VIS
6. Mengetahui bagaimana prinsip kerja Spektrofotometer UV-VIS
7. Mengetahui cara menggunakan alat Spektrofotometer UV-VIS
8. Mengetahui parameter dan interprestasi data yang diperoleh dari Spektrofotometer UV-VIS




















BAB II
ISI

A. Defenisi Spektrofotometer Uv-Vis
Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada
daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra
violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang
dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan
tersebut. Spektrofotometer UV-VIS dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupun analisis
kuantitatif.
Spektrofotometer Uv-Visible adalah suatu instrumen untuk mengukur transmitan /
absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap sederetan
sampel pada suatu panjang gelombang tunggal.
Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a) Spektrofotometer ultraviolet (180-350 nm)
b) Spektrofotometer sinar tampak (350-800 nm)
c) Spektrofotometer infra merah (25-1000 m)
d) Spektrofotometer serapan atom
Berdasarkan system optiknya terdapat 2 jenis Spektrofotometer
1. Spektrofotometer single beam (berkas tunggal)
Pada alat ini hanya terdapat satu berkas sinar yang dilewatkan melalui kuvet. Blanko,
larutan standar dan contoh diperiksa secara bergantian.
2. Spektrofotometer double beam (berkas ganda)
Berbeda dengan single beam, pada alat ini sinar dari sumber cahaya dibagi
menjadi dua berkas oleh cermin yang berputar. Berkas pertama melalui kuvet berisi blanko
dan berkas kedua melalui kuvet berisi standar atau contoh. (Sylvi,2006).

B. Fungsi Alat
Spektrometer Uv-Vis dapat digunakan misalnya untuk mengukur kadar logam. UV / Vis
spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan larutan dari logam
transisi ion dan sangat dikonjugasikan senyawa organik.
a. Larutan ion logam transisi dapat berwarna (misalnya, menyerap cahaya) karena
elektron dalam atom logam dapat tertarik dari satu negara elektronik lainnya. Warna larutan
ion logam sangat dipengaruhi oleh kehadiran spesies lain, seperti anion tertentu
atau ligan. Sebagai contoh, warna larutan encertembaga sulfat adalah biru yang sangat terang;
menambahkanamonia meningkat dan perubahan warna panjang gelombang serapan
maksimum (
m a x
)
b. Senyawa organik, terutama mereka yang memiliki tingkat tinggi konjugasi, juga menyerap
cahaya pada daerah UV atau terlihat dari spektrum elektromagnetik. Pelarut untuk penentuan
ini sering air untuk senyawa larut dalam air, atau etanol untuk senyawa organik yang
larut. (Pelarut organik mungkin memiliki penyerapan sinar UV yang signifikan; tidak semua
pelarut yang cocok untuk digunakan dalam spektroskopi UV. Ethanol menyerap sangat lemah
di paling panjang gelombang.).Polaritaspelarut dan pH dapat mempengaruhi penyerapan
spektrum senyawa organik. Tirosin, misalnya, peningkatan penyerapan maksimum dan
koefisien molar kepunahan ketika pH meningkat 6-13 atau ketika polaritas pelarut
berkurang. C.
c. Sementara kompleks transfer biaya juga menimbulkan warna, warna sering terlalu kuat
untuk digunakan dalam pengukuran kuantitatif. Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa
absorbansi larutan berbanding lurus dengan konsentrasi spesies menyerap dalam larutan dan
panjang jalan.
Jadi, UV / VIS spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi dalam larutan
penyerap dan mengetahui seberapa cepat perubahan absorbansi dengan konsentrasi.




C. Bentuk dan Komponen Alat
Gambar 1. Spektrofotometer UV-Vis(www.thomassci.com )

Komponen-kompenen Alat
1. Sumber cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi
yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,
ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut
terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah
panjang gelombang (l ) adalah 350 2200 nanometer (nm).
Di bawah kira-kira 350 nm, keluaran lampu wolfram itu tidak memadai untuk
spektrofotometer dan harus digunakan sumber yang berbeda. Paling lazim adalah lampu
tabung tidak bermuatan (discas) hidrogen (atau deuterium) 175 ke 375 atau 400 nm. Lampu
hidrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah ultraviolet (UV).
Kebaikan lampu wolfarm adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada
berbagai panjang gelombang. Sumber cahaya untuk spektrofotometer inframerah, sekitar 2 ke
15 m m menggunakan pemijar Nernst (Nernst glower).

2. Pengatur Intensitas
Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya agar
sinar yang masuk tetap konstan.
3. Monokromator
Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah
cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis. Jenis
monokromator yang saat ini banyak digunakan adalah gratting atau lensa prisma dan filter
optik.
Jika digunakan grating maka cahaya akan diubah menjadi spektrum cahaya.
Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan
warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan
sesuai dengan jenis pemeriksaan.
Prisma berfungsi sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan adanya
pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal yang
mengenai sel sampel. Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada
gambar 3.

Gambar 3. Penyebaran cahaya oleh prisma
( Emel Seran: 2011 )
2). Grating (kisi difraksi)

Keuntungan menggunakan kisi difraksi :
- Dispersi sinar merata
- Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama
- Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spectrum

Cahaya monokromatis ini dapat dipilih panjang gelombang tertentu yang sesuai untuk
kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari monokromator
dipengaruhi juga oleh lebar celah (slit width) yang dipakai.
4. Kuvet
Kuvet merupakan wadah dari sampel berupa cairan yang telah diatur takarannya
hingga dapat terbaca oleh spektrofotometer UV-Vis. Biasanya sampel yang digunakan adalah
sampel yang berwarna yang mudah menyerap sinar yang dipancarkan oleh sumber
cahaya. Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV
digunakan kuvet kuarsa. Berikut beberapa contoh dari kuvet yang ada:
5. Detektor
Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran
yang dapat diukur.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor adalah :
1. Kepekaan yang tinggi.
2. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi.
3. Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
4. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
5. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam - macam detector:
1. Photovoltaic


2. Phototube
3. Diode array

4. Penguat (amplifier)
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca
oleh indikator.
5. Indikator
Dapat berupa :
1. Recorder
2. Komputer


Skema Alat

Gambar 2. Skema Alat (azumitensai.blogspot.com)

D. Karakteristik Alat

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai
sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dan sinar tampak dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-VIS melibatkan energi elektronik yang cukup besar
pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk
analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrofotometer UV-VIS dapat mengukur
intensitas sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer UV-VIS digunakan untuk
berbagai keperluan seperti: untuk mempelajari struktur molekul dan teori molekul, untuk
keperluan penelitian biologi molekuler, dan lain-lain.
Panjang gelombang dari alat ini adalah:
Ultra violet 100 400 nm (190 380 nm)
Sinar tampak 380 900 nm
Ketelitian dari Spektrofotometer UV Vis ini adalah 0,0001. Spektrofotometer Uv
Vis ini membaca data dalam 4 angka dibelakang koma. Sedangkan jenis alat yang dianalisis
adalah zat dalam bentuk larutan dan zat yang tampak berwarna maupun yang
tidah berwarna. Jenis spektroskopi UV-Vis terutama berguna untuk analisis kuantitatif
langsung misalnya kromofor, nitrat, nitrit dan kromat sedangkan secara tak langsung
misalnya ion logam transisi. ( Achmad: 2004 )
Preparasi sampelnya harus dilakukan dengan prosedur yang teratur yaitu, sel
sampel harus dibilas 3 5 kali dengan pelarut sebelum diisi dengan larutan bersih yang akan
digunakan untuk pengukuran. Putar sel naik turun diatas tumpukan kertas pengisap akan
menolong sisa pelarut. Perlakuan akan memperkecil kontaminasi dari eksperimen
sebelumnya. Pembebasan koloid sampel terdiri dari debu atau partikel lain harus disaring,
diputar atau dibiarkan tenang. Jika tidak, seluruh attenuasi transmitansi spektrum ke
penyebar cahaya dan refleksi akan menyembunyikan informasi spektrum dari analisis.

E. Teori Fisika yang Mendasari Alat
Persamaan Planck
Dalam Spetrofotometer UV-VIS menggunakan sinar elektromagnetik dan sinar
tampak. Gelombang elektromagnetk memiliki sifat dualisme yaitu sifat sebagai gelombang
dan sifat sebagai partikel. Karena sifat tersebut ada beberapa parameter yang perlu diketahui
yaitu panjang gelombang, frekuensi, energy tiap foton. Hubungan ketiga parameter tersebut
dirumuskan oleh planck yang dikenal dengan Persamaan Planck. Menurut Planck hubungan
antara frekuensi dan panjang glombang adalah sebagai berikut :

c= ..........(1)
Sedangkan hubungan antara energy tiap foton dengan frekuensi dirumuskan :
E=h ..........(2)
E=(h c)/ ..........(3)
Dimana : E = Energy tiap foton
h = Tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s)
= frekuensi
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1).

Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa energi dan frekuensi suatu foton akan
berbanding terbalik dengan panjang gelombang, sedangkan energi yang dimiliki suatu foton
akan berbanding lurus dengan frekuensinya.

Hukum Beer
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai
permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah
I
t
/I
0
atau I
0
/I
t
(perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)).
Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel.
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan diukur
sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:
jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan
tebal larutan.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya
cahaya yang hamburkan:
dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:
dimana I
0
merupakan intensitas cahaya datang dan I
t
atau I
1
adalah intensitas cahaya setelah
melewati sampel.

Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = . b . c
dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).


F. Prinsip Kerja Alat
Saat sumber cahaya dihidupkan, cahaya yang berasal dari sumber tersebut akan
mengenai monokromator yang berfungsi mengubah sinar polikromatis menjadi sinar
monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran dan kemudian cahaya yang telah di
filter memasuki sampel cell yang didalamnya terdapat sampel dan kemudian sampel akan
menyerap cahaya tersebut atau mengalami absorbs. Dimana energi cahaya yang diserap
atom/molekul tersebut digunakan untuk bereksitasi ke tingkat energi elektronik yang lebih
tinggi. Absorbs hanya terjadi jika selisih kedua tingkat energi elektronik tersebut bersesuaian
dengan energi cahaya (foton) yang datang yakni E = Efoton. Kemudian cahaya yang
melewati sampel akan sampai di detector, yang berupa transduser yang mengubah energy
cahaya menjadi suatu isyarat listrik, dan kemudian dilanjutkan ke pengganda (amplifier), dan
rangkaian yang berkaitan membuat isyarat listrik itu memadai untuk dibaca. Dan akhirnya
sampai di suatu system baca (piranti pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun Absorbansi (A).

G. Cara Penggunaan Alat
1. Nyalakan PC dan boot sistem operasi PC. Jika printer telah terhubung ke
sistem, makanyalakan printer.
2. Nyalakan spektrofotometer dan tunggu sampai cahaya indikator spektrofotometer berwarna
hijau. Proses ini meliputi pengujian spektrofotometer dan mengambil waktu sekitar 1 menit.
3. Letakkan sampel yang telah dimasukkan kedalam kuvet pada sample compartment.Sebelum
sample di ukur, preparasi sample terlebih dahulu.
4. Kita siap untuk menggunakan sistem.
5. Lampu hijau akan berkedip, hal ini bahwa menunjukkan pengukuran sedang berlangsung.
6. Jika spektrofotometer berhenti, hal ini menunjukkan bahwa pengukuran telah siap
berlangsung.
7. Data absorbansi dan spektrum akan terbaca di komputer, yang berbentuk grafik hubungan
antara panjang gelombang dengan absorbansi.




H. Parameter dan interpretasi data yang didapatkan
Pada bagian pembahasan ini, semua data pada bagian sampel yang dikarakterisasi,
bentuk output dari spektrofotometer uv-vis, serta bentuk pengolahan datanya berasal dari satu
sumber yaitu Skripsi Mahasiswa Fisika Universitas Negeri Padang yang bernama Citra
Pratiwi (2006), dengan judul Analisis Energi yang Terkandung dalam Buah Ketapang
sebagai Bahan Biodiesel dengan Menggunakan Software Chemoffice dan Spektrofotometer
UV-VIS.
Bentuk Sampel yang dikarakterisasi
Sampel yang dikarakterisasi adalah minyak yang terkandung dalam buah ketapang.
Tetapi dalam hal ini sampel yang akan dikarakterisasi harus melalui rangkaian percobaan
yang lain sebelum dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer uv vis.
Bentuk Keluaran dari Spektrofotometer uv vis
Bentuk output dari spektrofotometer uv vis langsung terlihat pada komputer yang
telah dihubungkan dengan alat spektrofotometer uv vis. Outputnya berupa grafik hubungan
antara panjang gelombang dengan nilai absorbansinya.
Berikut bentuk output dari pengukuran karakterisasi minyak buah ketapang dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:
(nm) absorbansi
200 0,40000
201 0,41320
202 0,51100
203 0,67840
204 0,89640
205 1,07830
206 1,29150
207 1,45820
208 1,61730
209 1,71070
210 1,78360
211 1,75810
212 1,57700
213 1,32440
214 1,09750
215 0,93090
216 0,81000
217 0,73160
218 0,67370
219 0,63580
220 0,60740
221 0,58830
222 0,57140
223 0,55870
224 0,54420
225 0,53230
226 0,51630
227 0,50480
228 0,48700
229 0,47270
230 0,45790
231 0,44330
232 0,42680
233 0,40860
234 0,38800
235 0,36810
236 0,34680
238 0,30980
239 0,29260
240 0,27570
250 0,12730
260 0,12020
270 0,13140
280 0,11010
290 0,55000
300 0,04320
310 0,03720
320 0,03440
330 0,05490
340 0,04580
350 0,03790
360 0,03590
370 0,03950
380 0,04350
390 0,02840
400 0,02870
600 0,03530

Dari tabel diatas terlihat bahwa absorbansi tertinggi terjadi pada panjang gelombang
210 nm, dimana nilai absorbansinya adalah 1,7836. Maka dari data ini dapat disimpulkan
bahwa energi aktivasi dari minyak nabati buah ketapang sebagai energi alternatif biodiesel
adalah:


Dari hasil pengolahan data diatas terlihat bahwa energi aktivasi dari minyak nabati
buah ketapang sebagai energi alternatif biodiesel adalah 5,8925 eV

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan:
Cara kerja dari spektrofotometer uv vis sangat sederhana, dimana alat ini langsung
dihubungkan dengan komputer agar dapat terlihat bentuk outputnya langsung. Prinsip
kerjanya menggunakan konsep penyerapan cahaya ( absorbansi ) terhadap sampel.
Bentuk sampel yang dapat dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer uv vis ini
adalah berupa larutan yang telah diekstrak terlebih dahulu, selain itu larutannya harus murni (
tidak mengandung pelarut atan zat zat lain ).
Bentuk output dari spektrofotometer uv vis ini adalah berupa grafik hubungan antara panjang
gelombang dengan nilai absorbansi.
Cara pengolahan data dari output spektrofotometer uv vis dapat kita rincikan dalam bentuk
tabel, sehingga kita dengan mudah dapat melihat detail dari data tersebut. Dari data data
tersebut kita dapat menghitung nilai energinya dengan menggunakan hukum Planck.

Saran:
Penggunaan spektrofotometer uv vis ini diharapkan dapat membantu untuk penelitian tugas
akhir mahasiswa.
Jika ada kekurangan dari isi makalah ini, diharapkan akan ada tambahan yang lebih bagus
untuk kemajuan mata kuliah Teknik Karakterisasi Material.







DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, Citra. 2011. Analisis Energi yang Terkandung dalam Buah Ketapang sebagai Bahan
Biodiesel dengan Menggunakan Software Chemoffice dan Spektrofotometer UV VIS.
Skripsi. Padang: FMIPA UNP.
Seran, Emel. 2011. Spektrofotometri UV VIS, VIS, Infrared. URL: http://anan-
dk.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html, yang diakses pada tanggal 27
Januari 2012
Seran, Emel. 2011. Spektrofotometri UV VIS. URL: http://agusts.blog.uns.ac.id/, yang diakses pada
tanggal 27 Januari 2012
Syahrani, Achmad. 2004. Spektra Ultraviolet dan Nampak. Ppt
http://www.fisikanet.lipi.go.id/spektrofotometri
http://www.scribd.com/doc/17486/spektrofotometry
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/spektrofotometer Uv-Vis/
http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-analitik-spektrofotometri.html
http://kimiaiwak.blogspot.com/2011/05/spektrofotometer-uv-vis.html
http://my.opera.com/ekawidyayuliartika/blog/2012/01/25/spektrofotom
http://roheemar.wordpress.com/2012/02/28/spektrofotometer/
http://adnanhidayat32.blogspot.com/2012/03/spektrofotometer-uv-vis.html
Skoog, et al. Principles of Instrumental Analysis. Thomson Brooks/Cole. 1996
Sylvi, Permata, Intania. 2006. Modul Analisis Spektrofotometri UV-Vis. Padang: Sekolah
Menengah Analis Kimia.


ARTIKEL SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

SPEKTROFOTOMETER ULTRA VIOLET/VISIBEL
2.1 Prinsip Dasar
Sebelum mempelajari Spektrofotometer UV/Vis, kita harus mengetahui terlebih dahulu
hukum Lambert beer berbunyi bila seberkas sinar melalui media transparan maka sinar itu
sebagian akan dipantulkan, diabsorpsi dan dipancarkan.
Id Ia It
Ie
I : sinar e : emisi
d : datang t : transmisi

didapat persamaan :
Id = Ia + Ie + It
Ie ( diabaikan) Id = Ia + It

Dari ketiga sinar tersebut hanya Lt yang dapat dideteksi, adapun hukum yang mendasari
Spektrofotometer UV/Vis yaitu :
bila suatu sinar monokromatis dilewatkan padai suatu media yang transparan, maka
bertambah atau turunnya intensitas sinar yang di teruskan/dipancarkan/ditransmisikan
sebanding dengan bertambah tebal dan kepekatan dari media tersebut.
Adapun persamaanya :
A = . t . c atau A = Log Id/It

A : Absorbansi
: epsilon yang besarnya tergantung dan jenis senyawa
t: tebal media
c: kepekatan media

