Oleh :
Kelompok VI
Ayu Prastiyani NIM 151810301003
Lia Indah Wardiyani NIM 151810301014
Adi Kurniawan Effendi NIM 131810301031
Kartika Indah Aulia NIM 131810301042
Khonita Anjalsari Rhomadoni NIM 131810301063
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Unsur Golongan Aktinida ini dengan baik meskipun banyak
kekurangannya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai unsur-unsur golongan aktinida. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah :
1. Mengetahui pengertian unsur aktinida.
2. Mengetahui trend pada unsur aktinida.
3. Mengetahui unsur-unsur pada golongan aktinida.
BAB 2. PEMBAHASAN
UNSUR TRANSISI DERET AKTINIDA
A. Definisi
Aktinida adalah kelompok unsur kimia yang mencakup 15 unsur antara
actinium dan lawrencium pada tabel periodik dengan nomor atom antara 83
sampai dengan 103. Deret ini dinamakan menurut unsur actinium. Penggolongan
unsur dalam golongan aktinida berdasarkan atas sub kulit 5f. Unsur-unsur
kelompok aktinida adalah radioaktif, hanya actinium, thorium dan uranium yang
secara alami ditemukan di kulit bumi. Unsur-unsur aktinida merupakan unsur
transisi dalam, karena meiliki sifat yang mirip dengan unsur transisi actinium
(nomor atom 57).
B. Trend Deret Aktinida
a. Konfigurasi Elektron
Unsur unsur deret aktinida memiliki nomor atom 89 hingga 103, dan
sebagian besar electron valensi dari unsur-unsurnya menempati orbital f sehingga
deret aktinida bersama dengan lantanida digolongkan dalam unsur blok f. adapun
konfigurasi dari unsur-unsur deret aktinida ditunjukkan dalam table berikut :
Ac [Rn]6d17s2
Th [Rn]6d27s2
Pa [Rn]5f26d17s2 or [Rn]5f16d27s2
U [Rn]5f36d17s2
Np [Rn]5f46d17s2 or [Rn]5f57s2
Pu [Rn]5f67s2
Am [Rn]5f77s2
Cm [Rn]5f76d17s2
Bk [Rn]5f97s2 or [Rn]5f86d17s2
Cf [Rn]5f107s2
Es [Rn]5f117s2
Fm [Rn]5f127s2
Md [Rn]5f137s2
No [Rn]5f147s2
Lr [Rn]5f147s27p1
Dalam tabel tersebut terdapat ketidakteraturan dalam urutan pengisian electron
dalam orbital d dan f, hal ini dikarenakan kesetangkupan atau kemiripan tingkat
energy yang dimiliki oleh keduanya, sehingga menyebabkan electron akan
mengisi energy yang lebih rendah dari kedua orbital tersebut.
b. Jari-jari Ionik
Jari-jari logam merupakan jarak inti ke electron terluar ynag diukur saat suatu
unsur membentuk struktur logam. Pada unsur-unsur deret aktinida memiliki tren
jari-jari yang menurun dari unsur Actinium hingga Neptunium, dan mengalami
kenaikan untuk unsur setelahnya. Tren tersebut disebabkan oleh bentuk kristal
dari masing-masing unsur logam yang akan berpengaruh terhadap jarak antara inti
dengan inti terluarnya.
Jari-jari ion merupakan jarak inti ke electron terluar ynag diukur saat suatu
unsur membentuk ion, baikdalam hal melepas atau menerima electron. Pada
unsur-unsur deret aktinida memiliki tren jari-jari ion yang semakin menurun dari
kiri ke kana dalam satu deret aktinida, hal ini dikarenakan semakin bertambahnya
muatan inti sehingga tarikan inti terhadap electron valensi menjadi semakin kuat.
Selain itu penyebab mengecilnya jari-jari ialah adanya kontraksi aktinida atau
yang lebih dikenal dengan istilah pengkerutan kulit dari unsur-unsur deret aktinida
sehingga menyebabkan jarak inti dengan electron valensi bertambah dekat.
Berikut adalah grafik tren jari-jari deret aktinida :
c. Keelektronegatifan
Elektronegativitas merupakan kecenderungan suatu atom untuk menarik
atau mengikat electron. Keelektronegatifan dari unsur-unsur deret aktinida pada
umumnya diperngaruhi oleh jari-jari logamnya, semakin besar jari-jari unsurnya,
maka keelektronegatifannya menurun. Jika dibandingkan dengan unsur yang lain
keelektronegatifan dari unsur-unsur deret aktinida relative kecil, hal ini
dikarenakan unsur-unsur deret ini memiliki jari-jari yang relatif besar.
d. Titik Leleh
Titik leleh merupakan titik dimana suatu padatan berubah wujud menjadi
cairan.Unsur-unsur aktinida yang pada umumnya merupakan logam memiliki
harga titik leleh yang tinggi. Tren titik leleh pada setiap logam dari unsur-unsur
aktinida bervariasi bergantung bagaimana susunan kristal logam yang
dibentuknya, semakin kuat penyusunannya maka semakin tinggi titik lelehnya.
e. Titik Didih
Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap sebuah zat sama dengan
tekanan eksternalnya. Titik didih deret aktinida relatif tinggi. Titik didih berkaitan
erat dengan gaya antarmolekul. Semakin besar gaya antarmolekul suatu atom
maka titik didihnya akan semakin tinggi. Titik didih juga dipengaruhi oleh ikatan
logam. Penurunan titik didh terjadi akibat jari-jari atomnya semakin besar.
Semakin besar jari jari atom semakin lemah ikatan logamnya sehingga titik didih
akan menurun. Selain itu penurunan titik didih juga diakibatkan oleh gaya
antarmolekulnya yang lemah.
6000
5000
Th
Pa
4000
termpertaur (oC)
U Np
Ac Pu
3000 Cm, 3110
2000 Am
1000
f. Keadaan Oksidasi
Pada deret aktinida terdapat keadaan oksidasi yang lebih besar daripada
deret lantanida. Ini berarti bahwa tingkat energi 5f, 6d, dan 7s mempunyai energi
yang berimbang. Keadaan oksidasi unsur-unsur deret aktinida dapat dilihat dalam
tabel berikut :
No Atom Nama Unsur Keadaan Oksidasi
89 Actinium (Ac) III
90 Thorium (Th) III , IV
91 Protaktinium (Pa) III , IV , V
92 Uranium (U) III , IV , V , VI
93 Neptunium (Np) III , IV , V , VI , VII
94 Plutonium (Pu) III , IV , V , VI , VII
95 Americium (Am) II , III , IV , V , VI
96 Curium (Cm) III , IV , V , VI
97 Berkelium (Bk) II , III
98 Californium (Cf) II , III
99 Einstenium (Es) II , III
100 Fermium (Fm) II , III
101 Mendelevium (Md) II, III
102 Nobelium (No) II , III
103 Lawrencium (Lr) III
Struktur kristal dari aktinium adalah kubus berpusat badan atau ccp (center close
packed)
i) Isotop
5.536 222
Fr
0.045 227
Th
227
Ac 100% 21.773 y
5.042 223
Fr
j) Kegunaan
Aktinium dapat digunakan sebagai sumber neutron karena memiliki sifat
keradioaktifan 150 kali lebih besar dari Radium. Ac-225 juga dapat digunakan
dalam pengobatan, yaitu digunakan dalam suatu generator untuk memproduksi
Bi-213. Ac-225 dan juga sebagai agen untuk penyembuhan secara radio-
immunoterapi.
