DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan
judul “Interaksi Obat Tradisional” yang disusun untuk memenuhi tugas teori
“Kimia Analisis II”
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan
makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait,
baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak
lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen
yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan
datang. Akhir kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0.75 – 1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 –
10 cm−1. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah,
spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak"
digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisis kualitatif dan
kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang seiring
teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya
cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-
elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon,
gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia
analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang
dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam spektrum disebut
spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam astronomi
dan pengindraan jarak jauh.
FT-IR merupakan salah satu instrumen yang banyak digunakan
untuk mengetahui spektrum vibrasi molekul yang dapat digunakan untuk
memprediksi struktur senyawa kimia. Terdapat tiga teknik pengukuran sampel
yang umum digunakan dalam pengukuran spektrum menggunakan FTIR yaitu
Photo Acoustic Spectroscopy (PAS), Attenuated Total Reflectance (ATR),
dan Difuse Reflectance Infrared Fourier Transform (DRIFT). Setiap teknik
memiliki karakteristik spektrum vibrasi molekul tertentu. Metode pembacaan
spektrum vibrasi molekul pada FTIR ada dua macam, yaitu metode reflektansi
dan metode transmisi. Metode transmisi memerlukan teknik khusus dalam
preparasi sampel yaitu harus dalam bentuk pellet disk.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian spektrofotometri IR.
2. Untuk mengetahui bagaimana bilangan gelombang IR.
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dasar dari spektrofotometri IR.
4. Untuk mengetahui contoh analisis senyawa menggunakan
spektrofotometri IR.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Spektroskopi inframerah adalah teknik yang sangat berguna untuk
pengidentifikasi senyawa-senyawa yang tidak dikenal, misalnya produk dari
suatu sintesis atau metabolit kemih dari suatu hewan percobaan, terutama
ketika digunakan bersama-sama dengan teknik elusidasi struktur lainnya,
seperti resonansi magnetik nuklir dan spektrometri massa. Spektroskopi
inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul
dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang
2,5 – 50 μm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1. Satuan yang
sering digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah Bilangan
Gelombang atau disebut juga sebagai Kaiser (Rozak dkk, 2015)
Spektroskopi inframerah berguna untuk identifikasi senyawa organik
karena spektrumnya yang sangat kompleks yang terdiri dari banyak puncak-
puncak. Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar
inframerah pada frekuensi yang unik (Silviyah dkk, 2014 ).
Daerah inframerah spektrum elektromagnetik merupakan daerah cahaya
dengan panjang gelombang 2,5-15m (yaitu 2,5 X 10-6 - 15 X 10-6 m) dan
penyerapan cahaya ini oleh molekul menyebabkan perubahan energi getaran
molekul pada keadaan dasarnya. Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya,
transisi getaran selalu terkait dengan perubahan pada putaran atom di sekitar
ikatan kimia. Ini analog dengan transisi elektronik pada penyerapan energi
ultraviolet yang juga menghasilkan transisi getaran dengan putaran.
Kegunaan inframerah berdasarkan pada fakta bahwa masing-masing
puncak pada spektrum dapat ditentukan sebagai suatu ikatan atau gugus
fungsi tertentu di dalam molekul. Ini sering sering berarti bahwa spektrum
inframerah adalah kompleks, dengan adanya kemungkinan sebanyak 20-30
puncak berada pada satu spektrum. Akan tetapi, identifikasi senyawa-
senyawa kimia yang tidak dikenal dibuat menjadi lebih mudah karena
beberapa gugus fungsi selalu tampak pada daerah spektrum inframerah yang
sama. Ikatan-ikatan tunggal (misalnya, O-H, N-H, C-H) menyerap pada
spektrum berfrekuensi tinggi (kira-kira 4000-2100 cm-1). Ini disebakan oleh
rendahnya massa atom hidrogen yang menyebabkan getaran terjadi pada
frekuensi tinggi. Ikatan rangkap tiga misalnya CN- penyerap pada frekuensi
kira-kira 2100-1900 cm-1 sementara ikatan rangkap dua (misalnya C-O, C=C)
menyerap pada frekuensi kira-kira 1900-1500 cm-1. Daerah spektrum ini
disebut daerah sidik jari, karena pola puncak yang terjadi pada daerah ini
khas bagi senyawa yang diujikan dan tidak ada senyawa lain yang
memilikinya.
Spektrum infra merah (IR) terletak pada daerah dengan bilangan
gelombang 12800 sampai 10 cm-1atau panjang gelombang 0,78 – 1000 m.
Umumnya daerah infra merah
terbagi dalam infra merah dekat, infra merah tengah dan infra merah jauh.
Daerah spektruminfra merah dapat dilihat pada Tabel 3.1
Daerah Panjang Angka Frekuensi
Gelombang (m) Gelombang (Hz)
(cm1)
Banyak senyawa organik menyerap radiasi pada daerah tampak dan ultra
violet darispektrum elektromagnetik. Bila senyawa menyerap radiasi pada
daerah tampak dan ultra violet maka elektron akan tereksitasi dari keadaan
dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Senyawa organik juga menyerap
radiasi elektromagnetik pada daerah infra merah.
Radiasi infra merah tidak mempunyai energi yang cukup untuk
mengeksitasi elektron tetapi dapat menyebabkan senyawa organik mengalami
rotasi dan vibrasi. Bila molekul mengabsorpsi radiasi infra merah, energi yang
diserap menyebabkan kenaikan dalamamplitudo getaran atom-atom yang
terikat itu. Jadi molekul ini berada dalam keadaanvibrasi tereksitasi. Radiasi
infra merah dengan frekuensi kurang dari 100 cm -1atau dengan
panjanggelombang lebih dari 100 m diserap oleh molekul organik dan
dikonversi ke dalam energi rotasi molekul. Bila radiasi infra merah dengan
frekuensi dalam kisaran 10000 sampai 100cm-1 atau dengan panjang
gelombang 1 sampai 100 m diserap oleh molekul organik dan dikonversi ke
dalam energi vibrasi molekul. Keadaan vibrasi dari ikatan terjadi pada
keadaan tetap, atau terkuantisasi, tingkat-tingkat energi. Panjang gelombang
eksak absorpsi oleh suatu tipe ikatan tertentu, bergantungpada macam getaran
dari ikatan tersebut. Oleh karena itu, tipe ikatan yang berlainan (C-H, C-C, O-
H, dan sebagainya) menyerap radiasi infra merah pada panjang gelombang
karakteristikyang berbeda. Namun hanya vibrasi yang menghasilkan
perubahan momen dwikutub saja yang teramati di dalam infra merah.
Spektroskopi infra merah didasarkan pada vibrasi atom dalam suatu
molekul. Spektrum inframerah diperoleh dengan melewatkan radiasi
elektromagnetik inframerah melalui sampel yang memiliki momen dipol
permanen atau diinduksi dan menentukan fraksi apa yang ada dalam sampel
berdasaarkan radiasi penyerapan pada energi dengan panjang gelombang
tertentu.
Energi setiap puncak pada spektrum penyerapan sesuai dengan frekuensi
vibrasi molekul, sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi kualitatif
jenis ikatan tertentu dalam sampel. Spektrometer infra merah biasanya
mencatat energi radiasi elektromagnetik yang ditransmisikan melalui sampel
sebagai fungsi dari panjang gelombang atau frekuensi spektrum total
dianalisis dengan proses interferensi dan diubah menjadi rentang frekuensi
atau panjang gelombang dengan proses matematika yang dikenal sebagai
Transformasi Fourier (Dompeipen,2017).
Jenis Vibrasi
Terdapat dua jenis vibrasi molekul yaitu vibrasi ulur (stretching) dan tekuk
(bending).Vibrasi ulur adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang sumbu
ikatan antara dua atom sehingga jarak antara atom dapat bertambah atau
berkurang. Contoh vibrasi ulur , yaitu uluransimetri dan asimetri. Vibrasi
tekuk adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut ikatan
antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap atom
lainnya. Contoh dari vibrasi tekuk adalah scissoring, wagging, twisting, dan
rocking. Dari keempat vibrasi tekuk, vibrasi scissoring dan rocking terletak
pada satu bidang sedangkan vibrasi wagging dan twisting terletak di luar
bidang. Tanda + dan - pada vibrasi twisting menunjukkan arah tegak lurus
dengan bidang, + arahnya ke muka, dan - arahnya ke belakang. Suatu ikatan
dalam sebuah dapat menjalani pelbagai macam vibrasi. Oleh karena itu suatu
ikatan tertentu dapat menyerap energi pada lebih daripada satupanjang
gelombang.
