Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN III

TITRASI KONDUKTOMETRI

I. TUJUAN
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan titik ekuivalen secara titrasi
konduktometri

II. DASAR TEORI


Konduktometri merupakan metode untuk menganalisa larutan berdasarkan
kemampuan ion dalam mengantarkan muatan listrik di antara dua elektroda. Ini
berarti konduktometri adalah salah satu metode analisa elektrokimia di samping
potensiometri,amperometridansebagainya. Pengukuran konduktovitas (hantaran)
dapat pula di gunakan untuk penentuan titik ahir titrasi. Titrasi konduktometri
dapat dilakukan dengan dua cara, tergantung pada frekuensi arus yang
digunakan.
Keterangan:
G = Daya hantar listrik (ohm-) 1 A
G k
R = Tahanan listrik (ohm) R l
l = Jarak antar elektroda
k = Daya hantar jenis dalam satuan ohm-1 cm-1
A = Luas permukaan elektroda
( Masykuri, 2009).
a. Konduktometer
Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya
hantar suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit
dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan. Selain itu
konduktometer memiliki kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar
listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan.
Menurut literatur faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar adalah
perubahan suhu dan konsentrasi.
1. Suhu
Pada suhu yang semakin tinggi, ternyata mobilitas elektron bergerak
semakin cepat. Hal ini disebabkan pada suhu tinggi elektron akan
menyerap energi dan lingkungan untuk melakukan ionisasi. Semakin
banyak jumlah ion dalam larutan, mengakibatkan semakin besar nilai dari
konduktansinya.
2. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi menyebabkan konduktansi semakin besar.
Ini disebabkan pada larutan yang pekat, interaksi ionnya akan semakin
mudah jika dibandingkan dengan larutan yang encer. Selain itu, dapat pula
terjadi tumbukan partikel semakin sering, yang akan memberi dampak pada
semakin banyak pula ion yang dihasilkan, oleh karena itu konduktansi dari
suatu larutan elektrolit akan semakin besar. Mobilitas ion pada larutan yang
encer lebih besar daripada larutan yang pekat (Masyukri, 2009).
Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di
celupkan dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu ion-ion yang
menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan dilanjutkan
pada outputnya yakni berupa angka. Semakin banyak konsentrasi suatu misel
dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin
banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi
suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena
saat suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah
maka pertikel tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi
dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin
tinggi (gerakan molekil semakin cepat). Sehingga semakin sering suatu
konduktor menerima sentuhan dari ion-ion larutan (Rega, 2010).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Statif dan klem
2. Gelas ukur 25 ml
3. Erlenmeyer 100 ml
4. Pipet tetes
5. Buret
6. Konduktometer
7. Tissue

Bahan
1. Larutan NaOH 1 M
2. Larutan HCl
3. Aquades
IV. PROSEDUR KERJA
Langkah kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Menghidupkan alat konduktometer.
2. Mengukur daya hantar larutan HCl sebanyak 8 mL (analit) sebelum
dititrasi.
3. Menitrasi sampel dengan menggunakan larutan NaOH 1 N
4. Mengukur daya hantar larutan sampel setiap penambahan 1 mL larutan
NaOH 1 M
5. Menghentikan titrasi setelah mencapai titik akhir titrasi.
6. Membuat kurva titrasi.
7. Menentukan konsentrasi analit.
V. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
No Volume titran (mL) Konduktans (ms/cm)
1 0 158,2
2 1 138,2
3 2 109,9
4 3 90,0
5 4 76,8
6 5 62,8
7 6 50,1
8 7 38,8
9 8 35,4
10 9 40,7 Titik
11 10 46,2 ekuivalen

12 11 50,6
VI. PERSAMAAN REAKSI
HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (aq)

VII. PERHITUNGAN
Dik : MNaOH: 1 M
VNaOH : 9 ml
VHCl : 8 ml
Dit : MHCl :
Penyelesaian : MHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH
MNaOH .VNaOH
MHCl = VHCl
1 M .9 ml
= 8 ml

= 0,89 M
VIII. GRAFIK
Konduktans (ms/cm)
180

160

140

120

100

80
Titik ekuivalen
60

40

20

0 Volume
0 2 4 6 8 10 12
titran (ml)
IX. PEMBAHASAN
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar
listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis
dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan
pergerakan suatu ion di dalam larutan. Ion yang mudah bergerak mempunyai
daya hantar listrik yang besar. Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel
hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam
larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik
larutan. Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya
hantar suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit
dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan. Selain itu
konduktometer memiliki kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar listrik
yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan (Masykuri, M.
2009).
Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk menetukan titik ekivalen secara
konduktometri larutan HCl 0.01 M sebagai analit sedangkan larutan NaOH 0.01
M sebagai titran (Staf Pengajar elektrometri kimia. 2015).
Pada percobaan ini, proses pertama yaitu menghidupkan alat ukur
konduktometri yaitu konduktometer. Kemudian membilas buret menggunakan
aquades, serta mengisi larutan NaOH 0.01 M ke dalam buret tersebut hingga
batas atas buret tersebut. Kemudian mengukur HCl 0.01 M sebanyak 10 mL
dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Pada proses selanjutnya yaitu dengan
penambahan 0 mL larutan NaOH 0.01 M, konduktans yang dihasilkan yaitu
2.32 ms/cm. Pada penambahan pertama 1 mL NaOH 0.01 M konduktans yang
diperoleh yaitu 1.68 ms/cm. Pada penambahan ke-2 sebanyak 1 mL konduktans
yang dihasilkan yaitu 1.52 ms/cm. Pada penambahan ke-3 sebanyak 1 mL
konduktans yang diperoleh yaitu 1.39 ms/cm. Pada penambahan ke-4 sebanyak
1 mL konduktans yang diperoleh yaitu 1.24 ms/cm. Pada penambahan ke-5
sebanyak 1 mL konduktans yang diperoleh yaitu 1.02 ms/cm. Pada
penambahan ke-6 sebanyak 1 mL konduktans yang diperoleh yaitu 0.77 ms/cm.
Pada penambahan ke-7 sebanyak 1 mL konduktans yang diperoleh yaitu 0.69
ms/cm. Pada penambahan ke-8 sebanyak 1 mL konduktans yang diperoleh
yaitu 0.79 ms/cm. Pada penambahan ke-9 sebanyak 1 mL konduktans yang
diperoleh yaitu 0.80 ms/cm. Pada penambahan ke-10 sebanyak 1 mL
konduktans yang diperoleh yaitu 0.89 ms/cm. Dari hasil perlakuan di atas,
diperoleh data dimana makin banyak titran yang diberikan dalam analit maka
sampel tersebut akan mengalami penurunan daya hantar setelah dilakukan
pengukuran dengan menggunakan konduktometer. Untuk mencapai titik
ekivalen maka daya hantarnya akan meningkat karena konsentrasian ion H+
menurun dan diganti oleh air. Titik ekivalen merupakan titik pada saat dimana
tercapainya suatu kesetimbangan kimia dalam larutan. Kesetimbangan kimia
terjadi pada saat laju pembentukan produk sama dengan laju penguraian
reaktan.
Reaksi: NaOH + HCl NaCl + H2O

Hal ini di sebabkan oleh adanya pergantian ion H+ dengan ion Na+, yang
mana mobilitas ion Na+ lebih rendah dibandingkan dengan mobilitas ion H+.
Lewat titik ekivalen hantaran akan naik lagi mengingat bertambahnya ion OH-
dalam larutan yang mempunyai mobilitas yang cukup besar. Maka jumlah ion
Cl- di dalam larutan tidak berubah, karena itu daya hantar konstan dengan
penambahan NaOH (Staf Pengajar Kimia elektometri. 2015).
Hasil ini menunjukan bahwa Penambahan suatu elektrolit kepada suatu
larutan elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tak menghasilkan perubahan
volume yang berarti akan mempengaruhi konduktans (hantaran) larutan,
tergantung apakah ada tidaknya terjadi reaksi-reaksi ionik. Jika tak terjadi
reaksi ionik, seperti pada penambahan satu garam sederhana kepada garam
sederhana lain (misal, kalium klorida kepada natrium nitrat), konduktans hanya
akan naik semata-mata. Jika terjadi reaksi ionik, konduktans dapat naik atau
turun, begitulah pada penambahan suatu basa kepada suatu asam kuat, hantaran
turun disebabkan oleh penggantian ion hidrogen yang konduktivitasnya tinggi
oleh kation lain yang konduktivitasnya lebih rendah. Ini adalah prinsip yang
mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu, substitusi ion-ion dengan suatu
konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain (Khopkar, S. 2003).
Percobaan ini menunjukan reaksi netralisasi yang ditunjukan pada grafik
(kurva) untuk pengukuran titrasi NaOH terhadap HCl. Akan terlihat bahwa
hantaran ion H+ berkurang sampai titik ekivalen tercapai , kemudian dengan
penambahan titran (NaOH) terlihat bahwa hantaran total sesudah titik ekivalen
akan naik kembali. Ion Cl tidaklah memberikan sumbangan terhadap hantaran,
tetapi ion Na+ memberikan sumbangan yang cukup berarti. Dan dari percobaan
ini didapatkan nilai volume HCl sebesar 0.01 M melalui proses perhitungan.
Dengan rumus :
[HCl] x V HCl = [NaOH] x V NaOH
Pada titrasi konduktometri dapat ditentukan titik ekivalennya dari suatu
campuran larutan dengan cara membuat grafik hubungan antara volume titran
dengan daya hantarnya, dimana titik ekivalen merupakan perpotongan ke dalam
garis yang ada pada grafik tersebut. Sesuai dengan grafik yang didapatkan
dimana titik ekivalen diperoleh pada percobaan ini yaitu pada volume titran 7
ml dengan konduktans yang diperoleh yaitu 0.69 ms/cm (Staf Pengajar Kimia
elektometri. 2015).
X. KESIMPULAN
Titik ekuivalen terjadi ketika kosentrasi asam dan basa tepat habis
bereaksi. Penentuan titik ekuivalen dapat dilakukan secara titrasi
konduktometri. Titrasi konduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia
kualitatif berdasarkan daya hantar suatu larutan. Titik ekuivalen dapat kita
ketahui dari daya hantar larutan yang diukur, jika daya hantar sudah konstan
berarti titrasi sudah mencapai titik aekuivalen .
DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press

Masykuri, M. 2009. Conductometry.Pdf. Program Studi P. Kimia FKIP UNS.


Diakses pada 5 Oktober 2014

Rega. 2010. Konduktometer. http://rega42.wordpress.com/2010/12/07/konsentrasi-


krisis-misel. Diakses pada 5 Oktober 2014

Staf Pengajar. 2015. Penuntun Prakikum Kimia Elektrometri. Untad Press. Palu.

Anda mungkin juga menyukai