2. Thorium (Th)
a) Sejarah
Torium merupakan salah satu unsur golongan aktinida yang ditemukan
Jons Berzelius dalam sebuah mineral yang diberikan oleh seorang pendeta
Has Morten Tharane Esmark pada tahun 1828 di Swedia. Nama Torium
berasal dari kata Thor dalam mitologi yang berarti Tuhan perang
Skandinavia.
b) Sifat Fisik dan Kimia
Thorium merupakan dengan symbol Th bernomor atom 90 dengan blok
7f. Unsur thorium berwarna putih keperakan. Berikut ini adalah sifat fisik
dan sifat kimia dari unsur thorium, yaitu:
Fase : Padat
Konfigurasi elektron : [Rn]5f0 6d2 7s2
Massa atom : 232.038.06
Massa jenis : 11.7 g/cm
Titik lebur : 2115 K (1842 C,3348F)
Titik didih : 5061 K (4788 C, 8650 F)
Kalor peleburan : 13.81 kJ/mol
Kalor penguapan : 514 kJ/mol
Kapasitas kalor : (25 C) 26.230 J/(molK)
Bilangan Oksidasi : 4, 3, 2, 1 (Oksida basa lemah)
Elektronegativitas : Skala Pauling: 1,3
Jari-jari atom : Empiris: 179 pm
Jari-jari kovalen : 2066 pm
c) Kelimpahan
Thorium melimpah di kerak bumi, ditemukan dalam jumlah kecil di
sebagian besar batuan dan tanah dan granitile berisi hingga 80 ppm thorium.
Karena thorium oksida sangat mudah larut, sehingga sangat sedikit
unsurnya yang bersirkulasi melalui lingkungan.
d) Ekstraksi
Thorium dapat dilakukan pengekstraksian dengan menggunakan bahan
pasir monazite dengan proses yang bertingkat dan kompleks. Tahap pertama
monazite dilarutkan dalam asam sulfat panas (H2SO4) 98%. Thorium akan
terekstraksi sebagai residu yang tak terlarutkan dalam fase organik yang
berisi amina. Kemudian langkah berikutnya dilakukan pemisahan dengan
menggunakan ion seperti nitrat, klorida, hidroksida, atau karbonat. Proses
pemisahan ini akan menghasilkan thorium dalam bentuk cair. Proses
selanjutnya adalah presipitasi atau penguapan thorium cair agar bisa
menjadi serbuk.
e) Persenyawaan
a. Iodida : membentuk ThI2, ThI3, ThI4
b. Fluorida : membentuk ThF3, Th4
c. Klorida : membentuk ThCl4
d. Hidrida : membentuk ThH2
e. Oksida : membentuk ThO2
f. Sulfida : membentuk ThS, ThS2, Th2S3
g. Selenida : membentuk ThSe2
h. Nitrida : membentuk ThN
i. Senyawa kompleks : [Th(H2O)6]4+ = ion heksaakuathorium (IV) ,
bersifat paramagnetik, berwarna putih.
f) Struktur Kristal
h) Kegunaan
a) Untuk melapisi kawat wolfram yang digunakan dalam peralatan
elektronik.
b) Oksida thorium juga digunakan untuk mengontrol ukuran satuan
wolfram yang digunakan dalam bola lampu listrik
c) Digunakan untuk cawan laboratorium yang tahan suhu tinggi.
d) Logam thorium adalah sumber energi nuklir.
3. Protaktinium (Pa)
a) Sejarah
Pertama kali ditemukan oleh Kasimir Fajans dan Oswald Helmuth
Ghring bernama brevium yang berarti pendek, karena waktu paruhnya
yang pendek dari spesifik isotop yang dipelajari, yaitu Pa -234. Brevium
kemudian diubah namanya menjadi Proaktinium oleh Otto Hahn, Lise
Meitner, Frederick Soddy, John Cranston di Jerman yang mempelajari
secara spesifik 231Pa. Nama proaktinium dipersingkat menjadi
protaktinium. Nama Protaktium berasal dari kata Yunani Protos yang
berarti pertama.
f) Struktur Kristal
h) Kegunaan
Belum ada penggunaan komersial atau industri dari protaktinium. Hal
ini berkaitan dengan kelangkaannya, biaya, dan radiotoksisitasnya.
Penggunaan hanya sebatas untuk aktivitas riset ilmiah.
4. Uranium (U)
a) Sejarah
Uranium ditemukan oleh Martin Klaproth di Jerman pada tahun 1789.
Nama asli uranium diambil dari nama Planet Uranus. Logam uranium
pertama kali diisolasi pada tahun 1841 oleh Eugene-Melchoir Peligot.
Tahun 1896 Henri Becquerel mendeteksi sifat radioaktifitas uranium.
b) Informasi umum
Nama, Lambang, nomor atom : Uranium, U, 92
Deret kimia : Aktinida
Golongan, periode, blok : blok f
Berat atom : 238,028 g.mol-1
Konfigurasi electron : [Rn] 5f3 6d1 7s2
Elektron dalam kulit : 2,8,18,32,21,9,2
c) Sifat dan sifat kimia
Fase : Padat
Massa jenis : 19,1 g/cm3 (sekitar suhu kamar)
Titik lebur : 1132,2 C
Titik didih : 4131 K
Kalor lebur : 9,14 kJ/mol
Struktur kristal : Orthorombik
Kemagnetan : Paramagnetik
Bilangan oksidasi : +6
Elektronegativitas : 1.38 (Skala Pauling)
Energi ionisasi : 597,6 kJ/mol (Pertama) ; 1420 kJ/mol (Kedua)
Jari-jari atom : 156 pm
Konduktivitas termal : (300 K) 27.5 Wm1K1
Uranium bersifat piroforik (dapat meledak diudara). Uranium lebih
lunak daripada baja, dan dalam kondisi yang sangat halus, uranium mudah
terlarut dalam air dingin. Mudah ditempa dan sedikit paramagnetik. Di
udara, uranium terlapisi dengan oksidanya. Asam juga dapat melarutkan
logamnya,.
d) Kelimpahan
Uranium terdapat dalam sejumlah mineral seperti uraninit, karnotit,
autunit, uranofan dan tobernit. Juga terdapat pada batuan fosfat, lignit, pasir
monazit . Uranium terdapat sebagai mineral dalam kerak bumi, juga dalam
air laut. Cadangan uranium terdapat terutama di Amerika Serikat, Kanada,
Rusia dan beberapa negara Afrika seperti Gabon, Nigeria dan Afrika
Selatan.
e) Isolasi
Salah satu bijihnya adalah uranit (salah satu bentuknya adalah
pitchblende) suatu oksida UO2.Unsur uranium diperoleh kembali dari
larutan dengan cara :
Ekstraksi uranit nitrat ke dalam dietil eter atau isobutimetiketon
dengan menambahkan garam (dapat NH4+, Ca2+, atau Al3+ nitrat)
sebagai salting out untuk menaikkan angka banding ekstraksi.
Tetapi untuk ekstraksi dengan menggunakan tributilfosfat dalam
kerosen tidak diperlukan salting out.
Pencucian dengan asam nitrat encer
Pengendapan dengan ammonia diperoleh U3O8 atau UO3.
f) Proses Fisi Nuklir pada Uranium
Inti atom dari U-235 terdiri dari 92 proton dan 143 neutron (92+143=235).
Saat sebuah inti atom U-235 menangkap neutron dan membentuk isotop
236, ia akan membelah menjadi dua inti atom baru dan melepaskan
sejumlah energi dalam bentuk panas, disertai pelepasan 2 atau 3 neutron
baru.
g) Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi yang paling umum dari uranium adalah 6.Ion yang
menghadirkan bilangan oksidasi yang berbeda dari uranium dapat larut dan
oleh karena itu dapat dipelajari di larutan mengandung air. Mereka adalah :
U3+ (merah), U4+ (hijau), UO2+ (stabil), dan UO22+ (kuning).
Beberapa senyawa yang semi logam dan padat seperti UO dan US
merupakan uranium dengan bilangan oksidasi 2. Ion U3+ membebaskan
hydrogen dari air dan kemudian dianggap sebagai senyawa yang sangat
tidak stabil.
Ion UO22+ merupakan uranium dengan bilangan oksidasi VI dan dikenal
membentuk campuran seperti karbonat, klorida dan sulfat.
h) Persenyawaan
Oksida Uranium dioksida (UO2) ,uranium
trioksida (UO3), uranium monoksida
(UO), diuranium pentoksida (U2O5),
uranium peroksida (UO42H2O),
triuranium octaoksidea(U3O8)
Hidrida Untuk bereaksi membentuk
Uranium Hidrida , uranium
dipanaskan hingga 250 - 300C
membentuk UH3
Karbida uranium monokabida (UC), uranium
dikarbida (UC2),
and diuranium trikarbida (U2C3).
Stable below 1800 C
Halida Florida :UF3, UF4, (UF6) , U2F9,
Sulfida U4F17, and UF5.
Selenida Klorida: UCl4. UCl3
Telurida Bromida and iodida : UBr3, UBr4,
Nitrida UI3, and UI4.
US, U2S3
USe3
UTe2, UTe3
UN, U3N2, U2N
Uranium membentuk beberapa senyawa kompleks yaitu :
[UO 2 (CO 3) 3] 4
Bilangan Oksidasi : +6
U (OH) 4
Bilangan Oksidasi : +4
(NH4)U(SO4)2(H2O)4
Bilangan Oksidasi : +3
Sifat kemagnetannya ialah para magnetic karena terdapat beberapa electron
yang tidak berpasangan.
i) Struktur Kristal
k) Kegunaan
a) Struktur Kristal Uranium berbentuk Orthorombik
b) Menghasilkan sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto
tulang.
c) Industri pupuk dan digunakan oleh perusahaan yang mencari sumber
sumber baru minyak bumi yang ada di perut bumi.
d) Digunakan sebagai penghitam pelat foto.
e) Sebagai bahan peledak
5. Neptunium (Np)
a) Sejarah
Neptunium merupakan unsur transuranium buatan yang pertama dalam deret
aktinida. Neptunium ditemukan oleh Edwin M McMillan dan Abelson di Bekerly,
California , Amerika Serikat pada tahun 1940. McMillan dan Abelson
menumbukkan uranium dengan netron yang diproduksi dari suatu alat pemecah
atom dan menghasilkan Neptunium. Nama asli Neptunium diambil dari nama
planet Neptunus.
b) Informasi Umum
Nama : Neptunium
Simbol : Np
Nomor Atom : 93
Massa Atom : [ 237 ]
Deret : Actinoid
Periode dalam sistem periodik : 7 (actinoid)
Blok dalam sistem periodik : f-block
c) Sifat Fisik
Titik leleh : 910 [or 637 C (1179 F)] K
Titik didih : 4300 [or ca. 4000 C (7232 F)] K
Konduktivitas termal : 6 W m-1 K-1
Enthalpy fusi : 10 kJ mol-1
Entalpi penguapan : 335 kJ mol-1
Kemagnetan : Paramagnetik
Bilangan oksidasi : +5
d) Sumber
Neptunium dapat ditemukan dalam bijih uranium dalam jumlah yang sangat
sedikit.Neptunium biasanya merupakan hasil dari penangkapan neutron oleh
237
isotop uranium dalam suatu reaktor nuklir.Isotop Np merupakan produk
sampingan dari aktivitas produksi plutonium dan dapat diperoleh dalam jumlah
gram.
Neptunium dapat ditemukan dalam limbah radioaktif tingkat tinggi yang
dihasilkan dari pengolahan bahan bakar nuklir bekas, dan limbah radioaktif yang
berhubungan dengan pengoperasian reaktor dan bahan bakar pengolahan tanaman.
Neptunium tidak terjadi secara alami tetapi disintesis dengan reaksi tangkapan
neutron pada uranium. Neptunium secara khas terjadi di lingkungan sebagai suatu
oksida, walaupun senyawa lain mungkin ada. Neptunium lebih reaktif disbanding
unsure-unsur yang transuranik lain seperti plutonium, amerisium, dan kurium.
Neptunium secara lebih bertahan pada partikel berpasir sekitar 5kali lebih tinggi
disbanding pada tanah yang mengandung air.
