Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

SPEKTROFOTOMETRI Uv - Vis

OLEH :
KELOMPOK VI

ARIESTA A. GAFUR 70319017


ASTY REDIANA 70319024
YETTI FIRANDANI 70319227
NUR HAYATI 70319152
ELLY SILFIANI 70319065
NOVI HERIYATIE 70319145
SUSANTI 70319200

PROGRAM RPL STUDI D3 FARMASI


AKADEMI FARMASI SURABAYA
SURABAYA

i
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami

kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dapat

terselesaikan. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas

limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal

pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan

makalah tentang Spektrofotometri Uv-Vis”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di

dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari

pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi

makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak

kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

khususnya kepada dosen yang telah membimbing kami dalam menulis

makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Surabaya, Desember 2019

Kelompok 6
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............ . ....................................................................... ii

DAFTAR ISI .... ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .. ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang . .............................................................................. 1

1.2 Tujuan .. .......................................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah . ......................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ................. ............................................................... 6

2.1 Definisi Spektrofotometri Uv-Vis . ................................................. 6

2.2 Prinsip kerja Spektrofotometri Uv-Vis............................................ 6

2.3 Bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometri Uv-Vis ..................... 7

2.4 Cara kerja Spektrofotometri Uv-Vis ..... ......................................... 12

2.5 Prosedur Pemakaian Spektrofometer UV-VIS..... .......................... 13

2.6 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Analisis

Spektrofotometri Uv – Vis14 ......................................................... 14

2.7 Kelebihan dan kekurangan Spektrofotometri Uv-Vi................... .. 16

2.8 Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri Uv-Vis............ ... 16

2.9 Kalibrasi Spektrofotometri Uv-Vis .............. .................................. 20

2.10 Aplikasi Penetapan Kadar Ibupropen........................................... 22

2.10.1 Alat dan Bahan............................................................................. 23

2.10.2 Prosedur Kerja................................................................................ 25


iv

2.10.3 Data Hasil Pengamatan.................................................................... 25

2.10.4 Perhitungan........................................................................................ 26

2.10.5 Pembahasan....................................................................................... 29

BAB III PENUTUP......................................................................................... 30

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 30

3.2 Saran................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis

yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara

kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan

cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut

spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV

dan inframerah, Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut

juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari.

Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik,

radiasi elektromagnetik kemungkinanan diabsorbsi atau dihamburkan,

sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi

ataupun spektroskopi emisi.

Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama

yaitu di dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik.

Namun pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih

sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik

yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi lebih

1
2

luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang

elektromagnetik.

Spektrofotometer Uv-Vis merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi

dari panjang gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya

merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.

Spektroskopi merupakan ilmu yang mempelajari materi dan atributnya

berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau

dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan

sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi . Seiring

modernisasi sekarang ini definisi spektroskopi berkembang dengan teknik-

teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya

tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-

elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron,

fonon,gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.

Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia

analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang

dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam spektrum

disebutspektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif

dalamastronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop

besar mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi

kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk

mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkanpergeseran Doppler garis-


3

garis spektral. salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah

(IR). spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul.

Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar)

absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel.

Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat didefinisikan sebagai penerapan

berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk melakukan

analisis secara kuantitatif terhadap bahan-bahan atau sediaan yang digunakan

dalam farmasi, obat dalam jaringan tubuh, dan sebagainya (Gandjar, 2007).

Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum

dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur

intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsobsi. Jadi

spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi

tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari

panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer

adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini

diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis.

Pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat

diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu

spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinu,

monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu

alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun

pembanding sedangkan pada fotometer filter, sinar dengan panjang

gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai


4

warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang

tertentu (khopkar, 2010).

Aspek kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis yaitu, suatu

berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar

radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan

ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan

intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Serapan

dapat terjadi jika foton/radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang

sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya

perubahan tenaga (Gandjar, 2007).

1.2.Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui definisi Spektrofotometri Uv-Vis.

