Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN DAN PENGUKURAN

PENENTUAN ZAT ADITIF PADA FILM PLASTIK WRAP MELALUI PERLAKUAN


PEMANASAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN FTIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Pemisahan dan
Pengukuran

Tanggal Praktikum
Awal : Senin, 15 November 2021

Akhir : 22 November 2021

Dosen Pengampu :

Dr. Hernani, M.Si.

Dr. H. Wiji, M.Si.

Nama :

Abdul Wahid

NIM :

1909297

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2021
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan melalui perlakuan pemanasan.
2. Memahami prinsip dasar spektrometri inframerah dan menggunakannya untuk
identifikasi zat.
3. Mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan non verbal berkaitan dengan hasil
analisis.

B. Tinjauan Pustaka
Senyawa kimia tertentu (hasil sintesa atau alami) mempunyai kemampuan menyerap
radiasi elektromagnetik dalam daerah spektrum inframerah (IR). Absorpsi radiasi IR pada
material tertentu berkaitan dengan fenomena bergetarnya molekul atau atom. Spektrum
serapan inframerah suatu senyawa mempunyai pola yang khas, sehingga berguna untuk
identifikasi senyawa (identifikasi keberadaan gugus-gugus fungsi yang ada).
(Tim Kimia Analitik Instrumen. 2021)
Spektrofotometri inframerah merupakan metode analisis yang didasarkan pada
penyerapan sinar inframerah (IR) oleh molekul senyawa. Karena panjang gelombang IR
lebih pendek daripada panjang gelombang sinar tampak maupun sinar UV maka energi IR
tak mampu mentransisikan elektron, melainkan hanya mampu menyebabkan molekul
bergetar. Metode ini berguna untuk menentukan gugus fungsional senyawa organik.
Cuplikan yang dianalisis dapat berupa zat cair atau zat padat. Atom-atom didalam suatu
molekul bervibrasi (bergetar). Bila radiasi inframerah dilewatkan melalui suatu cuplikan,
maka molekul-molekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan terjadilah transisi
diantara tingkat vibrasi dasar (ground state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (excited state).
(Hendayana, Sumar. 1994)
Posisi pita dalam analisa inframerah dinyatakan dalam satuan frekuensi. Frekuensi
sering dinyatakan sebagai bilangan gelombang, yakni jumlah gelombang atau panjang
gelombang per centimeter (cm–1). Daerah yang sering dianalisa dengan spektroskopi
inframerah adalah dalam kisaran 4000-600 cm-1 (setara dengan 2,5 – 25 mm) atau lebih
rendah. Hasil analisa dicatat dalam modus pemancar (%T) atau serapan (Abs).
Metode spektrometri IR banyak digunakan pada laboratorium analisis industri dan
laboratorium riset karena dapat memberikan informasi yang berguna untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif, serta berguna untuk penentuan rumus struktur suatu senyawa.
Salah satu keuntungan terbesar dari spektrofotometer IR adalah bahwa hampir semua jenis
sampel dan wujud zat dapat dianalisis. Sampel berupa cairan, larutan, pasta, bubuk, lapisan
tipis, serat, gas dan padatan dapat dianalisis dengan pemilihan teknik penyiapan sampel
yang tepat.
(Tim Kimia Analitik Instrumen. 2021)
Apabila cuplikan cair berasal dari padatan yang dilarutkan, pelarut harus dipilih
dengan kriteria sebagai berikut
- Tidak boleh melarutkan sel NaCl, seperti misalnya H 2O
- Tidak boleh mempunyai spektrum IR yang rumit, seperti misalnya alkohol, karena
sangat mengganggu dalam pembacaan spektrum
Contoh pelarut yang baik ialah CCl4, CS2, dan kalau terpaksa CHCl3
(Panji, T. 2012)
Plastik merupakan polimer sintetik yang terbentuk dari reaksi polimerisasi monomer-
monomernya, seperti diperlihatkan pada reaksi berikut:

