Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum KI-3121

Analisis Spektrofotometri

Percobaan 04

PENENTUAN KEKERUHAN AIR SECARA TURBIDIMETRI

Nama : Harid Muhtadi

NIM : 10515043

Kelompok :3

Tanggal Percobaan : 01 November 2018

Tanggal Pengumpulan : 08 November 2018

Asisten : Arbi

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2018
PENENTUAN KEKERUHAN AIR SECARA TURBIDIMETRI

I. Tujuan
 Menentukan kekeruhan sampel air dengan tiga metode turbidimetri.
 Membandingkan tiga metode turbidimetri

II. Teori Dasar


Turbidimetri adalah pengukuran konsentrasi partikulat dalam suatu suspensi.
Metode ini didasarkan pada hamburan elastis cahaya oleh partikel. Jika suatu zat
berada dalam larutan, zat tersebut harus disuspensikan terlebih dahulu dengan cara
mereaksikannya dengan suatu zat pengendap atau bisa ditambahkan zat aktif
permukaan.
Persamaan dalam turbidimetri dapat disederhanakan menjadi :
𝐼
−𝑙𝑜𝑔 = 𝑘 ∙ 𝑏 ∙ 𝐶
𝐼𝑜

III. Cara Kerja


Metode Kurva Kalibrasi
Dibuat 5 larutan standar dalam labu takar 50mL dengan konsentrasi 40, 60, 80,
100, dan 120 NTU. Diamkan larutan selama 10 menit setelah ditandabataskan.
Diukur turbidans pada 500m, dengan aqua dm sebagai blanko. Untuk cuplikan air,
kocok air sampai homogen lalu diukur turbidans pada 500nm. Jika air mengandung
pengotor, dikocok cuplikan dan didiamkan selama 10 menit, lalu didekantasi bagian
cairannya dan diukur bagian cair tersebut.

Metode Penambahan Standar Ganda


Dipipet 10mL cuplikan air dan dimasukkan ke dalam gelas kimia 50mL.
ditambahkan 1mL standar dengan menggunakan buret mikro. Diaduk dengan
pengaduk magnetik perlahan, lalu dimasukkan kedalam kuvet yg kering dan bersih.
Diukur turbidans. Dilakukan dengan hati-hati jangan sampai ada yang tumpah.
Dikembalikan isi kuvet kedalam gelas kimia. Ditambahkan kembali 1mL larutan
standar dan diaduk. Dibilas kuvet yang digunakan tadi dengan larutan yang baru 3
kali dan setiap kali pembilasan, kembalikan bilasan kedalam gelas kimia.
Dimasukkan larutan kedalam kuvet dan diukur turbidansnya. Diulangi langkah
penambahan standar dan pengukuran hingga jumlah standar yang ditambahkan 4mL.
dibuat kurva kalibrasi antara turbidans dan kekeruhan standar ( koreksi konsentrasi
terdapat penambahan volume). Dihitung kekeruhan air!

Metode Penambahan Standar Ganda


Dimasukkan masing-masing 10mL cuplikan air kedalam 5 labu takar 25mL.
Ditambahkan berturut-turut 2,5mL ; 4,0mL ; 5,0mL ; dan 7,5mL larutan standar
menggunakan buret mikro. Diencerkan campuran hingga tanda batas dan
dicampurkan hingga homogen. Diukur turbidans masing-masing. Dibuat kurva
kalibrasi antara turbidans dan kekeruhan standar. Dihitung kekeruhan air!

IV. Data Pengamatan


4.1 Metode 1 : Kurva Kalibrasi
Tabel 4.1 percobaan

Konsentrasi %T
(NTU)
40 110.2
60 102
80 87.4
100 52.6
120 50
Sampel 1 68.6

4.2 Metode 2 : Penambahan Standar Ganda

4.3 Metode 3 : Penambahan Standar Ganda

V. Pengolahan Data
a. Metode 1 : Kurva Kalibrasi
 Sampel 1
𝑆 = − log 𝑇
𝑆 = − log(1,102) = −0,04218

Konsentrasi %T S
(NTU)
40 110.2 -0.04218
60 102 -0.0086
80 87.4 0.058489
100 52.6 0.279014
120 50 0.30103
sampel 1 68.6 0.163676

Kurva Kalibrasi
0.4

0.3
Turbidans y = 0.0049x - 0.2721
0.2 R² = 0.9066

0.1

0
0 20 40 60 80 100 120 140
-0.1
Konsentrasi (NTU)

Dari kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis : y = 0,0049 x - 0,2721


sehingga dapat diperoleh konsentrasi kekeruhan sampel 1 sebesar :
y = 0,0049x – 0,2721
0,163676 = 0,0049x – 0,2721
x = 88,93 NTU

|𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 − 𝐶𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑐. |


%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
|68𝑁𝑇𝑈 − 88,93𝑁𝑇𝑈|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = = 30,77%
68𝑁𝑇𝑈

 Sampel 2
𝑆 = − log 𝑇
𝑆 = − log(0,808) = 0,092589

Konsentrasi %T S
(NTU)
40 80.8 0.092589
60 66.6 0.176526
80 59.8 0.223299
100 45 0.346787
120 36.6 0.436519
Sampel 2 59.6 0.224754
Kurva Kalibrasi
0.5
0.4
y = 0.0043x - 0.0881

Turbidans
0.3 R² = 0.983
0.2
0.1
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Konsentrasi (NTU)

Dari kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis : y = - 0,55 x + 101,76


sehingga dapat diperoleh konsentrasi kekeruhan sampel 2 sebesar :
y = 0,0043x – 0,0881
0,224754 = 0,0043x – 0,0881
x = 72,75 NTU

|𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 − 𝐶𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑐. |


%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
|92𝑁𝑇𝑈 − 72,75𝑁𝑇𝑈|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = = 20,92%
92𝑁𝑇𝑈

b. Metode 2 : Penambahan Standar Ganda


 Sampel 1
𝑆 = − log 𝑇
𝑆 = − log(0,436) = 0,360514

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆′ = 𝑆 ×
𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
11𝑚𝐿
𝑆 ′ = 0,360514 × = 0,396565
10𝑚𝐿

Vstandar %T S S'
(mL)
1 43.6 0.360514 0.396565
2 29 0.537602 0.645122
3 19.6 0.707744 0.920067
4 12.8 0.89279 1.249906
1.4

1.2
y = 0.2835x + 0.0942
1 R² = 0.9958

0.8

S'
0.6

0.4

0.2

0
0 1 2 3 4 5
Vstandar (mL)


𝑆𝑡𝑎𝑘𝑒 = 𝑆𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 + 𝑆𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
= 𝑘 ∙ 𝐶𝑋𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 + 𝑘 ∙ 𝐶𝑆𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

𝐶𝑋𝑎𝑤𝑎𝑙 ∙ 𝑉𝑋 𝐶𝑆𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 ∙ 𝑉𝑆𝑇


𝑆=𝑘∙ +𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦 = 0,2835𝑥 + 0,0942

𝐶𝑆𝑇
𝑎=𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
400 𝑁𝑇𝑈
0,2835 = 𝑘 ∙
11𝑚𝐿
𝑘 = 0,00779

𝐶𝑋 ∙ 𝑉𝑋
𝑏=𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐶𝑋 ∙ 10𝑚𝐿
0,0942 = 0,00779 ∙
11𝑚𝐿
𝐶𝑋 = 13,11 𝑁𝑇𝑈

|𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 − 𝐶𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑐. |


%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
|68𝑁𝑇𝑈 − 13,11𝑁𝑇𝑈|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = = 80,71%
68𝑁𝑇𝑈

 Sampel 2
𝑆 = − log 𝑇
𝑆 = − log(0,454) = 0,342944

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆′ = 𝑆 ×
𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
11𝑚𝐿
𝑆 ′ = 0,342944 × = 0,377239
10𝑚𝐿

Vstandar %T S S'
(mL)
1 45.4 0.342944 0.377239
2 36.4 0.438899 0.526678
3 29.8 0.525784 0.683519
4 25.6 0.59176 0.828464

0.9
0.8
y = 0.1511x + 0.2263
0.7
R² = 0.9998
0.6
0.5
S'

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Vstandar (mL)


𝑆𝑡𝑎𝑘𝑒 = 𝑆𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 + 𝑆𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
= 𝑘 ∙ 𝐶𝑋𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 + 𝑘 ∙ 𝐶𝑆𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

