Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
I.1 Latar Belakang................................................................................................1
I.2 Tujuan.............................................................................................................2
I.3 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
II.I Spektroskopi inframerah................................................................................3
II. 2 Prinsip Dasar Spektrofotometer IR...............................................................4
II.3 Daerah Serapan Inframerah...........................................................................4
II.4 Pembagian sinar Inframerah..........................................................................5
II.5 Interaksi Sinar Infra Merah Dengan Molekul................................................6
II.7 Daerah identifikasi.......................................................................................10
II.8 Jenis Spektrometri infrared..........................................................................10
II.9 Aplikasi Spektroskopi inframerah...............................................................13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................14
III.1 Kesimpulan.................................................................................................14
III.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Berkas Radiasi Elektromagnetik..........................................................3
Gambar 2.2 Karakteristik Spektrum
Elektromagnetik..............................................6
Gambar 2.3 Gambaran dua atom yang memiliki vektor listrik dan vektor
magnetic...................................................................................................................7
Gambar 2.4 Jenis dari
vibrasi....................................................................................9
DAFTAR TABEL
Tabel 1 . Serapan Khas Beberapa Gugus
fungsi........................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya


berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau
dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah,
spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan
dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif.
Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-
teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak,
tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik
seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara,
sinar x dan lain sebagainya. Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik
dan kimia analisis untukmengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum
yang dipancarkan atau yangdiserap. Alat untuk merekam spektrum
disebut spektrometer. Spektroskopi jugadigunakan secara intensif dalam
astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakanteleskop-teleskop besar
mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukurkomposisi kimia dan
atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi atau untukmengukur kecepatan
objek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis spektral.
Di dalam fisika klasik, radiasi elektromagnetik dapat dianggap sebagai
sebuahpenjalaran gelombang yang memiliki komponen listrik yang tegak lurus
terhadapkomponen magnetiknya dan berisolasi dengan frekuensi yang
tepat sama.Berdasarkan pendekatan ini, radiasi elektromagnetik dapat
dinyatakan dalamfrekuensi atau panjang gelombang.Salah satu jenis
spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).spektroskopi ini
didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerahmerupakan suatu
metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasielektromagnetik
yang berada pada daerah panjang gelombang 0.7 -1.000 μm ataupada bilangan
gelombang 13.000 - 10 cm-1.

Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang


lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang
radio.Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode
yangmengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada
pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 μm atau pada Bilangan.
Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama
kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara
fisismerupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik
danvektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian spektrofotometri inframerah
2. Untuk mengetahui prinsip dasar spektrofotometri inframerah
3. Untuk mengetahui fungsi alat spektrofotometri inframerah

I.3 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui tentang pengertian spektrofotometri inframerah
2. Agar dapat mengetahui prinsip dasar spektrofotometri inframerah
3. Agar dapat mengetahui fungsi alat spektrofotometri inframerah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.I Spektroskopi inframerah


Spektrometri adalah ilmu yang mempelajari interaksi gelombang
magnetik dengan benda. Teknik analisis spektroskopi termasuk salah satu teknik
analisis instrumental disamping teknik kromatografi dan elektroanalisis kimia.
Teknik tersebut memanfaatkan fenomena interaksi materi dengan gelombang
elektromagnetik seperti sinar-x,ultraviolet, cahaya tampak dan inframerah.
Fenomena interaksi bersifat spesifik baik absorpsi maupun emisi. Interaksi
tersebut menghasilkan signal-signal yang disadap sebagai alat analisis kualitatif
dan kuantitatif. Contoh teknik spektroskopi absorpsi adalah UV/vis, inframerah
(FT/IR) dan absorpsi atom (AAS)
Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).
spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah
merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 - 1.000 µm
atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1. Gambaran berkas radiasi
elektromagnetik diperlihatkan pada Gambar 1 berikut :

Gambar 2.1 Berkas Radiasi Elektromagnetik

Metode spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang meliputi


teknik serapan (absorption), teknik emisi (emission), teknik [[fluoresensi]
(fluorescence). Komponen medan listrik yang banyak berperan dalam
spektroskopi 2 umumnya hanya komponen medan listrik seperti dalam fenomena
transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. (Giwangkara S, EG, 2006)

II. 2 Prinsip Dasar Spektrofotometer IR


Jika senyawa organik dikenaisinar infra-merah yang mempunyai
frekwensi tertentu(bilangangelombang500 -4000 Cm-1), sehinggabeberapa
frekwensi tersebut diserap oleh senyawa tersebut. Berapa banyak frekwensi
tertentu yang melewati senyawa tersebut diukur sebagai 'persentasi transmitasi'
(percentage transmittance). Persentasi transmitasi dengan nilai 100 berarti semua
frekwensi dapat melewati senyawa tersebut tanpa diserap sama sekali. Transmitasi
sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua frekwensi tersebut diserap oleh
senyawa itu. (Giwangkara S, EG, 2006)

II.3 Daerah Serapan Inframerah


Frekuensi serapan sinar infra merah pada suatu gugus fungsional dapat
ditentukan berdasarkan massa atom gugus bersangkutan dan konstanta ikatan
kimia diantara senyawa-senyawanya yang seringkali dinyatakan dalam bentuk
bilangan gelombang, dimana rentangan bilangan gelombang yang dipergunakan
adalah antara 4000 cm-1 sampai dengan 650 cm-1.
Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik
denganrentang panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik
merupakankumpulan spektrum dari berbagai panjang gelombang.
Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang, sinar infra merah
dibagi atas tiga daerah, yaitu:
a) Daerah Infra Merah dekat.
b) Daerah Infra Merah pertengahan.
c) Daerah infra merah jauh.
Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah
panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah
adalah pada daerah infra merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 –
50 μm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm -1. Satuan yang sering
digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah Bilangan Gelombang atau
disebut juga sebagai Kaiser.
Tabel 1 . Serapan Khas Beberapa Gugus fungsi

(Mulya,1995)

II.4 Pembagian sinar Inframerah


Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan
rentang panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan
kumpulan spektrum dari berbagai panjang gelombang. Berdasarkan pembagian
daerah panjang gelombang, sinar inframerah dibagi dalam 3 daerah, yaitu :
1. Daerah inframerah dekat dengan panjang gelombang 0,75 mikrometer 2,5
mikrometer
2. Daerah inframerah pertengahan dengan panjang gelombang 2,5
mikrometer – 50 mikrometer.
3. Daerah inframerah jauh dengan panjang gelombang 50 mikrometer – 1000
mikrometer.
Spektrum sinar matahari terdiri dari sinar tampak dan sinar tidak tampak.
Dimana sinar tampak meliputi: merah, orange, kuning, hijau, biru, dan ungu.
Sinar yang tidak tampak antara lain: sinar ultraviolet, sinar X, sinar gamma, sinar
kosmik, microwave, gelombang listrik dan sinar inframerah. Gelombang
elektromagnetik diantara sinar tampak dan sinar microwave dinamakan sinar
inframerah, dengan karakteristik adalah tidak kasat mata atau tidak terlihat,
bersifat linier atau menyebar, refraktif atau dapat dipantulkan dan dapat diserap
oleh beberapa obyek. Di bawah ini terdapat gambar berdasarkan pembagian
panjang gelombang, yaitu:

Gambar 2.2 Karakteristik Spektrum Elektromagnetik

Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut di atas, daerah


panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer inframerah adalah
pada daerah inframerah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 μm – 50
μm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm. (Giwangkara S, EG, 2006)

II.5 Interaksi Sinar Infra Merah Dengan Molekul


Dasar Spektroskopi Infra Merah dikemukakan oleh Hooke dan didasarkan
pada senyawa yang terdiri atas dua atom atau diatom yang digambarkan dengan
dua buah bola yang saling terikat oleh pegas seperti tampak pada gambar di
bawah ini.