Keberadaan gugus R akan mempengaruhi jenis, sifat kimia, sifat mekanik, dan penggunaan
polimer. Jenis-jenis polimer karena perbedaan gugus R dapat ditentukan melalui metode
spektrometri inframerah.
Zat aditif bermassa molekul rendah sering ditambahkan ke dalam polimer untuk memperoleh
sifat-sifat berkaitan dengan keterbakaran dan keluwesannya. Zat aditif ini dapat berpindah
ke dalam makanan-minuman jika mengalami kontak yang cukup lama dengan makanan-
minuman atau terkena perlakuan panas. Metode spektrometri inframerah dapat digunakan
untuk menentukan keberadaan zat aditif ini jika diberikan perlakuan panas.
(Wiji, dkk. 2021)
Spektroskopi merupakan studi antaraksi radiasi elektromagnetik dengan materi. Radiasi
elektromagnetik adalah suatu bentuk dari energi yang diteruskan melalui ruang dengan
kecepatan yang luar biasa. Dikenal berbagai bentuk radiasi elektromagnetik dan yang
mudah dilihat adalah cahaya atau sinar tampak. Tabel I menjelaskan karakterisasi dari
radiasi gelombang elektromagnetik. Contoh lain dari radiasi elektromagnetik adalah radiasi
sinar gamma, sinar x, ultra violet, infra merah, gelombang mikro, dan gelombang
radio seperti terlihat pada Tabel II.
Tabel I. Spesifikasi dari masing-masing gelombang elektromagnetik (Macomber, 1998).
Tabel II. Radiasi elektromagnetik dan tipe spektroskopi.

Spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang 0,78 sampai 1000
m atau bilangan gelombang dari 12800 sampai 10 cm-1. Spektrum inframerah dapat dibagi
menjadi inframerah dekat, inframerah pertengahan, dan inframerah jauh, seperti
diperlihatkan pada Tabel III.
Tabel iII. Daerah spektrum Infra merah.

Aplikasi spektroskopi infra merah sangat luas baik untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif. Penggunaan yang paling banyak adalah pada daerah pertengahan dengan
kisaran bilangan gelombang 4000 sampai 670 cm-1 atau dengan panjang gelombang
2.5 sampai 15 μm. Kegunaan yang paling penting adalah untuk identifikasi senyawa
berikatan kovalen karena spektrumnya sangat kompleks terdiri dari banyak puncak-
puncak. Spektrum infra merah dari senyawa kovalen juga mempunyai sifat fisik yang
karakteristik, artinya kemungkinan dua senyawa mempunyai spektrum sama adalah
kecil sekali.
Spektrum Inframerah dan Vibrasi Molekul

Radiasi infra merah dengan frekuensi kurang dari 100 cm-1 atau dengan panjang
gelombang lebih dari 100 μm diserap oleh molekul dan dikonversi ke dalam energi rotasi
molekul. Bila radiasi infra merah dengan frekuensi dalam kisaran 10000 sampai 100 cm-
1 atau dengan panjang gelombang 1 sampai 100 μm, maka radiasi akan diserap oleh
molekul dan dikonversi ke dalam energi vibrasi molekul.

Gambar 1. Perubahan momen dwikutub molekul heterointi.

Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila suatu molekul terdiri dari dua atom atau lebih.
Untuk dapat menyerap radiasi infra merah (aktif inframerah), vibrasi suatu molekul
harus menghasilkan perubahan momen dwikutub. Gambar 1, memperlihatkan vibrasi
molekul yang menghasilkan perubahan momen dwikutub. Sebagai contoh molekul
HCl, dimana molekul hidrogen klorida mempunyai kerapatan elektron yang tidak sama
antar atom pembentuknya. Kerapatan elektron Cl lebih besar dari H. Jadi HCI
mempunyai momen dwikutub (disebut juga polar).
Molekul yang tidak mempunyai momen dwi kutub (μ = 0) atau selama bervibrasi
ikatannya tidak menghasilkan perubahan momen dwikutub seperti O2, N2 atau Cl2,
maka rotasi ataupun vibrasi molekulnya tidak menyerap radiasi infra merah (tidak aktif
inframerah).
Terdapat dua jenis vibrasi molekul yaitu stretching (ulur) dan bending (tekuk). Vibrasi
stretching adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang sumbu ikatan antara dua
atom sehingga jarak antara atom dapat bertambah atau berkurang. Vibrasi
stretching meliputi stretching simetris dan stretching asimetris. Gambar 2.
memperlihatkan hal ini.
Gambar 2. Vibrasi stretching simetris dan asimetris.