Neptunium masuk kedalam badan dengan makan makanan, air minum, atau
menghirup udara. Setelah proses pencernaan atau hal penghisapan, kebanyakan
neptunium dikeluarkan dari badan di dalam beberapa hari dan tidak pernah masuk
sistem darah. Neptunium secara umum memberikan resiko terhadap kesehatan
jika masuk ke dalam badan, walaupun ada resiko eksternal kecil berhubungan
dengan sinar gama yang dipancarkan oleh neptunium-236 dan neptunium-237
serta sejumlah hasil luruhan yang berumur pendek dari protactinium-233
e) Alotrop
Neptunium memiliki tiga allotrop yaitu :
Alfa-neptunium, ortorombik dengan kerapatan 20.25 g/cm3
Beta-neptunium (di atas 280oC), tetragonal, kerapatan (313oC) 19.36 g/cm3
Gamma-neptunium ( di atas 577oC), kubus, kerapatan (600oC) 18.0 g/cm3
f) Isolasi
Neptunium ditemukan secara alami sebagai produk dari reaksi transmutasi
dalam bijih Uranium. Np buatan dihasilkan melalui reduksi 237NPF3 dengan gas
barium atau gas litium pada suhu 12000C
2NpF3 + 3Ba 2Np +3BaF2
Neptunium dihasilkan dari uranium dengan netron yang diproduksi dari suatu
alat pemecah atom atau Neptunium tidak terjadi secara alami tetapi disintesis
dengan reaksi tangkapan neutron pada uranium
g) Persenyawaan
1. Florida : NpF3; NpF4; NpF5; NpF6
4. Iodida : NpI3
6. Sulfida : Np2S3
7. Nitrida: NpN
Senyawa kompleks : NpO2+ = Biloks 5 berwarna hijau , bersifat paramagnetik
h) Struktur Kristal
Ortorombik
i) Isotop
Semua isotop neptunium yang radioaktif; stablest adalah neptunium-237,
dengan paruh 2.144.000 tahun, . Neptunium-237 dapat dipisahkan dari
bahan bakar reaktor yang digunakan untuk mempelajari sifat fisik dan kimia unsur
Neptunium.
j) Kegunaan
Np-237 dapat digunakan sebagai komponen dalam instrument deteksi neutron
dan juga dapat digunakan untuk membuat Pu-238 (dengan penyerapan
neutron).Oak Ridge National Laboratory telah menyediakan isotop Np-237 untuk
diekspor.
Neptunium dianggap bisa digunakan dalam senjata nuklir, walaupun sampai
saat ini tidak ada negara yang menggunakannya.Peran biologis neptunium sampai
saat ini belum ditemukan karena neptunium memiliki tingkat radioaktivitas yang
tinggi, sehingga bersifat racun. Tidak ada penggunaan komersial utama dari
neptunium, walaupun neptunium-237 digunakan kebagai komponen dalam
instrument pendeteksi netron.
6. Plutonium (Pu)
a) Sejarah
Pada tahun 1934, Enrico Fermi dan sekelompok ilmuwan Universitas Roma
La Sapienza melaporkan bahwa mereka telah menemukan unsur 94.Fermi
menyebut unsur ini sebagai hesperium.Namun, sampel yang diduga sebagai unsur
94 ini sebenarnya hanyalah campuran barium, kripton, dan unsur-unsur
lainnya.Tetapi hal ini tidak diketahui pada saat itu karena fisi nuklir masih belum
ditemukan.Glenn T. Seaborg dan kelompok ilmuwan Berkeley adalah yang
pertama memproduksi plutonium. Plutonium (Pu-238) pertama kali diproduksi
dan diisolasi pada tanggal 14 Desember 1940 oleh Dr. Glenn T. Seaborg, Edwin
M. McMillan, J. W. Kennedy, Z. M. Tatom, dan A. C. Wahl dengan
menembakkan uranium dengan deuteron. Unsur ini kemudian berhasil
diidentifikasi secara kimiawi pada 23 Februari 1941. Pada percobaan tahun 1940,
neptunium-238 berhasil dihasilkan secara langsung dengan penghantaman, tetapi
ia kemudian meluruh dengan mamancarkan emisi beta dua yang sebelumnya telah
menamai unsur transuranium pertama dengan nama neptunium (berasal dari nama
planet Neptunus) mengajukan bahwa unsur 94, sebagai unsur transuranium kedua,
dinamakan dari planet Pluto. Seaborg pada awalnya mempertimbangkan nama
"plutium", namun kemudian merasa bahwa nama tersebut tidak sebagus
"plutonium". Pemilihan simbol "Pu" oleh Seaborg pada awalnya hanyalah sebagai
lelucon, namun ternyata simbol tersebut kemudian tanpa disadari telah terdaftar
ke dalam tabel periodik. Nama-nama alternatif lainnya yang pernah Seaborg dan
ilmuwan lainnya pertimbangkan adalah "ultimum" ataupun "extremium" karena
terdapat kepercayaan bahwa mereka telah menemukan unsur terakhir pada tabel
periodik. Pada tahun 1934, Enrico Fermi dan sekelompok ilmuwan Universitas
Roma La Sapienza melaporkan bahwa mereka telah menemukan unsur 94. Fermi
menyebut unsur ini sebagai hesperium. Namun, sampel yang diduga sebagai unsur
94 ini sebenarnya hanyalah campuran barium, kripton, dan unsur-unsur lainnya.
Tetapi hal ini tidak diketahui pada saat itu karena fisi nuklir masih belum
ditemukan. Glenn T. Seaborg dan kelompok ilmuwan Berkeley adalah yang
pertama memproduksi plutonium. Plutonium (Pu-238) pertama kali diproduksi
dan diisolasi pada tanggal 14 Desember 1940 oleh Dr. Glenn T. Seaborg, Edwin
M. McMillan, J. W. Kennedy, Z. M. Tatom, dan A. C. Wahl dengan
menembakkan uranium dengan deuteron. Unsur ini kemudian berhasil
diidentifikasi secara kimiawi pada 23 Februari 1941.Pada percobaan tahun 1940,
neptunium-238 berhasil dihasilkan secara langsung dengan penghantaman, tetapi
ia kemudian meluruh dengan mamancarkan emisi beta dua hari kemudian. Hal ini
mengindikasikan terbentuknya unsur 94.
b) Sifat Fisik
Simbol : Pu
Nomor massa : 244 g/mol
Golongan :3
Periode :7
Konf elektron : [Rn] 5f6 7s2
Elektron per kulit : 2, 8, 18, 32, 24, 8, 2
Fase : Padat
Massa jenis (suhu kamar) : 19,816 g/cm3
Titik lebur : 639,4 C
Titik didih : 3228C
Kalor lebur : 2,28 kj/mol
Kalor uap : 333,5 kj/mol
Kapasitas kalor (25C) : 35,5 J/(mol.K)
Struktur kristal : monoklin
Kemagnetan : paramagnetik
Bilangan Oksidasi : +6, +5, +4, +3
Elektronegatifitas : 1.28 (skala pauling)
Energi ionisasi (pertama) : 584,7 kj/mol
Jari-jari atom : 175 pm
Konduktifitas termal (300K) : 6,74 W/(m.K)
c) Sifat Kimia
Selain mempunyai sifat fisik, plutonium juga mempunyai sifat kimia. Sifat
kimia plutonium dapat dijabarkan yaitu pada suhu kamar, plutonium murni
berwarna perak dan ia akan mengusam ketika teroksidasi. Unsur ini menunjukkan
empat keadaan oksidasi ionik dalam larutan:
Pu(III), as Pu3+ (biru lavender)
Pu(IV), as Pu4+ (kuning coklat)
Pu(V), as PuO2+ (merah jambu)
Pu(VI), as PuO22+ (merah mudah oranye)
Pu(VII), as PuO53 (hijau)
Warna larutan yang ditampilkan oleh larutan plutonium bergantung pada
keadaan oksidasi dan sifat-sifat anion asam. Anion asam akan memengaruhi
derajat kompleksasi plutonium.
Logam plutonium dihasilkan dengan mereaksikan plutonium(IV) fluorida
dengan barium, kalsium ataupun litium pada suhu 1200 C. Ia akan diserang oleh
asam, oksigen, dan uap, namun tidak oleh alkali dan akan larut dengan mudahnya
ke dalam asam klorida, asam iodat, dan asam perklorat pekat.Lelehan logam
plutonium harus disimpan dalam keadaan vakum ataupun pada atmosfer inert
untuk menghindari terjadinya reaksi dengan udara. Pada suhu 135 C, logam
plutonium akan menyala dan meledak jika diletakkan dalam karbon tetraklorida.
Plutonium merupakan logam yang reaktif. Pada kelembaban udara ataupun
argon, logam ini akan teroksidasi dengan cepat, menghasilkan campuran oksida
dan hidrida. Jika logam tersebut terpapar cukup lama dengan sejumlah uap air,
permukaan berbentuk bubuk PuO2 yang membungkus logam akan terbentuk.
Selain itu, juga terbentuk plutonium hidrida. Apabila terpapar dengan uap air yang
berlebihan, hanya akan terbentuk PuO2.
Dengan adanya pembungkusan hidrida ini, logam plutonium bersifat piroforik,
yang berarti ia akan menyala secara spontan. Oleh karena itu, logam plutonium
biasanya ditangani dalam atmosfer yang inert dan kering (misalnya argon dan
nitrogen). Oksigen akan memperlambat efek-efek yang disebabkan oleh
kelembaban dan berperan sebagai agen pemasifan.
d) Sumber
Sejumlah kecil isotop plutonium (Pu-239 dan Pu-244) dapat ditemukan di
alam. Pu-244 dapat ditemukan dalam jumlah kecil karena ia merupakan produk
minor peluruhan pada bijih uranium dan mempunyai umur paruh sekitar 80 juta
tahun yang cukup panjang. Pu-239 dapat ditemukan dalam jumlah yang lebih
kecil lagi (dalam satuan bagian per triliun) dan produk peluruhannya dapat secara
alami ditemukan pada beberapa bijih uranium.Sejumlah kecil plutonium juga
dapat ditemukan pada tubuh manusia oleh karena uji nuklir di atas daratan dan
beberapa kecelakaan nuklir besar yang pernah terjadi.Kebanyakan uji nuklir
atsmosferik telah dihentikan sejak tahun 1963, namun Perancis masih terus
melakukannya sampai dengan tahun 1980-an. Selain itu, beberapa negara juga
masih terus melakukan uji nuklir tersebut setelah tahun 1963. Oleh karena Pu-239
merupakan hasil peluruhan radioaktif bijih uranium serta isotop plutonium yang
paling banyak dibuat, ia merupakan isotop yang paling melimpah.
e) Alotrop
Plutonium memiliki enam alotrop pada tekanan biasa: alfa (), beta (),
gamma (), delta (), delta prime (), &epsilon (). Pada temperatur yang tinggi
dan jangka tekanan tertentu, alotrop ketujuh (zeta, ) dapat terbentuk. Alotrop-
alotrop ini memiliki tingkat energi yang hampir sama, namun densitas dan
struktur kristal yang sangat berbeda. Hal ini membuat plutonium sangat sensitif
terhadap perubahan temperatur, tekanan, dan lingkungan kimiawi.Selain itu,
perubahan volume yang dramatis selama transisi fase dari satu alotrop ke alotrop
lainnya juga memungkinkan.Tidak seperti bahan-bahan lainnya, densitas
plutonium akan meningkat ketika ia meleleh (sebesar 2,5%). Namun cairan logam
plutonium itu sendiri menunjukkan penurunan secara linear pada densitasnya
seiring dengan meningkatnya temperatur. Densitas berbagai alotrop plutonium
berkisar dari 16,00 g/cm3 sampai dengan 19,86 g/cm3.
f) Persenyawaan
1. Florida : PuF3; PuF4; PuF6
2. Klorida : PuCI3
3. Bromida : PuBr3
4. Iodida : PuI3
7. Nitrida : PuN
9. Selenida : PuS
Unsur Plutonium tidak memiliki sifat magnetik
g) Struktur Kristal
Monoklin
h) Isotop
238
Plutonium mempunyai beberapa isotop, diantaranya yaitu Pu ,239Pu,240Pu,
241 242 244 238
Pu , Pu , Pu. Isotop Pu dihasilkan pada tahun 1940 oleh Seaborg,
McMillan, Kennedy dan Wahl dengan menembakkan uranium dengan deutron
ddalam siklotron 60 inchi di Berkeley, Kalifornia. Plutonium juga terdapat secara
alamiah dalam jumlah yang sangat sedikit dalam bijih uranium. Terbentuk
dengan kejadian yang sama seperti neptunium: dengan iradiasi uranium alamiah
dengan neutron yang ada.
239
Isotop yang paling penting adalah isotop Pu, dengan masa paruh waktu
24100 tahun, dihasilkan dalam jumlah besar dalam reaktor nuklir dari uranium
alam:
i) Reaksi Inti
Plutonium merupakan logam aktinida radioaktif.Isotop plutonium-239 (Pu-
239) merupakan salah satu dari tiga isotop fisil utama (sisanya adalah uranium-
233 dan uranium-235). Agar dapat dianggap sebagai fisil, inti atom sebuah isotop
haruslah dapat memecah (fisi) ketika ditembakkan dengan neutron dan
melepaskan sejumlah neutron tambahan yang cukup untuk mempertahankan
reaksi berantai nuklir dengan memecahkan inti selanjutnya.
