Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari mengenai interaksi antara

radiasi elektromagnetik (REM) dengan sampel dimana ketika suatu

sampel menyerap radiasi elektromagnetik (REM), maka sampel akan

mengalami perubahan energi. Radiasi elektromagnetik tersusun atas suatu berkas

sinar dari partikel-partikel berenergi yang disebut dengan foton, dimana ketika

foton diserap oleh sampel maka foton akan rusak dan energinya akan diberikan ke

sampel. Energi foton yang dihubungkan dengan frekuensi dan panjang

gelombang ini nantinya yang menjadi hasil baca pada spektroskopi atau

spektrofotometer (Gandjar dan Rohman, 2018).

Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR), dimana

spektroskopi infra merah juga bisa dibagi menjadi beberapa, diantaranya adalah

spektroskopi NIR (Near Infrared) dan FTIR (Fourier Transform Infrared).

Walaupun sama-sama menggunakan infra merah, tetapi terdapat beberapa hal

yang membuat kedua metode spektroskopi NIR dan FTIR berbeda, salah satunya

pada pengaplikasiannya, dimana metode spektroskopi NIR biasa di aplikasikan

pada produk pertanian, dan spektroskopi FTIR diaplikasikan untuk memprediksi

struktur senyawa kimia (Sari, dkk, 2016).

Spektroskopi inframerah sendiri merupakan alat yang cukup baik untuk

menentukan struktur suatu senyawa kompleks dan cara koordinasi suatu logam

karboksilat terhadap logam. Logam sendiri juga berpengaruh untuk membentuk


ikatan dan struktur kompleks, sehingga akan mempengaruhi hasil dari

spektroskopi inframerah dalam penentuan senyawa kompleks (Siahaan dan

Hestina, 2016).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan spektroskopi infra merah?

2. Bagaimana prinsip dari penggunaan spektroskopi inframerah?

3. Apa saja jenis-jenis vibrasi molekul?

4. Bagaimana pengaplikasian dari spektroskopi infra merah?

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan spektroskopi infra merah?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang Spektroskopi Infra Merah.

2. Mengetahui prinsip dan penggunaan Spektroskopi Infra Merah.

3. Mengetahui jenis-jenis vibrasi molekul.

4. Mengetahui pengaplikasian spektroskopi infra merah

5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan spektroskopi infra merah.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui

tentang spektroskopi infra merah, jenis-jenis, prinsip dan penggunaannya, serta

pengaplikasiannya di kehidupan sehari-hari.


BAB II

SPEKTROSKOPI INFRA MERAH

I. Spektroskopi Inframerah (IR)

Berbagai frekuensi radiasi elektromagnetik dalam daeran spektrum

inframerah akan diserap oleh setiap senyawa yang memiliki ikatan kovalen, baik

itu senyawa organik maupun anorganik, dimana daerah spektrum elektromagnetik

inframerah terletak pada panjang gelombang yang lebih panjang dibandingkan

dengan sinar tampak, yaitu sekitar 400 nm hingga 800 nm. Dimana 1 nm = 10 -9 m,

tetapi panjang gelombangnya lebih pendek daripada gelombang mikro yang

memiliki panjang gelombang lebih dari 1 nm (Sastrohamidjojo, 2018).

Inframerah memiliki vibrasi yang terletap dalam panjang gelombang (λ)

antara 2,5 µ hingga 15 µ dimana 1 µ = 1 mikron = 1 µm = 10 -6 m. Inframerah

dibagi menjadi dua yaitu inframerah jauh dan inframerah dekat dilihat dari

daerahnya. Untuk inframerah jauh memiliki daerah 15 µ sampai 200 µ, sedangkan

untuk inframerah dekat daerahnya adalah 0,8 µ hingga 2,5 µ.

Gambar 2.1

Pada gambar 2.1 bisa dilihat jika daerah inframerah berkaitan dengan

spektrum elektromagnetik dimana panjang gelombang (λ) berbanding terbalik


dengan frekuensi (v) disebut degan kecepatan cahaya yang rumusnya dinyatakan

dengan:

v=c/λ (1)

Daerah spektrum inframerah mempunyai vibrasi yang menjadi transisi

energinya. Satuan pada daerah vibrasi inframerah disebut dengan bilangan

gelombang (v) yang dinyatakan sebagai cm-1, kebalikan dari panjang gelombang

(v) yang dinyatakan dalam cm. Bilangan gelombang yang dilipatkan

dengan kecepatan cahaya akan diubah menjadi frekuensi yang dinyatakan dengan

cm/det (Sastrohamidjojo, 2018).

II. Proses Serapan Inframerah

Apabila inframerah dekat berintraksi dengan unsur-unsur tanah yang

berada di dalam air sungai misalnya, maka sebagian cahaya akan diserap dan

sebagian akan diteruskan dimana cahaya yang diteruskan akan memiliki panjang

gelombang yang khas sesuai dengan unsur tanah yang dilewatinya (Yuliantini,

dkk, 2016).

III. Prinsip dan Manfaat Spektroskopi Inframerah

FTIR (Fourier Transform Infrared) juga merupakan salah satu

instrumen yang menggunakan prinsip spektroskopi dimana FTIR

merupakan spektroskopi inframerah yang dilengkapi dengan transformasi fourier

untuk deteksi dan analisis spektrum. Manfaat spektroskopi inframerah

salah satunya adalah untuk identifikasi senyawa organic karena sprktrumnya

yang sangat kompleks, dimana spektrum kompleksnya disebabkan oleh

banyaknya puncak yang menandakan adanya gugus fungsi yang ditandai


dengan bilangan gelombang (Chusnul, dalam jurnal Sanjiwani, dkk, 2020).

Spektrum inframerah menunjukkan banyaknya puncak absorpsi (pita) pada

frekuensi atau bilangan gelombang yang memiliki karakteristik dimana

spektrum IR dari satu senyawa dengan senyawa yang lain memiliki perbedaan

dari jumlah puncaknya, intensitasnya atau bilangan gelombang dari tiap-tiap

puncak (Amin, 2016).

Anda mungkin juga menyukai