Vibrasi bending adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut ikatan
antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap atom lainnya.
Vibrasi bending meliputi scissoring (deformation), wagging, twisting dan rocking.
Gambar 3. menunjukkan gerakan dari keempat vibrasi bending.

Gambar 3. Tipe vibrasi tekuk (bending).

Instrumen Spektrofotometer Inframerah (IR) :

Gambar 4. Instrumentasi Spektroforometer Inframerah


1. Sumber sinar
Sumber radiasi yang biasa digunakan berupa Nernst Glower, Glober, dan Kawat
Nikrom. Nernst Glower merupakan campuran oksida dari zirkon (Zr), dan yttrium (Y)
yaitu ZrO2 dan Y2O3 tau campuran oksida Thorium (Th) dan Cerium (Ce). Nernst
Glower ini berupa silinder dengan diameter 1 sampai 2 mm dan panjang 20 mm. Pada
ujung silinder dilapisi platina untuk melewatkan arus listrik. Nernst Glower
mempunyai radiasi momentum pada panjang gelombang 1,4 μm atau bilangan
gelombang 7100 cm-1.
2. Wadah sampel
Wadah sampel tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk gas
digunakan sel gas dengan lebar atau panjang berkas radiasi 40 m. Hal ini
dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat
memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel. Wadah sampel untuk
sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1
mm biasanya dibuat lapisan tipis (film) diantara dua keping senyawa yang transparan
dan dibiarkan sampai menguap.
3. Monokromator
Berfungsi membentuk sinar monokromatik yaitu sinar hanya memilik satu pita
gelombang yang sempit.
- Prisma : kristal NaCl
- Grating : gelas/plastik/Al
- Filter : untuk analisis kuantitatif
Pada pemilihan panjang gelombang infra merah dapat digunakan filter, prisma
atau grating. Sehingga memungkinkan sebagian sinar melewati sampel dan sebagian
melewati blanko (reference). Setelah dua berkas tersebut bergabung kembali kemudian
dilewatkan ke dalam monokromator.
Untuk tujuan analisis kuantitatif, biasa digunakan filter seperti: filter dengan
panjang gelombang 9,0 μm untuk penentuan asetaldehida, filter dengan panjang
gelombang 13,4 μm untuk o-diklorobenzena, dan filter dengan panjang gelombang 4,5
μm untuk dinitrogen oksida. Ada juga filter yang mempunyai kisaran 2,5 sampai 4,5
μm, 4,5 sampai 8 μm, dan 8 sampai 14,5 μm.
4. Detektor
Setelah radiasi inframerah melewati monokromator kemudian berkas radiasi ini
dipantulkan oleh cermin-cermin dan akhirnya ditangkap oleh detektor. Detektor pada
spektrofotometer inframerah merupakan alat yang biasa mengukur atau mendeteksi
energi radiasi akibat pengaruh panas. Terdapat dua macam detektor yaitu
thermocouple dan bolometer. Detektor yang paling banyak digunakan dalam
spektrofotometer inframerah adalah thermocouple. Thermocouple merupakan alat
yang mempunyai impedans rendah dan sering kali dihubungkan dengan preamplifier
dengan impedans tinggi.
5. Amplifier
Berfungsi untuk menguatkan signal bila signal yang dihasilkan sangat lemah
6. Rekorder
Berfungsi untuk merekam signal listrik. Signal yang dihasilkan dari detektor
direkam sebagai spektrum inframerah yang berbentuk puncak-puncak absorpsi.
Spektrum inframerah ini menunjukkan hubungan antara absorpsi dan frekuensi atau
bilangan gelombang atau panjang gelombang. Sebagai absis adalah frekuensi (Hertz,
detik-1) atau panjang gelombang (μm) atau bilangan gelombang (cm-1) dan sebagai
ordinat adalah transmitans (%) atau absorbans.
(Mudzakir, Ahmad dkk. 2008.)
Untuk keperluan analisis kualitatif difokuskan pada identifikasi gugus fungsi.
Spektrum inframerah senyawa organik (dan juga senyawa-senyawa anorganik) merupakan
sifat fisik yang khas bagi senyawa-senyawa tersebut. Secara garis besar suatu serapan IR
dapat dinyatakan dalam suatu gugus fungsional dilihat dari berapa harga panjang
gelombangnya. Daerah radiasi IR yang dipakai untuk analisis instrumental umumnya
berada pada rentang panjang gelombang 4.000 – 600 cm-1. Untuk memudahkan dalam
interpretasi spectrum IR, dapat dibagi dalam dua daerah, yaitu :
- Daerah gugus fungsi (4.000 – 1.600 cm-1)
- Daerah sidik jari (1.600 – 600 cm-1)
(Tim Kimia Analitik Instrumen, 2020)
 Peta Korelasi IR untuk meramalkan berbagai ikatan dan gugus fungsi dalam senyawa :

