Anda di halaman 1dari 25

Keputusan post mortem

1.Daging dapat diedarkan untuk dikonsumsi


• daging dari hewan potong yang tidak
menderita penyakit
• daging dari hewan potong yang menderita
penyakit arthritis, hernia, fraktura,
epithelimia, actinomycosis, actinobacillosis
dan mastitis serta penyakit yang bersifat
lokal setelah bagian-bagian yang tidak
layak untuk dikonsumsi manusia dibuang
2. Daging dapat diedarkan untuk konsumsi
dengan syarat selama peredaran
• Daging yang warna, konsistensi atau bau
yang tidak normal, septicemia, cachexia,
hydrops dan oedema, yang penjualannya
dilakukan di rumah potong hewan atau
tempat pemotongan hewan atau tempat
penjualan lain yang ditunjuk dan di bawah
pengawasan petugas pemeriksa yang
berwenang setelah bagian-bagian yang
tidak layak dikonsumsi dibuang.
Daging dilarang diedarkan dan dikonsumsi

• Malleus, anemia contagiosa equorum


• Rabies, pleuro pneumonia contagiosa
bovum
• morbus maculosus equorum, rinderpest
• variola ovina
• pestis bovina
• blue tongue akut
• tetanus
• anthrax
• radang paha
• malignant oedema
• sacharomycosis
• mycotoxicosis baik akut maupun kronis
• colibacillosis
• apthae epizooticae
• botulismus
• listeriosis
• toxoplasmosis akut
• tuberculosis yang bersifat ekstensif
• salmonellosis
• cysticercosis dengan infestasi merata
• trichinellosis dengan infestasi berat
• mengandung residu pestisida, obat, hormon, atau bahan kimia lain
yang membahayakan manusia.
Pemeriksaan postmortem dimulai
dengan :
Kepala
• kepala digantung dengan mulut ke atas, ujung
lidah ditarik keluar hingga tulang lidah patah dan
pharynx kelihatan, dengan pisau pharynx
dipotong sehingga lgl. retropharyngealis bisa
terlihat. Kemudian m. maseter dipotong
menjkadi dua atau tiga lapisan, pisau diteruskan
maka kan membelah lgl. subparitidea.
Perubahan-perubahan yang dapat dilihat di
kepala adalah pada penyakit penyakit mulut dan
kuku, actinomycosis, cysticercus dll.
Paru – paru
• diraba dengan kedua tangan, agar dapat
merasa dan mengetahui perubahan yang
ada, paru-paru dipotong, juga lgl.
meadiastinalis. Perubahan-perubahan
yang dapat dilihat, tbc di lgl. bronchealis
dan lgl. mediastinalis, dan paru-paru.
Kotoran dan darah dalam bronchus (di
dalam bronchus pada babi sering terdapat
cacing strongyloid dari haemorrhagi, pada
kuda : malleus)
Jantung
• pembungkus jantung dibelah, serambi dan
bilik dibelah, jantung yang sehat tampak
mengkilat, perubahan pada jantung
adanya cysticercus di valvulae dan
pericardium, petechiae, dan degenerasi.
Diaphragma
• yang sehat mengkilat, biasanya terdapat
cysticercus
Hati
• dilihat dan diraba, hati dipotong melintang.
Distomum, echinoecoccus, degenerasi melemak
menyebabkan hati berwarna kuning. Perubahan-
perubahan yang disebabkan oleh distomum
adalah penebalan dan adanya lapisan kapur dari
pipa-pipa empedu(di dalamnya terdapat
distomum). TBC jaringan hati menyebabkan
bisul-bisul pada jaringan hati dan lgl. hepatica.
Kantong empedu dipotong dengan hati-hati
jangan sampai mengotori bagian yang lain. Hati
yang sehat berwarna merah tua, mengkilat, dan
tepinya tajam.
Perut dan usus
• dilihat bagian-bagiannya, usus dibuka, lgl.
mesenterica dipotong biasanya berwarna hijau
apalagi pada kerbau. Di dalam usus banyak
terdapat bermacam-macam cacing, perubahan-
perubahan : haemorrhagi, radang,
actinomycosis, dan tbc.
Limpa
• diraba dan dibelah, limpa yang sehat terasa
agak keras, tepinya tipis. Perubahan-perubahan
bengkak kerena berdarah, tbc. Pada kuda bisul
malleus berwarna kuning.
Ginjal
• yang sehat mengkilat, kulit pembungkus
tipis dan mudah dikupas. Dibuka pada
bagian yang bulat, terus hingga kehilus.
Perubahan-perubahan : radang, batu
ginjal, cacing, degenerasi, atropi, dan
hipertropi.
Vesica Urinaria
• dilahat adanya batu dan pus.
Uterus-vagina
• dilihat, diraba, dan dibuka tidak
mengandung embrio yang sehat selaput
lendirnya berwarna kemerahan dan tidak
terdaapat embrio. Perubahan-
perubahannya adanya radang akut atau
kronis, pada radang akut berisi exudat
merah dan berbau. Biasanya terdapat
sisa-sisa placenta, dinding uterus tebal,
edema. limfoglandula bengkak dan merah.
harus hati-hati terhadap adanya
septichaemi. Sedang pada radang kronis
isinya seperti nanah, tetapi tidak berbau
Ambing
• dilihat dan diraba dengan kedua tangan
dan dibelah, limfoglandula dipotong.
Ambing yang sehat memberi rasa lembek.
Perubahan-perubahan adanya radang
(mastitis) dapat akut atau kronis, tbc.
Pleura-peritoneum
• yang sehat kelihatan halus dan mengkilat,
sering terdapat fibrin. Pada pleuritis dan
peritonitis yang akut terdapat otechieae
dan haemorrhagi.
Otak
• untuk memeriksa otak kepala dibuka dan
jangan sampai rusak, pada otak kambing
biasanya terdapat cacing coenurus
cerebralis.
Tubuh/karkas
• limfoglandula yang diperiksa cervicalis
superficialis, axillaris propius, subiliacus,
popliteus dan ischiadicus. Pada babi untuk
lgl. ischiadicus tidak ditemukan.
Pemotongan Pada Babi
SK Mentan No. 295/Kpts/TN.240/5/1989
Hewan potong diijinkan untuk disembelih tanpa syarat
• hewan tersebut dalam pemeriksaan ante mortem sehat
dan dagingnya tidak membahayakan apabila dikonsumsi
oleh manusia
Hewan potong diijinkan untuk disembelih dengan syarat
• hewan potong tersebut menderita :abces
• Septichemia, hydrops, oedema
• paraplegia contagiosa suum
• pestis suum, penyakit mulut dan kuku
Hewan potong ditunda untuk disembelih
• hewan tersebut menderita :anthrax
• erysipelas akut dengan erythrema
• collibasilosis

Hewan potong ditolak untuk disembelih


• hewan tersebut menderita : rabies
• pseudo rabies, tetanus
• swine fever
• swine vesicular disease
• hog cholera
1. Daging dapat diedarkan untuk dikonsumsi
• daging dari hewan poptong yang tidak menderita
penyakit
• daging dari hewan potong yang menderita
penyakit arthritis, hernia, fraktura, epithelimia,
actinomycosis, actinobacillosis serta penyakit
yang bersifat lokal setelah bagian-bagian yang
tidak layak untuk dikonsumsi manusia dibuang.
2. Daging dapat diedarkan untuk dikonsumsi
dengan syarat sebelum diedarkan
• daging yang merupakan dari bagian hewan
potong yang menderita penyakit harus
dikenakan perlakuan tertentu.
3. Daging dapat diedarkan untuk konsumsi
dengan syarat selama peredaran
• Keharusan dilakukannya perlakuan atau
cara tertentu dalam pearedarannya atau
dilakukan pengawasan dengan cara
tertentu selama dalam peredaranya,
apabila dalam pemeriksaan post mortem
dijumpai warna, konsistensi atau bau
yang tidak normal, septicemia, cachexia,
hydrops dan oedema.
4. Daging dilarang diedarkan.
• daging yang berbahaya bagi konsumsi manusia
karena berasal dari hewan potong yang
mengandung penyakit :
• Anthrax, tetatus, rabies, pseudo rabies
• erysipelas akut dengan erythrema
• hog cholera, tuberculosis yang sifatnya ekstensif
• cysticercosis dengan infestasi merata
• trichinellosis dengan infestasi berat
• mycotoxicosis baik akut maupun kronis
• Collibacilosis, residu
pestisida/obat/hormon/bahan kimia lain yang
membahayakan manusia
Komposisi bahan stempel
Anilin 25
• glycerin 250
• alkohol 95 % 50
• aquades 675
SK Mentan No. 413/kpts/Tn.310/7/1992
tentang Pemotongan Hewan Potong dan
Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya
• Daging adl bagian2 hw potong yg disembelih,
terrmsk isi rg perut dan dada yg lazim dimakan
manusia.
• Karkas adl bagian dr hewan potong yg
disembelih stl kepala dan kaki dipisahkan,
dikuliti, serta isi rg perut dan dada dikeluarkan
• Hsl ikutan adl hsl samping dr pemotongan hw
potong yg berupa darah,kulit, bulu, lemak,
tanduk, tulang dan kuku.
• Limbah adl buangan dr prosespemotongan hw
potong dan hsl ikutan yg tdk dimanfaatkan.
Syarat dan tata cara pemotongan
hewan
1. Disertai surat pemilikan.
2. Disertai bukti pembayaran retribusi/pajak potong.
3. Memiliki surat ijin potong.
4. Dilakukan pem. ante mortem, paling lama 24 jam
sebelum penyembelihan.
5. Diistirahatkan plg sdkt 12 jam sebelum
penyembelihan.
6. Penyembelihan dilakukan di RPH atau TPH
7. Pelaksanaan pemotongan dibawah pengawasan
dan menurut petunjuk petugas yg berwenang.
8. Tidak dalam keadaan bunting.
9. Penyembelihan menurut tata cara agama islam.
Penyembelihan darurat
• Jika penyembelihan darurat dilakukan di RPH
atau TPH, syarat no. 4,5, tidak perlu dipenuhi.
• Jika penyembelihan darurat dilakukan diluar
RPH atau TPH, syarat no. 3,4,5,6,7,8 tidak
perlu dipenuhi.
• Penyembelihan hewan utk keperluan agama
atau adat, syarat no. 2,6 tidak perlu dipenuhi.
• Dilakukan utk hewan potong yg menderita
kecelakaan yg membahayakan jiwanya, atau
membahayakan keselamatan
manusia/barang.
Penyembelihan darurat
• Jika dilakukan di RPH atau TPH, maka
dilakukan diruang penyembelihan
darurat yg disediakan.
• Jika dilakukan diluar RPH atau TPH,
maka stlh penyembelihan hewan
potong harus dibawa ke RPH atau TPH
untuk penyelesaian penyembelihan dan
pemeriksaan post mortem.
Penanganan karkas/daging sapi
dan kambing
• Daging yg diijinkan utk konsumsi, seb diedarkan hrs
dilayukan ± 8 jam dlm ruang pelayuan sejuk, cukup
ventilasi, terpelihara baik dan hygienis.
• Tdk boleh ditambahkan bahan atau zat yg dpt
mengubah warna asli.
• Dicegah kontak antara daging dgn lantai dan tidak
terkontaminasi.
• Membagi karkas dlm keadaan tergantung atau
disediakan meja khusus.
• Daging tanpa tulang, hrs didinginkan sp suhu<100C
atau dibekukan sp -150C, dikemas baik.
Penanganan karkas/daging sapi
dan kambing
• Daging yg sdh dilayukan dpt diangkut dlm bentuk
karkas atau daging tanpa tulang
• Dlm pengangkutan karkas atau bagian karkas dlm
keadaan tergantung dan Pemindahan karkas dll dr
RPH atau TPH ke alat pengangku, tempat
penyimpanan atau tempat penjualan dihindarkan dr
kontaminasi
• Terpisah dr isi rg perut dan dada
• Selama pengangkutan, tdk diperbolehkan manusia
berada diruang daging dr kendaraan.
• Ruang daging dr kendaraan pengangkut daging tdk
digunakan utk tujuan lain.
• Selama perjalanan ruang daging hrs ditutup.

Anda mungkin juga menyukai