OLEH
MELINDA WARDANI
NURRY PUTRI TISSOS
ROBBY ZEFFRY
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. H. ASRIZAL, M.Si
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
makalah
yang
berjudul
Spektrofotometer Uv-Vis. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi tugas
pada mata kuliah instrumentasi fisika.
Dimulai dari perencanan, pencarian bahan sampai penulisan makalah ini penulis banyak
mendapat bantuan, saran, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Asrizal, M.Si selaku dosen pembimbing pada mata kuliah instrumentasi fisika.
2. Teman-teman yang telah memberi dukungan moril dan materil pada penulis.
3. Pihak-pihak lain yang telah berpartisipasi namun tidak tersebutkan dalam makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak kepada
para pembaca terutama kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh
keterbatasan ilmu, pengalaman serta informasi yang dimiliki oleh penulis. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan makalah ini dimasa yang akan
datang.
Padang, Februari 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Instrumentasi merupakan alat-alat dan piranti (device) yang digunakan untuk mengukur
dan pengendalian dalam suatu system yang lebih besar dan lebih kompleks. Secara umum
instrumentasi mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai alat pengukuran, sebagai alat analisa,
dan sebagai alat kendali. Beberapa alat yang berfungsi sebagai alat analisa seperti,
Spektrotometer UV-VIS, Spektrotometer serapan atom, Spektrotometer
Infra Merah,
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Mengetahui apa itu Spektrofotometer UV-VIS.
2. Mengetahui fungsi dari Spektrofotometer UV-VIS
3. Mengetahui bentuk dan komponen utama dari Spektrofotometer UV-VIS
4. Mengetahui bagaimana karakteristik alat Spektrofotometer UV-VIS.
5. Mengetahui teori-teori fisika apa saja yang mendasari alat Spektrofotometer UV-VIS
6. Mengetahui bagaimana prinsip kerja Spektrofotometer UV-VIS
7. Mengetahui cara menggunakan alat Spektrofotometer UV-VIS
8. Mengetahui parameter dan interprestasi data yang diperoleh dari Spektrofotometer UV-VIS
BAB II
ISI
A. Defenisi Spektrofotometer Uv-Vis
Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah
ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau
sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut.
Spektrofotometer UV-VIS dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif.
Spektrofotometer Uv-Visible adalah suatu instrumen untuk mengukur
transmitan /
absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap sederetan
sampel pada suatu panjang gelombang tunggal.
Secara
umum
spektrofotometri
dibedakan
menjadi
empat
macam,
yaitu
Larutan ion logam transisi dapat berwarna (misalnya, menyerap cahaya) karena elektron dalam
atom logam dapat tertarik dari satu negara elektronik lainnya. Warna larutan ion logam sangat
dipengaruhi oleh kehadiran spesies lain, seperti anion tertentu atau ligan. Sebagai contoh, warna
larutan encertembaga sulfat adalah biru yang sangat terang; menambahkanamonia meningkat dan
perubahan warna panjang gelombang serapan maksimum ( m a x )
b.
Senyawa organik, terutama mereka yang memiliki tingkat tinggi konjugasi, juga menyerap
cahaya pada daerah UV atau terlihat dari spektrum elektromagnetik. Pelarut untuk penentuan ini
sering air untuk senyawa larut dalam air, atau etanol untuk senyawa organik yang larut. (Pelarut
organik mungkin memiliki penyerapan sinar UV yang signifikan; tidak semua pelarut yang
cocok untuk digunakan dalam spektroskopi UV. Ethanol menyerap sangat lemah di paling
panjang gelombang.).Polaritaspelarut dan pH dapat mempengaruhi penyerapan spektrum
senyawa organik. Tirosin, misalnya, peningkatan penyerapan maksimum dan koefisien molar
kepunahan ketika pH meningkat 6-13 atau ketika polaritas pelarut berkurang. C.
c.
Sementara kompleks transfer biaya juga menimbulkan warna, warna sering terlalu kuat untuk
digunakan dalam pengukuran kuantitatif. Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa absorbansi
larutan berbanding lurus dengan konsentrasi spesies menyerap dalam larutan dan panjang jalan.
Jadi, UV / VIS spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi dalam larutan
penyerap dan mengetahui seberapa cepat perubahan absorbansi dengan konsentrasi.
Sumber cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang
stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,
ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat
dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang
gelombang (l ) adalah 350 2200 nanometer (nm).
