ANALISIS FISIKOKIMIA
OBJEK IV
DISUSUN OLEH :
NAMA : INDRI ISTIQOMAH
NO BP : 1811013018
SHIFT/KELOMPOK : Jumat 5 /6
HARI/TANGGAL : Selasa / 27 November 2020
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
DAFTAR ISI
BAB 1 ................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 17
BAB 6 ............................................................................................................................... 19
KESIMPULAN .................................................................................................................. 19
i
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 20
LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber radiasi yang digunakan dapat dipilih yaitu sinar UV (lampu deuterium),
sinar tampak (lampu tungsten) dan sinar fluoresensi (lampu merkuri). Sinar yang
dipancarkan berupa sinar polikromatik masuk melewati celah monokromator.3
7
Gambar 1. TLC Scanner
Pada beberapa alat TLC scanner sudah dilengkapi alat pemroses data atau
mikro komputer, sehingga integrasi luas puncak atau tinggi puncak tersebut dapat
langsung direkan atau dicatat sebagai data sekaligus dengan kromatogramnya dan
dapat pula direkan dan dicatat langsung sebagai kadarnya melalui teknik pemograman
tertentu. Penelusuran bercak dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal
(scanning horizontal atau scanning vertical). Penelusuran bercak secara horizontal
dapat dilakukan satu persatu, atau apabila satu plat bercak yang diperoleh segaris
semua maka dapat dilakukan penelusuran untuk semua bercak sekaligus. Sedangkan
cara penelusuran vertikan, hanya dapat dilakukan satu persatu. Pada penelusuran
bercak horizontal dengan penelusuran beberapa bercak sekaligus hanya dapat
dilakukan apabila bercak-bercak tersebut benar-benar berada dalam satu garis. Cara ini
akan mengalami kesulitan jika bercak yang sangat dekat dengan bercak akan
ditetapkan, karena ada kemungkinan bercak yang tidak diinginkan ikut tertetapkan.5
Sebelum aplikasi sampel pada lempeng KLT, posisi awal penotolan diberi
tanda berupa titik dengan pensil dan akhir elusi ditandai berupa garis. Sedapat mungkin
penandaan tidak merusak sorben KLT. Untuk aplikasi manual, terdapat beberapa alat
penotolan sampel. Alat aplikasi manual yang paling banyak digunakan adalah pipet
8
mikro kapiler (microcaps). Dengan cara mencelupkan pipet kapiler mikro, larutan
secara otomatis akan mengisi ruang dalam pipet mikro kapiler. Setelah terisi tempelkan
pipet pada permukaan lempeng KLT maka larutan sampel akan berpindah dari pipet
kapiler menuju sorben lempeng KLT. Dengan alat Nanomat, ukuran noda yang
dihasilkan pada lempeng KLT adalah sama. Pada pemegang kapiler (cappilary holder)
yang berperan adalah magnet permanen. Cara menotolkan sampel yaitu kepala
aplikator ditekan, pipet akan menyentuh lapisan lempeng pada tekanan konstan
kemudian pipet dibuang (sekali pakai). Peralatan semi/otomatis yang lain yaitu
Linomat (camag) dapat digunakan untuk menerapkan larutan sampel dalam bentuk
noda atau pita.2
Kerja dari densitometer yaitu sumber radiasi yang digunakan dapat dipilih yaitu
sinar UV (lampu deuterium), sinar tampak (lampu tungsten) dan sinar fluoresensi
(lampu merkuri). Sinar yang dipancarkan berupa sinar polikromatik masuk melewati
celah monokromator. Didalam monokromator sinar didispersikan menjadi sinar
monokromatik dengan teknik grating. Sinar monokromatik dengan panjang gelombang
terpilih keluar melalui celah keluar monokromator. Sinar monokromatik dengan
panjang gelombang terpilih dipantulkan melalui cermin sehingga mengenai objek
(lempeng KLT). Sinar yang datang dapat direfleksikan maupun diteruskan. Sinar yang
direfleksikan atau diteruskan ditangkap oleh pengganda foton (photomultiplier)
berfungsi menggandakan sinar yang datang sehingga dihasilkan elektron yang terbaca
oleh sistem komputer sebagai data output.3
BAB 3
PROSEDUR KERJA
10
5) Analisis dengan KLT-Densitometri
a. Fase gerak dimasukkan ke dalam chamber (gelas beker)
b. Chamber dijenuhkan dengan menggunakan kertas aring
c. Plat KLT dipotong dengan ukuran 10x10 cm (bergantung pada jumlah
larutan sampel/ baku yang akan dianalisis)
d. Totolkan sampel dan standar pada plat yang sama dengan menggunakan
Nanomat yang dilengkapi pipa kapiler 2 μl. Jarak antar bercak adalah 1 cm
e. Lempeng dielusi sampai ketinggian sekitar 8 cm dalam chamber gelas yang
sebelumnya telah dijenuhkan dengan uap fase gerak
f. Pemindaian dengan densitometri dilakukan pada panjang gelombang 220
nm
11
3.3 Skema Cara Kerja Percobaan
12
Kocok dan saring dengan
kertas saring
13
BAB 4
14
2. Hubungan antara konsentrasi dan nilai AUC pada larutan standar paracetamol
4000 R² = 0.9993
3000
2000
1000
0
0 50 100 150 200 250 300 350
AUC
A = - 447,4
B = 17,882
r2 = 0,9994
maka selanjutnya dihitung kadar mg parasetamol dari masing masing nilai AUC
dengan memasukkan nilai AUC sebagai y kedalam persamaan linieritas :
16
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang dilakukan minggu ini adalah mengenai analisis terhadap
parasetamol secara kualitatif dan kuantitatif. Karena akan melakukan analisis secara
kualitatif dan kuantitatif maka dipilih suatu metode yang sederhana seperti
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) – Densitometri. Dimana analisis kualitatif yaitu
identifikasi keberadaan senyawa dilihat dari nilai Rf pada metode KLT dan analisis
kuantitaif yaitu penetapan kadar dapat dilihat dari nilai AUC pada metode
densitometry.
Hal pertama yang harus dilakukan dalam praktikum kali ini adalah pembuatan
fase gerak dengan mencampurkan pelarut metanol, aquades dan amonia (8:1:1).
Pemilihan eluen yang cocok dapat dilakukan melalui tahapan optimasi eluen. Optimasi
eluen diawali dengan menentukan sifat fisika kimia yang akan dianalisis dan jenis
sorben fase diam yang digunakan. Selanjutnya dibuat larutan induk parasetamol
dengan menimbang parasetamol seberat 25 mg lau dimasukkan ke dalam labu 50 mL
dan ditambahkan pelarut sebanyak 20 mL. Lalu larutan induk disonikasi untuk
menghomogenkan larutan tersebut karena metode sonikasi merupakan metode yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik dimana generator listrik ultrasonik akan
membuat sinyal listrik kemudian diubah menjadi getaran fisik atau gelombang
ultrasonik sehingga efek sangat kuat yang dinekal dengan efek kavitasi pada larutan
yang menyebabkan pecahnya molekul-molekul yang ada didalam larutan
menghasilkan luas permukaan yang besar sehingga dapat mempercepat penetrasi bahan
aktif dan memudahkan penyebarannya yang digunakan untuk melarutkan senywa yang
tidak larut.
Setelah sonikasi konsentrasi dari larutan induk paracetamol diacri dengan
melakukan kalibrasi larutan standar paracetamol. Pada percobaan ini didapatkan
konsentrasi sebesar 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm, dan 300 ppm.
Setelah konsentrasi dari larutan induk paracetamol didapatkan, Langkah selanjutnya
17
yaitu memperoleh nilai AUC (Luas area) dari larutan induk paracetamol menggunakan
alat densitometer atau TLC Scanner, data AUC yang didapatkan dari percobaan adalah
458, 1315, 2277, 3143, 4091, dan 4863 berurut sesuai dengan konsentrasi parasetamol
Selanjutnya dilakukan pembuatan larutan sampel dari 20 tablet parasetamol
dengan berat rata-rata 658,65 mg/ tablet. Lalu tahap selanjutnya sama dengan tahap
pada pembuatan larutan induk dimana 25 mg sampel di masukan kedalam labu ukur
10 ml.dan tambahkan 1 ml pelarut lalu disonikasi. Larutan yang berisi sampel lalu
dipipet menggunakan pipet kapiler yang berukuran 1 µL lalu ditotolkan pada plat KLT
dengan alat nanomat. Dalam proses penotolan plat KLT diperhatikan jarak yang
digunakan antar totolan yang terdapat pada plat KLT, dapat digunakan jarak 0,5 cm -1
cm sehingga pada proses penotolan dapat dilihat jarak untuk penotolan dengan melihat
skala centimeter yang terdapat pada alat nanomet tsb. kemudian setelah dilakukan
penotolan, fase gerak akan naik dari bawah kebagian atas plat KLT sampai plat KLT
telah terelusi sempurna. Dari hasil analisa KLT didapatkan perhitungan nilai Rf pada
ketiga sampel yaitu 0,25
Plat KLT yang telah terelusi ini akan kemudian dimasukkan ke dalam alat TLC
scanner untuk mendapatkan nilai AUC. Nilai AUC 4716,3; 4831,0; 4803,7. Dengan
melihat kurva hubungan antara konsentrasi dan nilai AUC dari larutan standar
paracetamol maka diperoleh persamaan regresi y = 17,854x – 434,07. Dari persamaan
ini dapat kita cari konsentrasi dari masing nilai AUC. Pada sampel 1, nilai AUC yang
diperoleh yaitu 4716,3, dengan memasukkan nilai tersebut pada variable y yang ada
pada persamaan regresi maka diperoleh nilai x sebesar 288,47 ppm. Dengan cara yang
sama, nilai x pada sampel 2 dan 3 berturut-turut adalah 294, 90 dan 293,37. Setelah
masing-masing nilai x didapatkan, kemudian dirata-ratakan dan diperoleh konsentrasi
dari rata-rata dari ketiga sampel sebesar 292,25 ppm. Penentuan kadar paracetamol
dihitung dengan cara membandingkan antara berat penimbangan satu tablet
paracetamol dengan berat yang ditimbang kemudian dikalikan dengan konsentrasi rata-
rata yang didapatkan, maka didapatkan hasil pada satu tablet paracetamol terkandung
7,707 mg paracetamol.
18
BAB 6
KESIMPULAN
1. Nilai Rf sebagai hasil analisa kualitatif yang didapatkan pada sampel adalah 0,25
2. Secara kuantitatif didapatkan kadar pada satu tablet paracetamol terkandung 7,707
mg paracetamol.
3. Dari larutan standar paracetamol diperoleh persamaan regresi y = 17,854x –
434,07
4. Berat rata-rata dari 20 tablet parasetamol adalah 658,65 mg/ tablet
5. Konsentrasi sampel yang diperoleh dari nilai AUC pada larutan sampel adalah
288,47; 294, 90 ; dan 293,37 ppm
19
DAFTAR PUSTAKA
5. Mintarsih. Penetapan Kadar Alkaloid Kinida dalam Akar, Batang, dan Daun
Chinchona Succirubra Pavon et Klotzsch dari Daerah Kaliurang Secara
Spektrodensitometri (TLC-Scanner). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada,
1990.
20
21
22