Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KIMIA ANALISIS INSTRUMENT OPTIK


“Spektrofotometer UV-Visible”

Disusun Oleh :
Kelompok 3 :

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kasih dan rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
serta memahami dan mengerti tentang spektrofotometri Uv-Vis dalam bidang analisis
instrumen. Namun, dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk
itu, kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk pennyempurnaan
makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat, atas perhatian serta kritik dan sarannya, kami
ucapkan terima kasih.

Manado, 29 Agustus 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Definisi Spektrofotometri Uv-Vis........................................................................3
2.2 Prinsip kerja Spektrofotometri Uv-Vis.................................................................3
2.3 Bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometri Uv-Vis............................................3
2.4 Cara kerja Spektrofotometri Uv-Vis....................................................................7
2.5 Prosedur Pemakaian Spektrofometer UV-VIS.....................................................8
2.6 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Analisis Spektrofotometri
Uv – Vis................................................................................................................8
2.7 Kelebihan dan kekurangan Spektrofotometri Uv-Vis........................................10
2.8 Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri Uv-Vis...................................10
2.9 Kalibrasi Spektrofotometri Uv-Vis....................................................................13
BAB III PENUTUP............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Analisis Spektroskopi didasarkan pada interaksi radiasi dengan spesies kimia.
Berprinsip pada penggunaan cahaya/tenaga magnet atau listrik untuk mempengaruhi
senyawa kimia sehingga menimbulkan tanggapan. Tanggapan tersebut dapat diukur untuk
menetukan jumlah atau jenis senyawa. Cara interaksi dengan suatu sampel dapat dengan
absorpsi, pemendaran (luminenscence) emisi, dan penghamburan (scattering) tergantung
pada sifat materi. Teknik spektroskopi meliputi spektroskopi Uv-Vis, spektroskopi serapan
atom, spektroskopi infra merah, spektroskopi fluorensi, spektroskopi NMR, spektroskopi
massa.
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya,
suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut.
Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara
cahaya dan materi . Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-
teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi
juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik seperti gelombang
mikro, gelombang radio, elektron, fonon,gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk
mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap.
Alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara
intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar
mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik
lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi
berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis spektral. salah satu jenis spektroskopi adalah
spektroskopi infra merah (IR). spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul.
Spektrofotometer Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,
reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi Spektrofotometri Uv-Vis.
2. Untuk mengetahui prinsip kerja Spektrofotometri Uv-Vis
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometer Uv-Vis.
4. Untuk mengetahui cara kerja Spektrofotometer Uv-Vis.
5. Untuk mengetahui prosedur pemakaian spektofotometer Uv-Vis.
6. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis Spektrofotometri Uv-Vis
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan analisis secara Spektrofotometri Uv-Vis.
8. Untuk mengetahui proses absorbsi cahaya pada Spektrofotometri Uv-Vis.
9. Untuk mengetahui cara Kalibrasi Spektrofotometri Uv-Vis.

1.3. Rumusan masalah


Rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1. Apa devinisi dari Spektrofotometri Uv-Vis ?
2. Bagaimana prinsip kerja Spektrofotometri Uv-Vis ?
3. Apa saja bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometri Uv-Vis ?
4. Bagaimana cara kerja dari Spektrofotometri Uv-Vis ?
5. Bagaimana prosedur pemakaian spektrofotometri Uv-Vis ?
6. Apa saja yang harus diperhatikan denga menggunakan metode spektrofotometri Uv-Vis ?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari analisis secara Spektrofotometri
Uv- Vis ?
8. Bagaimana proses absorbsi cahaya pada Spektrofotometri Uv-Vis ?
9. Bagaima cara kalibrasi Spektrofotometri Uv-Vis ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Spektrofotometri Uv-Vis


Spektrofotometri Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,
reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang serta untuk
pengukuran didaerah ultraviolet dan didaerah tampak. Spektrofotometri Uv-Vis (Ultra
Violet-Visibel) adalah salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam
menganalisa suatu senyawa kimia.
Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu
banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila
dibandingkan dengan beberapa metode analisa. Spektrofotometri Uv-Vis melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisa, sehingga Spektrofotometri Uv-
Vis lebih banyak digunakan untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif.