Pu-239 memiliki faktor penggandaan (k) yang positif. Hal ini berarti bahwa
jika logam tersebut tersedia dalam jumlah massa yang mencukupi dan dalam
bentuk geometri yang tepat, ia dapat membentuk massa kritis. Selama fisi,
sebagian energi ikat yang mengikat inti agar tetap bersama dilepaskan sebagai
energi panas, energi kinetik, dan energi elektromagnetik dalam jumlah yang
besar.Satu kilogram Pu-239 dapat menghasilkan ledakan yang setara dengan
20,000 ton TNT.Jumlah energi yang sangat besar ini membuat Pu-239 sangat
berguna pada reaktor dan senjata nuklir.
Keberadaan isotop plutonium-240 (Pu-240) pada suatu sampel akan
membatasi potensial bom nuklir plutonium. Hal ini dikarenakan Pu-240 memiliki
laju fisi spontan yang tinggi (~440 fisi per detik per gram setiap 1.000 neutron per
detik per gram), sehingga meningkatkan tingkat neutron latar, yang pada akhirnya
akan meningkatkan risiko pradetonasi. Plutonium dapat dikategorikan ke dalam
berbagai tingkatan, yaitu tingkat senjata, tingkat bahan bakar, dan tingkat reaktor,
bergantung pada persentase Pu-240 pada suatu sampel. Plutonium tingkat senjata
memiliki kadar Pu-240 kurang dari 7%, plutonium tingkat bahan bakar
mengandung 7% - 19% Pu-240, dan plutonium tingkat reaktor mengandung lebih
dari 19% Pu-240.[17] Isotop plutonium-238 (Pu-238) tidak dapat menjalani fisi
nuklir dengan mudah, walaupun ia dapat mengalami peluruhan alfa.
j) Kegunaan
1. Bahan Peledak
Bom atom yang dijatuhkan ke Nagasaki, Jepang pada tahun 1945 mempunyai
inti plutonium.Oleh karena kemudahan isotop Pu-239 menjalani fisi dan
ketersediaannya, ia merupakan komponen fisil utama dalam pembuatan senjata
nuklir. Dengan membungkus bola plutonium padat dengan pemadat (lapisan
tambahan yang dibuat dari bahan-bahan padat) akan menurunkan jumlah
plutonium yang diperlukan untuk mencapai massa kritis dengan memantulkan
kembali neutron yang lolos kembali ke inti plutonium. Hal ini akan menurunkan
jumlah plutonium yang diperlukan dari 16 kg menjadi 10 kg, berupa bola
berdiameter 10 cm. Massa kritis ini adalah sekitar sepertiga daripada massa kritis
U-235.
2. Sumber tenaga dan panas
238
Pelet PuO2 yang berpijar. Isotop plutonium-238 (Pu-238) memiliki umur
paruh 87,5 tahun. Ia memancarkan sejumlah besar energi termal dengan tingkat
pancaran sinar gama dan partikel neutron spontan yang rendah. Sebagai pemancar
partikel alfa, ia memancarkan radiasi berenergi tinggi dengan tingkat penetrasi
yang rendah, sehingga hanya diperlukan pemerisaian yang minimal. Selembar
kertas dapat digunakan untuk memerisai partikel alfa yang dipancarkan oleh Pu-
238 manakala satu kilogram isotop ini dapat menghasilkan 22 juta kilowat jam
energi panas.
7. Americium (Am)
a) Sejarah
Amerisium adalah unsur transuranium yang ditemukan ke-empat yang
bernomor atom 95. Isotop 241Am diidentifikasi oleh Seaborg, James, Morgan, dan
Ghiorso pada akhir tahun 1944 ketika masa perang laboratorium metalurgi di
Universitas Chicago sebagai hasil reaksi penangkapan neutron yang sukses oleh
isotop plutonium dalam reaktor nuklir.
b) Karakteristik
Amerisium yang baru dibuat berkilau putih dan dan lebih keperak-perakan
daripada plutonium atau neptunium yang dibuat dengan cara yang sama. Lebih
mudah ditempa daripada uranium, uranium dan mengusam perlahan-lahan pada
udara kering pada suhu kamar.
Simbol : Am
Radius Atom : 1.84
Volume Atom : 20.8 cm3/mol
Massa Atom : -243
Titik Didih : 2880 K
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 13.7 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 0.7 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.3
Konfigurasi Elektron : [Rn]5f7 7s2
Konduktivitas Panas : 10 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi :6V
Titik Lebur : 1449 K
Bilangan Oksidasi : 6,5,4,3
Kemagnetan : paramagnetik
Senyawa kompleks yang dibentuk yaitu [Am(H2O)6]4+ (Ion heksaaquaamerisium
(IV), dengan biloks 4 dan warna kompkeksnya merah.
c) Persenyawaan
1. Florida : AmF3; AmF4
Heksagon
e) Isotop
243
Dari beberapa isotop amerisium yang telah diidentifikasi, Am mempunyai
241
waktu paruh 7.370 tahun, dan Am dengan waktu paruh 432,2 tahun. Semua
isotop radioaktif yang tersisa memiliki paruh yang kurang dari 51 jam, dan
sebagian besar memiliki paruh yang kurang dari 100 menit.242Am adalah yang
paling stabil .
f) Isolasi
Amerisium diproduksi dalam reaktor nuklir, sebagai hasil reaksi
penangkapan neutron yang sukses oleh isotop plutonium dalam reaktor nuklir.
g) Kegunaan
241
Am telah digunakan sebagai sumber radiografi sinar gamma yang bisa
dibawa ke mana-mana. Juga telah digunakan sebagai alat pengukur ketebalan kaca
yang radioaktif untuk industri kaca datar dan sebagai sumber ionisasi detektor
asap.
8. Kurium (Cm)
1. Sejarah
Curium (Cm) merupakan unsur kimia sintetis dari seri aktinoid dari tabel
periodik, nomor atom 96. Curium (sebagai isotop curium-242) ditemukan (musim
panas 1944) di Universitas Chicago oleh ahli kimia Amerika Glenn T . Seaborg,
Ralph A. James, dan Albert Ghiorso dalam sampel isotop plutonium, plutonium-
239 yang telah dibombardir oleh ion helium (partikel alpha) dalam 152-cm (60
inci) siklotron di University of California , Berkeley. Curium adalah unsur
transuranium ketiga yang ditemukan. Unsur Curium dinamai dengan nama
fisikawan Perancis Pierre dan Marie Curie.
2. Kelimpahan di Alam
Curium (Cm) merupakan unsur transuranium ketiga yang berhasil
disintesis, karena Curium merupakan unsur sintesis maka keberadaannya dialam
tidak ditemukan. Curium hanya dapat diperoleh dari reaksi bombardier isotop
Plutonium dengan partikel alpha.
3. Teknik isolasi
Unsur Curium dapat dihasilkan atau diisolasi dengan cara membom
plutonium (unsur no. 94) dengan ion helium dalam siklotron. curium dapat juga
diperoleh dengan penangkapan neutron oleh unsur-unsur transuranium yang lebih
ringan, maupun pemboman unsur-unsur ini dengan partikel bermuatan.