 Untuk mengetahui prinsip kerja Spektrofotometri Uv-Vis

 Untuk mengetahui bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometer Uv-Vis.

 Untuk mengetahui cara kerja Spektrofotometer Uv-Vis.

 Untuk mengetahui prosedur pemakaian spektofotometer Uv-Vis.

 Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis

Spektrofotometri Uv-Vis

 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan analisis secara

Spektrofotometri Uv-Vis.

 Untuk mengetahui proses absorbsi cahaya pada Spektrofotometri Uv-Vis.


5

 Untuk mengetahui cara Kalibrasi Spektrofotometri Uv-Vis.

1.3. Rumusan masalah

Rumusan masalah dari makalah ini antara lain:

 Apa definisi Spektrofotometri Uv-Vis ?

 Bagaimana prinsip kerja Spektrofotometri Uv-Vis ?

 Apa saja bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometri Uv-Vis ?

 Bagaimana cara kerja dari Spektrofotometri Uv-Vis ?

 Bagaimana prosedur pemakaian spektrofotometri Uv-Vis ?

 Apa saja yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode

spektrofotometri Uv-Vis ?

 Apa saja kelebihan dan kekurangan dari analisis secara Spektrofotometri

Uv-Vis ?

 Bagaimana proses absorbsi cahaya pada Spektrofotometri Uv-Vis ?

 Bagaima cara kalibrasi Spektrofotometri Uv-Vis ?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Spektrofotometri Uv-Vis

Spektrofotometri Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur

transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari

panjang gelombang serta untuk pengukuran didaerah ultraviolet dan didaerah

tampak. Spektrofotometri Uv-Vis (Ultra Violet-Visibel) adalah salah satu dari

sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu

senyawa kimia.

Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam

menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal

preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa.

Spektrofotometri Uv-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada

molekul yang dianalisa, sehingga Spektrofotometri Uv-Vis lebih banyak

digunakan untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif.

2.2. Prinsip kerja Spektrofotometri Uv-Vis

Spektrofotometri Uv-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer.

Apabila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian

cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan

dipancarkan.

6
7

2.3.Bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometri Uv-Vis

Adapun bagian-bagian dan fungsi masing-masing dari

Spektofotometri Uv-Vis adalah sebgai berikut:

Gambar 1. Spektrofotometri Uv-Vis

1. Sumber cahaya

Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar

polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang Untuk

Spektrofotometer.

Sumber cahaya untuk Spektrofotometri:

a. Lampu Deuterium

Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm.

Spektrum energi radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur

sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam

pemakaian.
8

Gambar 2. Lampu Deuterium

b. Lampu Tungsten (Wolfram)

Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah

tampak. Bentuk lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa.

Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum

radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000

jam pemakaian.

Gambar 3. Lampu Tungsten


9

2. Monokromator

Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang

yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis

menjadi cahaya monaokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak

digunakan adalan grating atau lensa prisma dan filter optik. Jika digunakan

grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan

filter optik berupa lensa berwarna, sehingga cahaya yang diteruskan sesuai

dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam

satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan.

Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebaran

cahaya. dengan adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya

dengan panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada

gambar di atas hanya cahaya hijau yang melewati pintu keluar. Proses

dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar dibawah
10

Gambar 4. Proses dispersi atau penyebaran cahaya

Adapun bagian-bagian dari Monokromator serta fungsinya antara lain:

a. Prisma, berfungsi mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar

mungkin supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi

polikromatis.

b. Kisi difraksi, berfungsi menghasilkan penyebaran dispersi sinar secara

merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik.

Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan

spektrum.

c. Celah optis, berfungsi untuk mengarahkan sinar monokromatis yang

diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang

tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh

panjang gelombang yang diharapkan.


11

3. Kompartemen Sampel

Kompartemen ini digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet.

Kuvet merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang

akan dianalisis. Kuvet yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Permukaannya harus sejajar secara optis.

b. Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan.

c. Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia.

d. Tidak rapuh.

e. Bentuknya sederhana.

