Oleh :
Kelompok 10 / IV B
FAKULTAS FARMASI
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip dasar ilmu dan instrumen Spektrofotometri UV-Vis.
2. Untuk mengetahui instrumen pada Spektrofotometri UV-Vis.
1
3. Untuk mengetahui informasi apa saja mengenai serapan warna pada panjang
gelombang tertentu dalam Spektrofotometri UV-Vis.
4. Untuk memahami intepretasi data dari analisis Ranitidin pada masing – masing
jurnal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A = a.b.c
Keterangan: A = absorban
a = absorpsivitas molar
c = konsentrasi
3
yang mengabsorbsi radiasi ultraviolet dan tampak, jika diikat oleh gugus ausokrom.
Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap berkonjugasi (diena (C=C-C=C),
dienon (C=C-C=O), benzen dan lain-lain. Ausokrom adalah gugus fungsional yang
mempunyai elektron bebas, seperti –OH, N, N, -X (Harmita, 2006).
4
Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya
monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian
akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu.
Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang
dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh detector. Detektor
kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang
diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang
terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel
secara kuantitatif (Triyati, 1985).
2.3 Informasi Mengenai Serapan Warna Pada Panjang Gelombang Tertentu Dalam
Spektrofotometri UV-Vis
Perkiraan panjang gelombang warna – warna dalam daerah Cahaya Tampak (Skoog &
West, 1971).
No Warna Warna Pelengkap Panjang Gelombang (nm)
1 Ungu Hijau kuning 400 – 435
5
2 Biru Kuning 435 – 480
3 Biru hijau Oranye 480 – 490
4 Hijau biru Merah 490 – 500
5 Hijau Merah lembayung 500 – 560
6 Hijau kuning Ungu 560 – 580
7 Kuning Biru 580 – 595
8 Oranye Biru hijau 595 – 610
9 Merah Hijau biru 610 – 750
2.4 Intepretasi Data Dari Analisis Ranitidin Pada Masing – Masing Jurnal
1. Jurnal 1 (Penetapan Kadar Tablet Ranitidin Menggunakan Metode
Spektrofotometri UV-Vis Dengan Pelarut Metanol)
a) Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Panjang gelombang maksimum (λmaks) merupakan panjang gelombang
dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan absorbansi maksimum.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh panjang gelombang yang
diperoleh adalah 326 nm.
b) Penentuan operating time
Penentuan operating time bertujuan untuk mengetahui lama waktu yang
dibutuhkan larutan untuk mencapai absorbansi konstan. Dari hasil penelitian
yang dilakukan diperoleh operating time pada menit ke - 4 sampai ke - 6
karena hasil absorbansinya relatif konstan.
c) Penentuan kurva baku
Diperoleh persamaan regresi linier y = 0,045x + 0,068 (r sebesar 0,9988).
6
serapannya pada panjang gelombang 326 nm. Hasil serapan digunakan
untuk menghitung harga serapan rata-rata, standar deviasi (SD), koefisien
variasi (KV) dan ketelitian alat uji. Uji ini bertujuan untuk membuktikan
LOD dan LOQ. Metode yang digunakan memberikan harga LOD sebesar
0,6 ppm artinya pada konsentrasi tersebut masih dapat dilakukan
pengukuran sampel yang memberikan hasil yang ketelitian suatu alat
berdasarkan tingkat akurasi individual hasil analisis, yang ditunjukkan dari
nilai standar deviasi (SD), koefisien variasi (KV) dan repeatabilitas (Tahid
& Sekarwati, 2005: 14). Menurut Harmita (2004,122), nilai KV < 2%
menunjukkan bahwa metode tersebut memberikan presisi yang baik.
Sedangkan harga LOQ sebesar 2,1 ppm artinya pada konsentrasi tersebut
bila dilakukan pengukuran masih dapat memberikan kecermatan anailis.
e) Uji akurasi
Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa metode yang digunakan memiliki
ketepatan yang cukup baik ditunjukkan dengan nilai recovery berada pada
kisaran 80-120% sesuai dengan yang disyaratkan. Nilai recovery
menunjukkan kemampuan metode untuk memberikan ketepatan pengukuran
terhadap analit berdasarkan angka perolehan kembali.
7
8
f) Penetapan Kadar dalam Sampel Tablet Ranitidin
Dari delapan sampel tablet Ranitidin diperoleh kadar rata – rata adalah
150,44 mg/tablet. Perbedaan kadar pada delapan sampel dapat terjadi karena
perbedaan metode produksi dari masing-masing produsen, termasuk
pemilihan bahan tambahan tablet yang digunakan. Beberapa bahan
tambahan yang digunakan mungkin akan berpengaruh terhadap hasil
absorbansi sehingga akan berpengaruh juga terhadap kadar yang terukur.
g) Dapat disimpulkan
Metode Spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk menetapan kadar
tablet Ranitidin merek dan generik menggunakan pelarut methanol. Hasil
validasi analisis yang dilakukan didapat akurasi metode dan presisi yang
memenuhi persyaratan validitas analisis dan diperoleh nilai lineraritas
sebesar r = 0,9988 dengan batas deteksi 0,6 ppm dan batas kuantitasi 2,1
ppm.