4. Sifat fisik
- Simbol : Cm
- Fase : Solid
- Titik lebur : 1340
- Titik didih : 3110
- Massa jenis : 13,51 g/cm3
- Kalor peleburan (H) : 15 kJ/mol
- Tekanan uap : 1 Pa saat suhu 1788 K
- Bilangan oksidasi : +3, +4
- Elektronegatifitas : 1,3 (skala pauling)
- Jari-jari atom : 174 pm
- Jari-jari kovalen : 1693 pm
5. Sifat kimia
- Reaksi logam dengan Oksida
Kurium dapat bereaksi dengan O2 membentuk Cm2O3, CmO, dan CmO2,
reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
4CmO2 2Cm2O3 + O2
2Cm + O2 2CmO
Cm + O2 CmO2
- Reaksi dengan Halida
Kurium dapat bereaksi dengan O2 membentuk Cm2O3, CmO, dan CmO2,
reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
Flourida
2 CmF3 + F2 2CmF4
Iodida
CmCl3 + 3NH4I CmI3 + 3NH4Cl
Klorida
CmCl3 + H2O CmOCl + 2HCl
- Reaksi dengan Ligan
[Cm(H2O)6]3+
Biloks : +3
Bilangan koordinasi : 6
Warna : Tidak berwarna
6. Isotop
Semua isotop Curium bersifat radioaktif. Berdsarkan penelitian kimia
yang telah dilakukan, isotop curium bernomor massa 238-252, dengan 244
merupakan isotop yang paling stabil (waktu paruh 18 tahun). Berikut ini
merupakan isotop dari Curium :
isotop Waktu paruh
242
Cm 160 hari
243
Cm 29,1 y
244
Cm 18,1 tahun
245
Cm 8500 y
246
Cm 4730 y
247
Cm 1,56 107 y
248
Cm 3,40 107 y
250
Cm 9000 y
7. Struktur Kristal
Struktur: HCP (hexagonal close-packed)
8. Kegunaan
Penggunaan Curium hanya terbatas untuk keperuan tertentu. Kurium
digunakan sebagai sumber tenaga thermoelektrik, juga sebagai sumber partikel
alpha untuk spectrometer X-Ray proton alpha I Mars.
9. Berkelium (Bk)
1. Sejarah
Berkelium (Bk), unsur kimia sintetis dari seri aktinoid dari tabel periodik,
nomor atom 97. Tidak terjadi di alam, berkelium (seperti isotop berkelium-243)
ditemukan pada bulan Desember tahun 1949 oleh ahli kimia Amerika Stanley G.
Thompson, Albert Ghiorso , dan Glenn T. Seaborg di University of California,
Berkeley, ditemukan sebagai produk yang dihasilkan dari pemboman amerisium-
241 (nomor atom 95) dengan ion helium (partikel alpha) dalam 152-cm (60 inci)
siklotron. Unsur Berkelium dinamai dengan nama kota Berkeley, di mana
Berkelium ditemukan.
2. Kelimpahan di Alam
Berkelium (Bk) merupakan unsur transuranium kelima yang berhasil
disintesis, karena Curium merupakan unsur sintesis maka keberadaannya dialam
tidak ditemukan. Unsur ini tidak terdapat di alam dan harus dibuat dalam reaktor
nuklir dengan reaksi penangkapan neutron dari isotop amerisium.
3. Teknik isolasi
Unsur Curium dapat dihasilkan atau diisolasi dengan cara pemboman
amerisium-241 (nomor atom 95) dengan ion helium (partikel alpha) dalam 152-
cm (60 inci) siklotron.
4. Sifat fisik
9. Simbol : Bk
10. Fase : Solid
11. Titik lebur : 986
12. Massa jenis : 13,25 g/cm3
13. Energi ionisasi : 601 kJ/mol
14. Bilangan oksidasi : +3, +4
15. Elektronegatifitas : 1,3 (skala pauling)
5. Sifat kimia
- Reaksi logam dengan Oksida
Berkelium (Bk) dapat bereaksi dengan O2 membentuk beberapa senyawa
berikut ini :
Berkelium oksida : BKO
Berkelium dioksida : BKO2
Diberkelium trioksida : Bk2O3
- Reaksi dengan Halida
Berkelium (Bk) dapat bereaksi dengan O2 membentuk beberapa senyawa
berikut ini :
Fluorida
Berkelium trifluorida : BKF 3
Berkelium tetrafluorida : BKF 4
Klorida
Berkelium triklorida : BkCl 3
Iodida
Berkelium triiodida : BKI 3
- Reaksi dengan Ligan
[Bk(H2O)6]3+
- Biloks : +3
- Bilangan koordinasi : 6
- Warna : Kuning kehijauan
- Sifat : paramagnetik
6. Isotop
Semua isotop berkelium bersifat radioaktif. Berkelium-247 merupakan
isotop dengan waktu paruh terpanjang (1.400 tahun). Isotop Berkelium-249
(waktu paruh 314 hari) telah banyak digunakan dalam studi kimia unsur karena
dapat diproduksi dalam jumlah cukup banyak. Berikut ini merupakan isotop dari
berkelium :
Isotop Waktu paruh
245
Bk 4,49 d
246
Bk 1,8 hr
247
Bk 1380 y
248
Bk >9y
249
Bk 330 d
7. Struktur Kristal
8. Kegunaan
Penggunaan kalifornium hanya untuk keperluan tertentu.Bahan bakar dari
Cf-252 digunakan sebagai fragmen sumber fisi untuk tujuan
penelitian.Kalifornium merupakan sumber netron yang baik, digunakan untuk
deteksi emas dan perak
e) Isotop
Ada 6 isotop dengan 3 isomer yang berkisar dari massa atom 241 sampai 256
sekarang ditemukan untuk unsur Einsteinium. Es memiliki waktu paruh
terpanjang (472 hari) tetapi hanya tersedia dalam jumlah kecil.
ISOTOP NA WAKTU DM DE DP
PARUH (MeV)
252
Es syn 471.7 d 6.760 248
Bk
1.260 252
Cf
- 0.480 252
Fm
253
Es syn 20.47 d SF - -
6.739 249
Bk
254
Es syn 275.7 d 0.654 254
Cf
- 1.090 254
Fm
6.628 250
Bk
255
Es syn 39.8 d - 0.288 255
Fm
6.436 251
Bk
f) Isolasi
Einsteinium sangat reaktif sehingga diperlukan agen pereduksi kuat untuk
mendapatkan logam murni dari senyawanya. Hal ini dapat dicapai dengan
pengurangan einsteinium(III) fluoride dengan logam lithium:
EsF3 + 3 Li Es + 3 LiF
Sekitar 3 mg einsteinium telah diproduksi dilaboratorium Oak Ridge milik
Amerika Serikat dengan cara:
Memancarkan sejumlah kilogram 239
Pu dalam reaktor selama beberapa tahun
untuk menghasilkan 242Pu.
