Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mengetahui cara analisa kadar obat spektrofotometri UV/Vis.
2. Mahasiswa dapat menghitung konsentrasi larutan standar dalam satuan
ppm.
3. Mahasiswa dapat menghitung kadar obat dengan metode
spektrofotometri UV/Vis.
B. Prinsip Percobaan
Berdasarkan perbandingan serapan sampel terhadap serapan larutan
standar sebagai kurva baku.
C. Latar Belakang
Spektrofotometer adalah alat untuk mengkur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, tiap media akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna
yang terbentuk (Cairns, 2009)
Spektrofotometer UV-VIS adalah pengukuran serapan cahaya di
daerah ultraviolet (200-350nm) dan sinar tampak (350-800nm) oleh suatu
senyawa. Serapan cahaya UV atau VIS (cahaya tampak) mengakibatkan
transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadan dasar
yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih rendah.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga
sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi
dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik
kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal
Penetapan kadar dengan metode UV yang terlebih dahulu harus
dietahui adalah panjang gelombang sampel yang akan ditentukan kadarnya
serta konsentrasi larutan dalam bentuk ppm.
Sampel yang akan diuji yaitu paracetamol dengan panjang gelombang
247 nm. Panjang gelombang maksimum tersebut menunjukkan bahwa

153
serapana paracetaol berada pada daerah UV karena masuk rentan panjang
gelombang 200-400 nm.

154
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Spektrofotometer adalah alat untuk mengkur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, tiap media akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna
yang terbentuk (Cairns, 2009)
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari
cahaya tersebut akan di serap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi
dari cahaya yang di serap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam
kuvet(Sastrohamidjojo, 2007)
Spektrofotometer UV-VIS adalah pengukuran serapan cahaya di
daerah ultraviolet (200-350nm) dan sinar tampak (350-800nm) oleh suatu
senyawa. Serapan cahaya UV atau VIS (cahaya tampak) mengakibatkan
transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadan dasar
yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih rendah.
1. Bagian-bagian Spektrofotometer
a. Sumber cahaya
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran
energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang
tertentu (Day, 2002). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang
gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible)
mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang
dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai
untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis
sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari
analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban

155
pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum
Lambert-Beer (Rohman, 2007).
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk
menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen
panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang berbeda
(terdispersi).
c. Detektor
Peranan detektor penerma adalah memberikan respon
terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan
mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan
ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum atau angka
digital. Mengukur trasmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk
menentukan konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-
Beer.
Spektrofotometer akan mengukur intesitas cahaya melewati
sampel, dan membandingkan ke intesitas cahaya sebelum melewati
sampel. Rasio disebut transmitans dan biasanya digunakan dalam
presentase.
d. Mikroprosesor
Mikroprosesor dan output software dari kalibrator dapat
disimpan dan konsentrasi sampel yang tidak diketahui secara
otomatis dapat dihitung (KEMENKES,2010).
e. Piranti pembaca
Fungsinya adalah membaca sinyal listrtik dari detector
dimana data digambarkan dalam bentuk yang bisa diinterprestasikan
atau disajikan pada display yang dapat dibaca oleh pemeriksa
(KEMENKES,2010).
2. Prinsip spektrofometer
Prinsip kerja spektrofotometer adalah penyerapan cahaya pada
panjang gelombang tertentu oleh bahan yang diperiksa. Tiap zat memiliki