(Crasto, Anthony Melvin. 2013)


Keuntungan FT-IR
Beberapa keuntungan dari FT-IR untuk analisa suatu material, antara lain:
a. Tidak merusak sampel, non-destructive
b. Metoda pengukuran dengan tingkat ketelitian yang tinggi tanpa harus dilakukan
kalibrasi ulang
c. Proses analisa berlangsung lebih cepat
d. Sensitif
Analisa Kualitatif dan Kuantitatif
a. Analisa Kualitatif (gugus fungsi),
Serapan khas untuk setiap ikatan dalam gugus. Secara sederhana, identifikasi
suatu zat dilakukan dengan menbandingkan spektrumnya dengan spektrum dari
zat standar. Bila zat yang diperiksa sama dengan standar, maka posisi dan
intensitas relatif dari puncak-puncak resapan harus sama.

b. Analisa Kuantitatif.
Jarang dilakukan karena spektra IR rumit. Namun prinsipnya adalah Hukum
Lambeer-Beer:

Yaitu penentuan konsentrasi sebanding dengan serapan.


Teknik yang umum dilakukan untuk pembuatan spektra pada analisis kuantitatif yaitu
solution spektra atau KBr disc.
Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa.
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika
monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan
menghasilkan kopolimer.
Kemasan plastik saat ini mendominasi industri makanan di Indonesia,
menggeser penggunaan kemasan logam dan gelas. Hal ini disebabkan karena kelebihan
dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan
dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat diberi warna dan harganya yang murah.
Kelemahan dari plastik karena adanya zat monomer dan molekul kecil dari plastik yang
mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas.
Beberapa zat aditif dalam Plastik
1. Bahan Pemlastis (Plastisizer)
Bahan pemlasitis (plastisizer) adalah bahan organik dengan berat molekul rendah
yang ditambahkan dengan maksud memperlemah kekakuan dari polimer,
meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas polimer.
2. Antioksidan
Antioksidan ditambahkan dalam proses pembuatan plastik untuk mencegah
degradasi polimer akibat terjadinya oksidasi, baik pada saat pencetakan wadah
maupun pada saat penggunaan wadah, serta mencegah perapuhan selama
penyimpanan.
3. Antiblok
Bahan antiblok adalah bahan yang digunakan untuk membuat permukaan menjadi
kasar sehingga tidak lengket satu sama lain. Contoh bahan antiblok pada proses
pembuatan plastik adalah silika, asam lemak amida.
4. Antistatik
Plastik adalah isolator listrik yang baik, sehingga dapat menahan muatan listrik
yang dihasilkan dari gesekan dengan mesin pengolahan, akibatnya terjadi
akumulasi listrik statis, dan ini dapat menimbulkan masalah, misalnya dapat
menarik debu.
5. Pelumas
Pelumas berfungsi untuk mengurangi gaya gesekan. Syarat-syarat bahan pelumas
untuk pembuatan plastik adalah mempunyai kelarutan yang baik dalam plastik,
stabil dan volatilitasnya rendah. Bahan yang biasanya digunakan sebagai pelumas
adalah hidrokarbon dengan berat molekul rendah hingga menengah.
6. Bahan Penyerap Cahaya
Bahan penyerap cahaya berfungsi untuk melindungi kemasan dari cahaya matahari
atau lampu, terutama jika plastik tersebut akan digunakan untuk mengemas bahan
yang peka terhadap cahaya seperti vitamin C. Contoh bahan penyerap cahaya
adalah Tinuvin P, Tinuvin 326, organotin (timah organik) dan Di-n-octyl-tin-
mercaptide.
7. Bahan Pengisi dan Penguat
Bahan pengisi berfungsi untuk memperkuat kemasan plastik yang dihasilkan
dengan cara pengerasan oleh bahan berserat, meningkatkan kekakuan, dan menekan
harga jika bahan pengisi tersebut lebih murah daripada harga resinnya. Contoh
bahan pengisi adalah kapas, serbuk kayu, serat gelas dan lain-lain.
Jenis Kemasan Plastik
Nama Struktur

Polietilen
Poliester atau Polietilen
Treptalat (PET)

Polipropilen (PP)

Polistiren

Polivinil Klorida (PVC)

Saran atau Poliviniliden


Klorida (PVDC)

Zat aditif yang biasa ditambahkan pada plastik


Nama Struktur

Poliester

Dietil Adipat

Dimetil Adipat

Dioktil Ftalat

Dibutil Ftalat
BPA (Bisphenol A)

Phtalates

Plastiziser

Pelarut untuk melarutkan zat aditif


Nama Struktur

Karbon tetraklorida

Karbon Disulfida S=C=S

Kloroform

Etanol

Etilamina

Aseton

(Miltz, J., 1992)

C. Alat dan Bahan Praktikum


Alat :
 Gunting
 Interferometer FTIR Shimadzu 8400
 Pengaduk Magnet dengan Pemanas
 Labu Erlenmeyer 50 mL
Bahan :
 Diklorometana
 Sampel Plastik Kemasan Makanan-Minuman ( kemasan Wrap)

D. Prosedur Kerja
1. Penyiapan
Diklorometana
- Di masukkan 10 mL pelarut diklorometana ke dalam labu erlenmeyer
Hasil

2. Penyiapan sampel
Film plastik
- Di sediakan sampel film plastik kemasan dan gunting dengan ukuran (2
x 1) cm
- Di buat dua buah guntingan film. Film pertama akan langsung diukur
sedangkan film kedua ditempatkan dalam labu erlenmeyer berisi 10 mL
pelarut diklorometana.
Hasil (sampel)

3. Pengujian
Sampel yang telah dipreparasi
- Di siapkan sampel
- Di panaskan dan aduk dengan pengaduk magnet pelarut diklormetana
dan film dalam labu erlenmeyer selama 2 jam.
- Di dapatkan spektra inframerah film tanpa perlakuan dan film setelah
perlakuan, dan bandingkan spektra keduanya.
- Di dapatkan pula spektra inframerah pelarut diklorometana awal dan
setelah perlakuan, dan bandingkan spektra keduanya.
Hasil (spektra inframerah)

4. Pengujian
Sampel padatan serbuk
- Di siapkan sampel
- Di haluskan bersama KBR
- Di masukkan ke dalam cetakan
- Di tekan dengan tekanan 80 kPa
Hasil (pelet)

E. Data Pengamatan
Spektra Plastik 1

Spektra Plastik 2
Analisa sampel padatan

F. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum mengenai “Identifikasi Zat Aditif Pada Plastik Kemasan
Melalui Spektrometri Inframerah” dengan tujuan untuk menentukan keberadaan zat aditif
pada plastik kemasan melalui pelican pemanasan dan menentukan gugus fungsi pada suatu
sampel padatan. Prinsip dasar pada praktikum kali ini didasarkan pada interaksi antara
vibrasi atom-atom yang berikatan atau gugus fungsi dalam molekul dengan mengadsorbsi
radiasi gelombang elektromagnetik IR. Praktikum ini terdiri dari preparasi sampel, analisa
sampel plastic dan sampel
Plastik wrap sering digunakan untuk membungkus makanan, buah- buahan, dsb. Maka
akan ada kontak langsung antara plastik wrap dengan makanan. Sehingga ada
kemungkinan sebagian dari zat yang terkandung dalam plastik wrap akan tertinggal pada
makanan, karena didalam makanan terdapat bahan-bahan organik (lemak, minyak,alkohol)
yang dapat melarutkan polimer pada plastik wrap dengan pemanasan. Plastik wrap terbuat
dari polimer, yaitu polivinilklorida (PVC). PVC merupakan polimer yang berasal dari
vinilklorida sebagai monomernya. Vinilklorida merupakan molekul aktif infra merah,
artinya molekul yang memiliki momen dipol asimteris. Sehingga molekul vinilklorida
dapat dideteksi keberadaannya di dalam plastik wrap. Pada PVC ada beberapa ikatan, yaitu
C-C, C-H,C-H2, C-Cl. Diperkirakan akan ada 3 peak yang paling tampak, yaitu pada ikatan
C-H, C-H2 pada alkana dan juga ikatan C-Cl.

Dari hasil pengukuran, spektrum FTIR terhadap sampel plastic 1 (tanpa perlakuan apa-apa),
terdapat lumayan banyak puncak yang terindikasi, yaitu pada bilangan gelombang yang
ditunjukkan oleh Tabel 1. Sedangkah untuk hasil spectra IR plastic 2 dengan perlakuan,
yaitu pemberian etanol, memiliki peran penting dimana etanol berperan sebagai zat untuk
melarutkan zat aditif yang ada dalam plastik. pada awalnya spektra IR 1 itu melebar, dan
pada spektra IR 2 menjadi lancip, dikarenakan pada spektra IR 1 apabila diperbesar,
terdapat 2 puncak yaitu puncak pertama terlihat menyatu sementara pada spektra IR 2
puncak menjadi lancip kemungkinan puncaknya menjadi hanya 1. Sehingga dapat
dikatakan bahwa spektra ini menunjukan beberapa gugus fungsi dari zat aditif yang
terdapat dalam plastik tersebut. Salah satu yang didapat, bahwa zat aditif ini mengandung
gugus C=O, C-O sehingga tergolong gugus fungsi Ester, Maka dapat diperkirakan bahwa
zat aditif yang digunakan dalam plastik ini adalah plasticizer, karena umumnya zat aditif
tersebut mengandung gugus fungsi ester.

Spektra 3040-2731cm-1O-H
plastic 1 stretching lemah
2968-292 cm-1 C-H
stretching
2411-2300 cm-1 O=C-O
2100-1942 cm-1 C≡C
Spectra 2918-2734 cm-1 C-H
plastic 2 stretching
2434-2344 cm-1 O=C-O
1739 cm-1 C=O

3700-3564 Medium O-H Stretching Alkohol


3550-3200 Strong O-H Stretching Alkohol
3500 Medium N-H Stretching Primary
3400 amine
3400-3300 Medium N-H Stretching Aliphatic
3300-3250 primary
amine
3350-3310 Medium N-H Stretching Secondary
amine
3300-2500 Strong O-H Stretching Carboxylic
acid
3200-2700 Weak O-H Stretching Alkohol
3000-2600 Strong N-H Stretching Amine sakt
3333-3267 Strong C-H Stretching Alkyne
3100-3000 Medium C-H Stretching Alkene
3000-2840 Medium C-H Stretching Alkane
2830-2695 Medium C-H Stretching Aldehyde
2600-2560 Weak S-H Stretching
2349 Strong O=C-O Stretching Carbon
dioxide
2275-2250 Strong N=C=O Stretching Isocyanide
2260-2222 Weak C≡N Stretching Nitrie
2260-2190 Weak C≡C Stretching Alkyne
2175-2140 Strong S-C≡N Stretching
2160-2135 Strong N=N=N Stretching

Analisa sampel padatan didapatkan hasil yang teramati berupa pada spektra tidak
mengalami perbedaan yang signifikan dengan spektrum sebelum (stretching) perendaman
dan pemanasan.3524 cm-1 O-H strong (stretching), 3325 cm-1, O-H strong (stretching),
2916 cm-1 C-H medium (stretching), 2750 cm-1 C-H medium (stretching), dan 2370 cm-1
O=C-O strong (stretching). Dalam spectra IR tidak terdapat gugus karbonil karena tidak
membentuk absorbansi kuat. Terdapat gugus C-H dikiri sehingga dapat disimpulkan salah
satu sifat dari zat tersebut yaitu senyawa aromatis, maka dengan adanya struktur benzene
atau struktur aromatis lainnya. Selain sifatnya aromatis terdapat gugus -OH pada angka
gelombang 3600-3000 karena puncaknya melebar, dan adanya puncak C-O. Dengan
demikian sprektrum diatas adalah fenol selama ada gugus fenil dan hidroksi.

G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan “Penentuan keberadaan zat aditif plastik dan zat padatan unknown
dengan spektrometri IR” dapat disimpulkan bahwa zat plastic terdapat keberadaan zat aditif
berdasarkan pengamatan spektrum IR yang didapat plasticizer, karena berdasarkan analisis
yang dilakukan dengan membandingkan spektrum IR plastik 1 dan spektrum IR plastik 2,
bahwa zat aditif ini tergolong gugus ester, karena plasticizer cenderung merupakan ester,
maka zat aditif yang teridentifikasi. Untuk zat padatan unknown, berdasarkan analisis
spektrum dari IRnya, dapat disimpulkan bahwa zat padatan tersebut mengandung gugus
fenil atau benzene atau senyawa aromatis lainnya dan hidroksi, ada kemungkinan bahwa
itu fenol namun ada probability lain karena kita hanya mengamati melalui spektrometri IR,
sehingga analisis kualitatifnya menunjukkan keberadaan gugus fungsi yang ada dalam
sampel zat padatan tersebut.
H. Post Lab
1. Jelaskan pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Apa yang Anda ketahui terkait Radiasi IR?
Jawaban :
Radiasi inframerah merupakan gelombang elektromagnetik, yang memiliki panjang
gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Sinar infra merah meliputi daerah frekuensi
1011 Hz sampai 1014 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1
cm.Supaya terjadi penyerapan radiasi inframerah, maka ada beberapa hal yang perlu
dipenuhi, yaitu :
1. Absorpsi terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi molekul ke
tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya absorbsi adalah
terkuantitasi.
2. Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi radiasi
elektromagnetik yang diserap
3. Proses absorpsi (spektra IR) hanya dapat terjadi apabila terdapat perubahan baik
nilai maupun arah dari momen dua kutub ikatan
b. Bagaimana suatu senyawa berinteraksi dengan radiasi IR?
Jawaban :
Bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka
molekulmolekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan terjadilah transisi
diantara tingkat vibrasi (ground state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (excited state).
Contoh suatu ikatan C – H yang bervibrasi 90 triliun kali dalam satu detik harus
menyerap radiasi infra merah pada frekuensi tersebut (9,0 x 10 13 Hz, 3000 cm –1)
untuk pindah ke tingkat vibrasi tereksitasi pertama. Pengabsorpsian energi pada
berbagai frekuensi dapat dideteksi oleh spektrofotometer infrared, yang memplot
jumlah radiasi infra merah yang diteruskan melalui cuplikan sebagai fungsi
frekuensi (atau panjang gelombang) radiasi. Plot tersebut adalah spektrum infra
merah yang memberikan informasi penting tentang gugus fungsional suatu molekul.
c. Mengapa interaksi tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam identifikasi suatu
senyawa?
Jawaban :
Karena, spektroskopi FT-IR adalah dengan mengasumsikan semua molekul
menyerap sinar infra merah, kecuali molekul-molekul monoatom ( He, Ne, Ar, dll)
dan molekul-molekul homopolar diatomik (H2, N2, O2, dll). Molekul akan
menyerap sinar infra merah pada frekuensi tertentu yang mempengaruhi momen
dipolar atau ikatan dari suatu molekul. Gerakan-gerakan pada molekul yang dapat
berupa vibrasi, rotasi, dan translasi molekul hanya akan terjadi bila suatu molekul
terdiri dari dua atom atau lebih. Untuk dapat menyerap radiasi infra merah (aktif
inframerah),

b. Daftar Pustaka
Crasto, Anthony Melvin. 2013. Characterisation of Organic Compounds. [online]
Tersedia : https://www.allfordrugs.com/characterisation-of-organic-compounds/
(Diakses 3 Oktober 2020)
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Semarang Press.
Mudzakir, Ahmad dkk. 2008. Praktikum Kimia Anorganik. Bandung : Jurusan Pendidikan
Kimia FPMIPA UPI.
Panji, T. 2012. Teknik Spektroskopi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Skoog. D. A., Donald M. West, F. James Holler, Stanley R. Crouch, 2000. Fundamentals
of Analytical Chemistry Hardcover: 992 pages, Publisher: Brooks Cole
Tim Kimia Analitik Instrumen. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen.
Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Wiji, Dr. M.Si. (2021). Penuntun Praktikum Kimia Pemisahan dan Pengukuran. Bandung:
LKI UPI

Anda mungkin juga menyukai