Membentuk 242Pu menjadi pellet dari oksida plutonium dan serbuk aluminum.
g) Kegunaan
Hampir tidak ada untuk setiap isotop einsteinium yang digunakan diluar
penelitian ilmiah dasar yang bertujuan untuk produksi elemen transuranic dan
transactinides yang lebih tinggi.
Einsteinium-254 digunakan sebagai penanda kalibrasi dalam spektrometer
analisis kimia.
Pada tahun 1955 einsteinium-253 digunakan untuk membuat mendelevium
untuk pertama kalinya.Kurang dari satu pikogram einsteinium-253 dibombardir
dengan partikel alpha 150 sentimeter dalam siklotron, di Berkeley.
c) Persenyawaan
Karena hanya sedikit fermium yang pernah dibuat, reaktivitas dengan
udara, air, halogen dan asam tidak diketahui.Diprediksi perilakunya mirip
dengan erbium.
d) Isotop
Ada 16 isotop yang sudah dikenali. 257Fm, dengan waktu paruh 100.5 hari,
250
adalah isotop dengan usia terlama. Fm, dengan waktu paruh 30 menit, telah
250
dibuktkan sebagai hasil peluruhan unsur 254. Identifikasi kimia Fm
dipastikan sebagai produksi elemen 102 (nobelium). Berikut empat diantaranya
yang paling stabil
Isoto Kelimpah Wak Modus Energi Hasil
p an tu Peluruh Peluruh Peluruh
Paru an an an
h (MeV)
252
F Sintesis 25,3 SF - -
m 9 7,153 Cf
Jam
253
F Sintesis 3Har 0,333 Es
m i 7,197 Cf
255
F Sintesis 20,0 SF - -
m 7 7,241 Cf
Jam
257
F Sintesis 100, SF - -
m 5 6,864 Cf
Hari
Dari Tabel di atas kita bisa simpulkan bahwa Fermium yang merupakan
unsur sintesis ini juga merupakan unsur radioaktif ini memiliki waktu paruh
257
yang pendek. Dan dari 19 isotop fermium yang ada, Fm-lah yang memiliki
waktu paruh paling lama yaitu sekitar 100,5 hari.
Reaksi inti dari Fermium antara lain dikompres dalam tabel isotop
tersebut. Untuk 252Fm, reaksi peluruhannya dengan modus adalah
98 Cf 2
Fm 248
252 4
1 100
100 Fm 1 99 Es
253 0 253
2
Sedangkan untuk reaksi peluruhan dengan modus SF atau reaksi Fisi
spontan (Spontanous Fission) yang merupakan reaksi pembelahan inti menjadi
dua nuklida yang lebih kecil dan bersifat radioaktif, tidak dapat diidentifikasi
secara tepat unsur apa yang akan terbentuk, karena beberapa unsur bisa saja
menjadi hasil peluruhannya.
e) Isolasi
Fermium dapat dibuat dengan cara membombandir unsur aktinida yang
lebih ringan dengan penembakan neutron ( 01 n ) dalam sebuah reaktor nuklir.
Fermium yang pernah dihasilkan dengan cara ini, dibuat dengan
membombandir beberapa gram kurium (Cm) dengan penembakan neutron dan
menghasilkan sekitar beberapa decigram kalifornium (Cf), beberapa miligram
Berkelium (Bk) dan Einsteinium (Es) serta beberapa pikogram Fermium (Fm).
Dalam proses ini, Fermium dihasilkan lebih sedikitkarena dibutuhkan lebih
banyak neutron untuk menghasilkan Fermium dibandingkan dengan Cf, Bk
maupun Es.
Laboratorium Nasional Bukit Oak, Tennesse, Amerika Serikat
didedikasikan untuk memproduksi unsur transcurium atau unsur dengan nomor
atom diatas nomor atom kurium (Z<96). Dan Fermium adalah salah satu unsur
yang pernah dihasilkan dari laboratorium ini.
Setelah diproduksi, Fermium yang dihasilkan dapat dipisahkan dari unsur
Aktinida lain yang juga terbentuk dan dari unsur Lantanida (yang kemungkinan
terbentuk sebagai produk reaksi fisi atau pembelahan inti). Salah satu teknik
yang sering digunakan adalah dengan menggunakan metode kromatografi
penukar ion, dengan proses standar menggunakan resin penukar kation seperti
Dowex 50 atau TEVA. Dalam hal ini larutan elusinya menggunakan buffer
amonium -hydroksiisobutirat atau garam ammonium lainnya.
f) Kegunaan
Karena jumlah fermium yang diproduksi dan semua isotopnya memiliki
masa paruh yang relatif pendek, sehingga saat ini belum diketahui
kegunaannya di luar penelitian ilmiah dasar
d) Isolasi
Mendelevium dapat dihasilkan dari penembakkan Es-254 dengan sinar
dalam reaktor nuklir. Berikut persamaan reaksi intinya
254
99 Es 24He 258
Md
101
h) Kegunaan
Kegunaan lawrensium belum diketahui secara pasti karena waktu paruh yang
dimiliki pendek dan merupakan unsur buatan (sintesis). Lawrensium sebagian
besar hanya digunakan untuk penelitian.
BAB. 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktinida merupakan unsur transisi blok f yang sifatnya sangat berbeda
dengan unsur transisi blok d. Unsur ini biasanya diletakkan terpisah dalam tabel
periodik unsur, ini dikarenakan keperiodikan strukrur elektronik yang sangat
berbeda dengan yang lain. Simbol umum untuk unsur aktinida adalah An. Semua
unsur aktinida bersifat radioaktif dan sangat beracun. Di alam aktinoid yang ada
dalam jumlah yang cukup adalah torium(Th), protaktinium(Pa) dan uranium(U).
Unsur-unsur ini diisolasi dari bijihnya dan digunakan dalam berbagai aplikasi.
Logam plutonium(Pu) diproduksi dalam jumlah besar untuk bahan pembuatan
nuklir. Unsur-unsur aktinida memiliki sifat yang mirip dengan laktanida. Namun
pada unsur aktinida ini memiliki isotop utama untuk mencapai kestabilannya
sehingga dapat dimanfaatkan untuk kimia nuklir.
DAFTAR PUSTAKA
Pertanyaan
1. Riza Ummami (151810301069)
Apa warna persenyawaan kompleks dari Uranium dan mengapa bisa berubaha
warnanya?
Warna senyawa kompleks dari Uranium dapat dilihat dari bilangan oksidasinya
dan disesuaikan dengan tabel berikut :