Anda di halaman 1dari 6

I.

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Menentukan persamaan garis regresi linier.

2. Menentukan kadar zat tunggal memakai Hukum Lambert Beer dan memakai
persamaan garis regresi linier

II. PRINSIP PRAKTIKUM

Larutan sampel dikenai radiasi elektromagnetik, sehingga menyerap energi / radiasi


Terjadi interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi (atom/molekul). Jumlah
intensitas radiasi yang diserap oleh larutan sampel dikonversi dengan konsentrasi analit Data
kuantitatif

III. DASAR TEORI

Parasetamol merupakan bagian obat yang dikenal dengan nama “analgetik anilin”.
Ini hanya salah satu contoh obat yang sering digunaan saat ini. Menurut beberapa sumber
obat ini diklasifikasikan dalam obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) dan menurut
sumber lain juga tidak diklasifikasikan dalam obat golongan NSAID. Paracetamol
(C8H9NO2) juga disebut asetaminofen adalah 4’-hidroksiasetanilida dan merupakan
turunan aniline. Obat ini tersedia dalam formulasi yang berbedabeda dan digunakan
secara luas untuk meningkatkan efisiensi dan toleransi, menurunkan efek yang kurang
baik dan toksisitas dari substansi obat lain.

Berikut merupakan gambar struktur parasetamol Parasetamol di kenal dengan


nama lain asetaminofen merupakan turunan para aminofenol yang memiliki efek
analgesik serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga
juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis
prostaglandin yang lemah. Penggunaan parasetamol mempunyai beberapa keuntungan
dibandingkan dengan derivat asam salisilat yaitu tidak ada efek iritasi lambung, gangguan
pernafasan, gangguan keseimbangan asam basa. Di Indonesia penggunaan parasetamol
sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan asam salisilat (Gunawan et
al, 2007). Namun penggunaan dosis tinggi dalam waktu lama dapat menimbulkan efek
samping methemoglobin dan hepatotoksik.

Adapun struktur kimia dari parasetamol


Gambar 2.1 Struktur Kimia Parasetamol

Metode Analisis Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan


pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang
digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu
senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun
absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi.
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu instrumen yang biasa
digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum
digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa
kimia, serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel .Sesuai dengan namanya
spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometer UV dan
Visible. Pada spektrofotometer UV-Vis menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda
yakni sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.

Spektrofotometer UV-Vis merupakan spektrofotometer berkas ganda sedangkan


pada spektrofotometer VIS ataupun UV termasuk spektrofotometer berkas tunggal.
Pada spektrofotometer berkas ganda blanko dan sampel dimasukan atau disinari
secara bersamaan, sedangkan spektrofotometer berkas tunggal blanko dimasukan
atau disinari secara terpisah.Kini spektrofotometer yang digunakan hanya menggunakan
satu lampu sebagai sumber cahaya. Lampu yang digunakan sebagai sumber cahaya
yaitu photodiode yang telah dilengkapi monokromator. Monokromator disini berfungsi
untuk mengubah cahaya yang berasal dari sumber cahaya sehingga diperoleh cahaya
hanya dengan satu jenis panjang gelombang

KOMPONEN SPEKTROFOTOMETER
1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan b
erbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer

 UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen

 VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram

 UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator.

 Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.

2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah


cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis mo
nokromator yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma dan filter optik.

Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangk
an filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya
lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai de
ngan jenis pemeriksaan.

3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel

– UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya t
erbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualit
as yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV
sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Cuvet biasanya b
erbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.

– IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua l
empeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel natrium
klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika samp
el yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya me
njadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :

 Kepekaan yang tinggi

 Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

 Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.


 Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

 Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Macam-macam detektor :

 Detektor foto (Photo detector)

 Photocell, misalnya CdS.

 Phototube

 Hantaran foto

 Dioda foto

 Detektor panas

5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik ya
ng berasal dari detektor.

Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri

Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis) m


engenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap.
Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap
atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu mol
ekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu ener
gi.

 Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron da
ri keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi ele
ktronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dala
m atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangk
an gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelomb
ang radio.

Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu sua
tu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan caha
ya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian aka
n diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai
permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah I
t /I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). P
roses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berik 

   Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang digu
nakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:

1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan p
anjang gelombang tunggal (monokromatis).

2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh
molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.

3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang s
ama.

4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang di


ukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partike
l koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.

5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu


kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.

            Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan


spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:

1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.

2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun
kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.

3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).

Spektrofotometri UV-Visible dapat digunakan untuk penentuan terhadap samp


el yang berupa larutan, gas, atau uap. Pada umumnya sampel harus diubah menjadi suatu
larutan yang jernih Untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persy
aratan pelarut yang dipakai antara lain:

1. Harus melarutkan sampel dengan sempurna

2. Pelarut yang dipakai tidak mengandung ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur
molekulnya dan tidak berwarna (tidak boleh mengabsorpsi sinar yang dipakai oleh samp
el.

3. . Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis

4. Kemurniannya harus tinggi.

Pada umumnya terdapat dua tipe instrumen spektrofotometer, yaitu single-beam d


an double-beam.Single-beam instrument, dapat digunakan untuk kuantitatif dengan men
gukur absorbansi pada panjang gelombang tunggal. Single-beam instrument mempunyai
beberapa keuntungan yaitu sederhana, harganya murah, dan mengurangi biaya yang ada
merupakan keuntungan yang nyata. Beberapa instrumen menghasilkan single-beam instr
ument untuk pengukuran sinar ultra violet dan sinar tampak. Panjang gelombang paling r
endah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800 sampai 1000 nm. Double
beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190 sampai 750 nm. Double-bea
m instrument,mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan cermin yang berbentuk
V yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati larutan blanko dan sinar kedua se
cara serentak melewati sampel. (Suharti T,2017).

Sumber sinar polikromatis, untuk sinar UV adalah lampu deuterium, sedangkan si


nar Visibel atau sinar tampak adalah lampu wolfram. Monokromator pada spektrometer
UV-Vis digunakaan lensa prisma dan filter optik. Sel sampel berupa kuvet yang terbuat d
ari kuarsa atau gelas dengan lebar yang bervariasi. Detektor berupa detektor foto atau det
ektor panas atau detektor dioda foto, berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari s
ampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. (Suharti T,2017).

Anda mungkin juga menyukai