Uv, Vis dan Uv-Vis menggunakan kuvet sebagai tempat sampel.

Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa

yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini

disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap Uv sehingga

penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (Vis). Cuvet

biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.IR, untuk sampel

cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua lempeng

natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam

sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali

larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan

harganya mahal.

4. Detektor

Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel

dan mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :


12

 Kepekaan yang tinggi

 Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

 Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

 Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

Macam-macam detector:

 Detektor foto (Photo detector)

 Photocell

 Phototube

 Hantara Foto

 Dioda Foto

 Detektor Panas

5. Read Out

Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya

isyarat listrik yang berasal dari detektor.

2.4. Cara Kerja Spektrofotometri Uv-Vis

Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang

bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada

spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian

akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis

(tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan

dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi


13

tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada

pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh

detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan

mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding

dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga akan

diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.

2.5. Prosedur Pemakaian Spektrofometer UV-VIS

1. Putar tombol on-off (disebelah kiri) kekanan. Biarkan 15 menit untuk

memanaskan alat. Atur tombol sampai menunjuk angka nol pada petunjuk

%T.

2. Putar tombol pengatur panjang gelombang (yang ada di sebelah atas alat)

untuk memilah panjang gelombang sesuai panjang gelombang yang

diinginkan.

3. Masukkan kuvet yang berisi paling sedikit 3 ml aquadest kedalam tempat

sampel (sebelum memasukkan kuvet, pastikan kuvet dalam keadaan kering

dengan mengeringkannya dengan kertas tissue (tutup penutup sampel.

4. Putar tombol pengatur cahaya (tombol yang terletak disebelah kanan)

sehingga %T menunjuk angka 100 atau A menunjuk angka nol.

5. Angkat kuvet yang berisi aquadest deri tempat sampel dengan tutup. ganti

isi kuvet dengan larutan lampu, baca serapannya.

6. Ganti larutan blanko dalam kuvet dengan larutan standar atau larutan uji,

baca serapannya.
14

2.6. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Analisis Spektrofotometri Uv

– Vis.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan

spektrofotometri Uv-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak

berwarna yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visibel karena

senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang

berwarna.

Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan:

a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar Uv-Vis hal ini perlu

dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah

tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa

lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan

harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:

1. Reaksinya selektif dan sensitive

2. Reaksinya cepat, kuantitatif dan reprodusibel

3. Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama

b. Waktu operasional (operating time)

Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau

pembentukan warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu

pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur

hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. Pada saat

awal terjadi reaksi, absorbansi senyawa yang berwarna ini meningkat

sampai waktu tertentu hingga diperoleh absorbansi yang stabil. Semakin

lama waktu pengukuran, maka ada kemungkinan senyawa yang berwarna


15

tersebut menjadi rusak atau terurai sehingga intensitas warnanya turun

akibatnya absorbansinya juga turun. Karena alasan inilah, maka untuk

pengukuran senyawa berwarna (hasil suatu reaksi kimia) harus dilakukan

pada saat waktu operasional.

c. Pemilihan panjang gelombang

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif

adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk

memilih panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva

hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan

baku pada konsenterasi tertentu.Kadang-kadang dijumpai keadaan yang

mana pemakaian panjang gelombang maksimal kurang baik. Hal ini

karena karena misalnya, selain zat yang akan dianalisis, juga terdapat zat

lain yang mempunyai absorbansi pada panjang gelombang tersebut. Ada

beberapa variable yang dapat mempengaruhi absorbansi yaitu jenis

pelarut, pH larutan, suhu, konsentrasi dan zat-zat pengganggu.

d. Pembuatan kurva baku

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianilisis dengan

berbagai konsenterasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai

konsentrasi kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara

absorbansi (y) dengan konsentrasi (X). bila hukum Lambert-Beer

terpenuhi, maka kurva baku berupa garis lurus.

e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorban yang terbaca pada spektrofotometri hendaknya antara 0,2

sampai 0,8 atau 15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitansi.
16

Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T

adalah 0,005 atau 0,5% .