Di bawah kira-kira 350 nm, keluaran lampu wolfram itu tidak memadai untuk
spektrofotometer dan harus digunakan sumber yang berbeda. Paling lazim adalah lampu tabung
tidak bermuatan (discas) hidrogen (atau deuterium) 175 ke 375 atau 400 nm. Lampu hidrogen
atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah ultraviolet (UV).
Kebaikan lampu wolfarm adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada
berbagai panjang gelombang. Sumber cahaya untuk spektrofotometer inframerah, sekitar 2 ke 15
m m menggunakan pemijar Nernst (Nernst glower).
2. Pengatur Intensitas
Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh sumber
cahaya agar
Cahaya monokromatis ini dapat dipilih panjang gelombang tertentu yang sesuai untuk
kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari monokromator
dipengaruhi juga oleh lebar celah (slit width) yang dipakai.
4. Kuvet
Kuvet merupakan wadah dari sampel berupa cairan yang telah diatur takarannya hingga
dapat terbaca oleh spektrofotometer UV-Vis. Biasanya sampel yang digunakan adalah sampel
yang berwarna yang mudah menyerap sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Pada
pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV digunakan kuvet
kuarsa. Berikut beberapa contoh dari kuvet yang ada:
5. Detektor
Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran yang
dapat diukur.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor adalah :
1. Kepekaan yang tinggi.
2. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi.
3. Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
4. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
5. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam - macam detector:
1. Photovoltaic
2.
Phototube
3.
Diode array
4.
Penguat (amplifier)
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh
indikator.
5.
Indikator
Dapat berupa :
1.
Recorder
2.
Komputer
Skema Alat
Gambar 2. Skema Alat (azumitensai.blogspot.com)
D. Karakteristik Alat
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai
sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dan sinar tampak dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-VIS melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrofotometer UV-VIS dapat mengukur intensitas sebagai
fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer UV-VIS digunakan untuk berbagai keperluan
seperti: untuk mempelajari struktur molekul dan teori molekul, untuk keperluan penelitian
biologi molekuler, dan lain-lain.
Panjang gelombang dari alat ini adalah:
Ultra violet
Sinar tampak
380 900 nm
nitrat, nitrit dan kromat sedangkan secara tak langsung misalnya ion logam transisi. ( Achmad:
2004 )
Preparasi sampelnya harus dilakukan dengan prosedur yang teratur yaitu, sel sampel
harus dibilas 3 5 kali dengan pelarut sebelum diisi dengan larutan bersih yang akan digunakan
untuk pengukuran. Putar sel naik turun diatas tumpukan kertas pengisap akan menolong sisa
pelarut. Perlakuan akan memperkecil kontaminasi dari eksperimen sebelumnya. Pembebasan
koloid sampel terdiri dari debu atau partikel lain harus disaring, diputar atau dibiarkan tenang.
Jika tidak, seluruh attenuasi transmitansi spektrum ke penyebar cahaya dan refleksi akan
menyembunyikan informasi spektrum dari analisis.
E. Teori Fisika yang Mendasari Alat
Persamaan Planck
Dalam Spetrofotometer UV-VIS menggunakan sinar elektromagnetik dan sinar tampak.
Gelombang elektromagnetk memiliki sifat dualisme yaitu sifat sebagai gelombang dan sifat
sebagai partikel. Karena sifat tersebut ada beberapa parameter yang perlu diketahui yaitu panjang
gelombang, frekuensi, energy tiap foton. Hubungan ketiga parameter tersebut dirumuskan oleh
planck yang dikenal dengan Persamaan Planck. Menurut Planck hubungan antara frekuensi dan
panjang glombang adalah sebagai berikut :
c= ..........(1)
Sedangkan hubungan antara energy tiap foton dengan frekuensi dirumuskan :
E=h ..........(2)
E=(h c)/ ..........(3)
Dimana :
Hukum Beer
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai
permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0
atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses
penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel.
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan
diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer,
berbunyi:
jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat
dan tebal larutan.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung
banyaknya cahaya yang hamburkan:
dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:
dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah
melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = . b . c
dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
Saat sumber cahaya dihidupkan, cahaya yang berasal dari sumber tersebut akan mengenai
monokromator yang berfungsi mengubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai
yang dibutuhkan oleh pengukuran dan kemudian cahaya yang telah di filter memasuki sampel
cell yang didalamnya terdapat sampel dan kemudian sampel akan menyerap cahaya tersebut atau
mengalami absorbs. Dimana energi cahaya yang diserap atom/molekul tersebut digunakan untuk
bereksitasi ke tingkat energi elektronik yang lebih tinggi. Absorbs hanya terjadi jika selisih
kedua tingkat energi elektronik tersebut bersesuaian dengan energi cahaya (foton) yang datang
yakni E = Efoton. Kemudian cahaya yang melewati sampel akan sampai di detector, yang
berupa transduser yang mengubah energy cahaya menjadi suatu isyarat listrik, dan kemudian
dilanjutkan ke pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat isyarat listrik itu
memadai untuk dibaca. Dan akhirnya sampai di suatu system baca (piranti pembaca) yang
memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun
Absorbansi (A).
3.
Letakkan sampel yang telah dimasukkan kedalam kuvet pada sample compartment. Sebelum
sample di ukur, preparasi sample terlebih dahulu.
Data absorbansi dan spektrum akan terbaca di komputer, yang berbentuk grafik hubungan
antara panjang gelombang dengan absorbansi.
Pada bagian pembahasan ini, semua data pada bagian sampel yang dikarakterisasi, bentuk
output dari spektrofotometer uv-vis, serta bentuk pengolahan datanya berasal dari satu sumber
yaitu Skripsi Mahasiswa Fisika Universitas Negeri Padang yang bernama Citra Pratiwi (2006),
dengan judul Analisis Energi yang Terkandung dalam Buah Ketapang sebagai Bahan Biodiesel
dengan Menggunakan Software Chemoffice dan Spektrofotometer UV-VIS.
absorbansi
0,40000
0,41320
0,51100
0,67840
0,89640
1,07830
1,29150
1,45820
1,61730
1,71070
1,78360
1,75810
1,57700
1,32440
1,09750
0,93090
0,81000
0,73160
0,67370
0,63580
0,60740
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
238
239
240
250
260
270
280
290
300
310
320
330
340
350
360
370
380
390
400
600
0,58830
0,57140
0,55870
0,54420
0,53230
0,51630
0,50480
0,48700
0,47270
0,45790
0,44330
0,42680
0,40860
0,38800
0,36810
0,34680
0,30980
0,29260
0,27570
0,12730
0,12020
0,13140
0,11010
0,55000
0,04320
0,03720
0,03440
0,05490
0,04580
0,03790
0,03590
0,03950
0,04350
0,02840
0,02870
0,03530
Dari tabel diatas terlihat bahwa absorbansi tertinggi terjadi pada panjang gelombang 210
nm, dimana nilai absorbansinya adalah 1,7836. Maka dari data ini dapat disimpulkan bahwa
energi aktivasi dari minyak nabati buah ketapang sebagai energi alternatif biodiesel adalah:
Dari hasil pengolahan data diatas terlihat bahwa energi aktivasi dari minyak nabati buah
ketapang sebagai energi alternatif biodiesel adalah 5,8925 eV
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan:
Cara kerja dari spektrofotometer uv vis sangat sederhana, dimana alat ini langsung dihubungkan
dengan komputer agar dapat terlihat bentuk outputnya langsung. Prinsip kerjanya menggunakan
konsep penyerapan cahaya ( absorbansi ) terhadap sampel.
Bentuk sampel yang dapat dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer uv vis ini adalah
berupa larutan yang telah diekstrak terlebih dahulu, selain itu larutannya harus murni ( tidak
mengandung pelarut atan zat zat lain ).
Bentuk output dari spektrofotometer uv vis ini adalah berupa grafik hubungan antara panjang
gelombang dengan nilai absorbansi.
Cara pengolahan data dari output spektrofotometer uv vis dapat kita rincikan dalam bentuk tabel,
sehingga kita dengan mudah dapat melihat detail dari data tersebut. Dari data data tersebut kita
dapat menghitung nilai energinya dengan menggunakan hukum Planck.
Saran:
Penggunaan spektrofotometer uv vis ini diharapkan dapat membantu untuk penelitian tugas akhir
mahasiswa.
Jika ada kekurangan dari isi makalah ini, diharapkan akan ada tambahan yang lebih bagus untuk
kemajuan mata kuliah Teknik Karakterisasi Material.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Citra. 2011. Analisis Energi yang Terkandung dalam Buah Ketapang sebagai Bahan Biodiesel
dengan Menggunakan Software Chemoffice dan Spektrofotometer UV VIS. Skripsi. Padang:
FMIPA UNP.
Seran,
Emel.
2011.
Spektrofotometri
UV
VIS,
VIS,
Infrared.
URL:
http://anan-