DOSEN PENGAMPU :
IR. DWI HERY A., MT
DISUSUN OLEH :
PARALEL B
KELOMPOK 6
1. FIRDAUS NIZAM (19031010050)
2. REVITA ARENDRI VASHTI (19031010051)
3. HALIN HIJRA Y. (19031010084)
4. MEYSE LINDA SUSANTI (19031010086)
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan nikmat
serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah Kimia Analisa dengan judul “Alat
Spektrofotometri UV - Vis”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Kimia Analisa di program studi teknik kimia Fakultas teknik pada Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Dwi Hery A., MT selaku
dosen mata kuliah Kimia Analisa dan segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan baik dari segi bahasa
maupun sistematik dalam penulisan yang digunakan, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang membaca makalah yang kami susun. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan
tentang aplikasi pemanfaatan minyak atsiri dari bunga mawar.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Manfaat
a. Mengetahui fungsi dari spektrofotometri UV-Vis.
b. Mengetahui komponen dari spektrofotometri UV-Vis
c. Mengetahui cara kerja spektrofotometri UV-Vis.
d. Mengetahui keuntungan analisis secara spektrofotometri UV-Vis.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan
yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang
dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat
berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai
radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi dengan cahaya atau
radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan,
diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan,
spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu
didasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun
pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena
ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun
tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya
maupun medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik.
2
sample berwarna juga untuk sample tak berwarna. Spektroskopi ultraviolet-visible
atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau UV/Vis) melibatkan
spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini berarti menggunakan cahaya
dalam terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah
(NIR)) kisaran. Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara langsung
mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum
elektromagnetik, molekul mengalami transisi elektronik. Teknik ini melengkapi
fluoresensi spektroskopi, di fluoresensi berkaitan dengan transisi dari ground state
ke eksited state.
Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu:
a. Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan elektron anti ikatan.
b. Penyerapan oleh transisi elektron d dan f dari molekul kompleks
c. Penyerapan oleh perpindahan muatan.
Interaksi antara energi cahaya dan molekul dapat digambarkan sebagai
berikut :
E = hv
Dimana , E = energy (joule/second)
h = tetapan plank (6,6261x10-34 J.s)
v = frekuensi foton
Penyerapan sinar uv-vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional/gugus
kromofor (gugus dengan ikatan tidak jenuh) yang mengandung electron valensi
dengan tingkat eksitasi yang rendah. Dengan melibatkan 3 jenis electron yaitu :
sigma, phi dan non bonding electron. Kromofor-kromofor organik seperti karbonil,
alken, azo, nitrat dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak.
Panjang gelombang maksimalnya dapat berubah sesuai dengan pelarut yang
digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas,
seperti hidroksil, metoksi dan amina. Terikatnya gugus auksokrom pada gugus
kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang
gelombang yang lebih besar (bathokromik) yang disertai dengan peningkatan
intensitas (hyperkromik) (sudjadi,2000)
3
II.2 Karakteristik Alat Spektrofotometri UV - Vis
Alat laboratorium ini terkenal sebagai alat uji praktis dalam hal preparasi
sampel dibandingkan alat uji jenis lainnya. Alat uji ini bekerja dengan cara
melibatkan energi elektronik dengan kadar tinggi saat melakukan analisis. Oleh
sebab itu, spektrofotometer UV-Vis lebih sering peneliti gunakan untuk analisis
kuantitatif. Alat uji ini adalah gabungan yang terdiri dari UV dan visible. Maksud
dari gabungan tersebut adalah bukti bahwa alat ini menggunakan dua sumber
cahaya berbeda, yaitu sumber cahaya ultraviolet dan sumber cahaya yang tampak.
4
3. Mempunyai ketelitian yang tinggi, dengan kesalahan relatif sebesar 1% - 3%
dan masih bisa diperkecil lagi.
4. Dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
2. Double-beam
Double-beam instrument yang disajikan pada Gambar II.2 mempunyai dua
sinar yang dibentuk oleh potongan cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah
sinar. Sinar pertama melewati larutan blanko dan sinar kedua secara serentak
melewati sampel Double-beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang
190 sampai 750 nm (Suhartati, 2017).
