Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas kasih dan rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen serta memahami dan mengerti tentang spektrofotometri Uv/Vis dalam
bidang

farmasi.

Namun, dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak

kekurangan. Untuk itu,kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk pennyempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini penulis buat, atas perhatian serta kritik dan sarannya,
kami ucapkan terima kasih

Kendari, Oktober 2014


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Instrumentasi merupakan alat-alat dan piranti yang digunakan untuk
mengukur dan pengendalian dalam suatu system yang lebih besar dan lebih
kompleks. Secara umum instrumentasi mempunyai tiga fungsi utama yaitu
sebagai alat pengukuran, sebagai alat analisa, dan sebagai alat kendali.
Beberapa alat yang berfungsi sebagai alat analisa seperti, Spektrotometer UVVIS, Spektrotometer serapan atom, Spektrotometer Infra Merah, kromatografi
dan X-ray Difraction.
Analisis kimia dengan mempergunakan metoda fisik dalam hal
identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi
dan aditif digunakan untuk plastik dan elastomer. Spektroskopi infra merah,
metoda pengukuran fotometer UV, gas dan liquid kromatografi dan
spektroskopi masa bersama sama dengan dari metoda pengukuran
termoanalisis merupakan alat yang teliti sebagai pilihan untuk analisis
kwalitatif dan kwantitatif bahan.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis
yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan
cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV
dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun
yang lebih berperan adalah elektron yang adapada atom ataupun molekul
yang bersangkutan.
Pada makalah ini, penulis akan membahas salah satu alat tersebut
yaitu Spektrotometer UV-VIS. Dimana Spektrofotometer Uv-Vis merupakan
alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar
tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau
sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan

yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang
terdapat dalam larutan tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari dibuatnya makalah ini antara lain, yaitu:
1. Bagaimana fungsi dari bagian-bagian spektrofotometer Uv/Vis ?
2. Bagaimana cara kerja spektrofotometer Uv/Vis ?
3. Apa keuntungan analisis secara spektrofotometer Uv/Vis ?
1.3. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini antara lain, yaitu:
1. Mengetahui fungsi dari bagian-bagian spektrofotometer Uv/Vis
2. Mengetahui cara kerja spektrofotometer Uv/Vis
3. Mengetahui keuntungan analisis secara spektrofotometer Uv/Vis
1.4. Manfaat
Manfaat dari dibuatnya makalah ini antara lain, yaitu:
1. Untuk mengetahui fungsi dari bagian-bagian spektrofotometer Uv/Vis
2. Untuk mengetahui cara kerja spektrofotometer Uv/Vis
3. Untuk mengetahui keuntungan analisis secara spektrofotometer Uv/Vis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis berarti pemeriksaan sesuatu secara rinci untuk memahami
dengan lebih baik atau menarik kesimpulan dari itu. Analisis kimia melibatkan
prosedur dan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur kimia
komposisi sampel zat, analisis farmasi mengacu pada analisis kimia molekul obat
atau bahan obat dan metabolitnya. Ini terdiri dari estimasi kualitas dan kuantitas
obat dan bahan kimia, yang digunakan dalam farmasi persiapan (Ali, 2012).
Spektrofotometri

UV-Vis

merupakan

salah

satu

teknik

analisis

spektroskopi yang memakai sumber radiasi eleltromagnetik ultraviolet dekat (190380) dan sinar tampak (380-780) dengan memakai instrumen spektrofotometer.
Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai
untuk analisis kuantitatif ketimbang kualitatif (Mulja dan Suharman, 1995: 26).
Spektrofotometer

terdiri

atas

spektrometer

dan

fotometer.

Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang


tertentu dan fotometeradalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditranmisikan
atau yang diabsorpsi. Spektrofotometer tersusun atas sumber spektrum yang
kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan
suatu alat untuk mengukur pebedaanabsorpsi antara sampel dan blangko ataupun
pembanding (Khopkar, 1990: 216).
Spektrofotometri ultra violet-visible dengan menggunakan metode zero
crossing merupakan metode alternatif dalam mengatasi penetapan kadar campuran
dua komponen atau lebih senyawa yang spektrumnya saling tumpang tindih.
Dalam hal ini dilakukan dengan membuat spektra serapan normal, spektra serapan
derivat pertama (Naid, 2011).
Namun ada metode spektrofotometri UV adalah

diusulkan untuk

estimasi tanpa menggunakan hydrotope dalam jumlah besar dan sediaan farmasi
bentuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengembangkan dan

memvalidasi suatu metode analisis dengan menggunakan UV spektrofotometri


untuk estimas dalam jumlah besar dan bentuk sediaan farmasi dan juga
4

melakukan studi degradasi pada obat sesuai pedoman ICH menggunakan metode
diusulkan (Dey, 2010).

BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Spektrofotometri Uv-Vis
Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi cahaya dengan atom
dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai
gelombang. Jika cahaya continue (yaitu cahaya yang terdiri dari semua
panjang gelombang yang mungkin, misal cahaya matahari) dilewatkan
melalui sebuah prisma, cahaya akan terdispersi. Jika panjang gelombang
terdispersi ini dilewatkan melalui sel yang mengandung sampel atom atau
molekul, cahaya yang keluar tidak continue lagi. Beberapa dari gelombang
cahaya berantaraksi dengan dan terabsorpsi oleh atom atau molekul yang
terdapat dalam sel. Panjang gelombang yang hilang dapat dideteksi dengan
menjatuhkan sinar yang keluar dari sel sampai pada pelat fotografi atau alat
pendeteksi lainnya. Cara ini disebut spektroskopi absorpsi dan gambar yang
tercatat adalah spektrum. Suatu garis spektrum adalah panjang gelombang
dimana cahaya telah diabsorpsi.
2.2 Sistem Peralatan Spektrofotometri Uv Vis
1. Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki pancaran
radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber

cahaya pada

spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :


a. Lampu Tungsten (Wolfram), Lampu ini digunakan untuk mengukur
sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengna bola lampu
pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum
radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000 jam
pemakaian
b. Lampu Deuterium Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380
nm. Spektrum energy radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur
sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.

2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis
menjadi

cahaya

tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang

gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :


.a Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin
supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
.b Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi
sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi
akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh
jangkauan spectrum.
.c Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat,
maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang
gelombang yang diharapkan.
.d Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang
diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang
gelombang yang dipilih.
.3 Wadah Sampel (Kuvet)
Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan
kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas
cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energi cahaya dalam
daerah spektral yang diminati: jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa
atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Kuvet (sel ) Adalah
tempat disimpannya larutan sampel yang akan diukur serapannya, kuvet ini
diletakkan pada jalan cahaya dari monokromator.

Adapun syarat khusus yang harus dipenuhi , yaitu :


o Tidak berwarna (agar dapat mentransmisikan semua cahaya)
o Permukaannya sejajar
o Inert (tidak bereaksi terhadap bahan kimia)
o Tidak rapuh
o Tidak menyerap cahaya
o Terbuat dari gelas silikat biasa (kaca korex untuk daerah UV)
o Ukuran diameter 1 cm dengan volume 5ml
o Bentuk sederhana ( persegi panjang atau silinder )
Terdapat berbagai jenis dan bentuk kuvet pada spektrofotometer.
Umumnya pada pengukuran di daerah UV, digunakan kuvet yang terbuat dari
bahan kuarsa atau plexiglass. Kuvet kaca tidak dapat mengabsorbsi sinar uv,
sehingga tidak digunakan pada saat pengukuran di daerah UV. Oleh karena itu,
bahan kuvet dipilih berdasarkan daerah panjang gelombang yang digunakan.
Gunanya agar dapat melewatkan daerah panjang gelombang yang digunakan.
UV : fused silika, kuarsa
Visible : gelas biasa, silika atau plastik
IR : KBr, NaCl, IRTRAN atau kristal dari senyawa ion
Bahan
Panjang gelombang
Silika
150-3000
Gelas
375-2000
Plastik
380-800
Tabel 2 Bahan Kuvet Sesuai Panjang Gelombang
UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel.
Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang
terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang
terbuat dari kaca dan plastik tidak dapat menyerap UV sehingga
penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Cuvet
biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.

.4 Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar
kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan
ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer). Detector dapat
memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai panjang gelombang Ada
beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode
umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultraviolet.
Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa
panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar
melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan
mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap. Jumlah
cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang
melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut
yang digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV.
Pelarut menyerapnya. Tetapi berbeda, senyawa-senyawa akan
menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV.
Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan
air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran
metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang gelombang
yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari
pelarut
5. Visual display/recorder
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi. Penyerapan
sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional atau gugus kromofor
yang mengandung elektron valensi dengan tingkat eksutasi rendah. Tiga jenis
elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas. Kromoforkromofor organik seperto karbonil, alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu
menyerap

sinar

ultraviolet

dan

sinar

tampak.

Panjang

gelombang

maksimumnya dapat berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan.

Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas seperti


hidroksil, metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus kromofor akan mengakibatkan
pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar dan
disertai dengan peningkatan intensitas.
Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua
kemungkinan.

Kemungkinan

pertama

adalah

cahaya

ditangkap

dan

kemungkinan kedua adalah cahaya discattering. Bila energi dari cahaya (foton)
harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan energi eksitasi dari molekul
tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran absorbansi dalam
spektrofotometer.
Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya
monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet
(tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap
oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar
pembaca. Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki
warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah
menyerap energi cahaya yang diberikan. Secara kuantitatif, besarnya energi
yang diserap oleh zat akan identik dengan jumlah zat di dalam larutan tersebut.
Secara kualitatif, panjang gelombang dimana energi dapat diserap akan
menunjukkan jenis zatnya.
2.3 Prinsip Dasar Pengukuran Spektroskopi UV-VIS
Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki
prinsip kerja yang sama yaitu adanya interaksi antara materi dengan
cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Perbedaannya
terletak pada panjang gelombang yang digunakan. Panjang gelombang sinar
ultraviolet (200350 nm) dan sinar tampak (350 800 nm). Serapan cahaya
uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi
elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital
keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.

10

Keadaan dasar suatu molekul organik mengandung elektron-elektron


valensi dalam tiga jenis utama orbital molekul, yaitu orbital sigma (); orbital
pi (); dan orbital elektron bebas (n). Baik orbital maupun orbital
dibentuk dari tumpang tindih dua orbital atom atau hibrid. Oleh karena itu
masing-masing orbital molekul ini mempunyai suatu orbital * atau *
antiikatan yang berkaitan dengannya. Transisi-transisi elektron mencakup
promosi suatu elektron dari salah satu dari tiga keadaan dasar (; ; atau n)
ke salah satu dari dua keadaan eksitasi (* atau *). Terdapat empat transisi
yang mungkin, seperti diagram berikut :
*
*
n

*
< 165 nm

>165 nm

n *

n *

> 185 nm

> 270 nm

Kuantitas energi yang diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik dengan
panjang gelombang radiasi :

E = h = hc / ,

dengan E = energi yang diabsorpsi, dalam erg


h = tetapan Planck , 6,6 x 1027 erg-det
= frekuensi, dalam Hz
C = kecepatan cahaya, 3 x 1010 cm/det
= panjang gelombang, dalam cm
Panjang gelombang cahaya UV atau tampak bergantung pada mudahnya
promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk

11

promosi elektron akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek.
Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang
gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah
tampak (yakni senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah
dipromosikan daripada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV
yang lebih panjang.
* maks = 180 nm

n * maks = 250 nm

150

200

300

maks

Pada kebanyakan transisi * keadaan tereksitasi lebih terkutub


(polar) daripada keadaan dasar. Akibatnya, pada transisi * , dalam pelarut
polar, absorpsi akan bergeser ke panjang gelombang lebih besar. Pergeseran
absorpsi ke panjang gelombang lebih besar disebut efek batokromik (pergeseran
merah). Molekul yang mempunyai elektron bebas (tidak terikat) dapat
berantaraksi dengan pelarut berikatan hidrogen secara lebih baik dalam keadaan
dasar dari pada dalam keadaan tereksitasi. Akibatnya, absorpsi transisi n *
akan bergerak ke panjang gelombang yang lebih kecil dalam pelarut polar, yang
disebut dengan pergeseran hipsokrom (pergeseran biru).
Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya
polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang
tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan
penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu

12

materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah


(eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan
elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron
ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya
inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu
molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron
terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi
suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel
disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya
mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan
sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya
yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur,
yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan
cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu
zat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari gambar terlihat
bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding
cahaya setelah melewati sel sampel

13

Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambertbeer atau Hukum Beer, berbunyi:
Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya)
yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi
eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung
banyaknya cahaya yang hamburkan:

dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:

dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas


cahaya setelah melewati sampel.

Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

A= a . b . c

atau A = . b . c

dimana:
A = absorbansi
b = tebal kuvet ( terkadang digunakan l = tebal larutan)
c = konsentrasi larutan yang diukur

14

= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm)

Absorptivitas molar pada tertentu merupakan suatu nilai yang dapat dihitung
dengan persamaan:
= A /c.
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan
yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1.

Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar
dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).

2.

Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak
dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.

3.

Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal


kuvet) yang sama.

4.

Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya


larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan
cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.

5.

Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan


menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.

15

BAB III
KESIMPULAN

Spektrofotometri merupakan alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer.


Spektrofotometri digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi panjang
gelombang.
Langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan yaitu:
1. Penentuan panjang serapan maksimum
2. Pembuatan kurva kalibrasi
3. Pengukuran konsentrasi sampel
Komponen yang harus ada dalam sebuah spektrofotometer yaitu sumber cahaya
polikromatis, slit, pendispersi, sel sampel, dan detektor.
Hukum yang mendasari spektrofotometer UV/Vis yaitu bila suatu sinar
monokromatis dilewatkan pada suatu media transparan, maka bertambah atau
turunnya intensias sinar yang di teruskan sebanding dengan bertambah tebal dan
kepekatan media tersebut. Berdasarkan hukum Lambert-Beer, diperoleh prinsip
kerja spektrofotometri yaitu bila cahaya monokromatik melalui suatu media, maka
sebagia cahaya tersebut diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi
dipancarkan.

16

2.1 Metodologi Kuantitatif Spektrofotometri UV-VIS


Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi sebagai panjang
gelombang.
Langkah-langkah analisis kuantitatif dengan kurva kalibrasi adalah sebagai
berikut :
2.1 Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (max)
Penentuan max dilakukan pada larutan standar dengan konsentrasi yang
memberikan serapan dengan kesalahan fotometrik terkecil, yaitu sekitar A
= 0,4343. Konsentrasi tersebut dapat dihitung dari nilai absorptivitas
molar () Contoh: Nifedipin dalam metanol pada 235 nm
mempunyai = 21.590

17

2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi


Kurva Kalibrasi dibuat dengan menyiapan sederetan larutan standar dan
serapan masing-masing larutan itu diukur pada panjang gelombang
maksimum.
Contoh: Larutan standar nifedipin BPFI 4, 6, 8, 10 dan 12 mcg/mL dalam
metanol diukur pada max 235 nm (Sirait, 2009)

Kurva kalibrasi nifedipin BPFI


Perhitungan Persamaan Regresi Nifedipin BPFI (Sirait, 2009)

18

Persamaan garis regresi: Y = 0,052807 X + 0,002798


2.1 Pengukuran konsentrasi larutan sampel
Larutan sampel dibuat dengan cara melarutkan sampel dalam pelarut yang sama
dengan pelarut untuk pembuatan kurva kalibrasi dan dengan konsentrasi yang
diperkirakan mempunyai serapan sekitar A = 0,4343. Kemudian serapan diukur
pada max dan hasilnya dimasukkan ke Persamaan Regresi sehingga diperoleh
kadar larutan sampel.
Contoh: Absorban larutan serbuk tablet Adalat dalam metanol = 0,4625 (Sirait,
2009).
Persamaan garis regresi: Y = 0,052807 X + 0,002798
0,4625 = 0,052807 X + 0,002798
X = 8,70532315791467 mcg/mL
Jadi kadar larutan nifedipin = 8,7 mcg/mL
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna
Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna,
maka larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang
berwarna. Kecuali apabila diukur dengan menggunakan lampu UV.
2. Panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang
mempunyai absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn
gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang
gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap satuan konsentrasi adalah
yang paling besar. Selain itu disekitar panjang gelombang maksimal, akan

19

terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat


terpenuhi. Dan apabila dilakukan pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan
kecil sekali.
3. Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya

yang

dipancarkan dan cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum
elektromagnetik yang diabsorb oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa yang terbentuk.
Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban
pada spektrofotometer agar pengukuran yang di dapatkan lebih teliti.

20

Anda mungkin juga menyukai