2.2. Prinsip kerja Spektrofotometri Uv-Vis

Spektrofotometri uv-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya


monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan
diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan

2.3. Bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometri Uv-Vis

Adapun bagian-bagian dan fungsi masing-masing dari Spektofotometri Uv-Vis adalah


sebgai berikut:
Ga
mbar 1. Spektrofotometri Uv-Vis

1. Sumber cahaya
Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang Untuk Spektrofotometer. Sumber
cahaya untuk Spektrofotometri:
a. Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum energy
radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada
daerah uv. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.

Gambar 2. Lampu Deuterium


b. Lampu Tungsten (Wolfram)
Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk
lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang
antara 350-2200 nm. Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya
memiliki waktu 1000 jam pemakaian.
Gambar 3. Lampu Tungsten
2. Monokromator
Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu
mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
monaokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan
gratting atau lensa prisma dan filter optik. Jika digunakan grating maka cahaya akan
dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna
sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya.
Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis
pemeriksaan.
Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan
adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang
tunggal yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya cahaya hijau yang
melewati pintu keluar. Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang tertera
pada gambar dibawah

Gambar 4. Proses dispersi atau penyebaran cahaya


Adapun bagian-bagian dari Monokromator serta fungsinya antara lain:
a. Prisma, berfungsi mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin
supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
b. Kisi difraksi, berfungsi menghasilkan penyebaran dispersi sinar secara merata,
dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi
difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.
c. Celah optis, berfungsi untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan
dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi
akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang
diharapkan.
3. Kompartemen sampel
Kompartemen ini digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet. Kuvet
merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang akan dianalisis.
Kuvet yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Permukaannya harus sejajar secara optis
b. Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan
c. Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia
d. Tidak rapuh
e. Bentuknya sederhana

Uv, Vis dan Uv-Vis menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet
biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari
silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca
dan plastik dapat menyerap Uv sehingga penggunaannya hanya pada
spektrofotometer sinar tampak (Vis). Cuvet biasanya berbentuk persegi panjang
dengan lebar 1 cm. IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya
dioleskan pada dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan
dimasukan ke dalam sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil
kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan
harganya mahal.
4. Detektor
Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
a. Kepekaan yang tinggi
b. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
c. Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
d. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
Macam-macam detector:
a. Detektor foto (Photo detector)
b. Photocell
c. Phototube
d. Hantara Foto
e. Dioda Foto
f. Detektor Panas
5. Read Out
Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat
listrik yang berasal dari detektor.

2.4. Cara kerja Spektrofotometri Uv-Vis


Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat
polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer
dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya
polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan
panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat
dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi)
dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh
detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui
cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat
yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel
secara kuantitatif.

2.5. Prosedur Pemakaian Spektrofometer UV-VIS


1. Putar tombol on-off (disebelah kiri) kekanan. Biarkan 15 menit untuk memanaskan
alat. Atur tombol sampai menunjuk angka nol pada petunjuk %T.
2. Putar tombol pengatur panjang gelombang (yang ada di sebelah atas alat) untuk
memilah panjang gelombang sesuai panjang gelombang yang diinginkan.
3. Masukkan kuvet yang berisi paling sedikit 3 ml aquadest kedalam tempat sampel
(sebelum memasukkan kuvet, pastikan kuvet dalam keadaan kering dengan
mengeringkannya dengan kertas tissue (tutup penutup sampel.
4. Putar tombol pengatur cahaya (tombol yang terletak disebelah kanan) sehingga %T
menunjuk angka 100 atau A menunjuk angka nol.
5. Angkat kuvet yang berisi aquadest deri tempat sampel dengan tutup. ganti isi kuvet
dengan larutan lampu, baca serapannya.
6. Ganti larutan blanko dalam kuvet dengan larutan standar atau larutan uji, baca
serapannya.

2.6. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Analisis Spektrofotometri Uv - Vis


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri
Uv-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan
spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi
senyawa yang berwarna.
Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan:
a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar Uv-Vis hal ini perlu dilakukan
jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut. Cara yang
digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan
pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan
yaitu:
1. Reaksinya selektif dan sensitive
2. Reaksinya cepat, kuantitatif dan reprodusibel
3. Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama
b. Waktu operasional (operating time)
Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna.
Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu
operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran
dengan absorbansi larutan. Pada saat awal terjadi reaksi, absorbansi senyawa
yang berwarna ini meningkat smpai waktu tertentu hingga diperoleh absorbansi
yang stabil. Semakin lama waktu pengukuran, maka ada kemungkinan senyawa
yang berwarna tersebut menjadi rusak atau terurai sehingga intensitas warnanya
turun akibatnya absorbansinya juga turun. Karena alasan inilah, maka untunk
pengukuran senyawa berwarna (hasil suatu reaksi kimia) harus dilakukan pada
saat waktu operasional.
c. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang
gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih panjang
gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara
absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsenterasi
tertentu. Kadang-kadang dijumpai keadaan yang mana pemakaian panjang
gelombang maksimal kurang baik. Hal ini karena karena misalnya, selain zat yang
akan dianalisis, juga terdapat zat lain yang mempunyai absorbansi pada panjang
gelombang tersebut. Ada beberapa variable yang dapat mempengaruhi absorbansi
yaitu jenis pelarut, pH larutan, suhu, konsentrasi dan zat-zat pengganggu.
d. Pembuatan kurva baku
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianilisis dengen berbagai
konsenterasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi
kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y) dengan
konsentrasi (X). bila hokum Lamber-Beer terpenuhi, maka kurva baku berupa garis
lurus.
e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan
Absorban yang terbaca pada spektrofotometri hendaknya antara 0,2 sampai 0,8
atau 15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitansi. Anjuran ini berdasarkan
anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% .

2.7 Kelebihan dan kekurangan Spektrofotometri Uv-Vis


1. Kelebihan Spektrofotometri Uv-Vis
a. Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi.
b. Caranya sederhana.
c. Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil.
2. Kekurangan Spektrofotometri Uv-Vis
a. Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan
kebersihan dari kuvet.
b. Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang >185
nm.
c. Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron valensi
dengan energy eksitasi rendah.
d. Sinar yang dipakai harus monokromatis. Proses Absorbsi Cahaya pada
Spektrofotometri

2.8 Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri Uv-Vis


Ketika cahaya dengan berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis) mengenai
suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di
dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap
atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu
molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai
suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan Uv maka akan terjadi perpindahan elektron
dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut
transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron
yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar
(vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi
misalnya pada gelombang radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu
yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan
cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel
sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai
permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur
adalah It/I0atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi
(sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5. Proses penyerapan cahaya

Gambar diatas merupakan proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari
gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di
banding cahaya setelah melewati sel sampel. Cahaya yang diserap diukur sebagai
absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T),
dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:
“Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang
diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari
konsentrasi zat dan tebal larutan”. Pengurangan intesitas cahaya monokromatis yang
melalui suatu larutan berwarna berlangsung secara ekspnensial dan bergantung pada
panjang larutanyang dilalui cahaya dan kadar zat dalam larutan.
Dimana: I0 merupakan intensitas cahaya datang dan I t atau I1 adalah intensitas
cahaya setelah melewati sampel,
I = intensitas cahaya keluar
k = konstanta yang didasarkan pada sifat-sifat zat dalam larutan
c = kensentrasi zat tersebut
l = panjang larutan yang dilalui cahaya
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga
umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
Perbandingan I/I0 disebut sebagai transmisi sinar (T) dan dinyatakan dalam persen
(%). Serapan absorbance) = A atau disebut juga kerapatan optic (optical density) = OD,
merupakan istilah yang lebih sering digunakan dan berasal dari persamaan:
A = -log T, Jadi A=kcl
Pada alat spektrofotometer yang lebih canggih, sinar yang dating benar-benar
diusahakan berupa sinar monokromatis dengan cara membuat container larutan (kuvet)
yang sedemikian rupa, sehingga tidak ada sinar yang tertahan. Jika jalur sinar pada
setiap bagian kuvet itu sama, maka nilai k untuk berbagai senyawa dalam berbagai larutan
dan berbagai panjang gelombang dapat dihitung. Bila konsentrasi dinyatakan mol/liter,
jarak tempuh cahaya dalam cm, maka nilai k disebut sebagai koefisien ekstingsi molar
yaitu serapan atau absorbansi satu molar suatu larutan dengan jarak tempuh cahaya 1 cm.
Pada pengenceran kadar dalam darah atau urin akan terjadi pengenceran bahan-bahan
yang diperiksa dengan berbagai pereaksi.

2.9 Kalibrasi Spektrofotometri Uv-Vis


Yang perlu dikalibrasi adalah panjang gelombang dan absorbansi.
1) Kalibrasi Panjang gelombang
Menggunakan filter gelas helium oksida yang mempunyai panjang gelombang
acuan (nm) , pasang filter gelas holium oksida pada kompartemen sampel dan
kompartemen pembanding dibiarkan kosong (udara) , Scan spektrum serapan
holium oksida, bandingkan panjang gelombang spektrum yang diperoleh dengan
data panjang gelombang acuan.
2) Kalibrasi Absorbans
Buat larutan kalium dikromat 50 + 0,5 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat
(larutan A) , Buat larutan kalium dikromat 100 + 1 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L
asam sulfat (larutan B) , buat larutan 0,005 mol/L asam sulfat sebagai pembanding
dan bandingkan hasilnya dengan data acuan (+ 2%).
3) Cara Pemeliharaan
Cara pemeliharaan spektrofotometer Uv- Vis adalah kompartment sampel selalu
dibersihkan, suhu penyimpanan stabil, meja permanen, gunakan stabilizer,
masukkan kuvet tegak lurus, alat harus selalu diperiksa, kuvet yang digunakan
harus bersih. Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit.
Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena
akan dapat mengganggu pengukuran. Simpan spektrofotometer di ruangan yang
suhunya stabil dan diatas meja yang permanen. Pastikan kompartemen sampel
bersih dari bekas sampel. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering. Lakukan
kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.
4) Aplikasi
Uv-Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan larutan
dari logam transisi ion dan sangat dikonjugasikan senyawa organik, studi
fotoelektrokimia lapisan tipis CdS hasil deposisi metode CBD, meneliti pengaruh
kelembaban terhadap absorbansi optik lapisan gelatin dan dalam penentuan
konsentrasi suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya menggunakan
larutan standar.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Spektrofotometri Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,
reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang serta
untuk pengukuran didaerah ultraviolet dan didaerah tampak.
2. Prinsip Spektrofotometri Uv-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila
cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.
3. Bagian-bagian Spektrofotometri Uv-Vis antara lain: sumber cahaya, monokromator,
Kompartemen sampel, detektor, read out.
4. Cara kerja Spektrofotometri Uv-Vis yaitu Cahaya yang berasal dari lampu
deuterium maupun wolfram yang bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa
menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer.
Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya
monokromatis (tunggal).
5. Hal-hal yang diperhatikan pada Spektrofotometri UV-VIS antara lain: Pembentukan
molekul, Waktu operasional (operating time), Pemilihan panjang gelombang,
Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan.
6. Kelebihan Spektrofotometri UV-VIS yaitu: Panjang gelombang dari sinar putih
dapat lebih terseleksi, caranya sederhana, dapat menganalisa larutan dengan
konsentrasi yang sangat kecil.
7. Kekurangan Spektrofotometri UV-VIS yaitu: Absorbsi dipengaruhi oleh pH
larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan kebersihan dari kuvet Hanya dapat
dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang >185 nm, Pemakaian
hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron valensi dengan energy
eksitasi rendah Sinar yang dipakai harus monokromatis.
8. Yang perlu dikalibrasi adalah panjang gelombang dan absorbsi.
3.2. Saran
Dalam penggunaan Spektrofotometer ada beberapa cara penggunaan yang harus di
pahami betul oleh Mahasiswa. Adapun prinsip kerja dari alat ini harus juga di pahami,
karena kunci dari dasar sebelum memulai menggunakan alat ini adalah mengetahui prinsip
kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA

Alfiyani, Reni. 2017. Jurnal Praktikum Analitik III Spektroskopi UV-VIS. Surabaya:
FMIPA Universitas Negeri Surabaya.

Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern. Jakarta:Erlangga.

Day,R., dan Underwood,A. 2002. Analisis Kimia Kuantitas Edisi Keenam.


Jakarta:Erlangga.

Halimah, MK, et all. 2010. Optical Properties of Ternary Tellurite Glass. Material Science
Poland, Vol. 28, No.1

.
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. USA:The Mc.Graw-Hill Companies.

Suhartati, Tati. 2017. Dasar-dasar Spektrofometri UV-VIS Dan Spektrometri Massa Untuk
Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama
Raharja Anggota IKAPI.

Anda mungkin juga menyukai