LAPORAN PRAKTIKUM
OLEH:
Kelompok 5 Offering J
JURUSAN KIMIA
2020
1. TUJUAN :
Melalui percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat menentukan titik lebur zat padat dan
memperkirakan kemurnian zat.
3. DASAR TEORI
Sebagaimana titik didih cair, titik lebur juga merupakan salah satu sifat khas zat
padat. Ttil lebur suatu zat padat ditunjukkan dengan rentang temperatur pada saat zat padat
mulai melebur sampai dengan semuanya melebur. Bila murni, suatu zat padat melebur pada
temperature tertentu dengan rentang sangat sempit (1℃ - 2℃). Zat padat yang tidak murni
mempunyai rentang titik lebur yang lebar. Titik beku dan titik leleh senyawa murni adalah
temperatur dimana fase padat dan fase cair berada dalam keseimbangan pada tekanan atm.
Keseimbangan disini berarti kecenderungan zat padat berubah menjadi wujud cair sama
dengan kecenderungan terjadinya proses sebaliknya, karena cairan dan padatan keduanya
mempunyai kecenderungan melepaskan diri yang sama.(Martin, 1990)
Panas yang diabsorbsi ketika 1 gram padatan meleleh atau panas yang dilepaskan
ketika cairan itu membeku dikenal sebagai panas peleburan. Untuk air pada 0℃ adalah 80
kal/g (1.436 kal/mol). Panas tambahan selama proses lelehan tidak memberikan penambahan
temperatur, sampai seluruh padatan hilang karena panas ini diubah menjadi energy molekul
yang potensial untuk mengubah seluruh padatan menjadi cairan.(Martin, 1990). Beberapa
faktor yang mempengaruhi titik lebur suatu zat adalah perbedaan kuatnya ikatan yang
dibentuk antar unsur dalam senyawa tersebut. Semakin kuat ikatan yang dibentuk, semakin
besar energi yang dibutuhkan untuk memutuskannya(titik lebur semakin tinggi), ukuran
Kristal jika semakin besar ukuran partikel maka akan lebih sulit meleleh, banyaknya sampel
jika semakin sedikit sampel yang digunakan maka peoses pelelehan akan terjadi semakin
cepat.
4.1. Alat :
4.1.2. Termometer
4.1.5. Benang
4.2. Bahan :
4.2.2. Minyak/parafin
5. PROSEDUR DAN DATA PENGAMATAN
α-naftol
△
Menyiapkan alat pengukur titik lebur Titik lebur
C10H8O(𝑠) → C10H8O(𝑙)
Memasukkan pipa kapiler yang telah awal : 86oC
berisi padatan ke salah satu lubang Titik lebur
dekat termometer akhir : 91oC
Menekan tombol power
Mengatur tombol heat dan fan
Mengamati padatan dengan kaca
pembesar
Mencatat temperatur pada saat
padatan mulai melebur dan pada saat
melebur semua
Mengambil pipa kapiler dari alat
Mendinginkan alat tersebut
Hasil
Asam Stearat
Hasil
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan titik lebur suatu zat
padat dan memperkirakan kemurnian zat padat berdasarkan titik leburnya. Dalam percobaan
penentuan titik didih ini dilakukan dengan menggunakan 3 cara yaitu pengukuran dengan
menggunakan tabung thiele, pengukuran dengan menggunakan sibata melting point
apparatus, pengukuran dengan menggunakan fisher scientific melting point apparatus. Dalam
penggunaannya ketiga alat tersebut memiliki cara yang berbeda-beda yang mana tabung
thiele merupakan alat konvesional sedangkan sibata dan fisher adalah peralatan modern.
Tabung thiele digunakan untuk mengukur titik lebur campuran zat padat, sibata digunakan
untuk mengukur zat padat murni yang titik leburnya tidak terlalu rendah karena didalam
sibata sendiri sudah dilengkapi dengan pendingin sehingga alat tersebut akan lebih cepat
dingin, dan fisher scientific digunakan untuk mengukur zat padat murni yang titik leburnya
paling rendah karena pada fisher tidak terdapat pendingin dalam alat itu sendiri sehingga
diperlukan waktu yang cukup lama untuk mendinginkan alat tersebut setelah digunakan.
Pengukuran titik lebur dengan menggunakan siibata melting point. Percobaan ini
diawali dengan mempersiapkan alat pengukur titik lebur. Dalam percobaan ini digunakan
adalah serbuk ∝-nathol, sebelum dilakukan percobaan, terlebih dahulu dimasukkann pipa
kapiler pada lubang dekat termometer untuk memastikan pipa kapiler dapat masuk ke lubang
tersebut atau tidak. Jika pipa kepiler tidak dapat masuk dalam lubang tersebut maka ditukar
pipa kapiler tersebut dengan pipa kapiler yang lain namun jika pipa kapiker tersebut dapat
masuk ke lubang dekat termometer maka pipa tersebut langsung dapat digunakan. Sampet
zat padat yang telah halus tersebut dimasukkan dalam pipa kapiler dengan menempelkan
ujung pipa yang terbuka pada campuran zat padat. Lalu dilepaskan pipa kapiler tersebut pada
rongga buret dan hal tersebut dilakukan terus menerus hingga padatan rapat dann ketinggian
sekitar 5 mm dari dasar pipa kapiler. Lalu dimasukkan pipa kapiler dalam lubang dekat
termometer . selanjutnya dinyalakan alat dengan ditekan tombol power dan diatur tombol
;heat’ dan ‘fan’. Diamati padatan dengan kaca pembesar dan dicatat temperature saat pedatan
mulai melebur hingga padatan melebur semua. Pada percobaan ini diperoleh titik lebur zat
padat awal adalah 86℃ dan titik lebur akhir 91℃. Selisih titik lebur awal dan akhir adalah
5℃, selanjutnya setelah selesai diambil pipa kapiler dari alat dan didinginkan alat tersebut.
Dalam percobaan ini tidak sesuai dengan teori yang mana ∝-nafthol merupakan zat padat
murni. Dalam percobaan ini terdapat kesalahan dalam pengamatan dan langkah kerja
sehingga diperoleh rentang titik lebur yang lebar. Kesalahan tersebut meliputi kurangnya
pengamatan praktikan saat zat padat mulai melebur hingga melebur semua sehingga
diperoleh titik lebur yang tidak akurat selain itu juga karena sampel pada pipa kapiler yang
belum padat sehingga pemanasan tidak berlangsung secara maksimal.
KESIMPULAN
Rentang titik lebur ∝-nafthol adalah 5℃ (Tidak sesuai teori yang menyatakan
∝-nathol merupakan zat padat murni. Tidak akurat nya pengukuran karena
kesalahan praktikan)
SARAN
Pada percobaan ini, sebaiknya sampel yang dimasukkan pada pipa kapiler harus
benar-benar padat agar pemanasan dapat berlangsung secara sempurna dan sebaiknya
saat melakukan pengamatan praktikan menggunakan kaca pembesar agar titik lebur dapat
teramati dengan jelas dan lebih akurat.
8. DAFTAR PUSTAKA