Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA

PERCOBAAN III
ELEKTROGRAVIMETRI

Nama : Fauzan Jarqi


NIM : 19303241028
Kelas : Pendidikan Kimia C

Tanggal praktikum : 18 Maret 2021


Tanggal kumpul : 24 Maret 2021

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FMIPA UNY
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
METODE PEMISAHAN KIMIA
ELEKTROGRAVIMETRI

A. TUJUAN
Memiliki keterampilan untuk melakukan pemisahan dengan metode elektrogravimetri

B. DASAR TEORI
Teknik elektrogravimetri merupakan analisis dimana elektroda kerja ditimbang
sebelum elektrolisis dan kemudian ditimbang kembali saat elektrolisis analit selesai yang
nantinya perbedaan berar elektroda memberikan besar massa analit (Harvey, 2000).
Suatu cara dimana zat yang diselidiki merupakan logam yang diendapkan di katoda dengan
cara elektrolisis disebut elektrogravimetri. Cara elektrolisis tidak terlepas dari Hukum
Faraday dan Hukum Ohm. Hukum I Faraday banyaknya zat yang diendapkan di elektroda
selama elektrolisis berlangsung sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir
melalui larutan ini (Sukmarawati, 2009).
Elektrolisis adalah suatu proses dimana arus listrik menghasilkan perubahan kimia.
Larutan yang dapat menghasilkan/menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Didalam larutan elektrolit selalu terkandung ion positif dan ion negatif. Cara elektrolisis
tidak terlepas dari Hukum Faraday dan Hukum Ohm (Tim Penyusun Kimia Analisis,
2015).
𝑤 = 𝑄 … . (1)
dengan 𝑤 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑄 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝐶𝑜𝑙𝑜𝑢𝑚𝑏)
Apabila muatan listrik merupakan hasil kali kuat arus (𝐼) dengan waktu (𝑡). Maka
persamaan diatas dapat dituliskan sebagai berikut :
𝑤 = 𝐼 × 𝑡 … . (2)
Dengan proses reaksi reduksi pada katoda, untuk mengendapkan 1 mol L diperlukan
sejumlah n mol elektron. Oleh karena itu untuk mengendapkan logam maka jumlah listrik
yang diperlukan. Jadi diperolah :
𝑒×𝐼×𝑡
𝑤= dengan 𝑤 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝐹
𝑒 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
𝐼 = 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 (𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
𝑡 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛)
Hukum Faraday 2 menyatakan bahwa massa dan macam-macam zat yang diendapkan pada
masing-masing elektroda (terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus
listrik yang sama banyaknya atau sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat
tersebut.
𝑤1 𝑤2
= → 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑤 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑒1 𝑒2
𝑒 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
(Zemonsky, 2010).
Disamping zat-zat organik, senyawa organik juga dianalisis dengan metode
gravimetri benar-benar lebih cepat dan lebih tepat daripada metode instrumen yang
memerlukan kalibrasi atau standarisasi yang ektensif. Metode gravimetri jika analitnya
merupakan penyusun utama (>1% dari sampel) maka diperoleh ketetapan beberapa bagian
tiap ribu. Jika analitnya dalam jumlah kecil (<1%) tidak menggunakan gravimetri. Karena
gravimetri tidak spesifik (R.A Day, 1986).
Sel galvani adalah sel dalam dimana reaksi kimia berlangsung secara spontan dengan
membebaskan energi yang tersedia untuk melakukan kerja. Daya gerak listrik (𝑒𝑚𝑓)
diukur dengan satuan volt. Satu volt adalah 𝑒𝑚𝑓 yang diperlukan untuk memberikan satu
joule energi kepada muatan listrik sebesar satu Coloumb (C) 𝑣 = 𝑑⁄𝐶 (R.A Day, 1986).
Hukum Ohm menyatakan besar arus listrik (𝐼) yang mengalir melalui sebuah penghantar
atau konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (𝑉) yang
diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (𝑅). Dengan
persamaan :
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 dengan 𝑉 = 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒 (𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑉)
𝐼 = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 (𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝐴)
𝑅 = 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑠𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 (ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑜ℎ𝑚)
(Tim Penyusun Kimia Analisis, 2015).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. Neraca analitik 1. Larutan sampel CuSO4
2. Alat elektrolisis 2. Asam nitrat pekat bebas nitrit
3. Drying oven 3. Larutan asam nitrat encer
4. Stopwatch 4. Aseton atau alkohol
5. Pipet ukur 5. Larutan Heksasianoferat
6. Pengaduk 6. Larutan asam sulfat pekat
7. Pipet tetes
8. Tabung reaksi

D. CARA KERJA

Elektroda dibersihkan dengan


asam nitrat encer

Dibilas dengan aseton dan


dikeringkan dalam oven

Elektroda (katoda) ditimbang dengan


neraca analitik

25 mL larutan sampel Cu(II) disiapkan

Dimasukkan ke dalam gelas piala 250


mL

Ditambahkan 2 mL asam sulfat pekat


2 mL asam nitrat pekat

Diencerkan dengan akuades hingga


volume 100 mL
Dielektrolisis pada potensial 3 volt
dan dilakukan pengadukan

Dicatat waktunya saat mulai


elektrolisis

Dilakukan terhadap tembaga (larutan


kelihatan jernih) dengan mengambil
beberapa tetes dan dimasukkan
kedalam tabung reaksi

Ditambahkan reagen heksasianoferat


(II)

Bila hasilnya negatif, elektrolisis


dihentikan

Waktu dicatat

Elektroda dibilas dengan aseton

Dipanaskan dalam oven dan


ditimbang

Elektroda dibersihkan dengan larutan


asam nitrat encer dan dikeringkan

Warna endapan dan struktur fisik


diamati serta berat endapa ditimbang
(selisih berat katoda)
E. DATA PENGAMATAN
No Data Hasil
1 Beda potensial 3 Volt
2 Waktu elektrolisis 5400 sekon
3 Volume sampel 25 mL
4 Massa krus Cu 52.536 gram
5 Massa krus Cu + endapan 52.868 gram
6 Massa endapan 0.332 gram
7 Massa anoda 3.038 gram
8 Molaritas CuSO4 0.1 M
9 Kuat arus 0.2 A

F. PERHITUNGAN DAN REAKSI


1. Perhitungan
a. Berat Tembaga (Cu) secara teoritis
𝐼 × 𝑡 × 𝐴𝑟
𝑊=
96500 × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑔𝑟
0.2 𝐴 × 5400 𝑠 × 68.5 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑊=
96500 × 2
73980
𝑊=
193000
𝑊 = 0.383 𝑔𝑟𝑎𝑚
b. Berat Tembaga (Cu) secara percobaan
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 = (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑟𝑢𝑠 𝐶𝑢 + 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛) − (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑟𝑢𝑠 𝐶𝑢)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 = 52.868 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 52.536 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 = 0.332 𝑔𝑟𝑎𝑚
c. Efisiensi Arus
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.332 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 = × 100%
0.383 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 = 86.68%

d. Kadar Cu dalam sampel


100 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = × × 100%
25 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0.332 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 4 × × 100%
25 𝑚𝐿
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 4 × 0.01328 × 100%
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 5.312 %
2. Reaksi yang terjadi

𝐾𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 = 𝐶𝑢2+ + 2𝑒 − → 𝐶𝑢
𝐾𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 = 2𝐻 + + 2𝑒 − → 𝐻2
𝐴𝑛𝑜𝑑𝑎 = 4𝑂𝐻 − → 2𝐻2 𝑂 + 𝑂2 + 4𝑒 −

G. PEMBAHASAN
Percobaan dengan judul “Elektrogravimetri” bertujuan untuk memisahkan senyawa
kimia dengan cara elektrogravimetri. Elektrogravimetri bekerja dengan prinsip elektrolisis,
dimana sangat erat kaitannya dengan Hukum Faraday dan Hukum Ohm. Apabila diberikan
arus listrik akan menyebabkan reaksi reduksi komponen pada katoda dan reaksi oksidasi
pada anoda. Pada percobaan kali ini elektroda yang digunakan yaitu krus nikel sebagai
katoda dan anodanya adalah batang platina (Pt). Dalam proses elektrolisis dibantu dengan
larutan besi (II) sulfat (CuSO4).
Logam tembaga (Cu) dapat diendapkan dengan larutan H2SO4/HNO3 atau
campuran keduanya. Dengan adanya potensial listrik terjadi reaksi berikut :
𝐾𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 = 𝐶𝑢2+ + 2𝑒 − → 𝐶𝑢
𝐾𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 = 2𝐻 + + 2𝑒 − → 𝐻2
𝐴𝑛𝑜𝑑𝑎 = 4𝑂𝐻 − → 2𝐻2 𝑂 + 𝑂2 + 4𝑒 −

Pada percobaan ini asam nitrat yang digunakan harus bebas nitrat, agar saat proses
pengendapan tembaga akan terjadi secara sempurna. Ion nitrat dapat menghalangi proses
pengendpan tembaga. Larutan HNO3 encer berfungsi sebagai depolizer atau buffer
sementara dimana asam nitrat ini akan mencegah reduksi H+yang berasal dari H2O. Jika
reduksi H+tidak dicegah maka akan mengganggu proses reaksi. Karena H+ yang terlalu
berlebih akan menempel pada katoda dan menghalangi Cu2+ menempel pada katoda. Hal
ini akan berakibat pada rendemen tembaga (Cu) berkurang. Adanya gelembung gas pada
larutan CuSO4 menandakan terjadinya reaksi oksidasi pada anoda dan reaksi reduksi Cu2+
katoda.
Pada percobaan kali ini juga digunakan aseton yang fungsinya untuk penghalang
kotoran dan mempercepat proses pengeringan. Setelah dilakukan rangkaian elektrolisis
didapatkan beberapa data seperti beda potensial, waktu elektrolisis, volume sampel, hingga
massa endapan. Massa endapan hasil percobaan yang diperoleh adalah 0.332 gram yang
didapatkan dari massa krus Cu + endapan dikurangi massa krus Cu. Kemudian juga
didapatkan hasil massa Cu secara teoritis adalah 0.383 gram.
Kemudian setelah didapatkan data-data tersebut, dapat ditentukan kadar Cu. Kadar
Cu dapat dicari dengan rumus :
100 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = × × 100%
25 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0.332 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 4 × × 100%
25 𝑚𝐿
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 4 × 0.01328 × 100%
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 5.312 %
Kemudian untuk efisiensi arus dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.332 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 = × 100%
0.383 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 = 86.68 %

H. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa untuk
memisahkan logam Cu dari larutan sampel dapat dilakukan dengan metode
elektrogravimetri, dimana logam Cu diendapkan pada katoda dengan cara elektrolisis.
Pada proses perhitungan juga didapatkan hasil kadar Cu dalam sampel sebesar
5.312% dan logam tembaga yang mengendap sebanyak 0.332 gram serta efisiensi arus
sebesar 86.68 %.

I. JAWABAN DAN PERTANYAAN


1.
100 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = × × 100%
25 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0.332 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 4 × × 100%
25 𝑚𝐿
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 4 × 0.01328 × 100%
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 5.312 %
2.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.332 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 = × 100%
0.383 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 = 86.68 %
J. DAFTAR PUSTAKA
Harvey, D. (2000). Modern Analitycal Chemistry. USA: The MC Grow-Hill Companier.
R.A Day, J. (1986). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Sukmarawati. (2009). Kimia III. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Penyusun Kimia Analisis. (2015). Petunjuk Praktikum Metode Pemisahan Kimia.
Yogyakarta: UNY.
Zemonsky, S. (2010). Fisika Universitas Edisi 10 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai