DOSEN PEMBIMBING:
NIM : P07134120059
KELAS :B
A. SPEKTROFOTOMETER
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan
cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca
atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilserap sebanding dengan konsentrasi larutan
di dalam kuvet.
B. JENIS SPEKTROFOTOMETER
Pada jenis spektrofotometer single-beam, cahaya hanya melewati satu arah sehingga
nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari larutan yang dimasukan. Sedangkan pada
jenis spektrofotometer double-beam, nilai blanko dapat langsung diukur bersamaan dengan
larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama.
Namun sesuai dengan perkembangan serta kebutuhan ilmu pengetahuan, ada beberapa
jenis spektrofotometer dilihat dari metode analisis yang digunakan. Adapun jenis
spektrofotometer dilihat dari metode analisisnya adalah meliputi spektrofotometer UV-Vis,
spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti (RMI), spektrofotometer infra merah dan
spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
1. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer merupakan alat atau instrument yang dilengkapi dengan sumber cahaya
(gelombang elektromagnetik), baik cahaya UV (ultra violet) ataupun cahaya tampak (visible).
Masing-masing cahaya pada spektrofotometer berguna untuk menangkap objek dengan
panjang gelombang yang berbeda.
Jenis Spektrofotometer UV-VIS adalah salah satu alat analisis yang sering digunakan dan
paling banyak tersedia. LabSatu juga menjual Spektrofotometer UV-VIS dengan harga yang
kompetitif. Kelebihan metode ini adalah dapat digunakan untuk sampel berwarna maupun
untuk sampel tak berwarna.
Aplikasi spektrofotometri infra merah sangat luas, baik untuk analisis kualitatif
maupun kuantitatif. Fungsi utama spekstrofotometer infra merah adalah untuk identifikasi
senyawa organik karena spektrumnya sangat kompleks, terdiri dari banyak puncak-puncak.
Selain itu, spektrum infra merah dari senyawa organik mempunyai sifat fisik yang
karakteristik. Hal tesebut berarti bahwa sangat kecil kemungkinan dua senyawa mempunyai
spektrum yang sama. Ketika molekul terkena radiasi elektromagnetik, maka daerah infra
merah akan bervibrasi atau berputar dengan vibrasi yang berbeda antara molekul satu dengan
lainnya.
Komponen jenis spektrofotometer infra merah (IR) terdiri dari lima bagian pokok
yaitu sumber radiasi, wadah sampel, monokromator, detektor, dan rekoder. Spektrofotometer
infra merah dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu spektrofotometer IR dengan berkas tunggal
(single-beam) dan berkas ganda (double-beam).
3. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Salah satu alat yang dapat digunakan dalam metode analisis penentuan unsur-unsur logam
adalah jenis Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Jenis spektrofotometer ini pertama kali
dikembangkan dan diperkenalkan pada tahun 1955 oleh tim peneliti kimia Australia yang
dipimpin Alan Walsh di CSIRO (Commonwealth Science and Industry Research
Organization), Australia. Dia bersama dua rekannya, Alkemade dan Milatz (1955)
mempublikasikan beberapa jenis nyala yang dapat digunakan sebagai sarana untuk atomisasi
sejumlah unsur. Atas jasanya inilah, para ilmuwan tersebut dinobatkan sebagai “Bapak
Spektrofotometer Serapan Atom“.
Alat ini terbilang relatif sederhana, selektif, dan sangat sensitif. Prinsip kerja SSA adalah
penyerapan sinar dari sumbernya oleh atom-atom yang dibebaskan oleh nyala dengan
panjang gelombang tertentu. Spektrometri Serapan Atom (SSA) dalam kimia analitik dapat
diartikan sebagai suatu teknik untuk menentukan konsentrasi unsue logam tertentu dalam
suatu cuplikan. Teknik pengukuran ini dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi lebih
dari 62 jenis unsur logam.
4. Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti (NMR)
Resonansi Magnetik Inti (RMI) atau Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah
satu metode analisis untuk menentukan struktur molekul dari komponen alami dan sintetik,
kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia. Jenis spektrofotometer ini merupakan
metode analisis yang paling mudah digunakan pada kimia modern. Spektrokopi NMR
khususnya digunakan pada studi molekul organik karena biasanya membentuk atom hidrogen
dengan jumlah yang sangat besar dan mengetahui inti atom yang spesifik.
Fenomena Resonansi Magnetik Inti (RMI) atau Nucleic Magnetic Resonance (NMR)
pertama kali diperkenalkan oleh dua kelompok fisikawan asal USA yang bekerja secara
terpisah, yaitu Edward Purcell dari Harvard University dan Felix Bloch dari Standford
University.
Pada tahun 1946, Blonch dan Purcell menemukan bahwa inti atom berorientasi terhadap
medan magnet. Setiap proton di dalam molekul yang sifat kimianya berbeda akan
memberikan garis-garis resonansi orientasi magnet yang berbeda. Penggunaan jenis
spektrofotometer NMR berkembang dengan cepat. Pada tahun 1960, teknik ini sudah menjadi
metode yang penting untuk elusidasi struktur.
1. Larutan yang diukur tidak berwarna dan menggunakan sumber lampu deuterium.
2. Mula-mula pengukuran dilakukan dengan mengukur zero base yang dilakukan dengan
mengukur blanko.
3. Setelah itu, dilanjutkan dengan mencari panjang gelombang maksimum dengan cara
mengukur salah satu deret standar yang telah dibuat.
4. Panjang gelombang maksimum dapat terbaca.
Contoh gambar:
Berdasarkan hukum Beer absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi, karena b
atau harganya 1 cm dapat diabaikan dan ɛ merupakan suatu tetapan. Artinya konsentrasi
makin tinggi maka absorbansi yang dihasilkan makin tinggi, begitupun sebaliknya
konsentrasi makin rendah absorbansi yang dihasilkan makin rendah.
Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan linear (A≈C) apabila nilai
absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 ≤ A ≥ 0,8) atau sering disebut sebagai daerah berlaku
hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi yang diperoleh lebih besar maka hubungan antara
absorbansi versus konsentrasi dapat dilihat pada gambar.
Gambar kurva hubungan absorbansi vs konsentrasi
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun
kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.tokopedia.com/search?st=product&q=spektrofotometer%20Hitachi (diakses
tanggal 13 Februari 2021).