9
5 hari dan 0 hari sebagai kontrol. Dari 5 kali replikasi ini dipililh 4 replikasi
secara acak.
b) Hasil presentase kadar Ranitidin injeksi merek generik sebagai kontrol yaitu
125,77%.
c) Hasil persentase kadar Ranitidin injeksi yang disimpan selama 5 hari
memiliki rata – rata 110,55%, mengalami penurunan kadar sebanyak kurang
lebih 15%.
d) Hasil persentase kadar Ranitidin injeksi yang disimpan selama 10 hari kadar
rata – ratanya 115,85%, mengalami penurunan sebanyak kurang lebih 10%.
e) Dapat disimpulkan bahwa ketidakstabilan sediaan obat dapat dipengaruhi
oleh, suhu, kelembapan, cahaya, pengaruh lama penyimpanan, serta
preparasi sampel.
10
Operating time yang didapatkan dari penelitian ini adalah antara menit ke –
6 sampai ke – 9. Dari hasil operating time terlihat bahwa tidak ada
aborbansi yang konstan, sehingga dipilih absorbansi yang memiliki selisih
yang paling kecil, yaitu pada menit ke – 6 sampai menit ke – 9 dengan
selisih absorbansi 0,0013.
c) Penentuan kurva baku
Hasil kurva baku pada jurnal dapat dikatakan bagus, sebab antara
konsentrasi dan absorbansi memberikan perbandingan yang signifikan
dengan persamaan y = 9,417x10-4x + 0,081. Sehingga nilai r yang
dihasilkan juga bagus, yaitu 0,9968. Hal ini sesuai dengan hukum Lambert
Beer yang menyatakan bahwa konsentrasi selalu sebanding dengan
absorbansi.
d) Presisi
Pada pengujian presisi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu penambahan
larutan baku Ranitidin di awal dan di akhir, dengan konsentrasi total sama
yaitu 500 ppm. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah metode 2,
yaitu dengan penambahan larutan baku Ranitidin di akhir memang lebih
baik dari pada metode 1 dengan penambahan larutan baku Ranitidin di awal.
Pada metode 2 dengan penambahan larutan baku Ranitidin di akhir lebih
bagus dari pada metode 1 dengan penambahan larutan baku di awal, karena
metode 2 memberikan nilai presisi yang lebih baik (memenuhi persyaratan),
yaitu 1,60 %, sedangkan metode 1 memberikan nilai presisi sebesar 2,28 %,
nilai ini melebihi persyaratan yang ditentukan, sebab nilai presisi yang baik
adalah < 2 % (Harmita, 2004: 122).
11
e) Uji akurasi
Didapat bahwa recovery dalam penelitian ini bagus, sebab memenuhi
persyaratan recovery yang baik, yaitu antara 80-120 % (Harmita,2004:118).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Spektrofotometer UV-VIS adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet (200-380 nm) dan sinar tampak (380-800 nm) oleh suatu senyawa.
Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur
absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum
Lambert-Beer.
2. Instrument pada Spektrofotometri UV-Vis terdiri dari sumber cahaya,
monokromator, wadah sampel (kuvet), detektor, dan recorder.
3. Informasi mengenai serapan warna pada panjang gelombang tertentu dalam
Spektrofotometri UV-Vis terdiri dari warna ungu, biru, biru hijau, hijau biru,
hijau, hijau kuning, kuning, oranye, dan merah.
4. Dari ketiga jurnal yang telah diintepretasikan, bahwa Spektrofotometri UV-Vis
dapat digunakan untuk menganalisis senyawa Ranitidin dalam tablet, injeksi
dan dalam plasma manusia secara in vitro.
13
DAFTAR PUSTAKA
Iswati, UP. 2009. Optimasi Metode Penetapan Ranitidin Dalam Plasma Manusia Secara In
Vitro Dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel. Pharmacy. 6(3).
Mulya, M., dan Suherman. 1995. Analisis Instrumen. Surabaya : Airlangga University Press.
Rao, R.K., Prakash, K., & Prasad, C.V.N. (011). Bioanalytical Method Development and
Validation of Ranitidine From Plasma Using High Performance Liquid
Chromatography. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science. 3(2):
219-223.
Syafika, A. 2020. Analisis Kadar Ranitidin Injeksi Ditinjau Dari Lamanya Penyimpanan
Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Farmasi Indonesia
AFAMEDIS. 1(1).
Skoog, D.A., and D,M. West., (1971), Prin-ciples of instrumental analysis, Holt, Rinehart and
Winston, Inc., New York.
Tjay, T.H., & Rahardja, K. (2002). Obat – Obat Penting: Khasiat, Penggunaan,dan Efek-Efek
Sampingnya. (Edisi V). Jakarta: Penerbit PT. Elex MediaKomputindo.
Triyati, Etty. 1985. Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya dalam
Oseanologi. Jakarta: www.oseanografi.lipi.go.id
Wiranti, SR. 2009. Penetapan Kadar Tablet Ranitidin Menggunakan Metode Spektrofotometri
UV-Vis Dengan Pelarut Metanol. Pharmacy. 6(3).