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometri Uv-Vis

1. Kelebihan Spektrofotometri Uv-Vis

a. Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi.

b. Caranya sederhana.

c. Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil.

2. Kekurangan Spektrofotometri Uv-Vis

a. Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat pengganggu

dan kebersihan dari kuvet.

b. Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang

>185 nm.

c. Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron

valensi dengan energy eksitasi rendah.

d. Sinar yang dipakai harus monokromatis.

2.8 Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri Uv-Vis

Ketika cahaya dengan berbagai panjang gelombang (cahaya

polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang

tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang

peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga

terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul


17

dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai

suatu energi.

Jika zat menyerap cahaya tampak dan Uv maka akan terjadi

perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi.

Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang

diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau

elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi).

Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah

lagi misalnya pada gelombang radio.

Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebut sebagai

sifat dualistik cahaya yaitu:

1) Sebagai gelombang

2) Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton.

Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui misalnya

panjang gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Panjang gelombang (l)

didefinisikan sebagai jarak antara dua puncak


18

Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur

konsentrasi suatu zat yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada

dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang

gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan

diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.

Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang

mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat

diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya

datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses

penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5. Proses penyerapan cahaya

Gambar diatas merupakan proses penyerapan cahaya oleh zat

dalam sel sampel. dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel

sampel lebih terang atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati

sel sampel. Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan

cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan

dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi: “Jumlah radiasi


19

cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau

ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari

konsentrasi zat dan tebal larutan”. Pengurangan intesitas cahaya

monokromatis yang melalui suatu larutan berwarna berlangsung secara

eksponensial dan bergantung pada panjang larutan yang dilalui cahaya dan

kadar zat dalam larutan.

Dimana: I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas

cahaya setelah melewati sampel,

I = intensitas cahaya keluar

k = konstanta yang didasarkan pada sifat-sifat zat dalam larutan

c = kensentrasi zat tersebut

l= panjang larutan yang dilalui cahaya

Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

A= a . b . c atau A = ε . b . c

dimana:

A = absorbansi

b = atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan

juga umumnya 1 cm)

c = konsentrasi larutan yang diukur


20

ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam

molar)

a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).

Perbandingan I/I0 disebut sebagai transmisi sinar (T) dan

dinyatakan dalam persen (%). Serapan absorbance) = A atau disebut juga

kerapatan optic (optical density) = OD, merupakan istilah yang lebih

sering digunakan dan berasal dari persamaan:

A = -log T, Jadi A=kcl

Pada alat spektrofotometer yang lebih canggih, sinar yang datang

benar-benar diusahakan berupa sinar monokromatis dengan cara membuat

container larutan (kuvet) yang sedemikian rupa, sehingga tidak ada sinar

yang tertahan. Jika jalur sinar pada setiap bagian kuvet itu sama, maka

nilai k untuk berbagai senyawa dalam berbagai larutan dan berbagai

panjang gelombang dapat dihitung. Bila konsentrasi dinyatakan mol/liter,

jarak tempuh cahaya dalam cm, maka nilai k disebut sebagai koefisien

ekstingsi molar yaitu serapan atau absorbansi satu molar suatu larutan

dengan jarak tempuh cahaya 1 cm. Pada pengenceran kadar dalam darah

atau urin akan terjadi pengenceran bahan-bahan yang diperiksa dengan

berbagai pereaksi.

2.9 Kalibrasi Spektrofotometri Uv-Vis

Yang perlu dikalibrasi adalah panjang gelombang dan absorbansi.

1) Kalibrasi Panjang gelombang


21

Menggunakan filter gelas helium oksida yang mempunyai panjang

gelombang acuan (nm) , pasang filter gelas helium oksida pada

kompartemen sampel dan kompartemen pembanding dibiarkan kosong

(udara) , Scan spektrum serapan helium oksida, bandingkan panjang

gelombang spektrum yang diperoleh dengan data panjang gelombang

acuan.