5
Gambar II.2 Skema spektrofotometer UV-Vis (Double-beam)
1. Sumber Sinar
Untuk spektrofotometer uv adalah lampu awamuatan hidrogen atau lampu
deterium dan spektrofotometer sinar tampak tetap lampu wolfram. Lampu deterium
terdiri dari dua elektroda yang dipatri pada tabung kaca tertutup yang salah satu
bagian dindingnya terbuat dari kwarsa dan diisi dengan gas hidrogen. Bila terhadap
kedua elektroda tersebut di tegangan listrik yang stabil maka antara kedua elektroda
tersebut akan terjadi awamuatan elektron. Elektron-elektron yang dilepaskan oleh
elektroda itu akan bertumbukan dengan gas H2 atau D2. Akibat dari tumbukkan ini
maka elektron-elektron gas itu akan tereksitasi ke tingkat energi electron yang lebih
tinggi. Bila elektron yang tereksitasi itu kembali keadaan dasar, maka elektron
6
tersebut akan memancarkan cahaya yang membentuk spektrum pancaran yang
kontinu dengan panjang gelombang antara 180 – 350 nm.
2. Monokromator
7
4. Detektor
Pada dasarnya detektor menyerap sinar yang jatuh padanya dan mengubah
energi itu menjadi suatu energi yang dapat diukur. Detektor harus menghasilkan
isyarat yang mempunyai hubungan kuantitatif dengan intensitas sinar. Noise suatu
detektor ialah isyarat latar belakang yang timbul dalam detektor bila tidak ada
intensitas sinar dari sampel yang sampai pada detektor.
Tabung foton hampa terdiri dari tabung gelas (dengan jendela kwarsa) yang
dihampakan. Katoda berbentuk setengah silinder yang dilapisi senyawa (oksida
logam alkali tanah atau alkali tanah) yang menghasilkan elektron yang terikat
lemah. Kawat logam ditempatkan di tengah silinder (anoda). Antara anoda dan
katoda diberikan beda potensial (90 volt). Sinar masuk melalui jendela kwarsa,
jatuh pada permukaan katoda. Futon diserap dan energinya akan dipindahkan ke
elektron-elektron yang terikat lemah dalam senyawa peka cahaya tersebut.
Elektron-elektron ini akan pindah ke anoda hingga di rangkaian timbul arus listrik.
Besarnya arus listrik akan berbanding lurus dengan intensitas sinar datang bila
efisiensi pengumpulan elektron di anoda 100%.
8
𝐺 = 𝑘′𝑃 + 𝑘"
Keterangan :
G = respons listrik
k' = kepekaan detektor
k" = arus gelap, arus kecil dan konstan yang diberikan oleh detector bila tidak sinar
yang mengenainya.
P = respons listrik
5. Rekorder
Rekorder dipergunakan untuk mencatat data hasil pengukuran dari detektor,
yang dinyatakan dengan angka (Triyati, 1985).
9
daya ketika terjadi mati lampu. Tahapan awal dalam pengoperasian
spektrofotometri UV-Vis adalah :
1. Periksa spesifikasi voltase yang dapat dilihat di unit bagian bawah (110V atau
220V, 50/60 Hz).
2. Kabel instrumen dihubungkan pada dinding stopkontak: Pada satu sisi kabel
penyambung power dimasukkan ke dalam stopkontak yang ada dibagian
instrumen dan sisi yang lainya dihubungkan dengan dinding stopkontak sebagai
sumber arus AC.
3. Nyalakan terlebih dahulu stabilizer.
4. Kemudian tekan tombol “ON” dibagian belakang spektrofotometri UV-Vis
sehingga display menyala, sebelum melakukan pengukuran sebaiknya ditunggu
sekitar 30 menit setelah tombol ON dinyalakan.
5. Sebelum kuvet dimasukkan ke dalam spektrofotometer, sterilkan kuvet terlebih
dahulu dengan cara membilas dengan larutan sampel dan diulangi sebanyak 3x.
6. Lap bagian luar kuvet dengan tisue dengan cara menempelkan tisue ke dinding-
dinding kuvet agar kuvet tidak mengalami goresan. Kuvet ini terdiri dari dua
bagian, bagian yang sisinya agak buram dan bagian yang sisinya bening. Yang
perlu diperhatikan adalah jangan disentuh dengan tangan pada sisi bagian yang
bening tersebut, namun boleh menyentuhnya di bagian yang buram.
7. Isi kuvet dengan aquades, untuk pengisian pada kuvet tidak perlu mengisinya
sampai penuh namun cukup sampai tanda batas yang ada dalam kuvet tersebut.
8. Buka tutup spektro, letakkan kuvet tersebut ke dalam blanko, pada saat
meletakkan kuvet yang perlu diperhatikan adalah bagian terang dari kuvet harus
menghadap ke lubang karena cahaya spektrofotometri uv vis akan ditembakkan
melalui lubang tersebut.
9. Kemudian isi kuvet yang lain dengan larutan sampel, dan masukkan di tempat
nomer 1.
10. Lakukan hal yang sama untuk sampel yang kedua jika ada.
11. Tutup spektrofotometri secara perlahan. Untuk tahapan pengukuran absorbansi,
dll tentunya disesuaikan dengan pengoperasian masing-masing merk / tipe
spektrofotometer UV-Vis tersebut.
10
Pengukuran absorpsi dan konsentrasi dapat dilakukan dengan cara yaitu :
1. Isi kuvet paling sedikit 1,5 mL dengan larutan sampel yang akan diukur dan
dimasukkan ke dalam tempat pengukuran sampel dan tutup kembali tempat
2. Nilai transmitans dan absorbansi dapat dilihat dari skala yang ditunjukkan.
Pengukuran transmitans larutan sampel Io
log
I
11
harus dicatat dan dievaluasi untuk memastikan bahwa hal tersebut tidak
mempengaruhi kinerja spektrofotometer.
2. Lakukan pengecekan nilai Stray Radiant Energy (SRE) atau kebocoran
cahaya yang tidak diinginkan dengan menggunakan filter SRE pada daerah
200 nm sampai 450 nm.
3. Bila diperlukan lakukan pengukuran base line flatness dan noise dari
instrumen.
4. Selama proses kalibrasi, suhu lingkungan disekitar spektrofotometri harus
dipantau dan dicatat serta tidak keluar dari rentang 23 plus minus 3,0 derajat
Celcius. Bila pengukuran dilakukan pada kondisi suhu di luar terus tersebut
maka koreksi terhadap pengaruh suhu harus dipertimbangkan.
B. Persiapan alat
Kalibrasi dilakukan menggunakan filter standar baik berupa larutan atau
glass. Untuk itu filter standar yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih
dahulu dengan menggunakan penghembus udara (air blower) untuk memastikan
tidak ada debu dan kotoran di permukaan filter standar. Apabila terdapat
kontaminasi pada permukaan filter standar bersihkan menggunakan kain bebas
serat atau mikrofiber.
C. Kalibrasi spektrofotometri UV-Visible
Kualifikasi kinerja spektrofotometer mengikuti dua kriteria yang harus
diverifikasi menggunakan filter standar saat kalibrasi. Kriteria-kriteria tersebut
adalah :
a. Akurasi penunjukan panjang gelombang.
Akurasi penunjukkan panjang gelombang didefinisikan sebagai
penyimpangan penunjukkan panjang gelombang pada rentang panjang
gelombang serapan atau emisi dari nilai panjang gelombang pada rentang
yang telah diketahui. Penyimpangan panjang gelombang dapat
menyebabkan kesalahan yang signifikan pada hasil pengukuran kualitatif
dan kuantitatif. Apabila spektrofotometri di dalam mempertahankan skala
panjang gelombang yang akurat maka profil penyerapan sampel yang
diukur oleh instrumen spektrofotometri akan tidak akurat, maka harus
12
melakukan verifikasi akurasi panjang gelombang pada spektrofotometri uv-
vis.
b. Fotometrik akurasi
Nilai Fotometrik akurasi ditentukan dengan membandingkan hasil
pengukuran nilai acuan absorbansi atau transmitan baik berupa glass
ataupun larutan kimia dengan nilai yang sudah ditentukan dalam sertifikat,
karena nilai absorbansi dibatasi oleh tingkat linear hasil pembacaan nilai
tersebut maka pada sebuah spektrofotometri ketika didapatkan perbedaan
hasil pengukuran dari nilai absorbansi dengan nilai sertifikat maka perlu
dilakukan koreksi. Nilai koreksi ini pada umumnya didapatkan dengan
membuat plot grafik dan kemudian melakukan perhitungan interpolasi
linier.
Manfaat pelaksanaan kalibrasi spektrofotometri untuk mengetahui unjuk
kinerja instrumen apakah masih sesuai dengan standar yang dipersyaratkan atau
tidak serta mengetahui nilai perbedaan dari pembaca alat dengan membandingkan
nilai standar sehingga dapat menjamin data benar dan valid. Dengan mengetahui
unjuk kinerja alat maka akan dapat menjamin mutu hasil data pengukuran dalam
kegiatan penelitian, maupun pengujian. Manfaat lainnya adalah untuk mengetahui
letak kesalahan atau kerusakan secara dini sehingga dapat diperbaiki sebelum alat
mengalami kerusakan berat.
Dalam menentukan interval untuk melakukan kalibrasi harus dilihat terlebih
dahulu dari alat itu sendiri mulai dari umur alat, kinerja alat, dan juga rekomendasi
pabrik pembuat alat tersebut. Selain itu jangka waktu pemakaian hingga cara
perawatannya juga menjadi tolak ukur dalam menentukan waktu kalibrasi
penentuan waktu kalibrasi sebenarnya bisa diperkirakan misal alat ukur harus
dikalibrasi zat mencapai 400 jam penggunaan atau setahun sekali dari masa
pemakaian agar keakuratannya selalu terjaga.
Biaya dan resiko terkait dengan alat yang tidak dikalibrasi bisa jauh lebih
tinggi daripada biaya pada alat yang terkalibrasi, oleh karena itu disarankan bahwa
alat tersebut dikalibrasi secara teratur.
13
Untuk melakukan kalibrasi jika mempunyai standarnya bisa dilakukan
sendiri dengan mengikuti manual book yang disertakan pada saat pembelian,
namun pastikan personel yang melakukan sudah mengikuti training kalibrasi untuk
menjamin kompetensinya (Anonim, 2022).
14
digunakan pada pengukuran ini harus divakumkan (sulit untuk dilakukan).
Akibatnya penyelidikan senyawa organik hanya dilakukan pada panjang
gelombang > 180 nm. Penyerapan sinar ultraviolet yang panjang gelombangnya >
180 nm dan penyerapan sinar tampak (380 – 780 nm) dilakukan oleh senyawa-
senyawa yang mempunyai gugus-gugus fungsi yang disebut kromofor. Gugus
kromofor ini mempunyai elektron valensi dengan energi eksitasi yang relatif
rendah. (Permanasari, 2016).
Po = Pa + Pt + Pr
Pr ~ 0 sehingga Po = Pa + Pt
Transmitansi (T) = P/Po
15
Hukum Bouguer-Lambert- Beer merupakan hukum dasar dalam
spektroskopi serapan:
T = P/Po 10-abc
Keterangan :
a = absorptivitas
b = jarak tempuh sinar
c = konsentrasi
log T = log P/Po = -a.b.c
-log T = log P/Po = a.b.c
A = -log T , maka A = a.b.c (=g/L) atau A = ε.b.c (=mol/L)
Keterangan :
A = absorbansi
T = transmitansi
ε = koefisien ekstingsi atau absorbtivitas molar
Syarat berlakunya hukum Lambert-Beer (Permanasari, 2016) :
a. Konsentrasinya harus rendah.
b. Zat pengadsorbsi tidak terdisosiasi, tidak bereaksi dengan pelarut, stabil.
c. Cahaya harus monokromatis.
d. Larutan harus jernih.
16
Alat ukur ini bekerja dengan cara penyerapan cahaya. Pertama-tama, ketika
cahaya dengan gelombang panjang atau cahaya polikromatis terkena sebuah zat,
maka cahaya tersebut akan terserap. Di dalamnya ada sebuah molekul yang
memiliki peran penting, yaitu elektron valensi dari semua atom yang terdapat di
dalam analisis hingga akhirnya terbentuk sebuah materi. Kemudian, elektron di
dalam molekul mulai melakukan eksitasi atau berpindah, lalu berotasi dan bergetar
saat terkena energi lain.
2. Terjadi Perpindahan Elektron
Setelah proses penyerapan selesai, apabila zat menyerap cahaya tampak dan
ultraviolet maka akan ada perpindahan elektron di dalam spektrofotometri UV-Vis,
dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi atau perpindahan. Perpindahan yang
terjadi di antara elektron tersebut bernama transisi elektronik. Namun, apabila
cahaya yang terserap merupakan cahaya inframerah, maka elektron yang ada di
dalam atom atau elektron ikatan di molekul hanya bisa bergetar. Sedangkan
elektron yang berputar hanya akan terjadi pada zat yang memiliki energi lebih
rendah, seperti gelombang radio.
3. Pengukuran Konsentrasi Sampel
Setelah perpindahan terjadi, maka proses selanjutnya adalah pengukuran
konsentrasi sampel. Terlihat adanya zat di dalam sampel mendapat sinar dari
cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Ketika cahaya mengenai sampel
observasi, maka sebagian dari cahaya tersebut akan terserap. Sedangkan sisa dari
sebagian tersebut akan terhambur, kemudian sebagian yang lain akan diteruskan.
Namun, saat melakukan pengukuran, spektrofotometri UV-Vis hanya akan
berfokus pada cahaya yang datang dan cahaya yang masuk serta cahaya yang
terkena permukaan zat. Sedangkan cahaya yang telah melewati zat, tidak akan bisa
diukur. Hal yang bisa diukur hanya perbandingan cahaya datang dan cahaya setelah
melewati materi atau sampel.
4. Hasil Penyerapan Cahaya
Hasil data yang diperoleh pada observasi melalui spektrometri UV-Vis akan
berupa data keluar dengan bentuk spektrum. Bila ingin melihat hasil tersebut,
diperlukan komputer. Spektrum tersebut berbentuk pita lebar, sebab energi yang
17
dimiliki menyebabkan transisi elektronik, rotasi, dan getaran elektron yang juga
terjadi di dalam molekul.
18
II.12 Contoh Penerapan
Spektrofotometer UV-Vis adalah suatu instrument yang berfungsi untuk
mengukur absorban suatu sampel pada panjang gelombang tertentu.
Spektrofotometer EMC-11-UV yang ada di Laboratorium Kimia Dasar Terpadu
UII dapat digunakan untuk mengukur absorbansi pada panjang gelombang di
daerah uv (200-400 nm) dan daerah visible (400-800 nm). Sampel yang dapat diuji
dengan alat ini adalah sampel cair yang didalamnya mengandung senyawa yang
bergugus kromofor dan dapat juga digunakan untuk sampel berwarna. Alat ini
merupakan jenis spektrofotometer uv-vis single beam atau hanya memiliki satu
berkas sinar. Untuk kebutuhan praktikum Spektrofotometer EMS-11-UV sangat
mendukung kegiatan praktikum, karena dilengkapi dengan berbagai fitur seperti:
- LCD screen (128x64)
- Pengaturan panjang gelombang melalui papan tombol
- Kompartemen sampel untuk pemegang sel yang khusus
- Penyimpan hasil hingga 200 metode dan 200 kurva standar, dll.
(Lab Terpadu UII, 2023)
19
8. Selalu menggunakan kuvet atau tabung persegi yang sesuai dengan
spesifikasi alat tersebut.
9. Jangan meletakkan di atas tempat yang mudah bergerak seperti kereta, meja,
dan dalam lingkungan yang perubahan temperatur bervariasi dan signifikan.
10. Jika disimpan dalam ruangan yang tidak di setting, dapat dibolehkan unit
ditempatkan pada temperatur ruang sebelum digunakan. Instrument
diletakkan di tempat yang jauh dari debu, dihindarkan dari kelembaban yang
berlebih atau bahan kimia yang bersifat korosif. Bila instrumen tidak
digunakan sebaiknya diberi penutup untuk melindungi komponen
elektriknya dari debu.
11. Pengoperasian instrumen berdasarkan tipe sumber arus yang ditunjukkan
pada label dibagian unit belakang.
12. Jangan membongkar atau memodifikasi instrumen yang akan memberikan
efek terhadap pengoperasian, keamanan, atau daya tahan instrumen.
13. Untuk mengurangi resiko kebakaran maka jangan membongkar unit-unit
yang telah ada, tetapi hubungi pekerja service alat tersebut untuk
memperbaikinya.
14. Ketika instrumen tidak digunakan, pastikan tombol power telah dimatikan
dan mencabut kabel power dari dinding stopkontak.
15. Jangan memberikan muatan arus yang berlebihan pada kawat penyambung
karena hal ini dapat menyebabkan kebakaran akibat hubungan arus pendek.
16. Jangan membiarkan meletakkan sesuatu di atas kabel power.
17. Mencabut photomech 301-A dari stopkontak dan menghubungi teknisi
service alat tersebut dengan kondisi di bawah ini :
a. Jika unit alat terkena air atau cairan.
b. Jika unit alat tidak dapat berfungsi dengan normal sesuai dengan operasi
intruksi yang semestinya.
c. Pemakaian yang tidak layak dapat merusak alat dan akan selalu meminta
pekerja service alat tersebut memperbaikinya seperti keadaan normal.
d. Jika instrumen disalahgunakan atau habis terjatuh.
20
18. Hindari penggunaan instrumen saat hujan deras karena dapat menyebabkan
resiko hubungan arus pendek.
19. Hanya digunakan sekering, lampu pijar, dan stopkontak yang berasal dari
instrumen tersebut.
20. Akurasi instrumen sebaiknya diperiksa secara periodik dan setelah disimpan
dalam jangka waktu yang lama, maka instrument sebaiknya dicek terlebih
dahulu sebelum digunakan.
21
BAB III
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23