Anda di halaman 1dari 22

PERCOBAAN I

PENETAPAN BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK

I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menerapkan metode kurva kalibrasi pada
penentuan kadar besi secara spektrofotometri sinar tampak.

II. Dasar Teori


Salah satu kandungan unsur di Bumi kita ini adalah besi. Menurut para
astronom, besi yang terkandung di Bumi ini berasal dari luar angkasa. Besi bisa
berada di Bumi karena meteorit-meteorit yang mengandung besi jatuh ke Bumi
berjuta- juta tahun yang lalu. Karena itulah hanya daerah-daerah tertentu yang
memiliki persediaan besi di daerahnya. Kemungkinan daerah-daerah yang memiliki
persedian besi itu adalah daerah yang dijatuhi oleh meteorit-meteorit tersebut
(Hidayat, 2005).
Metoda spektrofotometri uv-vis adalah salah satu metoda analisis kimia untuk
menentukan unsur logam, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Analisis
secara kualitatif berdasarkan pada panjang gelombang yang ditunjukkan oleh
puncak spektrum (190 nm s/d 900 nm), sedangkan analisis secara kuantitatif
berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media.
Pembentukan warna dilakukan dengan cara menambahkan bahan pengompleks
yang selektif terhadap unsur yang ditentukan (Fatimah, 2009).
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasark an
pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator
prismaatau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa.
alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang
digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif
maupun kualitatif denganmengukur transmitan ataupun absorban dari
suatu cuplikan sebagai fungsi darikonsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri,
sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang panjangnya tidak berbeda
banyak antara satu dengan yang lainnya,sedangkan dalam kalorimetri
perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam hubungan ini dapat
disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi, 1990).
Tubuh manusia hanya mengandung besi sebanyak 4 gram. Adanya unsur besi
di dalam tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut dalam
mengatur metabolisme tubuh. Sebagian besar unsur besi terdapat dalam
hemoglobin, pigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah. Karena itulah
masukan besi setiap hari sangat diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang
melalui tinja, air kencing, dan kulit. Masukan zat besi yang dianjurkan juga harus
dipenuhi oleh dua faktor yaitu kebutuhan fisiologis perseorangan dan persediaan
zat besi di dalam makanan yang disantap (Trianjaya. 2009).
Spektrofotometri UV Vis digunakan dalam penentuan kadar senyawa organik
yang mempunyai struktur kromofor atau mengandung gugus kromofor. Penentuan
kadar dilakukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum
(puncak kurva), agar dapat memberikan absorbansi tertinggi untuk setiap
konsentrasi (Cahyadi, 2006).
Metode analisis besi yang sering digunakan saat ini adalah dengan
spektrofotometri sinar tampak, karena kemapuannya dapat mengukur konsentrasi
besi yang rendah. Analisis kuantitatif besi dengan spektrofotomteri dikenal dua
metode, yaitu metode orto-fenantrolin dan metode tiosianat.Besi bervalensi dua
maupun besi bervalensi tiga dapat membentuk kompleks berwarna dengan suatu
reagen pembentuk kompleks dimana intensitas warna yang dibentuk dapat diukur
dengan spektrofotometer sinar tampak (Kartasasmita, 2008).
Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar tampak diperlukan bila
senyawa yang dianalisis tidak melakukan penyerapan di daerah sinar tampak.
Dalam hal ini demikian senyawa tersebut harus dirubah menjadi senyawa lain yang
berwarna (Staf Pengajar, 2019).
Pembentukan bentuk molekul dapat menyerap sinar tampak diperlukan bila
senyawa yang dianalisis tidak melakukan penyerapan didaerah sinar tampak.
Dalam hal ini demikian senyawa tersebut harus dirubah menjadi senyawa lain yang
berwarna (Staf Pengajar, 2019).
III. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
A. Alat
1. Spektronik 20
2. Labu ukur 50 mL
3. Pipet ukur 10 mL
4. Pipet tetes
5. Karet pengisap
6. Gelas kimia 25 mL
7. Labu ukur 25 mL
8. Rak tabung
9. Botol semprot
10. Kuvet
B. Bahan
1. Larutan potassium tiosianat (KSCN) 2 M
2. Larutan HCl 4 N
3. Larutan standar besi 100 ppm
4. Larutan cuplikan
5. Label
6. Tissue
7. Aquadest
IV. Prosedur Kerja
A. Penentuan panjang gelombang
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyiapkan alat spektronik 20.
3. Memasukkan 2,5 mL larutan standar besi 100 ppm kedalam labu ukur
25 mL.
4. Menambahkan 2,5 mL larutan potassium tiosianat 2 M.
5. Menambahkan larutan 1,5 mL larutan HCl 4 N.
6. Menghomogenkan.
7. Memasukkan larutan yang telah dibuat kedalam kuvet hingga batas
ukur.
8. Mengukur % transmitan larutan pada panjang gelombang 410-650.
9. Mengamati % transmitan yang dihasilkan pada setiap panjang
gelombang.
10. Mencatat hasil pengamatan pada table hasil pengamatan.
B. Pembuatan kurva kalibrasi
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyiapkan alat spektronik 20
3. Menyiapkan 5 buah labu ukur dan memberi label pada setiap labu ukur.
4. Memasukkan Larutan standar standar besi sebanyak 0 mL pada labu
ukur 1; 0,5 mL pada labu ukur 2; 1 mL pada labu ukur 3; 1,5 mL pada
labu ukur 4 dan 2 mL pada labu ukur 5.
5. Menambahkan pada masing-masing labu ukur 5 mL larutan potassium
tiosianat 2 M.
6. Menambahkan 3 mL larutan HCl 4 N pada masing-masing labu ukur
7. Menambahkan aquadest hingga batas ukur pada masing-masing labu
ukur.
8. Menghomogenkan masing-masing labu ukur.
9. Memasukkan larutan pada labu ukur 1 kedalam kuvet.
10. Memasukkan kuvet yang berisi larutan labu ukur 1 kedalam spektronik
20.
11. Mengukur %T menggunakan alat spektronik 20 dengan panjang
gelombang 480 nm.
12. Mengamati %T yang dihasilkan oleh larutan pada labu ukur 1.
13. Mengulangi perlakuan 9-12 sebanyak 4 kali dengan mengganti larutan
pada labu ukur 1 dengan larutan pada labu ukur 2, labu ukur 3, labu
ukur 4, dan labu ukur 5.
14. Mencatat hasil pengamatan pada table hasil pengamatan
C. Penentuan kadar besi dalam cuplikan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menyiapkan alat spektronik 20.
3. Memasukkan 3 mL larutan cuplikan kedalam labu ukur
4. Menambahkan 5 mL larutan KSCN 2 M.
5. Manambahkan 3 mL larutan HCl 4 N.
6. Menambahkan aquadest hingga tanda batas.
7. Menghomogenkan.
8. Memasukkan larutan tersebut kedalam kuvet.
9. Memasukkan kuvet yang berisi larutan tersebut kedalam alat spektronik
20 yang sudah di siapkan.
10. Mengukur %T menggunakan alat spektronik 20 dengan panjang
gelombang 480 nm.
11. Mengamati %T yang dihasilkan larutan tersebut.
12. Mencatat hasil pengamatan pada table hasil pengamatan.
V. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang di peroleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
No Panjang Gelombang %T Adsorban
1 410 0,33 0,48
2 420 0,29 0,53
3 430 0,25 0,60
4 440 0,22 0,65
5 450 0,2 0,69
6 460 0,19 0,72
7 470 0,18 0,74
8 480 0,18 0,74
9 490 0,19 0,72
10 500 0,2 0,69
11 510 0,22 0,65
12 520 0,26 0,58
13 530 0,3 0,52
14 540 0,25 0,60
15 550 0,40 0,39
16 560 0,46 0,33
17 570 0,52 0,28
18 580 0,59 0,22
19 590 0,64 0,19
20 600 0,69 0,16
21 610 0,74 0,13
22 620 0,77 0,11
23 630 0,81 0,09
24 640 0,83 0,08
25 650 0,86 0,06
B. Pembuatan Kurva Kalibrasi
No Konsentrasi Adsorban (y) x2 y2 xy
(x)
1 0 0,06 0 0,0036 0
2 1 0,16 1 0,0256 0,16
3 2 0,15 4 0,0255 0,30
4 3 0,61 9 0,3721 1,83
5 4 1 16 1 4
∑ 10 1,98 30 1,4398 6,29
C. Penentuan Kadar Fe Dalam Cuplikan
Sampel %T Adsorbansi
x 49 0,3098
VI. Reaksi-Reaksi
Persamaan reaksi yang terjadi dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

Fe3+(aq) + SCN-(aq) → [Fe(SCN)]2+(aq)

NH4Fe(SO4)- + KSCN → Fe(SCN) + (NH4)2SO4


VII.Perhitungan
A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
1. Pada ƛ 410 nm
A = -log T
%T = 33%
= -log 0, 03
33
= = 0,33 = 0, 48
100
2. Pada ƛ 420 nm
%T = 29% A = -log T
29 = -log 0, 29
= = 0, 29
100 = 0,53
3. Pada ƛ 430 nm
%T = 25% A = -log T
25 = -log 0, 25
= = 0, 25
100 = 0, 6
4. Pada ƛ 440 nm
%T = 22% A = -log T
22 = -log 0, 22
= = 0, 22
100 = 0, 65
5. Pada ƛ 450 nm
A = -log T
%T = 20%
= -log 0, 22
20
= = 0, 2 = 0, 69
100
6. Pada ƛ 460 nm
%T = 19% A = -log T
19 = -log 0,19
= = 0,19 = 0, 72
100
7. Pada ƛ 470 nm
%T = 18% A = -log T
18 = -log 0,18
= = 0,1
100 = 0, 74
8. Pada ƛ 480 nm
A = -log T
%T = 18%
= -log 0,18
18
= = 0,18 = 0, 74
100
9. Pada ƛ 490 nm
%T = 19% A = -log T
19 = -log 0,19
= = 0,19
100 = 0, 72
10. Pada ƛ 500 nm
%T = 20% A = -log T
20 = -log 0, 2
= = 0, 2
100 = 0, 69
11. Pada ƛ 510 nm
%T = 22% A = -log T
22 = -log 0, 22
= = 0, 22
100 = 0, 65
12. Pada ƛ 520 nm
%T = 26% A = -log T
26 = -log 0, 26
= = 0, 26
100
= 0,58
13. Pada ƛ 530 nm
%T = 30%
A = -logT
30
= = 0,3 = -log0,3
100
= 0,52
14. Pada ƛ 540 nm
%T = 25% A = -log T
25 = -log 0, 25
= = 0, 25
100 = 0, 60
15. Pada ƛ 550 nm
%T = 40% A = -log T
40 = -log 0, 4
= = 0, 4
100 = 0,39
16. Pada ƛ 560 nm
A = -log T
%T = 46%
= -log 0, 46
46
= = 0, 46 = 0,33
100
17. Pada ƛ 570 nm
%T = 52% A = -log T
52 = -log 0,52
= = 0,52
100 = 0, 28
18. Pada ƛ 580 nm
%T = 59% A = -log T
59 = -log 0,59
= = 0,59
100 = 0, 22
19. Pada ƛ 590 nm
%T = 64% A = -log T
64 = -log 0, 64
= = 0, 64
100 = 0,19
20. Pada ƛ 600 nm
%T = 69% A = -log T
69 = -log 0, 69
= = 0, 69
100
= 0,16
21. Pada ƛ 610 nm
%T = 74% A = -log T
74 = -log 0, 74
= = 0, 74 = 0,13
100
22. Pada ƛ 620 nm
%T = 77% A = -log T
77 = -log 0, 77
= = 0, 77
100 = 0,11
23. Pada ƛ 630 nm
%T = 81% A = -log T
81 = -log 0,81
= = 0,81
100 = 0, 09
24. Pada ƛ 640 nm
A = -log T
%T = 83%
= -log 0,83
83
= = 0,83 = 0, 08
100
25. Pada ƛ 650 nm
%T = 86% A = -log T
86 = -log 0,86
= = 0,86
100 = 0, 06

B. Penentuan kurva kalibrasi


1. Perhitungan konsentrasi larutan standar Fe

M1.V1 = M2 V2

100 ppm . 0 mL
a) M 2 =
50 mL
= 0 ppm
100 ppm . 0,5 mL
b) M 2 =
50 mL
= 1 ppm
100 ppm .1 mL
c) M 2 =
50 mL
= 2 ppm
100 ppm .1,5 mL
d) M 2 =
50 mL
= 3 ppm
100 ppm . 2 mL
e) M 2 =
50 mL
= 4 ppm
2. Perhitungan absorbansi larutan standar Fe

A= -Log %T
87
a) A = - Log
100
= - Log 0,87
= 0, 0604
69
b) A = - Log
100
= - Log 0, 69
= 0,1611
70
c) A = - Log
100
= - Log 0, 7
= 0,1549
24
d) A = - Log
100
= - Log 0, 24
= 0, 6197
10
e) A = - Log
100
= - Log 0,1
=1

3. Perhitungan konsentrasi cuplikan

Σy.Σx 2 - Σx.Σxy n Σxy - Σx.Σy


a) a = b) b =
n Σx 2 - (Σx) 2 n Σx 2 - (Σx) 2
(1,98)(30) - (10)(6, 29) 5(6, 29) - (10)(1,98)
= =
(5)(30) - (10)2 (5)(30) - (10) 2
59, 4 - 62,9 5(6, 29) -19,8
= =
150 -100 150 -100
3,5 11, 65
= =
50 50
= 0, 07 = 0, 233
4. Penentuan kadar besi dalam cuplikan

a) Adsorban b) Konsentrasi (x)


A = -Log %T Y = A + bx
= -Log 49% a-Y
x=
= -Log 0, 49 b
= 0,3098 0, 07 - 0,3049
x=
0, 233
0, 2398
=
0, 233
= 1, 029 ppm
VIII. Pembahasan

Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasark an


pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator
prismaatau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa.
alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang
digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif
maupun kualitatif denganmengukur transmitan ataupun absorban dari
suatu cuplikan sebagai fungsi darikonsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri,
sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang panjangnya tidak berbeda
banyak antara satu dengan yang lainnya,sedangkan dalam kalorimetri
perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam hubungan ini dapat
disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi, 1990).

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menerapkan metode kurva kalibrasi
pada penentuan kadar besi secara spektrofotometri sinar tampak (Staf Pengajar,
2019).

Prinsip dasar spektrofotometri sinar tampak adalah metode yang analisa


yang didasarkan atas serapan molekul dengan menggunakan radiasi sinar ultraviolet
dan sinar tampak, dengan panjang gelombang antara 160-780 nm. Prinsip kerja
spektrofotometri sinar tampak adalah interaksi yang terjadi antara sinar yang
merupakan monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul
(Abdillah, 2012).
Perlakuan pada percobaan ini terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
A. Penentuan panjang gelombang maksimum
Langkah pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Kemudian, menyiapkan alat spektronik 20. Setelah itu, Memasukkan 2,5 mL
larutan standar besi 100 ppm kedalam labu ukur 25 mL. kemudian,
menambahkan 2,5 mL larutan potassium tiosianat 2 M sehingga memperoleh
larutan yang berwarna merah bata fungsi dari larutan KSCN yaitu untuk
memberikan warna yang menyerap denga kuat sehingga dapat digunakan untuk
analisa besi dalam kadar kecil. Menambahkan larutan 1,5 mL larutan HCl 4 N
fungsi dari larutan HCl yaitu untuk memberikan suasana basa pada . Lalu,
menghomogenkan dan larutan tidak mengalami perubahan atau tetap berwarnah
merah bata. Memasukkan larutan yang telah dibuat kedalam kuvet hingga batas
ukur. Kemudian, mengukur % transmitan larutan pada panjang gelombang 410-
650.Mengamati % transmitan yang dihasilkan pada setiap panjang gelombang
sehingga memperoleh hasil ƛmaks pada panjang gelombang 480 nm dengan
adsorbansi 0,74.
B. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Langkah pertama yaitu Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Menyiapkan alat spektronik 20. Kemudian menyiapkan 5 buah labu ukur dan
memberi label pada setiap labu ukur. Memasukkan Larutan standar standar besi
sebanyak 0 mL pada labu ukur 1, 0,5 mL pada labu ukur 2, 1 mL pada labu ukur
3, 1,5 mL pada labu ukur 4 dan 2 mL pada labu ukur 5.Menambahkan pada
masing-masing labu ukur 5 mL larutan potassium tiosianat 2 M fungsi dari
larutan KSCN yaitu untuk memberikan warna yang menyerap dengan
kuatsehingga dapat digunakan untuk analisa besi dlam kadar kecil.
Menambahkan 3 mL larutan HCl 4 N pada masing-masing labu ukur fungsi dari
HCl yaitu untuk memerikan suasana asam dalam larutan standar besi.
Menambahkan aquadest hingga batas ukur pada masing-masing labu ukur.
Menghomogenkan masing-masing labu ukur sehingga memperoleh hasil pada
labu ukur 1 berwarna bening, labu ukur 2 berwarna merah bata, pada labu ukur
3 berwarna merah bata, labu ukur 4 berwarna merah bata, dan pada labu ukur 5
berwarna merah bata pula. Memasukkan masing-masing larutan pada labu ukur
kedalam kuvet yang telah disediakan. Memasukkan kuvet yang berisi larutan
kedalam spektronik 20 secara bergantian. Mengukur %T menggunakan alat
spektronik 20 dengan panjang gelombang 480 nm sehingga memperoleh hasil
pada konsentrasi 0 memiliki adsorbansi 0,06, konsentasi 1 memiliki adsorbansi
0,16, konsentrasi 2 memiliki adsorbansi 0,15, konsentrasi 3 memiliki adsorbansi
0,61 dan konsentrasi 4 memiliki adsorbansi 1.
C. Penentuan Kadar Fe Dalam Cuplikan
Langkah pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Menyiapkan alat spektronik 20. Memasukkan 3 mL larutan cuplikan kedalam
labu ukur 25 mL. Lalu, menambahkan 5 mL larutan KSCN 2 M fungsi dari
KSCN adalah memberikan warnayang menyerap dengan kuat sehingga dapat
digunakan dalam analisa besi dalam kadar kecil. Manambahkan 3 mL larutan
HCL 4 N berfungsi untuk memberikan suasana basa dalam larutan standar besi.
Menambahkan aquadest hingga tanda batas. Menghomogenkan sehingga
larutan berubah warna menjadi merah bata. Kemudian, memasukkan larutan
tersebut kedalam kuvet. Memasukkan kuvet yang berisi larutan tersebut
kedalam alat spektronik 20 yang sudah di siapkan. Mengukur %T menggunakan
alat spektronik 20 dengan panjang gelombang 480 nm sehingga memperoleh
hasil %T 49% dengan Adsorbansinya 0,3098.
Larutan blangko adalah larutan adalah pelarut sebelum ditambahkan
kompleks warna yang tidak berisi analit.fungsi larutan blanko adalah sebagai
pengoreksi adsorbansi senyawa kimia yang akan diukur.larutan cuplikan adalah
larutan yang akan ditentukan konsentrasinya dapat diidentifikasi dengan cara
membandigkan menggunakan spektrofotometer untuk mendapat nilai
adsorbansinya (Khopkar, 1990).
IX. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di Tarik dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Spektronik 20 adalah suatu alat yang mempunyai rentang panjang
gelombang dari 340 nm sampai dengan 600 nm. Alat ini hanya dapat
mengukur adsorbansi dengan sampel larutan berwarna.
2. Kurva kalibrasi digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat dengan
mengukur standar/larutan baku yang divariasikan konsentrasinya.
3. Konsentrasi cuplikan yang di peroleh yaitu 1,029 ppm
LEMBAR KOREKSI

PERCOBAAN 1

PENETAPAN BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK

Nama : Mita Rosita

Stambuk : A251 17 098

Kelas :B

Kelompok : IV (empat)

Asisten : Yaskripen Julius

Hari/Tanggal Keterangan TTD


DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, N. (2012) . Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Kendari: Universitas


Haluoleo.

Cahyadi. (2006). Kimia Instrumen . Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Fatimah. (2009). Kimia Analisis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Harjadi. (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT. Gramedia.

Hidayat. (2005). Kimia Analisis Instrumen. Bandung: Alfabeta.

Kartasasmita. (2009). Penentuan Kadar Besi dalam sediaan Tablet. Tasikmalaya:


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakhti Tunas Husada.

Staf Pengajar. (2019). Penuntun Praktikum Kimia Analisis Instrumen. Palu:


Universitas Tadulako.

Trianjaya. (2009). Penentuan Kadar Besi Pada Soft Water. Medan: Universitas
Sumatra Utara.

Watulingas. (2008). Buku Ajar Analisis Instrumen. Yogyakarta: Universitas Gadjah


Mada.
Grafik Panjang Gelombang
0.8
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4
0.3 Series1
0.2
0.1
650, 0.06
0
0 100 200 300 400 500 600 700
panjang gelombang

Grafik kurva kalibrasi


1.2

1
y = 0.2338x - 0.0683
0.8 R² = 0.853
Absorbansi

0.6

0.4

0.2

0
0 1 2 3 4 5
-0.2
konsentrasi

Anda mungkin juga menyukai