𝐶𝑋𝑎𝑤𝑎𝑙 ∙ 𝑉𝑋 𝐶𝑆𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 ∙ 𝑉𝑆𝑇


𝑆=𝑘∙ +𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦 = 0,1511𝑥 + 0,2263

𝐶𝑆𝑇
𝑎=𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
400 𝑁𝑇𝑈
0,1511 = 𝑘 ∙
11𝑚𝐿
𝑘 = 0,00415

𝐶𝑋 ∙ 𝑉𝑋
𝑏=𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐶𝑋 ∙ 10𝑚𝐿
0,2263 = 0,00415 ∙
11𝑚𝐿
𝐶𝑋 = 59,98 𝑁𝑇𝑈

|𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 − 𝐶𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑐. |


%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
|92𝑁𝑇𝑈 − 59,98𝑁𝑇𝑈|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100% = 34,8%
92𝑁𝑇𝑈

c. Metode 3 : Penambahan Standar Ganda


 Sampel 1
𝑆 = − log 𝑇
𝑆 = − log(0,986) = 0,006123

Vstandar %T S
(mL)
0 98.6 0.006123
2.5 67.8 0.16877
4 52.6 0.279014
5 46 0.337242
7.5 31.8 0.497573

0.6

0.5
y = 0.0658x + 0.0078
R² = 0.9993
0.4

0.3
S

0.2

0.1

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Vstandar (mL)
𝐶𝑋𝑎𝑤𝑎𝑙 ∙ 𝑉𝑋 𝐶𝑆𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 ∙ 𝑉𝑆𝑇
𝑆=𝑘∙ +𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦 = 0,0658𝑥 + 0,0078

𝐶𝑆𝑇
𝑎=𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
400 𝑁𝑇𝑈
0,0658 = 𝑘 ∙
25𝑚𝐿
𝑘 = 0,00411

𝐶𝑋 ∙ 𝑉𝑋
𝑏=𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐶𝑋 ∙ 10𝑚𝐿
0,0078 = 0,00411 ∙
25𝑚𝐿
𝐶𝑋 = 4,74 𝑁𝑇𝑈

|𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 − 𝐶𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑐. |


%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
|68𝑁𝑇𝑈 − 4,74𝑁𝑇𝑈|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100% = 93,02%
68𝑁𝑇𝑈

 Sampel 2
𝑆 = − log 𝑇
𝑆 = − log(0,668) = 0,175224

Vstandar %T S
(mL)
0 66.8 0.175224
2.5 50.8 0.294136
4 41.6 0.380907
5 19.8 0.703335
7.5 3.8 1.420216
1.6

1.4

1.2

1 y = 0.1638x - 0.0277
R² = 0.8353
0.8

S 0.6

0.4

0.2

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
-0.2
Vstandar (mL)

𝐶𝑋𝑎𝑤𝑎𝑙 ∙ 𝑉𝑋 𝐶𝑆𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 ∙ 𝑉𝑆𝑇


𝑆=𝑘∙ +𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦 = 0,1638𝑥 − 0,0277

𝐶𝑆𝑇
𝑎=𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
400 𝑁𝑇𝑈
0,1638 = 𝑘 ∙
25𝑚𝐿
𝑘 = 0,0102

𝐶𝑋 ∙ 𝑉𝑋
𝑏=𝑘∙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐶𝑋 ∙ 10𝑚𝐿
−0,0277 = 0,0102 ∙
25𝑚𝐿
𝐶𝑋 = 6,76 𝑁𝑇𝑈

|𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 − 𝐶𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑐. |


%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
𝐶𝑥 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
|92𝑁𝑇𝑈 − 6,76𝑁𝑇𝑈|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100% = 92,65%
92𝑁𝑇𝑈

VI. Pembahasan
Pada percobaan ini akan ditentukan kekeruhan sampel air dengan tiga metode
turbidimetri. Pengukuran tingkat kejenuhan air secara turbidimetri, mengukur
penurunan intensitas cahaya yang diteruskan akibat adanya hamburan. Metode
turbidimetri coco digunakan untuk mengukur sampel yang memiliki konsentrasi besar
atau ukuran partikel terlarut besar.
Metode pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah metode kurva
kalibrasi. Metode ini digunakan dengan syarat bahwa standar yang digunakan
memiliki matriks yang sama dengan sampel dan konsentrasi sampel berada pada
rentang konsentrasi standar. Dalam metode ini, konsentrasi standar dialurkan
terhadap turbidans sehingga diperoleh persamaan garis hasil regresi. Dari sana dapat
ditentukan konsentrasi sampel dengan memasukkan nilai turbidans sampel ke dalam
persamaan garis. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh konsentrasi sampel 1 dan 2
berturut-turut sebesar 88,93 NTU dan 72,75 NTU dengan galat sebesar 30,11% dan
20,92%. Kelebihan dalam penggunaan metode ini adalah dapat menentukan rentang
konsentrasi yang cukup lebar jika linieritas terpenuhi. Namun jika konsentrasi berada
diluar rentang, maka metode tidak bisa digunakan dan hal ini merupakan kekurangan
dari metode ini.
Metode kedua yang digunakan adalah metode penambahan standar ganda. Pada
metoda ini, sampel air ditambahkan dengan sejumlah tertentu larutan standar dalam
wadah yang sama hingga beberapa kali. Kemudian pengukuran turbidans diukur
setiap penambahan larutan standar. Metode penambahan standar ganda dapat
digunakan jika tidak memungkinkan untuk membuat standar matriks yang benar-
benar sama dengan sampel (dengan catatan bahwa matriks sampel tidak akan banyak
berubah ketika ditambahkan dengan standar). Metode ini merupakan metode yang
paling teliti karena dapat mengukur turbidans dari sampel yang konsentrasi partikulat
penghamburnta sangat kecil. Dalam metode ini diukur nilai turbidans terkoreksi dari
masing-masing turbidans. Dalam metode ini diperoleh kurva antara konsentrasi
dengan turbidans terkoreksi. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh konsentrasi
sampel 1 dan 2 berturut-turut sebesar 13,11 NTU dan 59,98 NTU dengan galat
80,71% dan 34,8%. Kelebihan metode ini adalah sampel yang digunakan sedikit dan
tidak ada komplikasi matriks. Dan kekurangannya adalah tidak adanya pembanding.
Metode ketiga yang digunakan adalah metode penambahan standar tunggal.
perbedaan metode ini dan metode sebelumnya (penambahan standar ganda) adalah
pada metoda ini, standar yang ditambahkan hanya satu kali pada sampel dengan
volume yang berbeda di tiap sampelnya. Metode ini dapat digunakan jika tidak
memungkinkan membuat standar dengan matriks yang sama dengan sampel (dengan
syarat penambahan standar tidak akan banyak mengubah matriks sampel).
Berdasarkan hasil percobaan ini diperoleh konsentrasi sampel 1 dan 2 berturut-turut
sebesar 4,74 NTU dan 6,76 NTU dengan galat sebesar 93,02% dan 92,65%.
Kelebihan dalam metode ini adalah gangguan matriks dapat diabaikan dan
konsentrasi dapat ditentukan dengan tepat. Sedangkan kekurangannya adalah perlu
sampel yang banyak.
Galat besar yang diperoleh dalam percobaan ini dikarenakan tidak dilakukan
pengocokan atau pengadukan setiap larutan yang dipakai sebelum memulai prosedur
kerja. Dan sebenarnya, metode terbaik diantara ketiga metode ini adalah metode
penambahan standar tunggal. Hal ini dikarenakan terdapat pembanding yang jelas dan
gangguan matriks dapat teratasi.

VII. Kesimpulan
 Konsentrasi sampel 1 dan 2 berturut-turut menggunakan metode :
 Kurva Kalibrasi (Metode 1) : 88,93 NTU dan 72,75 NTU.
 Penambahan Standar Ganda (Metode 2) : 13,11 NTU dan 59,98 NTU.
 Penambahan Standar Ganda (Metode 3) : 4,74 NTU dan 6,76 NTU.

VIII. Daftar Pustaka


Skoog, Douglas. 2007. Prnciples of Instrumental Analysis. USA : Thomson Higher
Education. (Hal. 230-250)
www.geocities.us/instruments/c.html (diakses 31 Oktober 2014)

Anda mungkin juga menyukai