Frekuensi vibrasi ulur dapat didekati atau dihitung dengan menggunakan
rumus Hooke. Dalam hal ini dua buah atom beserta ikatan kimia dianggap
sebagai suatu isolator harmonik sederhana yang terdiri dari dua massa yang
dihubungkan dengan suatu per (spring).
Hukukm Hooke menyatakan bahwa hubungan antar frekuensi isolasi,
masa atom dan konstanta gaya ikatan adalah sebagai berikut:
1 K
V=
2 πC √ μ
= frekuensi vibrasi (cm-1)
c = kecepatan radiasi (3x1014 cm//detik)
k = konstanta gaya ikatan
= m1m2/m1+m2(m, massa atom)
Nilai k untuk ikatan tunggal kira-kira 5x105 dyne/cm dan bagi ikatan
rangkap dua dan tiga adalah berturut-turut 1x106dyne/cm dan 15x105dyne/cm.
Konstanta gaya merupakan ukuran tegangan dari suatu ikatan. Persaman
tersebut menunjukkan bahwa ikatan yang lebih kuat dan atom yang lebih
ringan menghasilkan frekuensi yang lebih tinggi. Semakin kuat suatu ikatan,
makin besar energi yang dibutuhkan untuk meregangkan ikatan tersebut.
Frekuensi vibrasi berbanding terbalik dengan massa atom sehingga vibrasi
atom yang lebih berat terjadi pada frekuensi yang lebih rendah.
Pada umumnya identifikasi suatu senyawa didasarkan oleh vibrasi
bengkokan, khususnya goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah
bilangan gelombang 2000 – 400 cm-1. Karena di daerah antara 4000 – 2000
cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk identifkasi gugus
fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi
regangan. Sedangkan daerah antara 2000 – 400 cm-1 seringkali sangat rumit,
karena vibrasi regangan maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada
daerah tersebut.
Dalam daerah 2000 – 400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai absorbsi
yang unik, sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik
jari (finger print region). Daerah finger print ini untuk setiap senyawa tidak
akan ada yang sama sehingga merupakan identias dari suatu senyawa.
Berikut adalah contoh serapan yang khas dari beberapa gugus fungsi :
Analisis Spektrofotometer IR
Analisis spektofotometer IR digunakan untuk mengetahui gugus-gugus
yang terbentuk dari sampel yang dihasilkan dan juga memprediksikan reaksi
polimerisasi yang terjadi. Analisis ini didasarkan pada analisis dari panjang
gelombang puncak-puncak karakteristik dari suatu sampel. Panjang
gelombang puncak-puncak tersebut menunjukkan adanya gugus fungsi
tertentu yang ada pada sampel, karena masing masing gugus fungsi memiliki
puncak karakteristik yang spesifik untuk gugus fungsi tertentu.
Jumlah energi yang diperlukan untuk meregangkan suatu ikatan
tergantung pada tegangan ikatan dan massa atom yang terikat. Bilangan
gelombang suatu serapan dapat dihitung menggunakan persamaan yang
diturunkan dari Hukum Hooke.
Pancaran infra merah pada umumnya mengacu pada bagian spektrum
elektromagnetik yang terletak di antara daerah tampak dan daerah gelombang
mikro. Sebagian besar kegunaannya terbatas di daerah antara 4000 cm-1 dan
666 cm-1 (2,5-15,0 μm). Akhir-akhir ini muncul perhatian pada daerah infra
merah dekat, 14.290-4000 cm-1 (0,7-2,5 μm) dan daerah infra merah jauh,
700-200 cm-1 (14,3-50 μm).
Pemadat
Cuplikan
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dompeipen, E.J., 2017. Isolasi Dan Identifikasi Kitin Dan Kitosan Dari Kulit
Udang Windu (Penaeus Monodon) Dengan Spektroskopi Inframerah.
Majalah Biam, vol. 13 (01).
Rozak, A., Armita, F., Fachrian, N., dan Rahayu, S., 2015. Analisis Kualitatif Dan
Kuantitatif Senyawa Organik Dengan Spektrofotometer Infra-Red. Jurnal
Photon, vol. 2 (1).
Silviyah, S., Chomsin, S.W., dan Masruroh., 2014. Penggunaan Metode Ft-Ir
(Fourier Transform Infra Red) Untuk Mengidentifikasi Gugus Fungsi Pada
Proses Pembaluran Penderita Mioma. Indonesia Journal of Chemical
Science, vol. 1 (2).