Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum KI2121

Dasar-Dasar Kimia Analitik


Percobaan
Elektroda Selektif Ion Kalsium

Nama

: Nurlaeli Naelulmuna

NIM

: 10514059

Kelompok

: Kelompok VII

Tanggal Percobaan

: Senin, 04 April 2016

Tanggal Pengumpulan: Senin, 11 April 2016


Asisten

: Zulfikar A

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016

Elektroda Selektif Ion Kalsium


I.

Tujuan
Menentukan konsentrasi ion Ca2+ dalam sampel air keran menggunakan elektroda
selektif ion Ca2+ dengan metode pembuatan kurva kalibrasi dan penambahan
standard.

II.

Teori Dasar
Pengukuran dengan elektroda selektif ion didasarkan pada prinsip
potensiometri. Pada pengukuran secara potensiometri digunakan 2 buah elektroda
yaitu, elektroda kerja dan elektroda pembanding. Potensial elektroda kerja bergantung
pada konsentrasi analit sedangkan potensial elektroda pembanding selalu tetap pada
pengukuran. Beda potensial antara kedua elektroda dibaca pada milivoltmeter.
Persamaannya adalah sebagai berikut:
Esel = Ekerja + Epembanding + Eam
Potensial antar muka timbul pada antarmuka larutan dalam elektroda pembanding dan
larutan analit .Karena nilai Epembanding dan Eam tetap, maka persamaannya menjadi:
Esel = K + Ekerja
Untuk elektroda selektif ion kalsium pada 25oC, persamaannya menjadi:
Esel = K + S log [Ca2+]
Kinerja ESI dapat dinyatakan dengan dua parameter yaitu daerah linier dan
kemiringan kurva kalibrasi. Kemiringan kurva kalibrasi untuk elektroda selektif ion
kalsium pada 25oC diharapkan memiliki nilai 29.5 mV/dekade. Analisis kuantitatif
dengan metoda kurva kalibrasi dibuat dengan mengukur potensial sel di dalam
beberapa larutan baku yang memiliki konsentrasi yang berbeda dan kemudian
mengalurkan nilai potensial yang diperoleh dengan logaritma konsentrasi larutan
yang diukur. Pada metoda penambahan standar tunggal, pengukuran dilakukan dua
kali. Pengukuran pertama dilakukan terhadap larutan analit dan pengukuran kedua
dilakukan setelah sejumlah tertentu larutan standar ditambah ke dalam larutan analit.

III.

Alat dan Bahan


A. Alat
1. Larutan standar Ca2+ 0,1 M
2. 2 mL KCl 4 M
3. Milivolmeter
4. Elektroda pembanding Ag/AgCl

5. Pelektroda selektif ion kalsium


6. Labu takar 100 mL
7. Gelas ukur 50 mL
B. Bahan
1. Larutan KCl 4 M
2. Larutan standard Ca2+ 0,1 M
3. Sampel
IV.

Cara Kerja
a. Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Analisis Kuantitatif:
Pertama-tama pembuatan larutan standard Ca 2+ 0,1 M dibuat di labu takar
100 mL agar menjad berbagai macam konsentrasi, yaitu 10 -6, 10-5 , 10-4, 3x10-4, 103
, 3x10-3, 10-2, dan 3x10-2. Kemudian ditambahkan 2 mL KCl 4 M sebelum
ditandabataskan. Lalu dihubungkan dengan elektroda pembanding dan elektroda
selektif ion kalsium pada milivoltmeter. Dilakukan pembilasan dengan
menggunakan aqua DM dan dikeringkan dengan menggunakan tisue terlebih
dahulu. Lalu dicelupkan kedua elektroda ke dalam masing-masing larutan yang
telah dibuat sebelumnya. Nilai potensial di baca ketika sudah stabil (tidak berubah
lagi). Langkah pengukuran diulangi untuk larutan-larutan standar lainnya. Dibuat
kurva kalibrasi dengan mengalurkan nilai potensial sel terhadap log [Ca2+].
Ditentukan daerah linier dan nilai kemiringan kurva kalibrasi. Dibuat larutan analit
dengan mengencerkan 50 L air dalam labu takar 100 mL, ditambahkan 2 mL
larutan KCl 4 M sebelum di tandabataskan. Ditentukan nilai potensial sel larutan
analit ini. Ditentukan konsentrasi ion kalsium dalam air dari kurva kalibrasi yang
dibuat.
b. Analisis kuantitatif dengan metode penambahan standar
Larutan analit yang telah dibuat dipipet sebanyak 50 mL ke dalam gelas
kimia 100 mL dan diukur potensial sel dalam larutan tersebut. Larutan standar
2+

Ca 0,1 M dipipet sebanyak 1 mL ke dalam larutan analit dan diukur potensial


sel dalam larutan tersebut. Konsentasi ion kalsium dalam sampel ditentukan.

V.

Data Pengamatan
[Ca2+]standar
= 0,1 M
[KCl]
=4M
Data yang diperoleh :
Tabel 1. Elektroda sel tiap konsentrasi kalsium

No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Zat
[Ca2+]
[Ca2+]
[Ca2+]
[Ca2+]
[Ca2+]
[Ca2+]
[Ca2+]
[Ca2+]

Konsentrasi (M)
1x10-6
1x10-5
1x10-4
3x10-4
1x10-3
3x10-3
1x10-2
3x10-2

E sel (mV)
266,3
336,8
317,8
368,3
370,8
396,7
392,7
404,8

Log [Ca2+]
-6
-5
-4
-3.5229
-3
-2.5229
-2
-1.5229

Slope
25,75
-19,0
21,33
04,78
21,90
-07,6
08,10

Tabel 2. Nilai potensial sampel air kran


No.
1
2
3

VI.

Sampel
Air kran
Air kran+KCl
Air kran+[Ca2+]0,1 M

E (mV)
373,3
393,5
407,9

C
26,3
26,3
26,3

Pengolahan Data
1. Pembuatan kurva kalibrasi E sel terhadap log [Ca2+]

450
400
350
300
250
200
150
100
50
0

f(x) = 29.22x + 457.48


R = 0.88

E sel (mV)

-7

-6

-5

-4

-3

-2

Log [Ca2+] (M)

Gambar 1. Kurva Kalibrasi E sel terhadap log [Ca2+]


2. Menentukan konsentrasi Ca2+ di dalam sampel
Fungsi yang diperoleh dari kurva kalibrasi:

-1

y= 29,224x + 457,48
Fungsi tersebut setara dengan persamaan Esel = K + S log [Ca2+]
dengan y adalah Esel dan x adalah log[Ca2+]. Untuk mengetahui konsentrasi Ca2+
dari sampel, dimasukkan nilai Esel sampel kedalam fungsi tersebut:
Pada sampel
y=29,224 x + 457,48
373,3=29,224 x + 457,48
x= 2,88

2+
Ca

Pada sampel dengan penambahan standar Ca2+ 0,1 M


1 : sebelum ditambahkan 1ml Ca2+ 0,1M
2 : sesudah ditambahkan 1ml Ca2+ 0,1M
E1 = K + S log [Ca2+]
E2 = K + S log [Ca2+] , K bernilai sama
dan dengan menggunakan eliminasi maka di dapat :
2+

Ca

E1
: 393,5 = K + S log x Vsampel

E2

E2 -

: 407,9

E1

= K + S log

2+
Ca

2+
Ca

standar x Vstandar

= 14,4 mV = 14,4 x10-3 V

S log

2+
2+
Ca

Ca

mol
x 50 ml+ 0.1
x 1 ml - S log x 50 ml
L

0,05916
log
2

0,0296 log

log

2+
Ca

x 50+0.1

= 14,4 x10-3
2+
Ca

2+
Ca

x 50+0.1

2+
Ca

2+
Ca

x 50+0.1

2+
Ca

2+
Ca

x 50+0.1

= 14,4 x10-3
2+
Ca

= 0,4868

= 100,4868

= 14,4 x10-3

2+
Ca

x 50+0.1

= 3,0677
2+

Ca

2+

156,4527 Ca =
x

2+
Ca

2+

106,4527 Ca = 0,1

4
[Ca2+] = 9,3938 x 10

V. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, dilakukan penentuan konsentrasi ion kalsium di dalam air
kran menggunakan elektroda selektif ion kalsium dengan metoda kurva kalibrasi dan
penambahan standard. Elektroda merupakan sebuah logam yang jika dimasukkan
kedalam larutan elektrolit, akan terjadi pemisahan muatan yang berada di elektroda dan
di larutan, perbedaan inilah yang menyebabkan adanya potensial. Pengukuran beda
potensial dapat dilakukan dengan menggabungkan dua kombinasi sel (sel
elektrokimia). Elektroda selektif ion adalah suatu elektroda atau sensor yang bekerja
secara potensiometri yang akan memberikan respon berupa potensial listrik terhadap
ion tertentu secara selektif. Metoda ini merupakan metoda analisa yang cepat dengan
peralatan yang sederhana. Untuk mendeteksi suatu ion spesifik dari larutan campuran,
elektroda ini mempunyai suatu sensor, dimana bahan dari sensor ini ada bermacammacam, misalnya , membran gelas untuk penentuan ion-ion Na+, H+, membran cair
untuk penentuan K+, Ca2+,NO3-, membran keadaan padat untuk penentuan F-, CI-, Br-,
CN-, dan gas sensor untuk penentuan NH3, CO2. Potensial pada antar muka membran
ion selektif tergantung pada aktivitas dari ion analit didalam. Elektroda selektif ion
kalsium artinya elektroda yang hanya akan mendeteksi ion kalsium saja. Senyawa yang
terlibat di didalam ESI ini biasanya berupa senyawa di-(n-decyl) phospate yang bisa
mengikat ion kalsium secara selektif. Senyawa ini biasa disebut sebagai senyawa
ionophore.

Prinsip potensiometri yang digunakan yaitu suatu membran sensor atau permukaan
sensor berfungsi sebagai setengah sel elektrokimia, yang menimbulkan potensial yang
sebanding dengan logaritma dari aktivitas atau konsentrasi ion yang dianalisis. Selain
itu, pada potensiometri digunakan dua buah elektroda, yaitu elektroda pembanding dan
elektroda kerja. Potensial elektroda kerja bergantung pada konsentrasi analit,
sedangkan potensial elektroda pembanding selalu tetap selama pengukuran. Elektroda
kerja pada elektroda selektif ion adalah elektroda membran. Dalam elektroda
membran, apabila kita ingin mengukur ion Ca2+ , maka membran harus selektif ion
Ca2+, larutan sampelnya mengadung Ca2+ dan larutan dalamnya harus mengandung ion
yang konsentrasi Ca2+ nya tetap, larutan sampel tidak tembus ke dalam dan larutan
dalam tidak tembus ke luar, dan ion analitnya bisa masuk sedikit ke permukaan larutan
dalam. Jika membran bertemu dengan larutan yang mengandung Ca2+, suatu beda
potensial akan terbentuk pada membran. Potensial ini yang tergantung pada jumlah ion
Ca2+ dalam larutan. Selektivitas dari elektroda membran untuk suatu ion tertentu,
ditentukan oleh mekanisme dari perpindahan ion melalui membran. Secara ideal hanya
satu spesies ion dapat membawa arus melalui membran Ini. Elektroda pembanding
yang digunakan dalam percobaan ini adalah elektroda Ag/AgCl yang nilai
konsentrasinya harus bernilai tetap/ tidak berubah. Kedua elektroda ini dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diukur nilai potensialnya yang dihubungkan dengan
potensiometer. Beda potensial antara kedua elektroda dibaca pada milivoltmeter.
Kinerja sebuah elektroda selektif ion dapat dinyatakan dengan beberapa parameter.
Parameter yang paling umum digunakan adalah daerah linier dan kemiringan kurva
kalibrasi (slope). Daerah linier adalah selang konsentrasi yang memberikan hubungan
linier antara potensial sel yang diukur dan logaritma konsentrasi ion yang diukur,
dalam percobaan ini adalah ion kalsium. Kemiringan kurva kalibrasi adalah nilai
kemiringan kurva kalibrasi pada daerah linier. Kemiringan kurva kalibrasi untuk
elektroda selektif ion kalsium pada 25 secara teoritis adalah 29,5 mV/dekade.
Sebuah elektroda selektif ion yang baik diharapkan memiliki daerah linier yang lebar.
Pada percobaan ini digunakan dua metoda untuk menentukan konsentrasi ion Ca 2+
pada air kran, yaitu metoda kurva kalibrasi dan penambahan standar. Kalibrasi adalah
suatu proses menghubungkan sinyal analitik yang diukur (respon alat)dengan
konsentrasi analit. Dalam metode kurva kalibrasi ini digunakan serangkaian larutan
standar yangmengandung konsentrasi analit yang telah diketahui. Larutan ini dapat
menjangkau interval konsentrasi yang diinginkan dan mempunyai komposisi matriks
semirip mungkin dengan larutan sampel yang ada. Kurva kalibrasi dibuat dengan
mengukur potensial sel di dalam beberapa larutan baku yang memiliki konsentrasi
yang berbeda dan kemudian mengalurkan nilai potensial yang diperoleh dengan
logaritma konsentrasi larutan yang diukur. Jumlah larutan standard yang dianalisa

