1929.
Delapan
bulan
kemudian
baru
disidangkan.
Dalam
Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak
akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat
ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik
tetapi budak. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato
Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan
lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden
sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan
rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Apabila di
dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan,
maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan
kemajuan selangkah pun.
Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak
dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka. .Bangunlah suatu dunia
di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan
Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna.
Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai !
Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan
aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. Tidak seorang pun yang
menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau
aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya.
Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah
berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.