Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMEN FARMASI

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM DAERAH UV


DAN VISIBLE MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SIMADZU
1240

Disusun Oleh :
Weny Anggraeni (19012010)

RK-A

Dosen Pengampu :
Rakhmat Ramdhani A, S.Si

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI FARMASI

BOGOR 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari


spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi. Pada umumnya
ada beberapa jenis spektrofotometri yang sering digunakan dalam analisis
secara kimiawi, antara lain: spektrofotometri vis, spektrofotometri UV,
sepektrofotometri Uv-Vis. Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai
sumber sinar/energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk
spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar
yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.
Selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar
tampak.
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah
lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram
merupakan unsur kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten
mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya.
karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu. Sample yang
dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna. Hal ini
menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh
karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat
berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan
senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya
bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa
berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.
Spektrofotometer UV berbeda dengan spektrofotometri visible, pada
spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV
memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat
digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia
merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan
daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron,
sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron.
Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’,
mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV tidak
dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini
terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan
transparan. Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding
spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus
hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa
lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini
berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.
Spektrofotometer UV-VIS Spektrofotometri ini merupakan gabungan
antara spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber
cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun
untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar
sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan
monokromator. Untuk sistem spektrofotometri, UV-VIS paling banyak
tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat
digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.
Analisis sejumlah komponen didalam larutan dengan metode
spektrofotometri, dimungkinkan dengan adanya sifat aditif dari absorbansi
masing - masing komponen. Ketelitian kemampian cara ini tergantung pada
ketepatan pemilihan panjang gelombang yang akan memberikan perbedaan
kontras pada masing-masing absorbansi dan pemilihan faktor koreksi terhadap
konsentrasi komponen asing yang tidak terukur.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dan penggunaan alat
spektrofotometer UV-VIS dalam menentukan panjang gelombang
maksimum dan mnghitung kadar dalam analisa bahan obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori

Analisis kuantitafif dapat diketahui dengan menggunakan


spektrofotometer UV-Vis. Penentuan panjang gelombang maksimum yang
digunakan dalam pengukuran absorbansi larutan standar maupun larutan
sampel ditentukan dengan mengukur nilai absorbansi maksimum konsentrasi
larutan standar. Untuk memperoleh panjang gelombang maksimum
pengukuran absorbansi dilakukan pada rentang panjang gelombang 265-280
nm. Hasil pengamatan untuk absorbansi maksimum adalah pada panjang
gelombang 280 nm kemudian dilakukan penentuan nilai absorbansi pada
delapan larutan standar.

Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar cahaya yang di


gunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar
atau energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya variable termasuk
spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia.
Panjang gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua
sinar yang didapat berwarna putih, merah, biru, hijau. Apapun itu, selama
ia dapat dilihat oleh mata. Maka sinar tersebut termasuk dalam sinar
tampak (visible). Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya
sampel yang memiliki warna. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak
memiliki warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan
menggunakan reagen spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna.
2. Spektofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible. Pada spektrofotometri
UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki
panjang gelombang 190-380 nm. Sinar UV tudak dapat dideteksi dengan
mata kita, sehingga senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang
merupakan senyawa yang tidak memiliki warna, bening dan transparan.
Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna
dengan penambahan reagen tertentu. Bahkan sample dapat langsung
dianalisa meskipun tanpa preparasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri
adalah sampel harus jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid
(suspensi).
3. Spektrofotometri UV-Vis
Merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-
violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan mengukur serapan sinar
ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan.
Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang
diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam hal ini,
hukum Lamber beer dapat menyatakan hubungan antara serapan cahaya
dengan konsentrasi zat dalam larutan. Dibawah ini adalah persamaan
Lamber beer:
A = - log T = ε.b.c
Dimana :
A = Absorban
T = Transmitan
ε = absorvitas molar (Lcm-4 . mol-1)
c = panjang sel (cm)
b = konsentrasi zat (mol/jam)

Pada spektrofotometer UV-Vis, warna yang diserap oleh suatu


senyawa atau unsur adalah warna komplementer dari warna yang teramati.
Hal tersebut dapat diketahui dari larutan berwarna yang memiliki serapan
maksimum pada warna komplementernya. Namun apabila larutan
berwarna dilewati radiasi atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada
panjang gelombang tertentu, akan secara selektif sedangkan radiasi yang
tidak diserap akan diteruskan.
4. Spektrofotometer (IR)
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini
berdasar pada penyerapan panjang gelombang inframerah. Cahaya
inframerah terbagi menjadi inframerah dekat, inframerah pertengahan dan
jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah inframerah jauh dan
pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 25-1000 µm. Pada
spektro IR meskipun bisa digunakan untuk mengidentisifikasi gugus
fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan
pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus
spesifik.
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari bagian-bagian penting
yaitu :
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran
radiasi yang stabil dan intensitasnnya tinggi. Sumber energi cahaya
yang biasa untuk daerah tamak, ultraviolet dekat dan infrared dekat
adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terluar dari wolform
(tunsgten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah
panjang gelombang (λ) adalah 350-2200 nm. Untuk sumber pada
daerah ultraviloet (UV) digunakan lampu hidrogen atau lampu
deuterium dengan panjang gelombang 175 ke 375 atau 400 nm.
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan
cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang
tertentu (monokromatis) yang berbeda (terdispersi). Ada 2 macam
monokromator yaitu prisma dan erating (kisi difraksi). Cahaya
monokromatis ini dapat dilihat dengan anjang gelombang tertentu yang
sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang disebut
slit. Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah
(slidt width) yang dipakai.
c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang dipakai sebagai
tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) tidak berwarna sehingga
dapat mentransmisikan semua cahaya (2) permukaannnya secara optis
harus benar-benar sejajar (3) harus tahan (tidak bereaksi) terhadap
bahan-bahan kimia (4) tidak boleh rapuh (5) mempunyai bentuk yang
sederhana. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastik
dengan bentuk tangan empat persegi panjang 1x1 cm, dan tinggi 5 cm.
Pada pengukuran didaerah ini dipakai cuvet kwarsa, sedangkan cuvet
dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV.
Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran sinar tampak.
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap
cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan megubah
cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh
penampil dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital. Syarat-
syarat ideal sebuah detektor yaitu kepekaan tinggi, perbandingan
isyarat atau signal dengan bising tinggi, respon konstan cepat dan
signal minimum tanpa radiasi. Signal listrik yang dihasilkan harus
sebanding dengan tenaga radiasi.
e. Amplifier
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor
agar dapat dibaca oleh indikator yang biasanya berupa recorder analog
atau komputer.
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
1. Labu ukur
2. Perkamen
3. Baskom
4. Pipet tetes
5. Spatel
6. Pipet volume dan bulb

3.2 Bahan
1. Paracetamol
2. Amoxicillin
3. Aquadest
4. KMnO4
5. NaOH 0,1 M
6. Pewarna strawberry
BAB IV
PROSEDUR KERJA

4.1 Langkah Kerja

1. Timbang 50 mg pct larutkan dalam 50 ml air (Massa 1).


2. Timbang amox 50 mg larutkan dalam 50 ml NaOH (Massa 2).
3. Buat larutan pewarna strawberry dan KMn04.
4. Ambil 1,5 ml Massa 2 larutkan dengan 100 ml air.
5. Ambil 1,5 ml Massa 2 larutkan dengan 100 ml NaOH
6. Ambil masing-masing 1,5 ml larutan pewarna strawberry dan KMn04
dengan 100 ml air.
7. Kalibrasi spektrofotometer dengan blangko berisikan aquadest, setelah itu
ukur masing – masing panjang gelombang sampel menggunakan
spektrofotometer simadzu 1240.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Sampel λ Maksimum Absorbansi


Paracetamol 243.0 2.6424
Amoxicillin 226.0 1.505
KMnO4 514.5 1.806
Pewarna Strawberry 525.5 0.279

5.2 Pembahasan

Praktikum kali ini membahas tentang pengenalan instrumen


spektrofotometri UV-Vis, kalibrasi dan pengukuran panjang gelombang
maksimum. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami prinsip kerja
alat spektrofotometri UV-Visible, mengetahui cara mengkalibrasi alat
spektrofotometer UV-Visible. Prinsip kerja spektrofotometer adalah
menggunakan instrumen obat atau molekul dengan radiasi elektromagnetik,
yang energinya sesuai. Interaksi tersebut akan meningkatkan energi potensi
elektron pada tingkat aksitan. Apabila pada molekul yang sederhana tadi
hanya terjadi transisi elektronik pada suatu macam gugus maka akan terjadi
suatu absorbsi yang merupakan garis spektrum.
Sebelum mencari panjang gelombang sampel, dilakukan kalibrasi terlebih
dahulu pada spektofotometer dengan menggunakan aquadest. Pertama isi
blangko dengan aquadest kemudian buang sebanyak 3 – 4 kali guna untuk
membersihkan blangko supaya lebih steril, setelah blangko siap masukkan ke
dalam spektrofotometer guna menetralkan alat ketika ingin digunakan untuk
mencari panjang gelombang visible (berwarna) atau UV (transparan). Jika
spektrofotometer sudah netral dilakukan pengecekan panjang gelombang dari
masing – masing sampel yaitu paracetamol, amoxicillin, KMnO 4 dan pewarna
strawberry
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Spektrofotometri UV-Vis merupakan alat dengan teknik spektrofotometer


pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan mengukur
serapan sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk
larutan
2. Pada sampel percobaan diperoleh panjang gelombang maksimum tertinggi
adalah 525,5 pada sampel pewarna stawbery
3. Absorbansi tertiggi diperoleh 2,6424 pada sampel paracetamol.
DAFTAR PUSTAKA

(PDF) Laporan Praktikum Spektrofotometri | Yanuar Rufianti Wongi -


Academia.edu
Apt. Antonius Padua Ratu, M.Farm dan Rakhmat Ramdhani A., S.Si. Modul
Praktikum Instrumen Farmasi. Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan
Farmasi Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai