Dosen Pengampu :
Apt. Devita Riafinola Andaririt, M.Kes
Oleh :
Tetty Eka Sugianto (2161B0038)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Apt. Devita Riafinola Andaririt,
M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Analisis Sediaan Farmasi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………..i
Daftar isi…………………………………………………………………………...ii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………… 2
Bab II Pembahasan………………………………………………………………...3
A. Pengertian Spektrofotometri ……………………………………………....3
B. Komponen dan Fungsi Spektrofotometri……………………….3
C. Prinsip Kerja Spektrofotometri………………………………………...3
D. Spektrofotometri UV-VIS………………………………..6
E. Spektrofotometri Infra Merah
F. Spektrofotometri Serapan Atom
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang
digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam
mengenalizat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan
pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh
macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta
kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar.
Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan
mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi
polimer campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk plastik dan elastomer.
Spektroskopi inframerah, metoda pengukuran fotometer UV, gas dan liquid kromatografi
dan spektroskopi masa bersama sama dengan dari metoda pengukuran termoanalisis
(DSC-TGA) merupakan alat yang teliti sebagai pilihan untuk analisis kwalitatif dan
kwantitatif bahan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometer
2. Sebutkan komponen dan fungsi dari spektrofotometer
3. Bagaimana prinsip kerja spektrofotometer
4. Jelaskan mengenai spektrofotometri UV-Vis
5. Jelaskan mengenai spektrofotometri Infra Red
6. Jelaskan mengenai spektrofotometri serapan atom
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari spektrofotometri
2. Agar dapat mengetahui komponen dan fungsi dari spektrofotometri
3. Agar dapat mengetahui prinsip kerja dari spektrofotometri
4. Mengetahui tentang spektrofotometri UV-Vis
5. Mengetahui tentang spektrofotometri Infra Red
6. Mengetahui tentang spektrofotometri Serapan Atom
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy
relatif jika energy tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi
panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara ini diperoleh dengan alat
pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai
warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek pada panjang gelombang tertentu
(Gandjar,2007)
C. PRINSIP KERJA
Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah akan
diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat
menunjukan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi suatu
daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi
tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki Asnah, 2012)
Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran
jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan,
sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari
cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan
dengan konsentrasi sampel.
Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak umumnya terdiri
dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua molekul 4 dapat menyerap radiasi
dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka mengandung electron, baik yang
dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Panjang
gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana erat elektron terikat
di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat ikatannya dan radiasi
dengan energy tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan eksitasinya
(Wunas,2011)
Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini memberikan
cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain itu, hasil yang
diperoleh cukup akurat, dimana angka yang terbaca langsung dicatat oleh detector dan
tercetak dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan (Yahya
S,2013).
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan
spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun
kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
(Sri Suyono, 2013)
Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan yang berwarna maka
radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap secara selektif dan radiasi sinar
lainnya akan diteruskan. Absorbansi maksimum dari larutan berwarna terjadi pada
daerah warna yang berlawanan dengan warna yang diamati, misalnya larutan berwarna
merah akan menyerap radiasi maksimum pada daerah warna hijau. Dengan kata lain
warna yang diserap adalah warna komplementer dari warna yang diamati (Suharta, 2005)
D. SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Spektrofotometer UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar
ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya
tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul
dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk
yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari
spektrum ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.
Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada
panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer .
Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm sedangkan sinar tampak
berada pada panjang gelombang 400-800 nm. Gambar 2 dibawah ini adalah gambar
daerah dari beberapa spektrum elektromagnetik.
Panjang gelombang (λ) itu sendiri adalah jarak antara satu lembah dan satu puncak
seperti gambar dibawah ini, sedangkan frekuensi adalah kecepatan cahaya dibagi dengan
panjang gelombang (λ). Bilangan gelombang (v) adalah satu satuan per panjang
gelombang. Amplitudo gelombang adalah disturban maksimum dari garis horizontal
(Gambar 3).
λ = c/v atau v = c/λ
Gambar 3. Gelombang
1. Instrumentasi
Sebagai sumber cahaya biasanya digunakan lampu hidrogen atau deuterium untuk
pengukuran uv dan lampu tungsten untuk pengukuran pada cahaya tampak.
Panjang gelombang dari sumber cahaya akan dibagi oleh pemisah panjang
gelombang (wavelength separator) seperti prisma atau monokromator. Spektrum
didapatkan dengan cara scanning oleh wavelength separator sedangkan
pengukuran kuantitatif bisa dibuat dari spektrum atau pada panjang gelombang
tertentu. Skema 4 dibawah ini adalah skema alat spektrofotometer UV-Vis yang
memiliki sumber cahaya tunggal, dimana sinyal pelarut dihilangkan terlebih
dahulu dengan mengukur pelarut tanpa sampel, setelah itu larutan sample dapat
diukur. Gambar 5 adalah contoh alat spektrofotometer UV-Vis yang memiliki
sumber cahaya tunggal (single beam)
2. Absorbsi
Ketika suatu atom atau molekul menyerap cahaya maka energi tersebut akan
menyebabkan tereksitasinya elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Tipe eksitasi tergantung pada panjang gelombang cahaya yang
diserap. Sinar ultraviolet dan sinar tampak akan menyebabkan elektron tereksitasi
ke orbital yang lebih tinggi. Sistem yang bertanggung jawab terhadap absorbsi
cahaya disebut dengan kromofor.
3. Hukum Lambert-Beer
Hukum Lambert-Beer (Beer's law) adalah hubungan linearitas antara absorban
dengan konsentrasi larutan analit. Biasanya hukum Lambert-beer ditulis dengan :
A=ε.b.C
A = absorban (serapan)
ε = koefisien ekstingsi molar (M-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C = konsentrasi (M)
Pada percobaan, yang terukur adalah transmitan (T), yang didefinisikan sebagai
berikut : T = I / Io
I = intensitas cahaya setelah melewati sampel
Io = adalah intensitas cahaya awal
Jika suatu frekuensi tertentu dari radiasi inframerah dilewatkan pada sampel suatu
senyawa organik maka akan terjadi penyerapan frekuensi oleh senyawa tersebut.
Detektor yang ditempatkan pada sisi lain dari senyawa akan mendeteksi frekuensi yang
dilewatkan pada sampel yang tidak diserap oleh senyawa. Banyaknya frekuensi yang
melewati senyawa (yang tidak diserap) akan diukur sebagai persen transmitan.
Persen transmitan 100 berarti tidak ada frekuensi IR yang diserap oleh senyawa. Pada
kenyataannya, hal ini tidak pernah terjadi. Selalu ada sedikit dari frekuensi ini yang
diserap dan memberikan suatu transmitan sebanyak 95%. Transmitan 5% berarti bahwa
hampir seluruh frekuensi yang dilewatkan diserap oleh senyawa. Serapan yang sangat
tinggi ini akan memberikan informasi penting tentang ikatan dalam senyawa ini.
Bentuk spektrum infrared
Spektrum yang dihasilkan berupa grafik yang menunjukkan persentase transmitan yang
bervariasi pada setiap frekuensi radiasi inframerah.
Satuan frekuensi yang digunakan pada garis horizontal (aksis) dinyatakan dalam
bilangan gelombang, yang didefenisikan sebagai banyaknya gelombang dalam tiap
satuan panjang.
Prinsip Kerja
Atomic Absorption spectrophotometry adalah metode analisis dengan prinsip dimana
sampel yang berbentuk liquid diubah menjadi bentuk aerosol atau nebulae lalu bersama
campuran gas bahan bakar masuk ke dalam nyala, disini unsur yang dianalisa tadi
menjadi atom–atom dalam keadaan dasar (ground state). Lalu sinar yang berasal dari
lampu katoda dengan panjang gelombang yang sesuai dengan unsur yang uji, akan
dilewatkan kepada atom dalam nyala api sehingga elektron pada kulit terluar dari atom
naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Penyerapan yang terjadi
berbanding lurus dengan banyaknya atomg round state yang berada dalam nyala. Sinar
yang tidak diserap oleh atom akan diteruskan dan dipancarkan pada detektor, kemudian
diubah menjadi sinyal yang terukur.
Sinar yang diserap disebut absorbansi dan sinar yang diteruskan disebut emisi.
Adapun hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari hukum
Lambert-Beer yang menjadi dasar dalam analisis kuantitatif secara AAS. Hubungan
tersebut dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:·
Hukum Lambert : bila suatu sumber sinar monkromatik melewati medium transparan,
maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya ketebalan
medium yang mengabsorbsi.
Hukum Beer
: Intensitassinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya
konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut. Hubungan tersebut dirumuskan
dalam persamaan sebagai berikut:
I = Io . a.b.c
Log= a.b.c
A = a.b.c
dengan,
A = absorbana = koefisienserapan, L2 /M
b = panjang jejak sinar dalam medium berisi atom penyerap, L
c = konsentrasi, M/L
Io= intensitas sinar mula-mula
I= intensitas sinar yang diteruskan
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
- Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer.
- Secara sederhana instrument spektrofotometeri yang disebut spektrofotometer terdiri
dari Sumber cahaya, monokromatis , sel sampel , detector dan read out.
- Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran
jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan,
sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari
cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan
dengan konsentrasi sampel.
- Spektrofotometer UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar
ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel
- Spektrofotometer Infra merah merupakan spektrofotometri yang bekerja berdasar
pada penyerapan panjang gelombang infra merah
- Spektrometri Serapan Atom (SSA),merupakan metode analisis unsure secara
kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas.
DAFTAR PUSTAKA