dalam daerah non-linear dapat meningkat untuk mempertahankan keakuratan analisis


dari sampel yang tidak diketahui. Linearitas dapat juga dicapai dalam beberapa analisis
dengan memvariasikan parameter instrument yang digunakan. Hal yang sangat penting
untuk dilakukan adalah untuk menyimpan semua parameter instrument yang digunakan
dalam pengambilan data kurva kalibrasi karena variasi kecil dalam parameter dapat
mempengaruhi slope dari kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi harus diperiksa pada waktuwaktu tertentu (secara periodik) menggunakan larutan dengan konsentrasi yang telah
diketahui untuk mendeteksi perubahan dalam respon instrument. Kelineraran yang
diperoleh pada percobaan kali ini dapat dilihat dari nilai R pada kurva yang di peroleh.
Apabila nilai R semakin mendekati nilai 1, artinya kurva tersebut akan semakin linear.
Nilai R yang diperoleh pada percobaan yaitu sebesar 0,8795. Kurva menunjukkan
kelinearan yang belum baik. Hal ini dipengaruhi dari nilai potensial pada saat
pengukuran larutan standard. Pada saat percobaan, kesalahan yang mungkin terjadi
adalah kesalahan pada saat pembacaan potensial sel, hal ini karena potensial sel
berubah secara cepat dan terkadang bingung dalam penentuan potensial sel yang
konstan. Faktor lain yang mempengaruhinya adalah suhu, dan kesalahan pembuatan
larutan standard. Sehingga kelinearan / slope yang dihasilkan hanya sebesar 0,8795.
Pada metoda kurva kalibrasi dilakukan pengukuran terhadap beberapa larutan standard
yang cukup untuk mempresentasikan nilai potensialnya secara umum dan dapat
mengetahui seberapa jauh penyimpangan antara nilai benar dan nilai yang ditunjukkan
oleh alat ukur, namun metoda ini memerlukan waktu yang lebih lama karena harus
mengukur larutan satu persatu, dan jika kekuatan ion dari larutan baku tidak sama
dengan larutan analit maka analisis sebaiknya dilakukan dengan penambahan standard.
Metode kedua adalah metode penambahan standard. Pada umumnya metoda
penambahan standard digunakan ketika hanya beberapa sampel yang akan dianalisis
dalam matriks kompleks. Metode ini telah digunakan secara luas dalam kimia
elektroanalitik untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat daripada menggunakan
kurva kalibrasi. Karena larutan yang tidak diketahui dan larutan standar diukur dalam
kondisi yang sama, teknik voltametrik sensitif maktriks seperti anodic stripping
voltammetry bergantung secara khusus pada adisi standar untuk hasil yang kuantitatif.
Absorpsi atomik dan spektrofotometri emisi menggunakan metode ini dengan sampel
matriks kompleks, dimana viskositas, tegangan permukaan, pengaruh api, dan sifat lain
dari larutan sampel tidak dapat secara akurat di dihasilkan dalam larutan kalibrasi.
Hasil dari adisi standar dapat juga menyediakan cara (alat) sistematis untuk
mengidentifikasi sumber eror dalam analisis, seperti kekurangan uji reagen, kerusakan
instrument, atau larutan standar yang tidak akurat.
Pada percobaan digunakan reagen KCl yang berfungsi sebagai larutan kerja
elektrolit yang membantu larutan Ca2+ terurai menjadi ion-ion yang bermuatan atau
membantu pengionan dari Ca2+ dan dapat terdeteksi dengan sempurna oleh elektroda

selektif ion kalsium. Digunakan elektrolit kuat karena jika tidak maka dapat
menghambat penguraian ion Ca2+ sehingga nilai pada potensiometer bukan nilai yang
sebenarnya. KCL ini dapat diganti dengan reagen yang lain dengan syarat harus
elektrolit kuat, karena elektrolit kuat dapat membantu pengionan dari Ca2+.
Dari hasil percobaan diperoleh nilai konsentrasi sampel air kran dengan
1,318 x 103 M . Sedangkan nilai

menggunakan metoda kurva kalibrasi sebesar

konsentrasi air kran dengan menggunakan metoda penambahan standard sebesar


9,3938 x

10

M. Kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan yaitu dalam hal

pembuatan larutan standard dengan berbagai macam konsentrasi, kesalahan pada saat
pengenceran, kesalahan pembacaan nilai potensial sel konstan. Selain itu, pengaruh
suhu dan pengaruh elektroda yang tercelup belum benar-benar di bilas dengan baik
dengan menggunakan aqua dm dan juga belum dibiarkan kering secara betul, sehingga
mempengaruhi nilai potensial sel yang terbaca. Menurut literatur, kandungan air
meliputi kandungan unsur utama (major constituents), dengan kandungan 1,0-1000
mg/l, yakni: natrium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, klorida, silika. Sehingga
perolehan % galat tidak dapat ditentukan secara pasti.
Penggunaan elektroda selektif ion (ESI) untuk analisis kimia sangat luas karena
dapat diterapkan untuk ion-ion anorganik sederhana, asam animo, sampai molekul
organik yang kompleks. Penggunaan Elektroda Selektif Ion dalam analisis lingkungan
menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan metode lain dari analisis. Pertama,
biaya setup awal untuk membuat analisis yang relatif rendah. Setup ISE dasar meliputi
meter (mampu membaca milivolt), probe (selektif untuk setiap analit kepentingan), dan
bahan habis pakai yang digunakan untuk berbagai pH atau penyesuaian kekuatan ion.
Juga melihat ICE terbaru digunakan dengan PDA. Selain itu, elektroda selektif ion ini
banyak digunakan dalam pengaplikasiannya dibidang penelitian. Sebagai contoh,
menganilisis kadar kalsium dalam darah. Pada percobaan kali ini kita akan
mempelajari ion selektif elektoda ini untuk kadar suatu senyawa dalam analit, yaitu
mengetahui konsentrasi NaF dengan menggunkan elektroda LaF.
VI.

Kesimpulan
Konsentrasi ion kalsium pada sampel melalui persamaan yang diperoleh dari kurva
3
kalibrasi yaitu sebesar 1,318 x 10 M . Sedangkan dengan menggunakan
4

penambahan standard yaitu sebesar 9,3938 x 10


VII.

Daftar Pustaka

M.

Day, R.A. Underwood, A.L. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif, edisi kelima.
Erlangga : Jakarta. halaman 486-521
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. The McGraw-Hill
Companies : USA. halaman 482-486
Kennedy, david. Modern Analytical Chemistry, 1th ed. Mc Grow-Hill
Companies, 1999. halaman 334-358
Skoog, West, Holler. 1994. Analytical Chemistry : An Introduction, 6th ed.
Saunders College Publishing : Philadelphia. halaman 328-356
http://siat.geologi.esdm.go.id/?q=content/kandungan-unsur-dalam-air-tanah
(diakses hari Minggu, tanggal 10 April 2016 pukul 17:07 WIB )

Anda mungkin juga menyukai