Gambar 2.3 Gambaran dua atom yang memiliki vektor listrik dan vektor magnetic

Jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan tersebut maka
energi potensial dari sistem tersebut akan naik. Setiap senyawa pada keadaan
tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu gerak translasi, vibrasi dan
rotasi. Berikut penjelasan mengenai ketiga jenis gerak, yaitu :
1. Gerak Translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik lain.
2. Gerak Rotasi, yaitu berputar pada porosnya
3. Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya.

Bila ikatan bergetar, maka energi vibrasi secara terus menerus dan secara
periodik berubah dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Jumlah
energi total adalah sebanding dengan frekwensi vibrasi dan tetapan gaya (k) dari
pegas dan massa (m1 dan m2) dari dua atom yang terikat. Energi yang dimiliki
oleh sinar infra merah hanya cukup kuat untuk mengadakan perubahan vibrasi.
(Giwangkara, 2007)

Frekuensi vibrasi suatu ikatan dapat dihitung dengan cukup seksama dengan
cara yang sama seperti menghitung frekuensi vibrasi sistem pegas dan sebuah
bola. Sesuai dengan persamaan hukum Hooke dibawah ini.

Keterangan :
υ = Frekuensi
k = Tetapan yang berhubungan dengan kekuatan pegas (gaya suatu ikatan)
m1, m2 = Masa dari dua bola (atom)
c = Kecepatan cahaya = 3. 1010 cm/detik besaran
m1m2 / (m1 +m2) dapat dinyatakan sebagai µ, masa tereduksi dari sistem itu
(Sudjadi, 1985).

II.6 Vibrasi
Vibrasi (getaran) menyebabkan posisi relative atom dalam molekul tidak
pasti (berubah-ubah terus menerus). Untuk molekul dwi-atom atau tri-atom
vibrasi dapat dianggap dan dihubungkan dengan energy absorbsi tetappi untuk
molekul poliatom, vibrasi tidak dapat dengan ,mudah diperkirakan, karena
banyaknya pusat vibrasi yang berinteraksi.
Atom-atom di dalam molekul tidak dalam keadaan diam, tetapi biasanya
terjadi peristiwa vibrasi. Hal ini bergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan
yang menghubungkannya. Vibrasi molekul sangat khas untuk suatu molekul
tertentu dan biasanya disebut vibrasi finger print. Vibrasi molekul dapat
digolongkan atas dua golongan besar, yaitu :
A. Vibrasi Regangan (Streching)
B. Vibrasi Bengkokan (Bending)

A. Vibrasi Regangan (Streching)

Dalam vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang


menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya,
walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:

1. Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu
bidang datar.
2. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah
tetapi masih dalam satu
Gambar 2.4 Jenis dari vibrasi

B. Vibrasi Bengkokan (Bending)


Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih
besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang
mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan
ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri
tetapi masih dalam bidang datar/ atom-atomnya bergerak bolak-balik dalam
bidang.
2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri
dan masih dalam bidang datar/ atom-atomnya bergerak bolak-balik dalam
bidang.
3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari
bidang datar/ atom-atomnya bergerak bolak - balik keluar bidang atau
molekul.
4. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan
yang menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang
datar/ atom-atom terikat pada molekul yang diam, berotasi di sekitas
ikatannya.
(Nurhidayati, 2005)

II.7 Daerah identifikasi


Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi
bengkokan,khususnya goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan
gelombang 2000 – 400 cm-1. Karena di daerah antara 4000 – 2000 cm-1
merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk identifkasi gugus fungsional.
Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi regangan.
Sedangkan daerah antara 2000 – 400 cm-1 seringkali sangat rumit, karena vibrasi
regangan maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut.
Dalam daerah 2000 – 400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai absorbs yang
unik, sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari
(fingerprint region). Meskipun pada daerah 4000 – 2000 cm-1 menunjukkan
absorbs yang sama, pada daerah 2000 – 400 cm-1 juga harus menunjukkan pola
yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa dua senyawa adalah sama.
Cara-cara penanganan cuplikan tergantung daripada jenis cuplikan yaitu
apakah berbentuk gas, cairan atau padatan. Gaya-gaya intermolekul sangat
berbeda yang melalui dari padatan ke cairan ke gas dan spektrum inframerah
biasanya akan menunjukkan efek dari perbedaan-perbedaan ini dalam bentuk
pergeseran-pergeseran frekuensi atau pita-pita tambahan dan sebagainya. itulah
sebabnya yang paling penting adalah mencatat spektrum dengan cara-cara
penanganan cuplikan sesuai. Gas Untuk menangani cuplikan berbentuk gas,maka
cuplikan harus dimasukkan dalam sel gas, sel ini menghadap langsung pada
berkas sinar. Dalam bentuk yang dimodifikasi, cermin internal yang digunakan
dapat memantulkan berkas sinar berulang kali melalui cuplikan untuk menaikkan
sensitivitas. Sejumlah kecil senyawa-senyawa organik dapat ditentukan dalam
bentuk gas, bahkan dalam sel-sel yang dipanaskan

II.8 Jenis Spektrometri infrared


1. Spektroskopi Inframerah Dekat
Spektroskopi inframerah dekat (IMD) didasarkan pada efek overtone
molekul dan getaran kombinasi. Transisi dua efek ini “terlarang” dalam
aturan larangan pada mekanika kuantum. Sebagai hasilnya, absorptivitas
molar pada wilayah inframerah dekat cukup kecil. Teknik ini memiliki
keuntungan karena IMD secara umum dapat jauh menembus sampel
daripada radiasi “inframerah sedang”. Teknik ini dikenal kurang sensitif,
tetapi sangat berguna dalam pengujian material “mentah” (belum diolah),
tanpa atau hanya sedikit persiapan sebelumnya. Dalam praktek, NIRS
seringkali dikalibrasi dengan teknik lain yang lebih sensitif untuk
mendapatkan hubungan antara hasil kedua teknik itu.
Spektrum yang dihasilkan overtone molekul dan getaran kombinasi
di bagian IMD umumnya sangat lebar, sehingga terbentuk spektrum-
spekrum yang rumit. Ini menyulitkan penentuan komponen kimiawi yang
spesifik. Teknik-teknik kalibrasi statistika multivariat (seperti analisis
komponen utama atau kuadrat terkecil parsial) 18 sering dipakai untuk
memberikan informasi tentang kandungan kimiawi yang diinginkan.
Spektroskopi (Gelombang) Inframerah-Dekat (Inggris: Near-infrared
Spectroscopy, biasa dikenal dengan singkatannya: NIRS) merupakan satu
teknik spektroskopi yang menggunakan wilayah panjang gelombang
inframerah pada spektrum elektromagnetik (sekitar 800 sampai 2500 nm).
Dikatakan “inframerah dekat” (IMD) karena wilayah ini berada di dekat
wilayah gelombang merah yang tampak. Penggunaan teknik (dan alat) ini
umum di bidang farmasetika, diagnostik medis, ilmu pangan dan
agrokimia (terutama yang terkait dengan pengujian kualitas), riset mesin
bakar, serta spektroskopi dalam astronomi.
2. Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR)
Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra
Red (disingkat FTIR) adalah sama dengan Spektrofotometer Infra
Red dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistem
optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati sampel. Dasar
pemikiran dari Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah dari
persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph
Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari Prancis. Dari
deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan
sebagai daerah waktu atau daerah frekuensi. Perubahan gambaran
intensitas gelombang radiasi elektromagnetik dari daerah waktu ke
daerah frekuensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier (Fourier
Transform). Selanjutnya pada sistem optik peralatan instrumen Fourier
Transform Infra Red dipakai dasar daerah waktu yang non dispersif.
Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi
elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu
adalah interferometer yang dikemukakan oleh Albert Abraham
Michelson (Jerman, 1831).
 Cara kerja :
Sistem optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red seperti
pada gambar disamping ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak
lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan
menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang
bergerak (M) dan jarak cermin yang diam (F). Perbedaan jarak tempuh
radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi (δ).
Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap
retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistem optik dari
Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas bekerjanya
interferometer disebut sebagai sistem optik Fourier Transform Infra Red.
Pada sistem optik Fourier Transform Infra Red
digunakan radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission
of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan
radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh
detektor secara utuh dan lebih baik.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier
Transform Infra Red adalah Tetra Glycerine Sulphate (disingkat TGS)
atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT). Detektor MCT lebih
banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik
pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak
dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang
diterima dari radiasi infra merah.
 Keuntungan Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red 
Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer ini
memiliki dua kelebihan utama dibandingkan metode konvensional lainnya,
yaitu:
Dapat digunakan pada semua frekuensi dari sumber
cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat
daripada menggunakan cara sekuensial atau pemindaian.
Sensitifitas dari metode Spektrofotometri Fourier Transform Infra
Red lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistem
detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (Giwangkara S,
EG, 2006)

II.9 Aplikasi Spektroskopi inframerah


Aplikasi Spektroskopi inframerah biasanya digunakan untuk penelitian
dan digunakan dalam industri yang sederhana dengan teknik yang sederhana dan
untuk mengontrol kualitas. Alat spektroskopi inframerah cukup kecil dan mudah
dibawa kemana-mana dan kapanpun dapat digunakan. Dengan meningkatnya
teknologi komputer memberikan hasil yang lebih baik. Spektroskopi inframerah
mempunyai ketepatan yang tinggi pada aplikasi kimia organik dan anorganik.
Spektroskopi inframerah juga sukses kegunaannya dalam semikonduktor
mikroelektronik: untuk contoh, spektroskopi inframerah dapat digunakan untu
semikonduktor seperti silikon, gallium arsenida, gallium nitrida, zinc selenida,
silikon amorp, silikon nitrida, dan sebagainya (Suarsa, 2016).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan
1. Spektrum infra merah berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi
dalam senyawa organik.
2. Daerah di bawah frekuensi 650 cm-1 dinamakan infra merah jauh.
Sedangkan daerah di atas frekuensi 4000 cm-1 dinamakan infra merah
dekat.
3. Monokromator terdiri dari celah masuk dan celah keluar yang berupa kisi
difraksi atau prisma.
4. Detektor panas digunakan untuk mendeteksi sinar infra merah..
5. Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan
dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan
pita-pita serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini
disebut sebagai daerah sidik jari.

III.2 Saran
Saran dari kami yaitu seperti pembuatan standar untuk kalibrasi dan
penentuan panjang frekuensi haruslah tepat, kalibrasi alat harus diupayakanrutin
agar mengurangi kesalahan yang terjadi ketika analisa.
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca.Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami.Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan
dan memakluminya
DAFTAR PUSTAKA

Giwangkara S, EG., 2006, “Aplikasi Logika Syaraf Fuzzy Pada Analisis Sidik Jari
Minyak Bumi Menggunakan Spetrofotometer Infra Merah - Transformasi
Fourier (FT-IR)”, Sekolah Tinggi Energi dan Mineral, Cepu – Jawa
Tengah.
Giwangkara, EG. 2007. Spektrofotometri Inframerah. Situs Kimia Indonesia.
Chem-is-try.org
Mulya, Muhammad, dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya :
Erlangga University Press
Nurhidayati, dan Rusman. 2005. KHROMATOGRAFI.Bogor:Sekolah Menengah
Analis Kimia Bogor
Suarsa, Wayan . 2016. “ANALISIS GUGUS FUNGSI PADA BENSIN
DENGAN SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH”. Jurusan kimia
fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas Udayana.
Bali
Sudjadi, Drs. 1985. Penentuan Struktur Senyawa Organik. Jakarta : Ghalia
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai