• daging dari hewan potong yang tidak menderita penyakit • daging dari hewan potong yang menderita penyakit arthritis, hernia, fraktura, epithelimia, actinomycosis, actinobacillosis dan mastitis serta penyakit yang bersifat lokal setelah bagian-bagian yang tidak layak untuk dikonsumsi manusia dibuang 2. Daging dapat diedarkan untuk konsumsi dengan syarat selama peredaran • Daging yang warna, konsistensi atau bau yang tidak normal, septicemia, cachexia, hydrops dan oedema, yang penjualannya dilakukan di rumah potong hewan atau tempat pemotongan hewan atau tempat penjualan lain yang ditunjuk dan di bawah pengawasan petugas pemeriksa yang berwenang setelah bagian-bagian yang tidak layak dikonsumsi dibuang. Daging dilarang diedarkan dan dikonsumsi
• Malleus, anemia contagiosa equorum
• Rabies, pleuro pneumonia contagiosa bovum • morbus maculosus equorum, rinderpest • variola ovina • pestis bovina • blue tongue akut • tetanus • anthrax • radang paha • malignant oedema • sacharomycosis • mycotoxicosis baik akut maupun kronis • colibacillosis • apthae epizooticae • botulismus • listeriosis • toxoplasmosis akut • tuberculosis yang bersifat ekstensif • salmonellosis • cysticercosis dengan infestasi merata • trichinellosis dengan infestasi berat • mengandung residu pestisida, obat, hormon, atau bahan kimia lain yang membahayakan manusia. Pemeriksaan postmortem dimulai dengan : Kepala • kepala digantung dengan mulut ke atas, ujung lidah ditarik keluar hingga tulang lidah patah dan pharynx kelihatan, dengan pisau pharynx dipotong sehingga lgl. retropharyngealis bisa terlihat. Kemudian m. maseter dipotong menjkadi dua atau tiga lapisan, pisau diteruskan maka kan membelah lgl. subparitidea. Perubahan-perubahan yang dapat dilihat di kepala adalah pada penyakit penyakit mulut dan kuku, actinomycosis, cysticercus dll. Paru – paru • diraba dengan kedua tangan, agar dapat merasa dan mengetahui perubahan yang ada, paru-paru dipotong, juga lgl. meadiastinalis. Perubahan-perubahan yang dapat dilihat, tbc di lgl. bronchealis dan lgl. mediastinalis, dan paru-paru. Kotoran dan darah dalam bronchus (di dalam bronchus pada babi sering terdapat cacing strongyloid dari haemorrhagi, pada kuda : malleus) Jantung • pembungkus jantung dibelah, serambi dan bilik dibelah, jantung yang sehat tampak mengkilat, perubahan pada jantung adanya cysticercus di valvulae dan pericardium, petechiae, dan degenerasi. Diaphragma • yang sehat mengkilat, biasanya terdapat cysticercus Hati • dilihat dan diraba, hati dipotong melintang. Distomum, echinoecoccus, degenerasi melemak menyebabkan hati berwarna kuning. Perubahan- perubahan yang disebabkan oleh distomum adalah penebalan dan adanya lapisan kapur dari pipa-pipa empedu(di dalamnya terdapat distomum). TBC jaringan hati menyebabkan bisul-bisul pada jaringan hati dan lgl. hepatica. Kantong empedu dipotong dengan hati-hati jangan sampai mengotori bagian yang lain. Hati yang sehat berwarna merah tua, mengkilat, dan tepinya tajam. Perut dan usus • dilihat bagian-bagiannya, usus dibuka, lgl. mesenterica dipotong biasanya berwarna hijau apalagi pada kerbau. Di dalam usus banyak terdapat bermacam-macam cacing, perubahan- perubahan : haemorrhagi, radang, actinomycosis, dan tbc. Limpa • diraba dan dibelah, limpa yang sehat terasa agak keras, tepinya tipis. Perubahan-perubahan bengkak kerena berdarah, tbc. Pada kuda bisul malleus berwarna kuning. Ginjal • yang sehat mengkilat, kulit pembungkus tipis dan mudah dikupas. Dibuka pada bagian yang bulat, terus hingga kehilus. Perubahan-perubahan : radang, batu ginjal, cacing, degenerasi, atropi, dan hipertropi. Vesica Urinaria • dilahat adanya batu dan pus. Uterus-vagina • dilihat, diraba, dan dibuka tidak mengandung embrio yang sehat selaput lendirnya berwarna kemerahan dan tidak terdaapat embrio. Perubahan- perubahannya adanya radang akut atau kronis, pada radang akut berisi exudat merah dan berbau. Biasanya terdapat sisa-sisa placenta, dinding uterus tebal, edema. limfoglandula bengkak dan merah. harus hati-hati terhadap adanya septichaemi. Sedang pada radang kronis isinya seperti nanah, tetapi tidak berbau Ambing • dilihat dan diraba dengan kedua tangan dan dibelah, limfoglandula dipotong. Ambing yang sehat memberi rasa lembek. Perubahan-perubahan adanya radang (mastitis) dapat akut atau kronis, tbc. Pleura-peritoneum • yang sehat kelihatan halus dan mengkilat, sering terdapat fibrin. Pada pleuritis dan peritonitis yang akut terdapat otechieae dan haemorrhagi. Otak • untuk memeriksa otak kepala dibuka dan jangan sampai rusak, pada otak kambing biasanya terdapat cacing coenurus cerebralis. Tubuh/karkas • limfoglandula yang diperiksa cervicalis superficialis, axillaris propius, subiliacus, popliteus dan ischiadicus. Pada babi untuk lgl. ischiadicus tidak ditemukan. Pemotongan Pada Babi SK Mentan No. 295/Kpts/TN.240/5/1989 Hewan potong diijinkan untuk disembelih tanpa syarat • hewan tersebut dalam pemeriksaan ante mortem sehat dan dagingnya tidak membahayakan apabila dikonsumsi oleh manusia Hewan potong diijinkan untuk disembelih dengan syarat • hewan potong tersebut menderita :abces • Septichemia, hydrops, oedema • paraplegia contagiosa suum • pestis suum, penyakit mulut dan kuku Hewan potong ditunda untuk disembelih • hewan tersebut menderita :anthrax • erysipelas akut dengan erythrema • collibasilosis
Hewan potong ditolak untuk disembelih
• hewan tersebut menderita : rabies • pseudo rabies, tetanus • swine fever • swine vesicular disease • hog cholera 1. Daging dapat diedarkan untuk dikonsumsi • daging dari hewan poptong yang tidak menderita penyakit • daging dari hewan potong yang menderita penyakit arthritis, hernia, fraktura, epithelimia, actinomycosis, actinobacillosis serta penyakit yang bersifat lokal setelah bagian-bagian yang tidak layak untuk dikonsumsi manusia dibuang. 2. Daging dapat diedarkan untuk dikonsumsi dengan syarat sebelum diedarkan • daging yang merupakan dari bagian hewan potong yang menderita penyakit harus dikenakan perlakuan tertentu. 3. Daging dapat diedarkan untuk konsumsi dengan syarat selama peredaran • Keharusan dilakukannya perlakuan atau cara tertentu dalam pearedarannya atau dilakukan pengawasan dengan cara tertentu selama dalam peredaranya, apabila dalam pemeriksaan post mortem dijumpai warna, konsistensi atau bau yang tidak normal, septicemia, cachexia, hydrops dan oedema. 4. Daging dilarang diedarkan. • daging yang berbahaya bagi konsumsi manusia karena berasal dari hewan potong yang mengandung penyakit : • Anthrax, tetatus, rabies, pseudo rabies • erysipelas akut dengan erythrema • hog cholera, tuberculosis yang sifatnya ekstensif • cysticercosis dengan infestasi merata • trichinellosis dengan infestasi berat • mycotoxicosis baik akut maupun kronis • Collibacilosis, residu pestisida/obat/hormon/bahan kimia lain yang membahayakan manusia Komposisi bahan stempel Anilin 25 • glycerin 250 • alkohol 95 % 50 • aquades 675 SK Mentan No. 413/kpts/Tn.310/7/1992 tentang Pemotongan Hewan Potong dan Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya • Daging adl bagian2 hw potong yg disembelih, terrmsk isi rg perut dan dada yg lazim dimakan manusia. • Karkas adl bagian dr hewan potong yg disembelih stl kepala dan kaki dipisahkan, dikuliti, serta isi rg perut dan dada dikeluarkan • Hsl ikutan adl hsl samping dr pemotongan hw potong yg berupa darah,kulit, bulu, lemak, tanduk, tulang dan kuku. • Limbah adl buangan dr prosespemotongan hw potong dan hsl ikutan yg tdk dimanfaatkan. Syarat dan tata cara pemotongan hewan 1. Disertai surat pemilikan. 2. Disertai bukti pembayaran retribusi/pajak potong. 3. Memiliki surat ijin potong. 4. Dilakukan pem. ante mortem, paling lama 24 jam sebelum penyembelihan. 5. Diistirahatkan plg sdkt 12 jam sebelum penyembelihan. 6. Penyembelihan dilakukan di RPH atau TPH 7. Pelaksanaan pemotongan dibawah pengawasan dan menurut petunjuk petugas yg berwenang. 8. Tidak dalam keadaan bunting. 9. Penyembelihan menurut tata cara agama islam. Penyembelihan darurat • Jika penyembelihan darurat dilakukan di RPH atau TPH, syarat no. 4,5, tidak perlu dipenuhi. • Jika penyembelihan darurat dilakukan diluar RPH atau TPH, syarat no. 3,4,5,6,7,8 tidak perlu dipenuhi. • Penyembelihan hewan utk keperluan agama atau adat, syarat no. 2,6 tidak perlu dipenuhi. • Dilakukan utk hewan potong yg menderita kecelakaan yg membahayakan jiwanya, atau membahayakan keselamatan manusia/barang. Penyembelihan darurat • Jika dilakukan di RPH atau TPH, maka dilakukan diruang penyembelihan darurat yg disediakan. • Jika dilakukan diluar RPH atau TPH, maka stlh penyembelihan hewan potong harus dibawa ke RPH atau TPH untuk penyelesaian penyembelihan dan pemeriksaan post mortem. Penanganan karkas/daging sapi dan kambing • Daging yg diijinkan utk konsumsi, seb diedarkan hrs dilayukan ± 8 jam dlm ruang pelayuan sejuk, cukup ventilasi, terpelihara baik dan hygienis. • Tdk boleh ditambahkan bahan atau zat yg dpt mengubah warna asli. • Dicegah kontak antara daging dgn lantai dan tidak terkontaminasi. • Membagi karkas dlm keadaan tergantung atau disediakan meja khusus. • Daging tanpa tulang, hrs didinginkan sp suhu<100C atau dibekukan sp -150C, dikemas baik. Penanganan karkas/daging sapi dan kambing • Daging yg sdh dilayukan dpt diangkut dlm bentuk karkas atau daging tanpa tulang • Dlm pengangkutan karkas atau bagian karkas dlm keadaan tergantung dan Pemindahan karkas dll dr RPH atau TPH ke alat pengangku, tempat penyimpanan atau tempat penjualan dihindarkan dr kontaminasi • Terpisah dr isi rg perut dan dada • Selama pengangkutan, tdk diperbolehkan manusia berada diruang daging dr kendaraan. • Ruang daging dr kendaraan pengangkut daging tdk digunakan utk tujuan lain. • Selama perjalanan ruang daging hrs ditutup.