Dalam spektrofotometer skala galvanometer bisa dalam transmisi atau absorbansi .
persamaanya :
A = Log 100
%T
2.2 Pengertian Spektrofotometer UV/Vis
Spektrofotometri adalah alat yang terdiri dari dua komponen yaitu spektrofotometer berfungsi
menghasilkan spektra dengan panjang gelombang tetrtentu, dan fotometer yang berfungsi
mengukur intensitas cahaya yang ditransmisi, direfleksi, dan ditransmisi. Spektrofotometer
UV/Vis adalah alat instrumen analisis yang bekerja berdasarkan prinsip kolorimetri yaitu
metode yang menyatakan bahwa tua-mudanya warna yang timbul pada larutan contoh
tergantung pada kepekatan konsentrasi suatu unsur. Metode analisis ini didasarkan pada
pengukuran energi cahaya tampak ( visibel ) atau cahaya ultraviolet ( UV ) oleh suatu
senyawa sebagai fungsi dari panjang gelombang.
2.3 Komponen Spektrofotometer UV/Vis
Suatu peralatan UV/Vis terdiri dari komponen-komponen yaitu sumber sinar, monkromator,
kuvet, detektor, amplifier, dan indikator. Spesifikasinya dijelaskan sebagai berikut :
2.3.1 Sumber Sinar
Sumber sinar dalam alat ini mempunyai dua fungsi yaitu untuk memberikan energi pada
daerah panjang gelombang sesuai keinginan pengukuran dan mempertahankan intensitas
sinar yang konstan selama pengukuran.
Dalam alat ini digunakan 2 kombinasi sinar yaitu sinar tampak dan sinar ultara violet, sinar
tampak digunakan lampu biasa (misalnya lampu wolfram (320-2500nm)) dan sinar ultra
violet digunakan lampu hidrogen atau deuterium (160-375nm).
2.3.2 Monokromator
Sinar yang dikeluarkan oleh sumber sinar adalah sinar polikromatris, sinar ini mengandung
berbagai panjang gelombang. Sesuai hukum lambert beer sinar yang diperlukan untuk
pengukuran adalah sinar monokromatis karena agar bisa dapat diperoleh hasil nilai serapan
yang linier dengan nilai konsentrasi.
Monokromator adalah komponen yang digunakan untuk mengubah sinar polikromatis
menjadi monokromatis. Monokromator terdiri atas :
a. celah masuk (slit)
berfungsi untuk menerima sinar yang telah dipersempit pada daerah panjang gelombang
tertentu untuk diteruskan ke zat (kuvet).
b. lensa kolimator
berfungsi untuk mengubah sinar menjadi berkas yang sejajar.
c. media pendispersi
media ini terdapat 2 jenis :
a. prisma
Prisma bekerja berdasarkan prinsip pembiasan cahaya, hasil pembiasan adalah terpecahnya
radiasi menjadi beberapa radiasi dengan panjang gelombang tertentu, panjang gelombang
yang berbeda-beda dapat diatur untuk dilewatkan melalui celah-celah keluar dan mencapai
sampel dengan cara memutar prisma.
Prisma bisa terbuat dari gelas, kuarsa, atau silica. Pada daerah UV harus digunakan prisma
dari kuarsa ataupun silika leburan. Prisma juga dapat digunakan untuk daerah infra merah,
tetapi radiasi infra merah ditransmisikan oleh gelas dan silica leburan, oleh karena itu daerah
prisma dan alat optik harus terbuat dari kristal halida alkali atau alkali tanah yang bisa
ditembus oleh sinar infra merah.
Prisma bekerja baik pada daerah radiasi UV dan sinar tampak, meskipun dapat juga
digunakan untuk infra merah, akan tetapi prisma lebih efektif pada daerah panjang
gelombang yang lebih pendek maka jarang sekali prisma digunakan untuk radiasi infra
merah.
b. kisi difraksi
Kisi difraksi bekerja berdasarkan prinsip pemantulan cahaya. Kisi difraksi mengandung
banyak galur pada permukaannya (seperti aluminium, jumlah galur perinci ini sebanyak
15000-30000 untuk daerah ultra violet dan sinar tampak yang berfungsi sebagai pusat
pemencar dan menghasilkan dispersi yang sama untuk semua panjang gelombang. Kisi
difraksi sukar untuk disiapkan dan kisi yang asli harganya sangat mahal.
d. celah keluar
berfungsi untuk mengisolasi sinar yang diinginkan.
2.3.3 Kuvet
Kuvet (sel ) Adalah tempat disimpannya larutan sampel yang akan diukur serapannya, kuvet
ini diletakkan pada jalan cahaya dari monokromator. Adapun syarat khusus yang harus
dipenuhi , yaitu :
o Tidak berwarna (agar dapat mentransmisikan semua cahaya)
o Permukaannya sejajar
o Inert (tidak bereaksi terhadap bahan kimia)
o Tidak rapuh
o Tidak menyerap cahaya
o Terbuat dari gelas silikat biasa (kaca korex untuk daerah UV)
o Ukuran diameter 1 cm dengan volume 5ml
o Bentuk sederhana ( persegi panjang atau silinder )
2.3.4 Detektor
Detektor pada umumnya berfungsi untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,
energi cahaya yang dirubah ialah energi cahaya yang ditransmisikan yang jatuh mengenainya
menjadi suatu besaran yang terukur.
Idealnya detektor harus memiliki kepekaan yang tinggi, perbandingan sinyal-noise yang tingi
dan responnya stabil pada daerah panjang gelombang. Sebagai detektor dapat dipakai
phototube atau barrier layer cell. Spesifikasinya sebagai berikut
a. Photo tube (photo emmisive cell, yang lebih peka photomultipilier tube)
Bentuk sederhananya terdiri atas suatu bola gelas (didalam bola terdapat katoda dan anoda
yang dihubungkan dengan suatu baterai) yang hampa udara atau berisi gas mulia bertekanan
rendah. Katoda didalam bola berbentuk lempeng setengah lingkaran dan dibagian dalamnya
dilapisi zat yang sangat peka terhadap cahaya , sedangkan anodanya terbuat dari cincin logam
yang diletakkan sedikit dekat dengan pusat lingkaran.
Mekanisme kerjanya yaitu cahaya yang jatuh pada katoda akan membebaskan elektron dan
akan meloncat ke anoda sehingga akan terdapat aliran dalam sirkuit.
b. Barrier layer cells ( photo vlatalic cell )
Terdiri atas sebuah plat logam yang dilapisi suatu lapisan semi konduktor dan suatu lapisan
transparan yang tipis dari perak yang dilettakan diatas lapisan semi konduktor ( berlaku
sebagai elktron kolektor).
Mekanisme kerjanya yaitu Energi cahaya yang jatuh diatas permukaan sampai ke lapisan
semi konduktor akan mengeksitasi elektron-elektron antar permukaan menuju ke elektron
kolektor.
2.3.5 Amplifier
Berfungsi untuk memperbesar/memperkuat arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat
dibaca oleh recorder.
2.3.6 Recorder dan komputer
Berfungsi untuk membaca sinyal listrik yang dihasilkan pada detektor yang telah diperkuat
arusnya oleh amplifier agar dikonversikan ke dalam besaran absorbans atau % tansmitan.
2.4 Mekanisme Kerja
Sinar dari sumber sinar adalah sinar polikromatis maka dilewatkan terlebih dahulu melalui
monokromator, kemudian sinar monokromatis dilewatkan melalui kuvet yang berisi contoh
maka akan menghasilkan sinar yang ditransmisikan dan diterima oleh detektor untuk diubah
menjadi energi listrik ang kekuatannya dapat diamati oleh alat pembaca (satuan yang
dihasilkan adalah absorban atau transmitan).
2.5 Jenis spektrofotometri UV/Vis
a. Single beam (berkas tunggal)
Pada spektrofotometer ini hanya satu berkas sinar yang dilewatkan melalui kuvet.
b. Doubel beam (berkas tungggal)
Pada alat ini sumber sinar dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang berputar, yaitu :
i. Berkas pertama melalui kuvet berisi blanko
ii. Berkas kedua melalui kuvet berisi standar/contoh
Jenis ini dirancang agar memudahkan dalam pengukuran larutan blanko dan contoh/standar
dapat dilakukan dalam waktu bersamaan, sinar monokromatis dari monokromator akan
melewai kuvet blanko dan kuvet contoh/standar secara bergantian dan pada akhirnya sinar
yang masuk ke detektor adalah sinar dari larutan contoh/standar yang telah dikoreksi.
2.6 Penyimpangan Lambert Beer
Adakalanya perubahan nilai serapan tidak linier dengan perubahan konsentrasi, misalnya
apabila kenaikan konsentrasi menjadi 2x atau 3x konsentrasi pada suatu pengukuran dan hasil
yang diperoleh tidak mengubah nilai serapan menjadi 2x atau 3x dari serapan awal, maka
ketidak linieran itu diakibatkan oleh beberapa penyebab yang disebut penyimpangan hukum
lambert beer. Penyimpangan itu diantaranya sebab kimia, sebab instrumental, dan sebab
nyata.
Sebab kimia
Sebab kimia disebabkan dengan yang berkaitan dengan perubahan kimia yaitu ionisasi dan
hidrolisis pada zat yang diukur. Ionisasi akan mengubah konsentrasi zat yang diukur,
penyimpangan ini disebabkan oleh ionisasi dapat diatasi dengan menggeser kesetimbangan
ke arah bentuk yang diukur. Sedangkan hidrolisis disebabkan reaksi suatu partikel dengan air
yang bisa menyebabkan penyimpangan karena dapat mengurangi konsentrasi larutan yang
diukur.
Sebab nyata
Sebab nyata berkaitan dengan konsentrasi larutan. Penyimpangan dapat terjadi di daerah
konsentrasi terlalu rendah atau pekat, sebab ini dapat dicegah dengan mengatur konsentrasi
sampai tidak terlalu encer atau tidak terlalu pekat.
Sebab instrumental
Sebab ini berkaitan dengan keadaan alat. Dua hal yang merupakan bagian dari sebab jenis ini
yaitu kecapaian alat (berkaitan penggunaan yang terus menerus dalam periode waktu cukup
lama sehinga alat menjadi terlalu panas) dan ketidakmonokromatisan sinar (menyebabkan
penyimpangan karena hal tersebut mempengaruhi nilai absorpsitivitas yang akhirnya
empengaruhi serapan sinar).
http://aiifchemist.blogspot.com/2011/01/spektrofotometer-ultra-violetvisibel.html

Spektrofotometri UV-Vis serta Aspek Kualitatif dan Kuantitatifnya Saya akan
membahas tentang beberapa hal mengenai spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan
salah satu materi yang terdapat pada kimia analisis. Artikel ini Saya buat untuk memudahkan
Saya dalam belajar dan memperdalam mengenai kimia analisis, berhubung ini adalah ketiga
kalinya Saya mengambil mata kuliah ini. Beberapa hari yang lalu, dosen Saya masuk ke kelas
dan mengumumkan bahwa materi yang akan masuk dalam ujian final adalah seputar
spektrofotometri serta analisis kualitatif dan kuantitatifnya. Adapun yang menjadi acuan
pustaka Saya adalah sedikit catatan kuliah dan buku Kimia Analisis Farmasi karangan Prof.
Dr. Ibnu Gholib Gandjar, DEA.,Apt. dan Abdul Rohman, M.Si.,Apt.
Pada spektrofotometri digunakan alat yang disebut dengan spketrofotometer. Adapun
prinsipnya menggunakan radiasi elektromagnetik (REM) yakni sinar yang digunakan pada
sinar Ultraviolet dan sinar visible dapat dianggap sebagai energi yang merambat dalam
bentuk gelombang. Adapun yang diukur pada spektrofotometri adalah nilai absorban (A)
yakni adanya absorbsi pada panjang gelombang maksimum yang kemudian dihitung
konsentarsinya. Metode ini disebut metode basah karena sampel yang digunakan adalah
larutan dimana harus diketahui batas konsentrasi terkecil sampel yang diukur.
Perlu diketahui terlebih dahulu,
bahwapanjang gelombang adalah jarak linier dari suatu titik pada satu gelombang ke titik
yang bersebelahan pada panjang gelombang berdekatan. Dimensi panjang gelombang adalah
panjang (L) yang dapat dinyatakan dalam centimeter (cm), angstrom (), atau nanometer
(nm).
Frekuensi merupakan banyaknya gelombang yang melewati suatu titik tertentu dalam satuan
waktu. Dimensi frekuensi adalah T
-1
dan satuan yang biasa digunakan adalah detik
-1
.
Sinar UV memiliki panjang gelombang = 200-400 nm sedangkan sinar visibel memiliki
panjang gelombang = 400-750 nm. Berikut ini adalah tabel kisaran panjang gelombang,
frekuensi, dan spektrum elektromanetik.

Penyerapan Radiasi oleh Molekul
Semua molekul mempunyai komponen energi yang terdiri dari :
1. Translasi ; molekul secara keseluruhan dapat bergerak. Energi yang ada
hubungannya dengan tranlasi disebut energi tranlasional (E
trans
).
2. Vibrasi ; gerakan bagian molekul (atom atau sekelompok atom) yang dapat
bergerak karena berhubungan satu sama lain. Energi yang berhubungan dengan
vibrasi disebut dengan energy vibrasional (E
vibr
)
3. Rotasional ; molekul dapat berotasi pada sumbunya. Energinya disebut energy
rotasional (E
rot
)
4. Elektronik ; suatu molekul yang memiliki konfigurasi elektronik yang
tergantung pada elektronik molekul dan energinya disebut energi elektronik (E
elek
).
Bila dirumuskan maka energi suatu molekul adalah gabungan dari beberapa komponen di
atas.
E = Etrans + Evibr + Erot + Eelek
Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis
Spekra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat digunakan
untuk analisis kuantitatif.
1. Aspek Kualitatif ;
Data spektra UV-Vis bila digunakan secara tersendiri, tidak dapat digunakan unutk
identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi, bila digabung dengan cara lain
seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskoppi massa, maka dapat
digunakan untuk maksud analisis kualitatif suatu senyawa tersebut.
Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis adalah panjang gelombang maksimal,
intensitas, efek, pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat dibandingkan dengan data yang
sudah dipublikasikan.
Dari spektra yang diperoleh dapat dilihat, misalnya :
a. Serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena perubahan pH. Jika berubah bagaimana
perubahannya apakah batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari hipokromik ke
hiperkromik, dsb.
b. Obat-obat yang netral misalnya kafein, kloramfenikol atau obat-obat yang berisi ausokrom
yang tidak terkonjugasi seperti amfetamin, siklizin, dan pensiklidin.
2. Aspek Kuantitatif ;
Suatu berkas radiasi dikenakan pada larutan sampel (cuplikan) dan intensitas sinar radiasi
yang diteruskan diukur besarnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan
jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang per detik.
Serapan dapat terjadi jika foton/radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama
dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Jika sinar
monokromatik dilewatkan melalui suatu lapisan larutan dengan ketebalan db, maka
penurunan intesitas sinar (dl) karena melewati lapisan larutan tersebut berbanding langsung
dengan intensitas radiasi (I), konsentrasi spesies yang menyerap (c), dan dengan ketebalan
lapisan larutan (db). Secara matematis, pernyataan ini dapat dituliskan :
-dI = kIcdb
bila diintergralkan maka diperoleh persamaan ini : I = I
0
e
-kbc

dan bila persamaan di atas diubah menjadi logaritma basis 10, maka akan diperoleh
persamaan :
I = I
0
10
-kbc

dimana : k/2,303 = a , maka persamaan di atas dapa diubah menjadi persamaan :
Log I0/I = abc atau A = abc (Hukum Lambert-Beer)
dimana : A= Absorban
a= absorptivitas
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
Bila Absorbansi (A) dihubungkan dengan Transmittan (T) = I/I0 maka dapat diperoleh A=log
1/T .
Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal
kuvet, dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Tetapi tergantung pada suhu,
pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi.
Pada Hukum Lambert-Beer, terdapat beberapa batasan, antara lain :
1. Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
2. Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang luas yang sama
3. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam
larutan
4. Tidak terjadi peristiwa flouresensi atau fosforisensi
5. Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan.
Salah satu hal yang penting juga diingat adalah untuk menganalisis secara spektrofotometri
UV-Vis diperlukan panjang gelombang maksimal. Adapun beberapa alasan mengapa harus
menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu :
1. Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang
gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap konsentrasi adalah yang
paling besar
2. Di sekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi
tersebut hukum Lambert-Berr akan terpenuhi
3. Jika dilakukan pengukuran ulang, maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan
ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang maksimal.
Demikian sekilas tentang Spektrofotometri UV-Vis serta aspek kualitatif dan kuantitatifnya.
Semoga Anda paham terhadap apa yang Saya jelaskan di atas dan semoga ilmunya
bermanfaat. Terakhir, sesuai dengan tujuan Saya menuliskan artikel ini, Saya mohon doa
Kamu agar Saya berhasil memahami materi tentang spektrofotometri dan bisa lulus dalam
mata kuliah Kimia Analisis ini.
http://nurfaisyah.web.id/spektrofotometri-uv-vis-serta-aspek-kualitatif-dan-
kuantitatifnya.html
Spektofotometri UV-Vis
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang
terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi
secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi
dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih lebih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti
prisma, grating ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang
diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi
melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh
panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang
gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar
terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel
pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan
absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding (Khopkar SM,1990).
Suatu grafik yang menghubungkan antara banyaknya sinar yang diserap dengan frekuensi
(panjang gelombang) sinar merupakan spektrum absorpsi. Transisi yang dibolehkan untuk suatu
molekul dengan struktur kimia yang berbeda adalah tidak sama sehingga spektra absorpsinya
juga berbeda. Dengan demikian, spektra dapat digunakan sebagai bahan informasi yang
bermanfaat untuk analisis kualitatif. Banyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang
tertentu sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi, sehingga spektra absorpsi
juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif ( Rohman, Abdul, 2007).
Semua molekul dapat mengabsorpsi radiasi daerah UV-Vis karena mereka mengandung
elektron, baik sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih
tinggi (Underwood, 2002).
Hukum Lambert Beer
Hukum Lambert Beer digunakan untuk radiasi monokromatik, dimana absorbansi sebanding
dengan tebal medium (b) dan konsentrasi (c) senyawa yang mengabsorbsi. Hal ini dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
A = a.b.c ..(2.1)
Dimana a adalah faktor kesebandingan yang disebut absorptivitas. Besarnya dan ukuran
dari a tergantung pada satuan untuk b dan c. Untuk larutan dari senyawa yang
mengabsorpsi, b sering diberikan dalam centimeter dan c dalam gram per Liter. Maka
absorptivitas dalam satuan L.g
-1
.cm
-1
(Skoog, DA, 1996).
Ketika persamaan (2.1) dinyatakan dalam mol per liter dan tebal medium dalam centimeter,
absorptivitas disebut molar absorptivitas dan diberi simbol khusus yaitu . Jadi, ketika badalah
centimeter dan c dalam mol per Liter maka persamaannya adalah sebagai berikut :
A = .b.c.(2.2)
Dimana dalam satuan L.mol
-1
.cm
-1
(Skoog, DA, 1996).
Keterbatasan Hukum Lambert Beer
Beberapa pengecualian ditemukan untuk menyamaratakan absorbansi sebagai garis lurus. Di sisi
lain, penyimpangan dari perbandingan langsung diantara absorbansi dan konsentrasi
ketika b adalah konstan seringkali ditemukan. Beberapa penyimpangan ini adalah dasar dan
menunjukkan keterbatasan yang nyata dari hukum ini (Skoog, DA, 1996).
Instrumentasi untuk Spektrofotometri
Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur transmitan / absorbans suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu
panjang gelombang tunggal. Komponen utama dari spektrofotometer dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut :

Diagram komponen utama spektrofotometer.
http://kimiafarmasi.wordpress.com/2010/09/02/spektofotometri-uv-vis/#more-90

10
Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan absorbansi dari larutan sampelyang
diukur. Prinsip penentuan spektrofotometer UV-VIS adalah aplikasi dari HukumLambert-
Beer, yaitu:
A = - log T = - log It / Io =

. b . C
Dimana :A = Absorbansi dari sampel yang akan diukurT = TransmitansiI
0
= Intensitas sinar masuk It = Intensitas sinar yang diteruskan

= Koefisien ekstingsib = Tebal kuvet yang digunakanC = Konsentrasi dari sampelPenyebab
kesalahan sistematik yang sering terjadi dalam analisis menggunakanspektrofotometer
adalah:a) Serapan oleh pelarutHal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan
yang berisi matrik selain komponen yang akan dianalisis.b) Serapan oleh kuvetKuvet yang biasa
digunakan adalah dari bahan
gelas
atau
kuarsa
. Dibandingkandengan kuvet dari bahan gelas, kuvet kuarsa memberikan kualitas yang lebih
baik, namuntentu saja harganya jauh lebih mahal. Serapan oleh kuvet ini diatasi dengan
penggunaan jenis,ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk tempat blangko dan sampel.c)
Kesalahan fotometrik normalPada pengukuran dengan absorbans

http://www.scribd.com/doc/86281767/makalah-uv-vis
Jenis Spektrofotometer
Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a) spektrofotometer ultraviolet
b) spektrofotometer sinar tampak
c) spektrofotometer infra merah
d) spektrofotometer serapan atom
(Hadi 2009).
Dari 4 jenis spektrofotometer ini memiliki prinsip kerja yang sama yaitu adanya interaksi
antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.Perbedaannya
terletak pada panjang gelombang yang digunakan.
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari :
sumber cahaya monokromator sel sampel detektor read out (pembaca).


C. Prosedur Kerja Spektrofotometer
Spektrum elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan sifat-sifat yang berbeda.
Kawasan gelombang penting di dalam penelitian biokimia adalah ultra lembayung (UV, 180-
350 nm) dan tampak (VIS, 350-800 nm). Cahaya di dalam kawasan ini mempunyai energi
yang cukup untuk mengeluarkan elektron valensi di dalam molekul tersebut (Keenan 1992).
Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional atau gugus kromofor yang
mengandung elektron valensi dengan tingkat eksutasi rendah. Tiga jenis elektron yang
terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas. Kromofor-kromofor organik seperto karbonil,
alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak.
Panjang gelombang maksimumnya dapat berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan.
Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas nseperti hidroksil,
metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita
absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar dan disertai dengan peningkatan
intensitas (Hart 2003).
Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya discattering. Bila
energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan energi eksitasi dari
molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran absorbansi dalam
spektrofotometer (Aisyah 2009).
Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari
sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya
cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang
kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Hadi 2009)
Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna tertentu. Hal ini
dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan.
Secara kuantitatif, besarnya energi yang diserap oleh zat akan identik dengan jumlah zat di
dalam larutan tersebut. Secara kualitatif, panjang gelombang dimana energi dapat diserap
akan menunjukkan jenis zatnya (Cahyanto 2008).
http://depe22.blogspot.com/2012/05/makalah-spektrofotometer.html


DAFTAR PUSTAKA
http://depe22.blogspot.com/2012/05/makalah-spektrofotometer.html
http://www.scribd.com/doc/86281767/makalah-uv-vis
http://kimiafarmasi.wordpress.com/2010/09/02/spektofotometri-uv-vis/#more-90
http://nurfaisyah.web.id/spektrofotometri-uv-vis-serta-aspek-kualitatif-dan-
kuantitatifnya.html
http://aiifchemist.blogspot.com/2011/01/spektrofotometer-ultra-violetvisibel.html
DAFTAR PUSTAKA
http://wanibesak.files.wordpress.com/2011/07/modul-kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-
dharma-yogyakarta-spektroskopi-uv-vis-spektro-fluorometri-nmr-ms-dan-elusidasi-struktur.pdf

Anda mungkin juga menyukai