Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS, IR DAN SERAPAN ATOM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Analisis Sediaan Farmasi

Dosen Pengampu :
Apt. Devita Riafinola Andaririt, M.Kes

Oleh :
Tetty Eka Sugianto (2161B0038)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KEDIRI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Apt. Devita Riafinola Andaririt,
M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Analisis Sediaan Farmasi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Kediri, 8 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………..i
Daftar isi…………………………………………………………………………...ii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………… 2

Bab II Pembahasan………………………………………………………………...3
A. Pengertian Spektrofotometri ……………………………………………....3
B. Komponen dan Fungsi Spektrofotometri……………………….3
C. Prinsip Kerja Spektrofotometri………………………………………...3
D. Spektrofotometri UV-VIS………………………………..6
E. Spektrofotometri Infra Merah
F. Spektrofotometri Serapan Atom

Bab III Penutup…………………………………………………………………….26


Kesimpulan……………………………………………………………...26

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang
digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam
mengenalizat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan
pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh
macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta
kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar.
Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan
mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi
polimer campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk plastik dan elastomer.
Spektroskopi inframerah, metoda pengukuran fotometer UV, gas dan liquid kromatografi
dan spektroskopi masa bersama sama dengan dari metoda pengukuran termoanalisis
(DSC-TGA) merupakan alat yang teliti sebagai pilihan untuk analisis kwalitatif dan
kwantitatif bahan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometer
2. Sebutkan komponen dan fungsi dari spektrofotometer
3. Bagaimana prinsip kerja spektrofotometer
4. Jelaskan mengenai spektrofotometri UV-Vis
5. Jelaskan mengenai spektrofotometri Infra Red
6. Jelaskan mengenai spektrofotometri serapan atom

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari spektrofotometri
2. Agar dapat mengetahui komponen dan fungsi dari spektrofotometri
3. Agar dapat mengetahui prinsip kerja dari spektrofotometri
4. Mengetahui tentang spektrofotometri UV-Vis
5. Mengetahui tentang spektrofotometri Infra Red
6. Mengetahui tentang spektrofotometri Serapan Atom

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy
relatif jika energy tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi
panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara ini diperoleh dengan alat
pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai
warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek pada panjang gelombang tertentu
(Gandjar,2007)

B. KOMPONEN DAN FUNGSI


Secara sederhana instrument spektrofotometeri yang disebut spektrofotometer terdiri
dari Sumber cahaya, monokromatis , sel sampel , detector dan read out.

Fungsi masing-masing bagian :


1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang.
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah
cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis.
Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan adanya
pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal
yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya cahaya hijau yang melewati
pintu keluar. Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar.

Gambar 1. Proses dispersi cahaya

3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel


- UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya
terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika
memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan
plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer
sinar tampak (VIS). Kuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
- IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua
lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel
natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang
dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik. Macam-macam detector yaitu Detektor foto (Photo
detector),Photocell, misalnya CdS, Phototube, Hantaran foto, Dioda foto, Detektor
panas
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detector. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam spektrofotometri
adalah :
a. Pada saat pengenceran alat alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa adanya
zat pengotor
b. Dalam penggunaan alat-alat harus betul-betul steril
c. Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan
d. Dalam penggunaan spektrofotometri uv, sampel harus jernih dan tidak keruh
e. Dalam penggunaan spektrofotometri uv-vis, sampel harus berwarna.

C. PRINSIP KERJA
Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah akan
diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat
menunjukan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi suatu
daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi
tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki Asnah, 2012)
Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran
jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan,
sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari
cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan
dengan konsentrasi sampel.
Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak umumnya terdiri
dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua molekul 4 dapat menyerap radiasi
dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka mengandung electron, baik yang
dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Panjang
gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana erat elektron terikat
di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat ikatannya dan radiasi
dengan energy tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan eksitasinya
(Wunas,2011)
Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini memberikan
cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain itu, hasil yang
diperoleh cukup akurat, dimana angka yang terbaca langsung dicatat oleh detector dan
tercetak dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan (Yahya
S,2013).
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan
spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun
kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
(Sri Suyono, 2013)
Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan yang berwarna maka
radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap secara selektif dan radiasi sinar
lainnya akan diteruskan. Absorbansi maksimum dari larutan berwarna terjadi pada
daerah warna yang berlawanan dengan warna yang diamati, misalnya larutan berwarna
merah akan menyerap radiasi maksimum pada daerah warna hijau. Dengan kata lain
warna yang diserap adalah warna komplementer dari warna yang diamati (Suharta, 2005)

D. SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Spektrofotometer UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar
ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya
tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul
dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk
yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari
spektrum ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.
Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada
panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer .
Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm sedangkan sinar tampak
berada pada panjang gelombang 400-800 nm. Gambar 2 dibawah ini adalah gambar
daerah dari beberapa spektrum elektromagnetik.

Gambar 2. Daerah panjang gelombang elektromagnetik

Panjang gelombang (λ) itu sendiri adalah jarak antara satu lembah dan satu puncak
seperti gambar dibawah ini, sedangkan frekuensi adalah kecepatan cahaya dibagi dengan
panjang gelombang (λ). Bilangan gelombang (v) adalah satu satuan per panjang
gelombang. Amplitudo gelombang adalah disturban maksimum dari garis horizontal
(Gambar 3).
λ = c/v atau v = c/λ

Gambar 3. Gelombang

1. Instrumentasi
Sebagai sumber cahaya biasanya digunakan lampu hidrogen atau deuterium untuk
pengukuran uv dan lampu tungsten untuk pengukuran pada cahaya tampak.
Panjang gelombang dari sumber cahaya akan dibagi oleh pemisah panjang
gelombang (wavelength separator) seperti prisma atau monokromator. Spektrum
didapatkan dengan cara scanning oleh wavelength separator sedangkan
pengukuran kuantitatif bisa dibuat dari spektrum atau pada panjang gelombang
tertentu. Skema 4 dibawah ini adalah skema alat spektrofotometer UV-Vis yang
memiliki sumber cahaya tunggal, dimana sinyal pelarut dihilangkan terlebih
dahulu dengan mengukur pelarut tanpa sampel, setelah itu larutan sample dapat
diukur. Gambar 5 adalah contoh alat spektrofotometer UV-Vis yang memiliki
sumber cahaya tunggal (single beam)

Gambar 4. Skema alat spektrofotometer UV-Vis single-beam

Gambar 5. Spektrofotometer UV-Vis single-beam (Spectronic 21)


Gambar 6 adalah skema alat spektrofotometer UV-Vis yang memiliki sumber
cahaya ganda (double beam). Pada alat ini larutan sampel dimasukkan bersama-
sama dengan pelarut yang tidak mengandung sampel. Alat ini lebih praktis dan
mudah digunakan serta memberikan hasil yang optimal. Gambar 7 adalah contoh
alat spektrofotometer UV-Vis yang memiliki sumber cahaya ganda.

Gambar 6. Skema alat spektrofotometer UV-Vis double-beam

Gambar 7. Spektrofotometer UV-Vis double-beam

2. Absorbsi
Ketika suatu atom atau molekul menyerap cahaya maka energi tersebut akan
menyebabkan tereksitasinya elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Tipe eksitasi tergantung pada panjang gelombang cahaya yang
diserap. Sinar ultraviolet dan sinar tampak akan menyebabkan elektron tereksitasi
ke orbital yang lebih tinggi. Sistem yang bertanggung jawab terhadap absorbsi
cahaya disebut dengan kromofor.
3. Hukum Lambert-Beer
Hukum Lambert-Beer (Beer's law) adalah hubungan linearitas antara absorban
dengan konsentrasi larutan analit. Biasanya hukum Lambert-beer ditulis dengan :
A=ε.b.C
A = absorban (serapan)
ε = koefisien ekstingsi molar (M-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C = konsentrasi (M)
Pada percobaan, yang terukur adalah transmitan (T), yang didefinisikan sebagai
berikut : T = I / Io
I = intensitas cahaya setelah melewati sampel
Io = adalah intensitas cahaya awal

Gambar 8. Absorbsi cahaya oleh sampel


4. Pengukuran Spektrum UV-Vis dalam penentuan kemurnian
Absorbsi maksimum campuran beberapa senyawa merupakan jumlah dari
absorban masing-masing senyawa tersebut. Hal ini dapat digunakan untuk
pemeriksaan kemurnian suatu senyawa. Sebagai contoh, jika suatu senyawa A dan
B bercampur, maka bentuk spektrum yang dihasilkan merupakan gabungan dari
masing-masing spektrum kedua senyawa tersebut. Dalam hal ini, konsentrasi
masingmasing senyawa bisa dihitung dengan menggunakan rumus
AAB, λ1 = AA,λ1 + AB,λ1
AAB, λ2 = AAλ2 + AB,λ2
Dengan mengetahui koefisien ekstingsi molar masing-masing senyawa, dan
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer, maka dapat diketahui konsentrasi
masing-masing senyawa. Hal yang sama juga bisa dilakukan untuk menganalisa
campuran tiga buah senyawa.
5. Pengukuran spektrum UV-Vis dalam penentuan bagian dari struktur
Pergeseran batokromik terjadi ketika panjang dari sistem terkonyugasi meningkat.
Pergeseran ini juga terjadi ketika suatu sistem terkonyugasi memiliki atau terikat
pada suatu gugus fungsi. Besarnya pergeseran ini bisa diramalkan dengan cara
menentukan gugus induk (parent system).
Tabel 1. Penambahan serapan maksimum dari gugus diena

E. SPEKTROFOTOMETER INFRA RED


Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra
merah dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra
merah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm. Pada
spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih
kepada analisa kualitatif.
Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu
senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu
menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.
Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap
panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkandengan signal
standard. Perlu juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk
murni. Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu
signal kurva yang diperoleh. Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang
berdasar pada penyerapan sinar IR pendek .Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared
Spectropgotometry (NIR). Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri pakan dan
pangan guna analisa bahan baku yang bersifat rutin dan cepat.
Cahaya tampak terdiri dari beberapa range frekuensi elektromag- netik yang berbeda
dimana setiap frekuensi bisa dilihat sebagai warna yang berbeda. Radiasi inframerah juga
mengandung beberapa range frekuensi tetapi tidak dapat dilihat oleh mata. Pengukuran
pada spektrum inframerah dilakukan pada daerah cahaya inframerah tengah (mid-
infrared) yaitu pada panjang gelombang 2.5 - 50 µm atau bilangan gelombang 4000 - 200
cm-1. Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini akan menyebabkan vibrasi atau getaran
pada molekul. Pita absorbsi inframerah sangat khas dan spesifik untuk setiap tipe ikatan
kimia atau gugus fungsi. Metoda ini sangat berguna untuk mengidentifikasi senyawa
organik dan organometalik.
Sebagai sumber cahaya yang umum digunakan adalah lampu tungsten, Narnst
glowers, atau glowbars. Dispersi spektrofotometer inframerah menggunakan
monokromator, yang berfungsi untuk menyeleksi panjang gelombang.

Gambar 9. Skema alat spektrofotometer inframerah

Gambar 10. Spektrofotometer FTIR

Jika suatu frekuensi tertentu dari radiasi inframerah dilewatkan pada sampel suatu
senyawa organik maka akan terjadi penyerapan frekuensi oleh senyawa tersebut.
Detektor yang ditempatkan pada sisi lain dari senyawa akan mendeteksi frekuensi yang
dilewatkan pada sampel yang tidak diserap oleh senyawa. Banyaknya frekuensi yang
melewati senyawa (yang tidak diserap) akan diukur sebagai persen transmitan.
Persen transmitan 100 berarti tidak ada frekuensi IR yang diserap oleh senyawa. Pada
kenyataannya, hal ini tidak pernah terjadi. Selalu ada sedikit dari frekuensi ini yang
diserap dan memberikan suatu transmitan sebanyak 95%. Transmitan 5% berarti bahwa
hampir seluruh frekuensi yang dilewatkan diserap oleh senyawa. Serapan yang sangat
tinggi ini akan memberikan informasi penting tentang ikatan dalam senyawa ini.
Bentuk spektrum infrared
Spektrum yang dihasilkan berupa grafik yang menunjukkan persentase transmitan yang
bervariasi pada setiap frekuensi radiasi inframerah.

Gambar 11. Spektrum inframerah

Satuan frekuensi yang digunakan pada garis horizontal (aksis) dinyatakan dalam
bilangan gelombang, yang didefenisikan sebagai banyaknya gelombang dalam tiap
satuan panjang.

Penyebab terjadinya serapan frekuensi inframerah


Setiap frekuensi cahaya, termasuk inframerah, mempunyai energi tertentu. Apabila
frekuensi cahaya yang dilewatkan diserap oleh senyawa yang diinvestigasi, berarti energi
tersebut ditransfer pada senyawa. Besarnya energi yang diserap senyawa akan
mempengaruhi kondisi molekul senyawa tersebut. Energi radiasi inframerah
berhubungan dengan energi yang dibutuhkan untuk terjadinya vibrasi dari suatu ikatan.
- Peregangan Ikatan (Bond Stretching)
Pada suatu ikatan kovalen, atom tidak terikat dengan suatu hubungan yang rigid. Dua
atom yang berhubungan satu sama lain disebabkan karena kedua inti atom terikat
pada pasangan elektron yang sama. Kedua inti ini bisa mengalami vibrasi kedepan-
kebelakang dan atau kesamping-keatas satu sama lain.
- Pengerutan Ikatan (Bond Bending)
Ikatan bisa bervibrasi naik-turun sepanjang waktu dan jika diberikan energi yang
tepat pada ikatan ini maka vibrasinya akan semakin kuat. Naik turunnya suatu ikatan
melibatkan sejumlah energi sehingga setiap ikatan akan menyerap energi pada
frekuensi yang berbedabeda dari radiasi inframerah.

F. SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM


Spektrometri Serapan Atom (SSA),merupakan metode analisis unsure secara
kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skoog et. al.,2000).
Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pertama kali dikembangkan oleh
Walsh Alkamede, dan Metals (1995).SSA ditujukan untuk mengetahui unsur logam
renik di dalam sampel yang dianalisis. Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada
penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan
kalor / panas. Alat ini umumnya digunakan untuk analisis logam sedangkan untuk
nonlogam jarang sekali, Mengingat unsurs non logam dapat terionisasi dengan adanya
kalor, sehingga setelah dipanaskan akan sukar didapat unsure yang terionisasi. Pada
metode ini larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian
pengkabutan(nebulizer) pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam bentuk atom-
atomnya berupa garis didalam nyala.
Metode SSA spesifikasinya tinggi yaitu unsure-unsur dapat ditentukan meskipun
dalam campuran. Pemisahan, yang penting untuk hampir-hampir semua analisis basah,
boleh dikatakan tidak diperlukan, menjadikan Spektrofotometri SerapanAtom sederhana
dan menarik.Kenyataan ini, ditambah dengan kemudahan menangani Spektrofotometri
Serapan Atom modern, menjadikan analisis rutin dapat dilakukan cepat dan ekonomis
oleh tenaga laboratorium yang belum terampil.

Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom


Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif dari
unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya
selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb),dapat
dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisis sangat cepat
dan mudah dilakukan. AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom.Atom-atom menyerap cahaya
tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode
serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada
temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber
radiasi, sistem pengukur fotometerik.Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam
analisis. Ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan
unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran
unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yangdiperlukan tersedia. AAS dapat
digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.
Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari
elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel
yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui
monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber
radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus
(DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak-balik darisumber radiasi atau
sampel.
Sampel analisis berupa liquid dihembuskan ke dalam nyala api burner dengan bantuan
gas bakar yang digabungkan bersama oksidan ( bertujuan untuk menaikkan temperatur )
sehingga dihasilkan kabut halus. Atom-atom keadaan dasar yang berbentuk dalam kabut
dilewatkan pada sinar dan panjang gelombang yang khas. Sinar sebagian diserap, yang
disebut absorbansi dan sinar yang diteruskan emisi. Penyerapan yang terjadi berbanding
lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Pada kurva
absorpsi, terukur besarnya sinar yang diserap, sedangkan kurva emisi, terukur intensitas
sinar yang dipancarkan.

Hukum Dasar Spektrofotometri Serapan Atom


Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa besarnya serapan (A) proporsionaldengan
besarnya konsentrasi(c) dari zat uji. Secara matematis Hukum Lambert-Beerdinyatakan
dengan persamaan :
A = bc
Dimana:
A = epsilonatau Absorptivitas Molar (M-1cm-1)
b = lebar celah (cm)
c = konsentrasi (M)
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa serapan (A) tidak memiliki satuandan
biasanya dinyatakan denganunitabsorbansi. Absorptivitas Molar pada persamaandi atas
adalah karakteristik suatu zat yang menginformasikan berapa banyak cahayayang diserap
oleh molekul zat tersebut pada panjang gelombang tertentu. Semakinbesar nilai
Absorptivitas Molar suatu zat maka semakin banyak cahaya yang diabsorbsiolehnya,
atau dengan kata lain nilai serapan (A) akan semakin besar.
Hukum Lambert-Beer di atas berlaku pada larutan dengan konsentrasi kurang dari
sama dengan 0.01 M untuk sebagian besar zat. Namun, pada larutan dengan konsentrasi
pekat maka satu molekul terlarut dapat memengaruhi molekul terlarut lain sebagai akibat
dari kedekatan masing-masing molekul pada larutan dengan konsentrasi yang pekat
tersebut. Ketika satu molekul dekat dengan molekul yang lain maka nilai Absorptivitas
Molar dari satu molekul itu akan berubah atau terpengaruh. Secara keseluruhan, nilai
Absorbansi yang dihasilkan pun ikut terpengaruh, sehingga secara kuantitatif nilai yang
ditunjukkan tidak mencerminkan jumlah molekul yang diukur didalam larutan uji. Itulah
makanya ketika larutan sampel yang dimiliki konsentrasinya tinggi, maka harus
mengencerkannya terlebih dahulu sebelum diukur secara spektrofotometri. Secara
umum, uji kuantitatif suatu sampel harus memberikan serapan antara 0.2–0.8, atau
toleransinya 0.1–0.9. Jika nilai serapan sampel kurang dari persyaratan tersebut, maka
tidak bisa menggunakan metode spektrofotometri untuk mengkuantifikasinya. Atau jika
nilai serapan sampel lebih dari persyaratan tersebut, maka harus mengencerkan sampel
yang dimiliki sehingga hasil pengencerannya memberikan serapan pada range nilai
serapan yang dipersyaratkan.

Bagian-Bagian Spectrometry AAS dan fungsinya


a.Sumber radiasi resonansi
Sumber radiasi resonansi yang digunakan adalah lampu katoda berongga(Hollow
Cathode Lamp) atau Electrodeless Discharge Tube(EDT).
b.Atomizer
Atomizer terdiri atas Nebulizer (sistem pengabut), spray chamber dan burner (sistem
pembakar)
i. Nebulizer berfungsi untuk mengubah larutan menjadi aerosol (butir-butirkabut
dengan ukuran partikel 15–20 µm) dengan cara menarik larutanmelalui kapiler
(akibat efek dari aliran udara) dengan pengisapan gasbahan bakar dan oksidan,
disemprotkan ke ruang pengabut. Partikel-partikel kabut yang halus kemudian
bersama-sama alirancampuran gasbahan bakar, masuk ke dalam nyala, sedangkan
titik kabut yang besardialirkan melalui saluran pembuangan.
ii. Spray chamber berfungsi untuk membuat campuran yang homogen antaragas
oksidan, bahan bakar dan aerosol yang mengandungcontoh sebelummemasuki
burner
iii. Burner merupakan sistem tepat terjadi atomisasi yaitu pengubahankabut/uap garam
unsur yang akan dianalisis menjadi atom-atom normaldalam nyala.
c.Monokromator
Setelah radiasi resonansi dari lampu katoda berongga melalui populasi atom didalam
nyala, energy radiasi ini sebagian diserap dan sebagian lagi diteruskan. Fraksi radiasi
yang diteruskan dipisahkan dari radiasi lainnya. Pemilihan atau pemisahan radiasi
tersebut dilakukan oleh monokromator. Monokromator berfungsi untuk memisahkan
radiasi resonansi yang telah mengalami absorpsi tersebut dari radiasi-radiasi lainnya.
Radiasi lainnya berasal dari lampu katoda berongga, gas pengisi lampu katoda
berongga atau logam pengotor dalam lampu katoda berongga. Monokromator terdiri
atas sistem optik yaitu celah, cermin dan kisi.
d.Detektor
Detektor berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel dan mengukur
intensitas radiasi tersebut dalam bentuk energi listrik.
e.Rekorder
Sinyal listrik yang keluar dari detektor diterima oleh piranti yang dapat
menggambarkan secara otomatis kurva absorpsi.
f.Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS.Lampu katoda memiliki masa
pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katodapada setiap unsur
yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda
Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsurCu.Lampu katoda berfungsi sebagai
sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan
mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar
masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar
dari dalam dapat menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar.
g.Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yangberisi gas asetilen.
Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20.000K,dan ada juga tabung gas yang
berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen,dengan kisaran suhu ± 30.000K.
Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang
akan dikeluarkan, dan gas yang berada didalam tabung. Spedometer pada bagian kanan
regulator merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung.
h.Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran
pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap
bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan
sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS,diolah sedemikian rupa di
dalam ducting, agar polusi yang dihasilkan tidak berbahaya.
j.Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting didalam main unit, karena burner berfungsi
sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan
dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata.
k.Buangan pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada AAS.
Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa,
agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi keatas, karena bila hal ini terjadi dapat
mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel, sehingga
kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk.

Kelebihan dan Kelemahan Metode AAS


a.Kelebihan metoda AAS adalah:
• Spesifik
• Batas (limit) deteksi rendah
• Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat diukur
• Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan contoh (preparasi contoh
sebelum pengukuran lebih sederhana, kecuali bila ada zatpengganggu)
• Dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam banyak jenis contoh.
• Batas kadar -kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas (mg/L hingga persen)

b. kelemahan metoda AAS adalah:


• Kurang sempurnanya preparasi sampel, seperti:
-Proses destruksi yang kurangsempurna
-Tingkat keasaman sampel dan blanko tidak sama
• Kesalahan matriks, hal ini disebabkan adanya perbedaan matriks sampel dan matriks
standar
• Aliran sampel pada burner tidak sama kecepatannya atau ada penyumbatan ada
jalannya aliran sampel.
• Gangguankimia berupa:
-Disosiasi tidak sempurna
-Ionisasi
-Terbentuknya senyawa refraktori

Penerapan Spektroskopi Serapan Atom (SSA)Dalam Analisis Kimia


Untuk metode serapan atom telah diterapkan pada penetapan sekitar 60 unsur, dan
teknik ini merupakan alat utama dalam pengkajian yang meliputi logam runutan dalam
lingkungan dan dalam sampel biologis. Sering kali teknik ini juga berguna dalam
kasus-kasus dimana logam itu berada pada kadar yang cukup didalam sampel itu, tetapi
hanya tersedia sedia sedikit sampel dalam analisis, kadang-kadang demikianlah kasus
dengan metaloprotein misalnya.

Prinsip Kerja
Atomic Absorption spectrophotometry adalah metode analisis dengan prinsip dimana
sampel yang berbentuk liquid diubah menjadi bentuk aerosol atau nebulae lalu bersama
campuran gas bahan bakar masuk ke dalam nyala, disini unsur yang dianalisa tadi
menjadi atom–atom dalam keadaan dasar (ground state). Lalu sinar yang berasal dari
lampu katoda dengan panjang gelombang yang sesuai dengan unsur yang uji, akan
dilewatkan kepada atom dalam nyala api sehingga elektron pada kulit terluar dari atom
naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Penyerapan yang terjadi
berbanding lurus dengan banyaknya atomg round state yang berada dalam nyala. Sinar
yang tidak diserap oleh atom akan diteruskan dan dipancarkan pada detektor, kemudian
diubah menjadi sinyal yang terukur.
Sinar yang diserap disebut absorbansi dan sinar yang diteruskan disebut emisi.
Adapun hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari hukum
Lambert-Beer yang menjadi dasar dalam analisis kuantitatif secara AAS. Hubungan
tersebut dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:·
 Hukum Lambert : bila suatu sumber sinar monkromatik melewati medium transparan,
maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya ketebalan
medium yang mengabsorbsi.
Hukum Beer 
: Intensitassinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya
konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut. Hubungan tersebut dirumuskan
dalam persamaan sebagai berikut:
I = Io . a.b.c
Log= a.b.c
A = a.b.c
dengan,
A = absorbana = koefisienserapan, L2 /M
b = panjang jejak sinar dalam medium berisi atom penyerap, L
c = konsentrasi, M/L
Io= intensitas sinar mula-mula
I= intensitas sinar yang diteruskan

Pada persamaan tersebut menyatakan bahwa besarnya absorbansi berbanding lurus


dengan kadar atom-atom pada tingkat energi dasar, dengan demikian, dari pemplotan
serapan dan konsentrasi unsur dalam larutan standar diperoleh kurva kalibrasi. Dengan
menempatkan absorbansi dari suatu cuplikan pada kurva standar akan
diperoleh konsentrasi dalam larutan cuplikan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
- Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer.
- Secara sederhana instrument spektrofotometeri yang disebut spektrofotometer terdiri
dari Sumber cahaya, monokromatis , sel sampel , detector dan read out.
- Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran
jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan,
sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari
cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan
dengan konsentrasi sampel.
- Spektrofotometer UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar
ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel
- Spektrofotometer Infra merah merupakan spektrofotometri yang bekerja berdasar
pada penyerapan panjang gelombang infra merah
- Spektrometri Serapan Atom (SSA),merupakan metode analisis unsure secara
kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas.
DAFTAR PUSTAKA

Asnah, Marzuki. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press.


Dachriyanus.2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.LPTIK
Universitas Andalas: Sumatera Barat.
Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,. Yogyakarta. 
Sri Suyono. 2013. Hukum Lambert Beer. Semarang: Universitas Diponegoro
Skoog, Douglas A. 2000. Principle of Instrumental Analysis. Philadelphia: Saunders.
Suharta, (2005), Kimia Instrumentasi, Jurusan Kimia FMIPA Unimed, Medan.
Suhartati. T., 2017. Dasar-Dasar Spektrofotometri UV_VIS dan Spektrometri Massa untuk
Penentuan Struktur Senyawa Organik. Anugrah Utama Raharja : Bandar Lampung.
Yahya, S. 2013. Spektrofotometri UV-VIS. Jakarta : Erlangga.
Wunas, Y, S. (2011). Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (Revisi Kedua). Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai