Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas izin, rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
dengan judul “Unaur Golongan 18 (Gas Mulia)” disusun dengan tujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Kimia Unsur. Melalui makalah ini, kami berharap
agar kami dan pembaca mampu memahami sifat dan karakteristik unsur gas mulia.
Kami berharap agar makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan inspirasi
dan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan
evaluasi. Terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
ii
DAFTAR TABEL
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gas mulia merupakan unsur-unsur golongan 18 (VIIIA) dalam tabel
periodik. Disebut mulia karena unsur-unsurnya sangat stabil (sukar bereaksi).
Gas ini mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan
kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya
memiliki elektron valensi luar penuh. Unsur-unsurnya adalah Helium, Neon,
Argon, Kripton, Xenon, dan Radon (bersifat radioaktif).
Gas mulia memiliki kestabilan yang tinggi dan sebagian hanya ditemukan
di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Gas-gas ini sangat
sedikit kandungannya di bumi. Gas mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk
Helium terdapat di luar atmosfer. Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat
radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur-unsur gas mulia terdiri dari atom-
atom yang berdiri sendiri.Unsur gas mulia yang terbanyak di alam semesta
adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari
matahari. Radon sangat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Sekalipun
ditemukan, akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat
radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga
sebagi gas jarang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalah yang kami bahas dalam
makalah gas mulia ini antara lain:
1. Definisi unsur-unsur golongan gas mulia
2. Karateristik unsur-unsur golongan gas mulia
3. Sejarah penemuan unsur-unsur gas mulia
4. Penggunaan unsur-unsur gas mulia dalam kehidupan sehari-hari
5. Kelimpahan dan pemurnian unsur-unsur gas mulia
6. Kecenderungan sifat fisik dan kimia unsur-unsur gas mulia
7. Kelompok senyawa dan sifat penting turunan unsur-unsur gas mulia
8. Senyawa kompleks dan organologam dari unsur-unsur gas mulia
1
C. Tujuan
Berdasarkan permasalahannya, tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi unsur-unsur golongan gas mulia
2. Mengetahui karateristik unsur-unsur golongan gas mulia
3. Mengetahui sejarah penemuan unsur-unsur gas mulia
4. Bagaimana penggunaan unsur-unsur gas mulia dalam kehidupan sehari-
hari
5. Bagaimana kelimpahan dan pemurnian unsur-unsur gas mulia
6. Bagaimana kecenderungan sifat fisik dan kimia unsur-unsur gas mulia
7. Mengetahui kelompok senyawa dan sifat penting turunan unsur-unsur gas
mulia
8. Mengetahui senyawa kompleks dan organologam dari unsur-unsur gas
mulia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Helium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang He dan nomor atom 2. Helium tak berwarna, tak berbau, tak berasa,
tak beracun, hampir inert, berupa gas monatomik, dan merupakan unsur
pertama pada golongan gas mulia dalam tabel periodik. Helium merupakan gas
mulia yang tidak dapat bereaksi dengan zat lain dan belum ditemukan
senyawanya dalam kondisi standar.
Neon (Ne)
Neon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ne dan nomor atom 10. Neon termasuk kelompok gas mulia yang tak
berwarna dan lembam (inert). Pada keadaan tereksitasi berpendar
menghasilkan warna orange kemerahan. Neon tidak dapat bereaksi dengan zat
lain dan belum ditemukan senyawanya dalam kondisi standar.
Argon (Ar)
Argon adalah unsur kimia dengan simbol Ar dan nomor atom 18. Ia berada
pada golongan 18 tabel periodik dan merupakan gas mulia. Argon adalah gas
ketiga yang paling umum di atmosfer bumi, dengan kelimpahan 0,934% (9.340
ppmv), menjadikannya gas dengan kelimpahan dua kali kelimpahan uap air
(rata-rata 4.000 ppmv, tetapi bervariasi) dan 23 kali kelimpahan gas atmosfer
lainnya, karbon dioksida (400 ppmv), dan lebih dari 500 kali kelimpahan gas
mulia berikutnya, neon (18 ppmv).
Kripton (Kr)
Kripton adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Kr dan nomor atom 36. Kripton (Kr), unsur kimia, kelompok 18 (gas mulia)
dari tabel periodik, yang membentuk relatif sedikit senyawa kimia. Meskipun
jejaknya hadir dalam meteorit dan mineral, kripton lebih banyak terdapat di
atmosfer bumi, yang berisi 1,14 bagian per juta volume kripton.
3
Xenon (Xe)
Xenon adalah unsur dengan lambang kimia Xe, nomor atom 54 dan massa
atom relatif 131,29; berupa gas mulia, tak berwarna, tak berbau dan tidak ada
rasanya.
Radon (Rn)
Radon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Rn dan nomor atom 86. Radon juga termasuk dalam kelompok gas
mulia dan beradioaktif. Radon terbentuk dari penguraian radium. Radon juga
gas yang paling berat dan berbahaya bagi kesehatan.
B. Karakteristik Senyawa
Helium (He)
Neon (Ne)
Argon (Ar)
a) Argon memiliki kelarutan dalam air yang kurang lebih sama dengan
oksigen, dan 2,5 kali lebih mudah larut dalam air daripada nitrogen.
b) Argon tak berwarna, tak berbau dan tidak mudah terbakar serta tidak
beracun dalam kondisi padat, cair, maupun gas.
4
c) Argon bersifat inert secara kimia di bawah sebagian besar kondisi dan
tidak membentuk senyawa yang stabil pada temperatur ruang.
Kripton (Kr)
Xenon (Xe)
Radon (Rn)
a) Radon adalah salah satu gas mulia, karena itu adalah gas monoatomik yang
inert secara kimiawi.
Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay
mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah
diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan.
Ternyata dari hasil pemisahan itu, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif
(inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga
5
dinamakan argon (dalam bahasa Yunani berarti malas). Empat tahun kemudian
Ramsay menemukan unsur lain yang baru, yaitu dari hasil pemanasan mineral
kleverit. Dari mineral kleverit tersebut, terpancar sinar alfa yang merupakan
spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu
dalam spektrum matahari.
Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam
golongan unsur-unsur yang sudah dibentuk Mendeleyev karena memiliki sifat
berbeda. Kemudian Ramsay mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan
pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan
alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, Ramsay terus
melakukan penelitian dan akhirnya dengan mempelajari sifat-sifatnya.
Ditemukanlah neon (dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan
dari gas lain dengan penyulingan bertingkat), kripton, dan xenon (dalam residu
yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua/hasil destilasi udara
cair), beliau dapat menunjukkan bahwa gas-gas tersebut adalah unsur-unsur
baru yang sekarang dikenal sebagai unsur He, Ne, Ar, Kr, Xe (dari hasil
destilasi udara cair).
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama gas mulia (Noble gas)
dari bahasa Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan gas mulia
6
yang sangat rendah. Nama noble dianalogikan dari Noble Metal (logam mulia),
emas yang dihubugkan dengan kekayaan dan kemuliaan.
Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar
inert. Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang
ahli kimia dari Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak
itu, berbagai senyawa gas mulia berhasil dibuat. Akhirnya istilah untuk
menyebut zat-zat telah berganti, yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah
berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar bereaksi. Senyawa
gas mulia yang ditemukan pertama kali adalah XePtF6. Berikut ini adalah asal-
usul nama unsur gas mulia yang diambil dari bahasa Yunani, yaitu:
Neon
7
a. Neon dapat digunakan untuk pengisi bola lampu di landasan pesawat
terbang. Karena Ne menghasilkan cahaya terang dengan intensitas tinggi
apabila dialiri arus listrik.
b. Neon cair digunakan sebagai zat pendingin. Juga Neon cair sekarang
tersedia secara komersial dan sangat penting diterapkan sebagai pembeku
embrio (bakal makhluk hidup) yang ekonomis dan secara komersial
digunakan sebagai refrigeran kriogenik..
c. Meski neon membutuhkan ruang yang luas pada penggunaannya, Neon
berfungsi sebagai indikator tegangan tinggi, penangkap kilat, tabung wave
meter dan tabung televisi.
d. Neon dan helium digunakan dalam pembuatan laser gas. Warna oranye
kemerahan yang dipancarkan oleh neon secara luas digunakan untuk
membuat lampu iklan dan display lainnya.
Argon
a. Argon digunakan sebagai gas pengisi dalam beberapa jenis bola lampu
karena sifatnya yang tidak reaktif sehingga filamen wolfram tidak mudah
putus pada temperatur tinggi.
b. Argon digunakan sebagai atmosfer inert pada pengelasan; sintesis kristal
tunggal silikon atau germanium dalam industri semikonduktor; dan
eksperimen dalam glove box di laboratorium.
Kripton
a. Kripton dapat menghasilkan cahaya putih dengan intensitas tinggi jika
diberi muatan listrik sehingga banyak digunakan pada lampu landasan
pesawat dan lampu fotografi berkecepatan tinggi.
b. Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau
kekuningan yang dapat digunakan sebagai kode dengan melemparkannya
ke udara.
Xenon
a. Xenon digunakan untuk lampu blitz fotografi dan beberapa jenis lampu
mobil karena dapat menghasilkan cahaya putih yang sangat terang dengan
adanya muatan listrik.
8
b. Xenon dapat digunakan sebagai obat bius (anestetik). Namun,
penggunaannya sangat terbatas sehubungan dengan harganya yang sangat
mahal.
c. Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.
Radon
a. Radon digunakan dalam radioterapi kanker (terapi radiasi) sebagaimana
sifatnya yang radioaktif.
b. Radon dapat menjadi indikator keberadaan mineral radioaktif seperti bijih
uranium dalam tanah, bebatuan, ataupun bahan bangunan.
c. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila
lempengan bumi bergerak, kadar radon akan berubah sehingga bisa
diketahui adanya gempa dari perubahan kadar radon.
Pada tahap awal dilakukan pemisahan udara dari CO2 dan uap air.
Selanjutnya udara diembunkan dengan pemberian tekanan 200 atm dan diikuti
dengan pendinginan cepat. Dengan ini sebagian besar udara akan membentuk
9
fase cair dengan kandungan gas mulia lebih banyak ±60% gas mulia (Ar, Kr,
Xe) dan sisanya ±30% O2 dan ±10% N2.
2. Sifat Atomik
10
Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron valensi yang
oktet, yaitu ns2 np6, kecuali pada He dengan konfigurasi duplet 1s2. Jari-jari
atom dari He ke Rn bertambah sebagaimana bertambahnya jumlah kulit
elektron. Konfigurasi elektron dengan kulit valensi terisi penuh demikian
menyebabkan gas mulia cenderung sangat stabil (sangat sukar bereaksi).
Afinitas elektron, dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas
mulia sangat sukar untuk menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga
afinitas elektron yang rendah.
Energi inonisasi, kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia
menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion, artinya sukar
untuk melepas elektron. Helium adalah unsur gas mulia yang memiliki energi
ionisasi paling besar. Energi ionisasi dari He ke Rn semakin berkurang,
sebagaimana bertambahnya jari-jari atom sehingga gaya tarik inti terhadap
elektron valensi semakin melemah dan energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron semakin berkurang.
3. Sifat Fisis
Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat
rendah. Titik didihnya hanya beberapa derajat Celcius di atas titik lelehnya.
Titik leleh dan titik didih dari He ke Rn bertambah sebagaimana kekuatan gaya
London (gaya dispersi) bertambah seiring dengan bertambahnya massa atom
dan jari-jari atom.
11
Densitas (kerapatan) gas mulia juga cenderung bertambah dari He ke
Rn. Densitas gas dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom, dan gaya
London. Densitas gas akan bertambah dengan bertambahnya massa atom dan
kekuatan gaya London, tapi akan berkurang dengan bertambahnya jari-jari
atom. Namun demikian, pengaruh massa atom dan gaya London lebih
signifikan dibanding pengaruh jari-jari atom dalam hal ini, sehingga densitas
bertambah dari He ke Rn.
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He)
hingga Radon (Rn). Pada suhu 0 °C dalam 100 ml air terlarut 1ml He, 6 ml Ar,
dan 50 ml Rn.
4. Sifat Kimia
Oleh karena konfigurasi elektron yang stabil, unsur-unsur gas mulia
cenderung tidak reaktif (sangat sulit bereaksi). Hal ini didukung oleh fakta
bahwa di alam, gas mulia selalu ditemukan dalam bentuk monoatomik (atom
tunggal). Namun demikian, para ahli telah berhasil mensintesis senyawa gas
mulia Ar, Kr, Xe, dan Rn. Kereaktifan unsur meningkat dari Ar ke Rn, di mana
dalam reaksi dengan fluorin, Rn dapat bereaksi spontan, Xe memerlukan
pemanasan atau penyinaran dengan sinar UV agar reaksi berlangsung, dan Kr
hanya bereaksi jika diberi muatan listrik atau sinar X pada suhu yang sangat
rendah.
Unsur He dan Ne ditemukan tidak mengalami reaksi kimia dan
membentuk senyawa. Unsur Ar diketahui bereaksi dengan HF membentuk
senyawa HArF pada suhu 18 K. Unsur Kr dapat bereaksi dengan F2
membentuk senyawa KrF2 dalam kondisi didinginkan pada −196°C dan diberi
loncatan muatan listrik atau radiasi sinar X. Unsur Xe dapat bereaksi dengan
F2 membentuk tiga senyawa fluorida biner yang berbeda—XeF2, XeF4, dan
XeF6—bergantung pada kondisi reaksi dan jumlah reaktan. Unsur Rn bereaksi
secara spontan dengan F2 membentuk senyawa RnF2. Menurut percobaan yang
dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat bereaksi dengan
unsur oksigen (O) dan Fosfor (F)
12
Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon
Nomor Atom 2 10 18 32 54 86
Elektron Valensi 2 8 8 8 8 8
Jari-jari Atom (Å) 0.50 0.65 0.95 1.10 1.30 1.45
Massa Atom 4.0026 20.1797 39.348 83.8 131.29 222
(g/mol)
Massa Jenis 0.1785 0.9 1.784 3.75 5.9 9.73
(kg/m3)
Titik Didih (0C) -268.8 -245.8 -185.7 -153 -108 -62
Titik Leleh (0C) -272.2 -248.4 189.1 -157 -112 -71
Biloks 0 0 0 0;2 0;2;4;6 0;4
Keelektronegatifan - - - 3.1 2.4 2.1
Entalpi Peleburan - 0.332 1.19 1.64 2.30 2.89
(kJ/mol)
Entalpi Penguapan 0.0845 1.73 6.45 9.03 12.64 16.4
(kJ/mol)
Afinitas Elektron 21 29 35 39 41 41
(kJ/mol)
Energi Ionisasi 2640 2080 1520 1350 1170 1040
(kJ/mol)
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk
monoatomik karena sifatnya yang stabil. Yang tergolong ke dalam gas kimia yaitu
helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat
radioaktif (Rn). Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat
tidak reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan
secara fisis. Pengecualian adalah radon yang diperoleh dari peluruhan unsure
radioaktif.
Sifat – sifat dari gas mulia yaitu Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas
ke bawah (He ke Rn) semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron.
Energi ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap
elektron terluar semakin lemah. Afinitas elektron unsur-unsur Gas mulia sangat kecil
sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas mulia berbanding lurus
dengan kenaikan massa atom. Gas mulia memiliki banyak kegunaan, seperti helium
yang dapat digunakan untuk mengisi balon udara dan radon yang digunakan sebagai
terapi kanker karena bersifat radioaktif.
14
DAFTAR PUSTAKA
15