156
absorbansi pada panjang gelombang tetentu yang khas. Panjang
gelombang dengan absorbansi tertinggi digunakan untuk mengukur kadar
zat yang diperiksa. Banyaknya cahaya yang diabsorbsi oleh zat berbanding
lurus dengan kadar zat. Memastikan ketepatan pengukuran, kadar yang
hendak diukur dibandingkan terhadap kadar yang diketahui (standar).
Setelah dimasukan blangko (KEMENKES, 2010)
3. Jenis-jenis Spektrofotometer
Spektrofotometer memiliki 2 tipe yaitu spektrofotometer sinar
tunggal dan spektrofotometer sinar ganda. Spektrofotometer sinar tunggal
biasanya dipakai untuk kawasan spectrum ultraungu dan cahaya yang
terlihat. Spektrofotometer sinar ganda dapat dipergunakan baik dalam
kawasan ultraungu dan cahaya yang terlihat maupun dalam kawasan
inframerah (Ganjar, 2007).
a. Singel Beam
Single-Beam instrument dapat digunakan untuk kuantitatif
dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang tunggal.
Pengukuran sampel dan larutan blangko atau standar harus dilakukan
secara bergantian dengan sel yang sama (Suharti T,2013)
b. Double Beam
Spektrofotometer memiliki berkas sinar ganda, sehingga dalam
pengukuran absorbansi tidak perlu bergantian antara sampel dan
larutan blangko, spektrofotometer double bean memakai absorbansi
(A) otomatis sebagai fungsi panjang gelombang (Suhartati T, 2013)
Berbagai bahan yang digunakan untuk pembuatan kuvet seperti kaca,
plastik hingga kuarsa. Bentuk kuvet juga bernmacam macam. Kuvet
berbentuk jajaran genjang lebih tepat untuk pengukuran karena cahaya akan
jatuh dengan sudut tegak lurus pada permukaan kuvet. pemeriksaan yang
memerlukan UV sebaiknya kuvet dari kwartz. Diameter standar kuvet adalah
1 cm. (KEMENKES, 2010).
Berbagai jenis bahan kuvet yang sering digunakan dilaboratorium
yaitu kuvet gelas dan kuvet plastik. Kuvet gelas adalah kuvet yang terbuat

157
dari kaca dan dapat digunakan berulang-ulang, namun pada pengukuran
didaerah UV hanya dapat digunakan kuvet yang terbuat dari bahan kuarsa,
karena kuvet yang terbuat dari kaca tidak dapat mengabsorbsi sinar UV
sehingga tidak dapat digunakan pada saat pengukuran di daerah UV. Bahan
kuvet dipilih berdasarkan daerah panjang gelombang yang digunakan.
Sedangkan kuvet plastik adalah kuvet yang terbuat dari plastik dan
merupakan disposable atau sekali pemakaian. Wadah sampel yang baik
terbuat dari bahan gelas dan plastik, dan khusus untuk sampel yang mudah
bereaksi dengan plastik, maka harus menggunakan wadah yang terbuat dari
bahan gelas (Sastrohamidjojo, 2007).
Kuvet harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Tidak berwarna sehingga dapat mentrasmisikan semua cahaya.
2) Permukaan secara optis harus benar-benar sejajar.
3) Tidak bereaksi terhadap bahan-bahan kimia.
4) Tidak boleh rapuh.
5) Mempunyai bentuk (desain) yang sederhana.
Macam-macam kuvet, berbagai jenis bahan kuvet yang sering
digunakan di laboratorium yaitu kuvet gelas dan kuvet plastik. Kuvet gelas
adalah kuvet yang terbuat dari kaca dan dapat digunakan berulang-ulang,
namun pada pengukuran di daerah UV hanya dapat digunakan kuvet yang
terbuat dari bahan kuarsa, karena kuvet yang terbuat dari kaca tidak dapat
mengabsorbsi sinar UV sehingga tidak dapat digunakan pada saat pengukuran
di daerah UV. Bahan kuvet dipilih berdasarkan daerah panjang gelombang
yang digunakan. sedangkan kuvet plastik adalah kuvet yang terbuat dari
bahan plastik dan merupakan disposable/sekali pemakaian. Wadah sampel
yang baik terbuat dari bahan gelas dan palstik, dan khusus untuk sampel yang
mudah bereaksi dengan palstik, maka harus menggunakan wadah yang
terbuat dari bahan gelas (Sastrohamidjojo, 2007).
Ada beberapa jenis kuvet yang umum digunakan; setiap tipe memiliki
panjang gelombang berbeda yang dapat digunakan di mana transparansi
melebihi 80%:

158
a) Kaca optis, memiliki jangkauan panjang gelombang optik 340-2,500nm
yang mentransmisikan lebih dari 80% cahaya bersama dengan toleransi
pencocokan 1% pada 350nm.
b) Plastik, dengan panjang gelombang yang dapat digunakan pada 380
hingga 780 nm (spektrum tampak).
c) Kuarsa leburan, dengan panjang gelombang di bawah 380 nm (spektrum
ultraviolet).
d) Kuarsa UV, dengan panjang gelombang yang dapat digunakan pada 190-
2,500 nm, dan toleransi pencocokan 1% pada 220 nm.
e) Kuarsa ES, dengan panjang gelombang yang dapat digunakan pada 190
hingga 2,000 nm, dan toleransi pencocokan 1% pada 220 nm. Kuarsa IR,
dengan panjang gelombang yang dapat digunakan pada 220 hingga 3,500
nm, dan toleransi pencocokan 1% pada 2,730 nm
(www.biocompare.com.2016).
Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca
atau plastic yang dapat menahan perubahan tempertur dan tahan terhadap
reaksi kimia. Tabung reaksi ada yang dilengkapi dengan tutup dan ada juga
yang tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran tergantung kebutuhan. Tabung
reaksi disebut juga Test tube atau Culture tube. Culture tube adalah tabung
tabung reaksi tanpa bibir yang biasanya digunakan untuk pembiakan
mikroorganisme dalam medium cair. Fungsi tabung reaksi antara lain adalah :
1) Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
2) Sebagai tempat reaksi kimia dalam skala kecil
3) Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair
Seperti namanya, fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat dimana
kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium. Alat ini terbuat dari bahan
kaca sehingga proses reaksi kimia didalam tabung ini dapat terlihat jelas
analis. Tabung ini juga mempunyai sifat tahan terhadap panas / api, karena
seperti kita ketahui beberapa proses reaksi kimia berjalan dengan
membutuhkan panas.

159
B. Uraian Bahan
1. NaOH (Farmakope indonesia edisi III, halaman 412)
Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Rumus Kimia : NaOH
Berat Molekul : 40,00
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P.
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau
keeping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan
susunan hablur, putih, mudah meleleh basah.
Sangat alkalis dan korosif, segera menyerap
karbondioksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat pelarut
2. Aquadest (Farmakope indonesia edisi III, halaman 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18,02
Kelarutan : Larut dalam etanol dan gliserol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Paracetamol (Farmakope indonesia edisi III, halaman 37)
Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama Lain : Paracetamol, asetaminofen
Rumus Kimia : C8H9NO2
Berat Molekul : 151,16
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol

160
(95%) P; dalam 13 bagian aseton, dalam 40 bagian
gliserin.
Pemerian : Hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari
cahaya
Kegunaan : Sebagai zat uji (sampel)

161
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 01 Desember 2022
Waktu : 13.00-Selesai
Tempat : Di Laboratorium ITKeS Muhammadiyah Sidrap
B. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan
1. Buret 50 ml 1 buah
2. Erlemeyer 250 ml 10 buah
3. Gelas kimia 100 ml 2 buah
4. Gelas ukur 10 ml 1 buah
5. Gelas ukur 50 ml 1 buah
6. Labu ukur 50 ml 2 buah
7. Seperangkat spektofotometri UV/Vis 1 set
8. Statik 1 buah
9. Timbangan 1 buah
1 Lumpang dan Stamper 1 buah
0
b. Bahan yang digunakan
1. Tablet paracetamol 10 tablet
2. Larutan NaOH 0,1 N Secukupnya
3. Paracetamol murni 50 mg
C. Cara Kerja
a. Pembuatan larutan baku
1. Ditimbang saksama 50 mg baku Paracetamol, masukkan kedalam
labu ukur 50 ml
2. Ditambahkan 25 ml NaOH 0,1 N kocok sampai larut, cukupkan
volumenya hingga tanda.

162
3. Diukur 5 ml larutan tersebut masukkan kedalam labu ukur 50 ml,
encerkan dengan NaOH 0,1 N hingga tanda.
4. Dimasukkan larutan tersebut kedalam buret
5. Diukur larutan tersebut masing-masing 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5
ml, masukkan kedalam labu ukur 50 ml, kemudian cukupkan
volumenya hingga tanda.
6. Dituang ke dalam erlemeyer dan beri label berdasarkan perbedaan
konsentrasinya.
b. Penyiapan sampel
1. Digerus tablet Paracetamol sebanyak 10 tablet, hingga halus
2. Ditimbang saksama 50 mg Paracetamol, masukkan kedalam labu
ukur 50 ml
3. Ditambahkan 25 ml NaOH 0,1 N kocok sampai larut, cukupkan
volumenya hingga tanda.
4. Diukur 5 ml larutan tersebut masukkan kedalam labu ukur 50 ml,
encerkan dengan NaOH 0,1 N hingga tanda.
5. Dimasukkan larutan tersebut kedalam buret
6. Diukur larutan tersebut masing-masing 3 ml, 4 ml, dan 5 ml,
masukkan kedalam labu ukur 50 ml, kemudian cukupkan volumenya
hingga tanda.
7. Dituang kedalam erlemeyer dan beri label berdasarkan perbedaan
konsentrasinya
c. Melakukan Uji Menggunakan spektrofotometer UV/Vis
1. Disiapkan sampel yang akan di uji menggunakan alat UV/VIS
2. Dinyalakan alat UV/VIS lalu di atur gelombang ambsorbansinya.
3. Dibilas kuvet dengan sampel yang akan di uji, lalu isi kuvet dengan
semple hingga penuh
4. Dimasukkan ke dalam alat UV/VIS
5. Ditarik tuas alat UV/VIS catat gelombang ambsorbansinya.

163
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

A. Larutan Baku
1. Skema Pengenceran
Larutan baku paracetamol yang dibuat dengan menggunakan
Paracetamol yang ditimbang sebanyak 50 mg, kemudian dilarutkan
dalam NaOH 0,1 N sebanyak 50 ml, sehingga larutan ini memiliki
konsentrasi dalam ppm sebesar:
Massa zat terlarut (mg)
ppm =
Volume larutan (L)
50 mg
ppm =
0,05 L
ppm = 1000 ppm
Jadi konsentrasi larutan baku induk Paracetamol adalah 1000
ppm. Kemudian larutan tersebut diencerkan lagi dengan memipet 5 ml
larutan Paracetamol 1000 ppm, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 50
ml dan cukupkan volumenya hingga tanda.
V1 ∙ ppm1 = V2 ∙ ppm2
5 ∙ 1000 = 50 ∙ ppm2
5000
ppm2 =
50
ppm2 = 100 ppm
Jadi konsentrasi larutan baku induk yang sudah diecerkan adalah
100 ppm
2. Perhitungan Konsentrasi Larutan Baku
Dipipet lagi larutan baku Paracetamol 100 ppm masing-masing
dengan volume 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml. Berdasarkan konsentrasi
di atas diencerkan larutan tersebut. Dengan masing-masing konsentrasi
dalam ppm sebagai berikut:

164
a. Larutan baku 1 ml
V1 ∙ ppm1 = V2 ∙ ppm2
1 ∙ 100 = 50 ∙ ppm2
100
ppm2 =
50
ppm2 = 2 ppm
Jadi konsentrasi larutan baku paracetamol 1 ml yang
dilarutkan hingga 50 ml dengan NaOH 0,1 N adalah 2 ppm.
b. Larutan baku 2 ml
V1 ∙ ppm1 = V2 ∙ ppm2
2 ∙ 100 = 50 ∙ ppm2
200
ppm2 =
50
ppm2 = 4 ppm
Jadi konsentrasi larutan baku Paracetamol 2 ml yang
dilarutkan hingga 50 ml dengan NaOH 0,1 N adalah 4 ppm.
c. Larutan baku 3 ml
V1 ∙ ppm1 = V2 ∙ ppm2
3 ∙ 100 = 50 ∙ ppm2
300
ppm2 =
50
ppm2 = 6 ppm
Jadi konsentrasi larutan baku paracetamol 3 ml yang
dilarutkan hingga 50 ml dengan NaOH 0,1 N adalah 6 ppm.
d. Larutan baku 4 ml
V1 ∙ ppm1 = V2 ∙ ppm2
4 ∙ 100 = 50 ∙ ppm2
400
ppm2 =
50
ppm2 = 8 ppm

165
Jadi konsentrasi larutan baku paracetamol 1 ml yang
dilarutkan hingga 50 ml dengan NaOH 0,1 N adalah 8 ppm.
e. Larutan baku 5 ml
V1 ∙ ppm1 = V2 ∙ ppm2
5 ∙ 100 = 50 ∙ ppm2
500
ppm2 =
50
ppm2 = 10 ppm
Jadi konsentrasi larutan baku paracetamol 5 ml yang
dilarutkan hingga 50 ml dengan NaOH 0,1 N adalah 10 ppm.
3. Data Pengukuran Serapan Lautan Baku
Konsentrasi
No. Serapan
(ppm)
1. 2 ppm 0,508
2. 4 ppm 0,510
3. 6 ppm 0,519
4. 8 ppm 0,522
5. 10 ppm 0,523
Tabel 7.1: Data serapan larutan baku.
4. Penentuan Persamaan Garis Regensia Kurva Baku
Berdasarkan data absorbansi yang diperoleh, maka persamaan garis
regensia kurva baku adalah sebagai berikut.

166
0.525
f(x) = 0.0021 x + 0.5038
R² = 0.913043478260872
0.52

0.515
Absorbansi

0.51

0.505

0.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Konsentrasi (ppm)

B. Penetapan Kadar
1. Sekema Pengenceran
Larutan Tablet Paracetamol yang dibuat dengan menggunakan
Paracetamol yang yang sudah digerus kemudian ditimbang sebanyak 50
mg, lalu dilarutkan dalam NaOH 0,1 N sebanyak 50 ml. Kemudian
diencerkan lagi dengan mengencerkan larutan tersebut dengan memipet 5
ml, lalu dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml dan cukupkan volumenya
hingga tanda dengan NaOH 0,1 N. Kemudian larutan ini diencerkan
dengan memipet 3 ml, 4 ml, dan 5 ml, lalu dilarutkan didalam labu ukur
dan dicukupkan volumenya hingga 50 ml.
2. Data Pengukuran Serapan Larutan Sampel
No
Volume (ml) Serapan
.
1. 3 ml 0,518
2. 4 ml 0,521
3. 5 ml 0,522
Tabel 7.2: Data serapan larutan sampel
3. Perhitungan Kadar Sampel
a. Pengenceran 3 ml
Berdasarkan persamaan garis regensia diperoleh absorbansi
atau “Y = 0,002x + 0,503”, sehingga konsentrasi atau “x” dapat

167
dihitung. Dimana y atau absorbansi pada pengenceran sample 3 ml
adalah 0,518.
y = 0,002x + 0,503
0,51 = 0,002x + 0.503
8
0,518 – 0,503
x =
0,002
x = 7,5 ppm
Jadi konsentrasi larutan dengan absorbansi 0,518 adalah 7,5 ppm.
b. Konsentrasi larutan 4 ml
Berdasarkan persamaan garis regensia diperoleh absorbansi
atau “Y = 0,002x + 0,503”, sehingga konsentrasi atau “x” dapat
dihitung. Dimana y atau absorbansi pada pengenceran sample 4 ml
adalah 0,521.
y = 0,002x + 0,503
0,52 = 0,002x + 0,503
1
0,521 – 0,503
x =
0,002
x = 9 ppm
Jadi konsentrasi larutan dengan absorbansi 0,521 adalah 9 ppm.
c. Konsentrasi larutan 5 ml
Berdasarkan persamaan garis regensia diperoleh absorbansi
atau “Y = 0,002x + 0,503”, sehingga konsentrasi atau “x” dapat
dihitung. Dimana y atau absorbansi pada pengenceran sample 5 ml
adalah 0,522.
y = 0,002x + 0,503
0,52 = 0,002x + 0,503
2
0,522 – 0,503
x =
0,002

168
x = 9,5 ppm
Jadi konsentrasi larutan dengan absorbansi 0,522 adalah 9,5 ppm.

169
BAB V
PEMBAHASAN

Spektrofotometer adalah alat untuk mengkur transmitan atau absorban


suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, tiap media akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna
yang terbentuk (Cairns, 2009)
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu
pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya
tersebut akan di serap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya
yang di serap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam
kuvet(Sastrohamidjojo, 2007)
Pada percobaan kali ini dengan menggunakan larutan baku induk
Paracetamol yang ditimbang sebanyak 50 mg, kemudian dilarutkan dalam NaOH
0,1 N, sehingga larutan ini memiliki konsentrasi 1000 ppm. Larutan induk ini
kemudian diencerkan dengan memipet 5 ml dan dimasukkan kedalam labu ukur
50 ml dan dicukupkan volumenya hingga tanda, larutan ini memiliki konsentrasi
100 ppm. Diencerkan lagi menjadi masing-masing 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5
ml, lalu dimasukka dalam labu ukur 50 ml dan dicukupkan volumenya hingga
tanda. Setelah dilakukan pengukuran absorbansi didapatkan.
Larutan 1 ml dengan konsentrasi 2 ppm memiliki absorbansi 0,508, larutan
2 ml dengan konsentrasi 4 ppm memiliki absorbansi 0,510, larutan 3 ml dengan
konsentrasi 6 ppm memiliki absorbansi 0,519, larutan 4 ml dengan konsentrasi 8
ppm memiliki absorbansi 0,522, dan larutan 5 ml dengan konsentrasi 10 ppm
memiliki absorbansi 0,523. Dari data tersebut diketahui nilai “y = 0,002x + 0,503”
ini merupakan nilai absorbansinya sedangkan R2=0,913. Jika R2 nilainya semakin
mendekati 1 (satu), maka artinya semakin bagus kurva bakunya.
Pada percobaan kedua, yaitu dengan menggunakan larutan baku
Paracetamol tablet yang halus, ditimbang 50 mg dan dilarutkan dalam NaOH 0,1
N kemudian diencerkan lagi dengan memipet 5 ml kemudian dimasukkan
kedalam labu ukur 50 ml dan dicukupkan volumenya hingga tanda. Kemudian

170
diencerkan lagi dengan memipet 3 ml, 4 ml, dan 5 ml, lalu dimasukkan dalam
labu ukur 50 ml dan dicukupkan volumennya hingga tanda. Larutan 3 ml dengan
absorbansi 0,518, larutan 4 ml dengan absorbansi 0,521, dan larutan 5 ml dengan
absorbansi 0,522.
Kemudian dilakukan perhitungan konsetrasi pada masing-masing sampel
dimana pada sampel pengenceran 3 ml didapat konsentrasi 7,5 ppm, 4 ml didapat
konsentrasi 9 ppm, dan 5 ml didapat konsentrasi 9,5 ppm.

171
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasakan hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa.
1. Semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin besar pula nilai
absorbansinya.
2. Konsentrasi larutan induk Paracetamol yaitu 1000 ppm
3. Absorbansi larutan sampel maksimum adalah 0,522 dengan konsentrasi
9,5 ppm.
4. Persamaan Kurva didapat persamaan “y = 0,002x + 0,503” dan R2=0,913
B. Saran
1. Untuk Mahasiswa, saat melakukan praktikum diharapkan lebih berhati-
hati dan tetap menjaga kebersihan baik alat maupun ruangan yang
ditempati.
2. Untuk Dosen, diharapkan lebih mengefektifkan waktu dengan membagi
tugas pada saat praktikum dilakukan.
3. Untuk Institut, diharapkan alat-alat laboratorium dilengkapi untuk
menunjang jalannya praktikum.

172
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. http://wanibesak. wordpress. com pengertian: dasar spektrofoto-


meter - vis-uv-uv-vis/ (diakses 20 September 2017)
Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar . PT. Gramedia : Jakarta.
Khopkar, S.M. 2002. KonsepDasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia
Susanti, Sanny. 2010. Spektofotometri UV-Vis. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Yunis, T.M. Jurnal Neutrino Jurusan Fisika. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Vol.3, No.1 Oktober 2010. Hal 77-93.

173

Anda mungkin juga menyukai