Anda di halaman 1dari 40

BIOFARMASETI

Click icon to add picture

SEDIAAN OBAT YANG DIBERIKAN SECARA PERKUTAN (MELALUI KULIT)

DISUSUN OLEH

Click icon toKELOMPOK


add picture2
1.

HANIF FAJAR RAMADHANI

2.

HURIANA

3.

INDAH CHOIRU NISAQ

4.

INGGRI IMAR SARI

5.

JOVITA ALMIRA

6.

LATIF YUDHA ARDITAMA

7.

LINDA KRISTIANINGSIH

8.

MALA OKTAVIANI

9.

MAYSELA ANGGRAENI PIKADEVI

10.

MUHAMMAD ARDIANTO

KULIT

KULIT

Organ tubuh paling luar

Luas kulit prang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% dari BB

Kulit merupakan organ yang essensial dan vital

Merupakan cermin kesehatan dan kehidupan

FUNGSI KULIT :

Pembatas terhadap serangan fisika kimia

Termostat suhu tubuh

Pelindung dari serangan mikroorganisme dan UV

Pengatur tekanan darah

Sebagai Pembentuk Pigmen

STRUKTUR ANATOMI KULIT

GAMBAR ANATOMI KULIT

EPIDERMIS
Lapisan epitel tebal 200 m
Terbagi atas 2 bagian :
a. Stratum Korneum (lapisan tanduk) :
Tersusun atas sekumpulan sel sel mati yang
mengalami keratinisasi
b. Stratum germinativum (badan malfigi) :
Bagian yang hidup, menempel pada dermis

a. Stratum Corneum

Komposisi dalam keadaan kering (75-80% )protein, 15-20%


lemak dan 15% air)
Ketebalan berbeda
Tahan terhadap reduktor keratolitik (jembatan disulfida, ikatan
kovalen dan serat keratin)
Elemen pelidung utama
Protein (urea, asam amino, dan asam organik) bersifat
higroskospis
Lemak (as. Lemak bebas dan ester, fosfolifid dan skulalen)
dapat teremulsi dengan air

b. Stratum Germinativum
Tersusun atas sel berbentuk kubus
pusat kegiatan metabolik (Pembelahan
sel dan sel sub-junction)
Elemen spesifik:
Protein (tonofibril dan granul
keratohialin)
Lemak (lembar olland)

Dermis dan Hipo dermis


Dermis (80% protein), tebal 3-5 mm
Pemasok nutrisi epidermis
Terdiri atas 2 bagian (papiler jaringan kendor
dan lapisan letikuler)
Hipo Dermis
Mengandung kelenjar sebaseus dan
kelenjar keringat

Proses Absorpsi

1. Diantara sel-sel dari stratum corneum


2. Melalui saluran dari folikel rambut
3. Melalui kelenjar keringat (sweat
glands)
4. Melalui kelenjar sebaseus (sebaceous
glands)
5. Melalui sel-sel dari stratum corneum.

Rute Pemakaian Perkutan/ Topikal


Tujuan terapi :
Lokal
Sistemik Transdermal Delivery System
Lokal Obat lapisan luar kulit
Diharapkan sedikit atau tdk terjadi absorbsi
Formulasi yg dipakai secara topikal dg maksud
menghantarkan bahan aktif sampai ke sirkulasi
sistemik

PENETRASI OBAT MELALUI KULIT


(PERKUTAN)

1.TRANSEPIDERMAL

Merupakan jalur utama absorpsi perkutan karena luas permukaan


kulit 100 sampai 1000 kali lebih besar dari pada kelenjar dalam kulit.
Absorpsi melalui rute transepidermal sangat ditentukan oleh
keadaan stratum corneum yang berfungsi sebagai membran semi
permeable.
Jumlah zat aktif yang berpenetrasi tergantung pada gradien
konsentrasi dan koefisien partisi senyawa aktif dalam minyak dan air.
rute transpidermal ini terjadi melalui dua jalur yaitu transeluler
melalui sel korneosit yang berisi keratin dan interseluler melalui
ruang antar sel stratum corneum yang kaya akan lipid.

2.TRANSAPEDAGEL

Transapendagel adalah rute penetrasi molekul zat aktif


melalui pori-pori pada folikel rambut dan ujung saluran
keringat dan kelenjar minyak

- rute ini penting bagi senyawa-senyawa yang dapat


terionisasi dan senyawa-senyawa polar dengan molekul
besar yang tidak dapat menembus stratum corneum

Kriteria Obat Sediaan Perkutan


Sifat fisika-kimia yang cocok

BM (<500 Da)

Koefisien partisi

Titik Lebur (<200 o C)


2. Tindak Iritasi pada kulit (Irritant Dermatitis, Alergik Dermatitis)
3. Clinical need

Pemakaian lama

Menyenangkan pasien

Efek yang tidak diinginkan pada non target tissue


1.

Faktor-faktor yang mempengaruhi


absorbsi perkutan
1. Obat yang dicampurkan dalm pembawa tertentu harus bersatu
pada permukaan kulit dalam konsentrasi yang cukup
2. Konsentrasi obat yang ada dalam suatu sediaan yg digunakan
pada kulit akan berbanding lurus dengan luas area permukaan kulit
yang diolesi sediaan tersebut
3. Bahan obat harus mempunyai suatu daya tarik fisiologi yg lebih
besar pada kulit dibandingkan pembawanya
4. Koefisien partisi obat

5. Absorbsi obat ditingkatkan dengan bahan


pembawa yang mudah menyebar di kulit
6. Hidrasi kulit akan mempengaruhi absorbsi
perkutan
7. Adanya penggosokan sediaan pada kulit akan
meningkatkan jumlah obat yang diabsorbsi
8. Tempat pemakaian (kondisi kulit) akan
mempengaruhi absorbsi, kulit yang lapisan
tanduknya tebal absorbsi lebih lama
9. Lama pemakaian akan mempengaruhi jumlah
obat yg diabsorbsi

Faktor fisiologi yang mempengaruhi


penyerapan perkutan
1.Keadaan dan umur kulit
efektivitas sawar berkurang perubahan/kerusakan sel tanduk
Keadaan patologis
Striping
Pelarut organik (pengikisan lemak)s
2. Aliran darah
Kecepatan penembusan molekul
Terutama saat kulit luka/zat aktif secara ionoforesis

Faktor fisiologi yang mempengaruhi


penyerapan perkutan
3. Tempat pengolesan
tergantung ketebalan kulit
Permeabilitas meningkat (telapak kaki dan telapak
tangan<lengan<kulit rambut)
4. Kelembaban dan suhu tubuh
Keadaan normal ST 5-15%
ST yang lembab memiliki afinitas yang sama thd seny yang
larut air atau lipid
Kelembaban mengurangi BJ dan tahanan difusi ST
Suhu secara in vivo tetap, in vitro Blank dan Schuplein alkohol

Faktor Obat yang mempengaruhi


penyerapan perkutan

Konsentrasi obat Umumnya, jumlah obat yang diabsorpsi


secara perkutan per unit luas permukaan per satuan waktu
akan meningkat, bila kosentrasi obat ditambah.

Profil pelepasan obat dari pembawanya tergantung dari


afinitas obat terhadap pembawa, kelarutan obat dalam
pembawa, dan pH pembawa.

Harga koefisien partisi obat tergantung dari kelarutannya


dalam air dan minyak Harga ini menentukan laju
perpindahan melewati daerah absorbsi Koefisien partisi
dapat diubah dengan memodifikasi gugus kimia dalam
struktur obat dan variasi pembawa.

Faktor Obat yang mempengaruhi


penyerapan perkutan

Kondisi pH akan mempengaruhi tingkat disosiasi serta


kelarutan obat yang bersifat lipofil.

Pembawa yang dapat meningkatkan kelembaban kulit akan


mendorong terjadinya absorpsi per kutan dari obat.

Waktu kontak obat dengan kulit.

Luas permukaan tempat obat dioleskan.

Optimasi Sediaan Perkutan


1. Faktor fisikokimia
Tetapan difusi
Konsentrasi zat aktif
Koefisien partisi
2. Pemilihan pembawa (vehicle)
Kelarutan dan keadaan termodinamika
Surfaktan
Enhancer absorbsi zat aktif
Iontoforesis

Keuntungan pemberian obat secara


perkutan

Menghindari metabolisme lintas pertama obat


-Mengurangi terjadinya fluktuasi kadar obat dalam plasma, sehingga
mengurangi efek samping yang mungkin terjadi
-Cocok untuk obat-obat dengan waktu paruh yang pendek dan indek
terapetik yang kecil
-Mencegah rusaknya obat-obat yang tidak tahan terhadap pH saluran
pencernaan, dan juga mencegah terjadinya iritasi saluran cerna oleh obat
yang bersifat iritatif
-Mudah untuk menghentikan pemberian obat jika terjadi kesalahan dalam
pemberian obat sehingga dapat mencegah terjadinya toksisitas
- Mengurangi frekuensi pemberian dosis obat, meningkatkan ketaatan
pasien.

Kerugian pemberian obat secara


perkutan

Efek terapi yang timbul lebih lambat dibandingkan


pemberian secara oral
-tidak sesuai untuk obat-obat yang iritatif terhadap kulit
-hanya obat dengan kriteria tertentu (yang dapat
menembus kulit), sehingga tidak semua obat cocok
untuk diberikan secara transdermal
-Memerlukan desain formulasi khusus sehingga obat
dapat efektif jika diberikan secara transdermal

EVALUASI BIOFARMASETIK SEDIAAN


METODE EVALUASI

jumlah senyawa yang diserap sedikit dan sulit dilacak


Pemakaian molekul bertanda
Teknik in vitro :
Sederhana : penggunaan sel difusi (kulit
binatang/manusia)
Senyawa lewat epidermis ke cairan diukur
Laju penetrasi (radioaktif) dan luas permukaan
(auoradiografi)

Teknik in vitro
Cara Modern:
Tanpa membran
Reseptor/sink menggunakan kloroform dan
isopropil miristat
Pelarut bahan obat dipilih alkohol air
Faktor yang berpengaruh (kelarutan dalam
pembawa dan Kp pembawa dan reseptor)

Teknik In vivo
Teknik histologis menggunakan perunut
Analisis jaringan dan cairan tubuh
Pembawa respon biologis(sekresi keringat,
vasodilatasi, vasokontriksi, pigmentasi)
Analisis urin (banyak kelemahan) Teknik in
vivo sangat terbatas

Syarat-syarat obat untuk diberikan


secara transdermal

1) obat mempunyai bobot molekul yang kurang dari 500 Da


2) obat dengan koefisien partisi terlalu rendah atau tinggi sulit
untuk mencapai sirkulasi sistemik, sehingga obat akan mudah
transpor transdermalnya jika mempunyai nilai log P 1-3
3) obat dengan titik lebur yang rendah, kurang dari 200 derajat
C.
Keberhasilan penghantaran obat secara transdermal
tergantung dari kemampuan pembawa untuk melewati barrier
kulit dan mencapai jaringan kulit yang lebih dalam

Parameter Fisikokimia yang mempengaruhi


proses biofarmasetik obat transdermal:

1.

2.
3.
4.

Koefisien partisi

Kelarutan/titik leleh
Dimensi molekuler
Ionisasi

1. Koefisien partisi

Partisi minyak-air merupakan karakteristik yg krusial dlm kemampuan


penembusan kulit, maka penetran harus memilki kelarutan dalam:

Pada peningkatan nilai koefisien partisi :

nilai log Kp pd Hk. Fick akan meningkat -> memberikan peningkatan absorbs

peningkatan selanjutnya :

lipid : factor penting untuk absorbs per-kutan


air: agar dpt mcapai mikrosirkulasi pd dermal, krn lapisan epidermis dibawah
S.korneum bersifat aqueous,

mencapai nilai batas -> lok Kp akan turun disebut Hubungan Parabolik

Nilai koefisien partisi dgn range 2,0 2,5 : memberikan permeabilitas


maksimum

2. Kelarutan/titik leleh

Koefisien partisi minyak air (Ko/w) dpt didefenisikan sbb:


Ko/w = Sminyak/Sair
Koefisien partisi adl rasio dr kelarutan:

harga Ko/w = 2 jg dpt ditunjukkan oleh molekul yg sgt tdk larut dlm minyak
maupun air
Bhn obat tsb hanya memiliki daya dorong yg kecil dlm melintasi kulit &
berpenetrasi sgt lambat.

Pendekatan sederhana utk mengatsi hal tsb dgn use hubungan


termodinamik utk mengaitkan kelarutan dlm lipid dgn ttk leleh
Utk seri senyawa kimia yg tdk saling berhubungan, tdp hubungan linier
antara fluks tunak dgn ttk leleh, shg dipilih senyawa dgn ttk leleh yg
paling rendah.

3. Dimensi molekuler

Ukuran dan bentuk molekul merupakan faktor yg menentukan fluks


dr bhn obat melintasi membrane kulit
Utk penyederhanaan, Berat molekul diuse sbg perkiraan dr volume
molekul dgn asumsi btk molekul adl sferis
Molekul kecil melintasi membrane lebih cepat dr pd molekul besar.
Bahan obat (molekul organic kecil) yg dpt menjadi kandidat
penghantaran transdermal terletak pd range yg sempit, yaitu 100
500 dalton. (pengaruh BM tsb tdk signifikan dibandingkan sifat
koefisien partisi)
Pd molekul besar, (ex Peptida & protein) pengaruh BM thd fluks sgt
besar

4. Ionisasi

S. korneum adl sawar thd penghantaran transdermal terutama


dsbbkan adanya membrane bilayer lipid, shg molekul terionisasi
merupakan penetran yg buruk pd penghantaran transdermal.

Berdasarkan hipotesis partisi pH, asam dan basa lemah akan


terdisosiasi tgt pd pH formulasi:

Hanya bahan obat yg tdk terionisasi yg dpt melintasi membrane


(prinsip ini tdk dpt diterapkan sec ketat pd penghantaran
transdermal krn rumitnya struktur kulit)

Bahan obat terionisasi melintasi membrane kulit mll rute transappendageal (sedikit)

Bahan obat tdk terionisasi melintasi membrane mll rute interseluler,

Note:

pH PBS adl 7,4 & pKa losartan adl 6 maka losartan banyak dlm
bentuk terion, shg mll rute tras-appendegael, utk itu diperlukan
enhancer utk merusak lapisan S.korneum shg dpt mll rute transapendageal & interseluler

Utk mjd bentuk molekul : pH harus 2 level dibawah harga pka jd


sekitar pH 4

if nilai pH = nilai pKa, maka bahan obat 50% btk ion & 50% btk
molekul:

Contoh pemakaian sistem transdermal

1) Skopolamin yg digunakan secara transdermal, dikulit bagian belakang telinga (untuk


mengatasi motion sickness/mual muntah
Skopolamin mempunyai range terapetik yg sempit, sehingga menguntungkan jika diberikan
secara transdermal, karena dapat memberikan obat dalam keadaan steady state (mantap)
sehingga mencegah terjadinya fluktuasi kadar obat dalam plasma
Pemberian skopolamin dapat sampai 3 hari (72 jam)
Contoh produknya: Transderm-Scop Ciba (merupakan perekat bundar dan datar yg
dirancang untuk melepaskan skopolamin secara kontinue melalui membran dengan pori-pori
mikro pengatur laju

Contoh pemakaian sistem transdermal

2) nitrogliserin, untuk obat jantung.

contoh produknya:Transderm-Nitro (Ciba), Nitro-Dur (Key),


Nitro-Disk ( Searle), produk-produk tersebut digunakan
untuk penggunaan selama 24 jam

Nitrogliserin berfungsi sebagai antiangina yg mempunyai


dosis rendah, waktu paruh plasmanya pendek

Bila digunakan dibawah lidah maka akan dengan cepat


dimetabolisme oleh hati, sehingga bioavailabilitasnya
rendah

Contoh pemakaian sistem transdermal

3) Nitrogliserin juga dapat diberikan secara transdermal dalam bentuk


sediaan salep (Nitro ointment) yg mengandung 2% nitrogliserin dan laktosa
sebagai suatu pengabsorbsi lanolin, dengan basis vaselin putih, sehingga
penglepasan obat dapat diatur
Setiap inci salep yg dikeuarkan dari tube mengandung sekitar 15 mg
nitrogliserin
Penggunaan dioleskan di dada menggunakan aplikator agar salep tidak melekat
di kulit tangan
Dosis 1-2 inci (50 mm) dipakai setiap 8 jam sekali, atau 4-5 inci (100-125 mm).
Daerah kulit yg diolesi salep kemudian ditutupi dengan bungkus plastik dan pita
perekat
Onset 30 menit

Slide Show Tips

To present in true widescreen, youll need


a computer and, optionally, a projector or
flat panel that can output widescreen
resolutions.
Common computer widescreen
resolutions are 1280 x 800 and 1440 x
900. (These are 16:10 aspect ratio, but
will work well with 16:9 projectors and
screens.)
Standard high definition televisions
resolutions are1280 x 720 and 1920 x
1080.
Use the Test Pattern on the next slide to
verify your slide show settings.

Anda mungkin juga menyukai