2) Kalibrasi Absorbans

Buat larutan kalium dikromat 50 + 0,5 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam

sulfat (larutan A) , Buat larutan kalium dikromat 100 + 1 mg dalam 1 liter

0,005 mol/L asam sulfat (larutan B) , buat larutan 0,005 mol/L asam sulfat

sebagai pembanding dan bandingkan hasilnya dengan data acuan (+ 2%).

3) Cara Pemeliharaan

Cara pemeliharaan spektrofotometer Uv- Vis adalah kompartment sampel

selalu dibersihkan, suhu penyimpanan stabil, meja permanen, gunakan

stabilizer, masukkan kuvet tegak lurus, alat harus selalu diperiksa, kuvet

yang digunakan harus bersih. Sebelum digunakan, biarkan mesin

warming-up selama 15-20 menit. Spektrofotometer sebisa mungkin tidak

terpapar sinar matahari langsung, karena akan dapat mengganggu

pengukuran. Simpan spektrofotometer di ruangan yang suhunya stabil dan

diatas meja yang permanen. Pastikan kompartemen sampel bersih dari

bekas sampel. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering. Lakukan

kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.


22

4) Aplikasi

Uv-Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan

larutan dari logam transisi ion dan sangat dikonjugasikan senyawa organik,

studi fotoelektrokimia lapisan tipis CdS hasil deposisi metode CBD,

meneliti pengaruh kelembaban terhadap absorbansi optik lapisan gelatin

dan dalam penentuan konsentrasi suatu larutan yang belum diketahui

konsentrasinya menggunakan larutan standar.

2.10 Aplikasi Penetapan Kadar Ibupropen

Penentuan kadar ibupropen menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis yang

disinari dengan cahaya tampak pada panjang gelombang (200-800 nm) yang akan

mengenai gugus kromofor dari ibupropen yang mempunyai panjang gelombang

263-265 nm sehingga akan menyebabkan elektron yang ada pada orbital terluar

tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi sambil menyerap energi. Karena tidak

stabil maka elektron itu akan kembali ke tingkat semula dengan jumlah molekul

dalam ibupropen yang akan terbaca sebagai absorbansi pada spektrofotometer.

Ibupropen merupakan obat anti radang non steroid, turunan asam

arilasetat yang mempunyai aktivitas antiradang dan analgesik yang tinggi,

terutama digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat peradangan pada

berbagai kondisi rematik dan arthritis. Ibupropen dapat menimbulkan efek

samping iritasi saluran cerna, diabsorpsi cepat dalam saluran cerna, kadar serum

tertinggi terjadi dalam 1-2 jam setelah pemberian oral, dengan waktu paruh 1.8-2

jam, dosis: 400 mg.


23

Ibupropen menimbulkan efek analgesik dengan menghambat secara

langsung dan selektif enzim-enzim pada system saraf pusat yang mengkatalis

biosintesis prostaglandin seperti siklooksigenase sehingga mencegah sensitasi

reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit seperti bradikinin, histamin,

serotonin, prostasiklin, prostaglandin, ion hidrogen dan kalium yang dapat

merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi.

2.10.1 Alat dan Bahan

1) Alat

 Spektrofotometer uv-vis

 Labu ukur 5 ml

 Kuvet

 Vortex

 Gelas piala

 Neraca analitik

 Spatula

 Pipet volume

 Labu ukur 100 mL

 Gelas ukur

 Batang pengaduk

 Erlenmeyer

2) Bahan

 Sampel : Ibupropen

 NaOH 0,1 N
24

1. Ibupropen

Nama : Ibupropen atau asam 2-(4-isobutilfenil) propionat

Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas lemah.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol,

dalam metanol, dalam aseton dan dalam klorofom, sukar larut

dalam etil asetat.

Rumus Kimia : C13H18O2

BM : 206,28

Titik Lebur : 75,0 - 77,5oC

PKa : 4,1 – 5,8

Serapan : Dalam NaOH 0,1 N menunjukan panjang gelombang

maksimum kurang lebih 263-265nm.

2. NaOH

Nama Resmi : Natrii Hydroxydum

Nama Lain : Natrium Hidroksida

BM : 40,00 g/mol

Rumus Molekul : NaOH

Pemerian : Bentuk batang, butiran masa hablur atau keping, rapuh dan

mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif, segera

menyerap CO2

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan dalam etanol (95%)
25

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kandungan :Mengandung tidak kurang dari 97,5% alkali jumlah dihitung

sebagai NaOH dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO

2.10.2 Prosedur Kerja

1. Isolasi Sample

2. Pembuatan Larutan Baku Ibupropen

Dibuat larutan ibupropen 5000ppm dalam larutan 10ml (ditimbang 50mg

Ibupropen), Kemudian lakukan 5 kali pengenceran 100, 150, 200, 250,

300 ppm dalam 5ml NaOH 0,1N.

3. Pembuatan Kurva Kalibrasi

4. Penetapan Kadar Analit

2.10.3 Data Hasil Pengamatan

1. Nilai Absorbansi dari Hasil Pengenceran Larutan Baku Standar Ibupropen

No. Konsentrasi (ppm) Absorbansi

1 100 ppm 0,271

2 150 ppm 0,356

3 200 ppm 0,444


26

4 250 ppm 0,529

5 300 ppm 0,616

Didapatkan panjang gelombang maksimal : 264 nm

2. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Ibupropen

3. Nilai Absorbansi Sampel

A = 0,568

2.10.4 Perhitungan

1. Pembuatan Larutan Standar Ibupropen

1) Pembuatan Larutan Ibupropen 5000 ppm dalam 10 mL

2) Pengenceran larutan standar dari 5000 ppm

a. 100 ppm

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 5000 ppm = 5 mL x 100 ppm

V1 = 0.1 mL

b. 150 ppm

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 5000 ppm = 5 mL x 150 ppm

V1 = 0.15 mL

c. 200 ppm

V1 x N1 = V2 x N2
27

V1 x 5000 ppm = 5 mL x 200 ppm

V1 = 0.2 mL

d. 250 ppm

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 5000 ppm = 5 mL x 250 ppm

V1 = 0.25 mL

e. 300 ppm

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 5000 ppm = 5 mL x 300 ppm

V1 = 0.3 mL

3) Faktor pengenceran larutan sampel

Isolat dilarutkan dalam 50 ml NaOH 0,1N

Diambil 0.05 mL = 100 x Pengenceran

Dilarutkan dalam 5 mL

Jadi pengencerannya : 100 x Pengenceran

2. Penentuan Kadar Sampel

Dari data absorbansi tiap pengenceran larutan baku standar Ibuprofen

dibuat kurva kalibrasi dan didapatkan persamaan regresinya yaitu :


28

R2:1

a :0.098

b : 0.0017

y = 0.568(Abs sampel)

100x Pengenceran

V pelarut isolate :50ml

penimbangansampel :2,5 gram

y = bx + a

0.568 = 0.0017x + 0.098

0.0017x = 0.568 – 0.098

x = 276.471 ppm x faktor pengenceran

x = 276.471 x 100

x = 27,647.059 ppm

Kadar dalam 50 ml pelarut isolat :

1,382.353 mg atau

= 1.382 gram

% kadar analit : = 55, 28%


29

2.10.5 Pembahasan

Prinsip percobaan ini yaitu ketika ibupropen dilarutkan dalam NaOH

0,1N dan dianalisis dengan Spektrofotometer UV-Vis, maka gugus kromofor

yang terdapat pada ibupropen akan mengabsorpsi sinar elektromagnetik dengan

panjang gelombang tertentu. Sehingga nilai absorbansinya dapat diketahui dan

kadar dari nipagin dapat dihitung. Larutan ibupropen dalam NaOH 0,1N

memperlihatkan serapan maksimum pada panjang gelombang 265 dan 273 nm.

Ibupropen berupa serbuk hablur putih hingga hampir putih, berbau khas

lemah dan tidak berasa dengan titik lebur 75 – 77.5oC. Ibupropen praktis tidak

larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton

dan dalam klorofom serta sukar larut. Dari hasil rentang absorbansi ibupropen

dapat dihitung persamaan regresi liniernya kemudian dapat dihitung pula kadar

sampel ibuprofen nya. Dari hasil perhitungan didapat sampel no. 15 B

mempunyai kadar ibuprofen sebesar 55, 28%.


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Spektrofotometri Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur

transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari

panjang gelombang serta untuk pengukuran didaerah ultraviolet dan

didaerah tampak.

2. Prinsip Spektrofotometri Uv-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer.

Apabila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka

sebagian cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian

lagi akan dipancarkan.

3. Bagian-bagian Spektrofotometri Uv-Vis antara lain: sumber cahaya,

monokromator, kompartemen sampel, detektor, read out.

4. Cara kerja Spektrofotometri Uv-Vis yaitu Cahaya yang berasal dari lampu

deuterium maupun wolfram yang bersifat polikromatis di teruskan melalui

lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya

pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya

polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal).

5. Hal-hal yang diperhatikan pada Spektrofotometri Uv-Vis antara lain:

Pembentukan molekul, Waktu operasional (operating time), Pemilihan

panjang gelombang, Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan.

30
31

6. Kelebihan Spektrofotometri Uv-Vis yaitu: Panjang gelombang dari sinar

putih dapat lebih terseleksi, caranya sederhana, dapat menganalisa larutan

dengan konsentrasi yang sangat kecil.

7. Kekurangan Spektrofotometri Uv-Vis yaitu: Absorbsi dipengaruhi oleh

pH larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan kebersihan dari kuvet

Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang

>185 nm, Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung

elektron valensi dengan energy eksitasi rendah dan sinar yang dipakai

harus monokromatis.

8. Yang perlu dikalibrasi adalah panjang gelombang dan absorbsi

9. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahwa dalam penentuan metode

untuk melakukan analisis suatu senyawa harus diketahui terlebih dahulu sifat

fisikokimianya dari senyawa tersebut mengandung ibuprofen dengan kadar

55,28% yang dianalisis menggunakan metode spektrofotometri Uv-vis.

3.2. Saran

Dalam penggunaan Spektrofotometer ada beberapa cara penggunaan yang

harus dipahami betul oleh mahasiswa. Adapun prinsip kerja dari alat ini harus

juga di pahami, karena kunci dari dasar sebelum memulai menggunakan alat

ini adalah mengetahui prinsip kerjanya.


DAFTAR PUSTAKA

Alfiyani, Reni. 2017. Jurnal Praktikum Analitik III

Anonim. 2015. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

British Pharmacopoeia. 2009. British Pharmacopoeia, Volume I & II. London: Medicine

and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA).

Day, R A dan Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Erlangga.

Jakarta.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2015. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Khopkar, S. M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

Sarker, Satyajit dan Lutfun Nahar. 2009. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Spektroskopi UV-VIS. Surabaya: FMIPA Universitas Negeri Surabaya.

Sudjadi., Rahman Abdul. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada

Univrsity Press.

Suhartati, Tati. 2017. Dasar-dasar Spektrofometri UV-VIS Dan Spektrometri

Massa Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandar Lampung: CV.

Anugrah Utama RaharjaAnggota IKAPI.

https://kimiafarmasi.wordpress.com/tag/tipe-spektrofotometer-uv-vis/ (diakses

pada tanggal 25 oktober 2019)


https://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-

vis-uv-uv-vis/ (diakses pada tanggal 25 oktober 2019)

https://news.labsatu.com/mengenal-spektrofotometer-dan-prinsip-kerjanya/

(diakses pada tanggal 28 oktober 2019)

https://muthiaura.wordpress.com/2012/06/15/spektrofotometri/ (diakses pada

tanggal 31 oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai